• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

Dalam dokumen Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN: (Halaman 67-80)

a. Permainan Sepak Takraw

Permainan sepak takraw berlangsung tanpa menggunakan tangan untuk memukul bola bahkan bola tidak boleh menyentuh lengan.Bola hanya menyentuh atau dimainkan kaki, pada dada, bahu, dan kepala.Permainan sepak takraw diawali dengan sepak mula sebagai servis yang dilakukan oleh tekong.Sepak mulai dilakukan tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan ke tekong. Pelambung adalah salah satu pemain depan, pada waktu dia melambungkan bola kea rah tekong. Tekong harus berada didalam lingkaran yang telah disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu melakukan sepak mula salah satu kakinya harus tetap berada didalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula salah satu kakinya harus

tetap berada didalam lingkaran tempat tekong melakukan sepak mula. Tekong mengarahkan bola kedaerah lawan melaui atas net (jaring), dilain pihak lawan harus menerima bola itu dan mengembalikan ke dalam lawan. Dalam hal ini mereka diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali (Sudrajad Prawirasaputra, 2000). Dengan demikian perlulah bahwa seorang pemain sepak takraw itu banyak berlatih diri dengan menggunakan kaki atau sepakan. Namun tidak berarti bahwa unsur lain atau kemampuan lain tidak perlu atau tidak penting yang dapat diabaikan, factor-faktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi Sepak Takraw.

Salah satu daya tarik yang ditemui dalam permainan Sepak Rakraw adalah teletak pada gerakan Smash. Smesh merupakan gerakan terakhir dalam gerakan kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan adalah suatu proses mempersiapkan oranisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi maksimal yang diberi beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya (Suharno, 1978).

Permainan sepak rakraw dilakukan oleh dua regu yang berhadapan didepan lapangan yng disahkan oleh net (jaring) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu yang berhadapan tediri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1294

lainya menjadi pemain depan yang berada disebelah kiri dan kanan disebut apit kiri dan apit kanan.

Ada beberapa komponen pendukung yang harus diperhatikan dalam pencapaian prestasi seorang atlit dalam permainan sepak Takraw (Suharno, 1978; 54).diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Contohnya Apabila seorang pemain menerima smash dari lawan atau pada saat latihan beban untuk event yang besar (SEA GAMES, PON, dan lain- lain)

2. Daya tahan (Endurance) dalam hal ini dikenal 2 macam daya tahan. Daya tahan Umum (General Endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru – paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus rnenerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot – otot. dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.b aya tahan Otot (Local Endurance) adalah kemampuan

seseorang dalam

mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu. Contohnya: Seorang pemain yang akan menghadapi suatu turnamen pertandingan yang besar, secara otomatis

pemain tersebt harus berlatih lebih tekun, rutin dan keras serta bagaimana pemain tersebut menghadapi lawan tanding dalam tim agar tim / regunya menang. 3. Daya Ledak (Muscular Power)

adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek – pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak. Contohya: seperti pelompat tinggi. Tolak peluru atau seorang pemain sepak takraw melakukan smash atau memblok bola.

4. Kecepatan (Speed) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.Contoh: Seorang pelari cepat, pukulan dalam tinju, pembalap sepeda, pemanah atau seorang pemain melakukan servis keras, dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan eksplosive.

5. Daya Lentur (Flexibility) adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian din untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal mi akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Contoh: Seorang pemain sepak takraw melakukan servis, seorang pelompat gaya flute atau seorang perenang melakukan pembalikan gaya bebas.

6. Kelincahan (agility), adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di arena tertentu. Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1295

Contoh: Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya baik.Setiap pemain dalarn regu sepak takraw mampu memainkan bola dengan berbagai macam gaya atau aksi dalam permainan sepak takraw bulatan (circle games) dengan waktu 10 menit.

7. Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam – macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contoh: Seorang pemain tenis kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila dapat bergerak ke arah bola sambil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan benar atau seorang pemain sepak takraw memainkan bola kemudian melakukan smash. 8. Keseimbangan (Balance) adalah

kemampuan seseorang

mengendalikan organ-organ syaraf otot. Contoh: Bagaimana seorang pesenam melakukan gerakar hand stand, meniti di balok titian atau seorang pemain sepak takraw setelah melakukan smash dapat jatuh dengan posisi yang benar.

9. Ketepatan (Accuracy), adalah kemampuan seorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.Contoh: Seorang pemain

sepak takraw, bola voly ataupun sepak bola mengarahkan bola agar tidak dapat diterima oleh lawan (baik smash maupun tendangan)

10. Reaksi (Reaction), adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera syaraf atau feeling lainnya. Contoh: Bagaimana seorang pemain sepak takraw menerima bola dari lawan, apakah akan di smash atau diumpankan ke teman (melihat situasi) atau seorang penjaga gawang dalam mengantisipasi datangnya bola (ditangkap atau di tip atau di tendang).

b. Kelentukan tubuh (flexibilitas) Kelentukan tubuh (flexibilitas) adalah kemampuan dari seseorang untuk berubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki (Suharno HP (1995: 33). Sedangkan menurut Nossek Jossef (1992: 93) menyatakan bahwa, kelentukan tubuh diidentitaskan dengan kemampuan mengkoordinasikan dari gerakan- gerakan, kemampuan keluwesan gerak, kemampuan memanuver sistem motorik atau deksteritas. Harsono (1998 : 172) berpendapat Kelentukan tubuh merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Kelentukan sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah kemampuan dari suatu individu untuk Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1296

menggerakkan tubuh dan bagian- bagiannya di mana lebar bidang gerakan tanpa merasakan ketegangan pada artikulasi-artikulasi dan pemasangan-pemasangan otot. Ketika kita berbicara tentang kelentukan, tidak terelakkan kita mendengar istilah seperti: pembelokan (flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh yang menyebabakan pengurangan (memperkecil) sudut sendi pada sumbu tranversal/horizontal atau bidang sagital; perluasan (extension), yakni gerakan ruas tubuh kearah kebalikan dari flexion yang

menyebabkan penambahan

(pembesaran) sudut sendi; hyperextension, yakni di mana sudut dari suatu sambungan persendian diperluas di luar cakupannya yang normal; persendian ganda , yakni suatu kondisi yang hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian istilah tersebut digunakan ketika mengacu pada seseorang dengan kelentukan yang tidak biasa di dalam posisi- posisi tertentu; dan akhirnya, musclesboundness (otot tak berbatas), yakni satu istilah yang digunakan untuk menguraikan kasus-kasus dari kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni ketika seseorang mengalami perkembangan otot yang bagus sekali. Dengan mengabaikan bagaimana Anda menggambarkan atau menguraikannya, kelentukan menyediakan dimensi-dimensi lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan yang lebih tinggi digabungkan dengan beberapa implikasi penting akan keselamatan yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu, pengukuran kelentukan

menyoroti konsep-konsep lain yang harus dikenali dengan baik guna memilih dan memberi penilaian (sore) test-test yang tersedia.

Kelentukan tubuh merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelentukan tubuh pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Kelentukan tubuh terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabut- serabut otot dan kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya (Baley, James A.,1996 :198). M. Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan Kelentukan tubuh sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti Kelentukan tubuhnya cukup tinggi. Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8), Kelentukan tubuh adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak- balik memerlukan kontraksi secara bergantian pada kelompok Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1297

otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru. Gerakan Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian.

Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui pada rogram latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam Kelentukan tubuh akan lebih unggul (Baley, James A.,1996 : 199).

Dari beberapa pendapat tersebut tentang Kelentukan tubuh dapat ditarik pengertian bahwa, kelentukan tubuh adalah kemampuan seseorang untuk mengubah arah atau posisi tubuh secara cepat dan efektif di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan kelentukan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot- ototnya. Kelentukan tubuh biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi

tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.

Kelentukan tubuh yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat berlatih maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Kelentukan tubuh ditentukan oleh faktor kecepatan bereaksi, kemampuan untuk menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan kelentukan tubuh adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga

memberikan kemungkinan

seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.

Kegunaan Kelentukan tubuh sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, khususnya sepakbola. Suharno HP (1995 :33) mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh adalah untuk menkoordinasikan gerakan- gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik- teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan adalah sebagaj berikut:

1) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1298

Kelentukan Tubuh.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kelentukan tubuh menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1994 : 8-9) adalah : a) Tipe tubuh. Seperti telah

dijelaskan dalam pengertian Kelentukan tubuh bahwa gerakan- gerakan Kelentukan tubuh menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf .

b) Usia. Kelentukan tubuh anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) Kelentukan tubuh tidak meningkat,bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, Kelentukan tubuh meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali. c) Jenis kelamin. Anak laki-laki

menunjukkan Kelentukan tubuh sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.

d) Berat badan. Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi Kelentukan tubuh. e) Kelelahan. Kelelahan mengurangi

ketangkasan terutama karena

menurunnya koordinasi.

Sehubungan dengan hal itu

penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul. 2) Sifat Alami Kelentukan tubuh

Kelentukan tidak ada sebagai suatu karakteristik umum yang tunggal, tetapi sebagai suatu kemampuan sangat spesifik kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi, seseorang yang sangat fleksibel dalam satu gabungan-gabungan, bisa rata- rata di dalam gabungan yang lain, dan sangat tidak fleksibel di dalam bagian yang ketiga. Seperti komponen- komponen lain dari kebugaran fisik, kelentukan dapat diperbaiki melalui latihan. Banyak studi-studi mandiri yang mengungkapkan perbaikan penting sebagai hasil dari latihan yang reguler/teratur. Anak-anak, usia 6 sampai 2, secara umum jadinya semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka menjangkau masa remaja. Lebih dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan anak-anak-anak-anak perempuan yang diperbandingkan berdasarkan usia setuju bahwa anak- anak perempuan secara umum lebih fleksibel.

Prosedur latihan kelentukan spesifik yang disertai metode peregangan statis dan metode peregangan balistik telah dipelajari dengan hasil signifikan yang dilaporkan untuk masing-masing. Meski tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua metode, penelitian Riddle menandai masing- masing metode untuk bersifat superior terhadap suatu kombinasi keduanya. Di tahun terakhir, bagaimanapun, pendidik-pendidik jasmani dan pelatih-pelatih atletik lebih menyukai metode peregangan Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1299

yang statis, mereka mengaku lebih sedikit kesempatan otot untuk mencair dan tegang.

c. Kemampuan Teknik Servis Peranan lompat tegak atau vertikal jump merupakan salah satu unsur yang sangat dominan dalam mendukung permainan sepak takraw, karena hal ini merupakan koordinasi gerak permainan yang sangat efektif dan sangat menunjang keahlian dalam bermain sepak takraw dalam melakukan smash ataupun blocking untuk menambah point atau angka. Sehingga perlu sekali para pemain diberikan bentuk–bentuk latihan yang sifatnya dapat meningkatkan daya ledak pemain. Adapun bentuk latihannya dapat berupa vertikal jump, plyometrik ataupun squat jump, agar nantinya dapat terbentuk power yang sangat bagus.

Menurut Nurhasan (1980 : 23) menyebutkan bahwa secara operasional vertikal jump atau lompat tegak lurus adalah cara untuk mengukur lompatan tegak tanpa awalan atau mengukur power tungkai, oleh karena itu lompat tegak penting untuk dilatihkan disanping faktor lain yang mendukung dalam pembentukan power.

Menurut Hadi Basuki (1968 : 4) menyebutkan bahwa di dalam permainan sepak takraw lompatan tegak sangat penting artinya. Karena di dalam membuat nilai dengan jalan bertahan atau menyerang maupun berusaha untuk pindah bola semua pemain di depan net harus melompat pada waktu melakukan smash atau blocking.

Berdasarkan dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan power atau daya ledak sangat penting bagi para pemain sepak takraw, mengingat unsur ini sangat mendukung di dalam melakukan aktivitas gerakan yang sifatnya mendadak dan perlu dilakukan gerakan yang secepat mungkin. Disamping banyak faktor lain yang masih perlu untuk diperhatikan, misalnya unsur fleksibilitas, unsur kecepatan bergerak dan ketepatan mereaksi.

Bila diatas telah dijelaskan tentang unsur dan peranannya maka selanjutnya didalam proses melakukan smash atau blocking, nampaknya perlu dipertimbangkan masalah tumpuan atau ketepatan di dalam menumpu, tumpuan yang baik disaat melakukan smash atau blockin adalah bila antara datangnya bola diatas net dengan lompatan baik tanpa awalan maupun menggunakan awalan tepat dengan reaksi disaat akan melakukan smash atau blocking. Di dalam kemampuan ketepatan servis terdapat taktik yang harus dijalankan oleh pemain, menurut Untung Suharjo (1987 : 147) mengemukakan bahwa ketepatan atau taktik servis dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut:

1) Servis ditujukan pada tempat yang kosong

2) Kalau ada lawan yang membuat block, servis dibelokkan

3) Ketepatan servis perlu diantisipasi datangnya dengan ketinggian bola 4) Semua bola dapat diservis sesuai

dengan arah yang dituju.

Servis pada prinsipnya selalu ditujukan pada tempat yang kosong. Bagi orang–orang yang tinggi badannya dan mampu melompat Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1300

tinggi, maka servis akan lebih berhasil bila dilakukan agak tinggi bolanya dan lebih mudah untuk mengatur dan arah yang dituju. Jadi untuk mendapatkan nilai yang banyak perlu adanya strategi permainan, termasuk dalam melakukan pola – pola penyerangan dan pola pertahanan sehingga hal ini akan dapat memotivasi din pada pemain.

Disamping itu ada juga ahli berpendapat bahwa Servis adalah suatu teknik penyajian bola pertama dalam permainan sepak takraw” (Hengky Talakua, Pengda Persetasi Jatim ; 1992:8)

Adapun jenis-jenis servis dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut:

1) Servis dari bawah (untuk pemula) 2) Servis keras terarah

3) Servis tinggi ke belakang (Servis Loop)

4) Servis dekat bibir net (servis Drop) 5) Servis Plintir (Servis Screw)

Didalam melakukan servis pada cabang permainan sepak takraw terdapat beberapa komponen gerakan. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah sikap pada saat melakukan gerak kerja, Gerak kerja servis permainan sepak takraw, terdiri dari:

1) Tekong berada pada posisinya yaitu salah satu kaki berada dalam lingkaran dan satu kaki lagi berada di luar lingkaran.

2) Berat badan berada pada kaki tumpuan (kaki kanan atau kiri) 3) Salah satu tangan diangkat ke

depan sebagai arahan permintaan bola.

4) Togok badan lurus menghadap ke depan kearah pelambung bola.

5) Bola dilambungkan oleh apit sesuai dengan permiritaan tekong 6) Pada saat bola sudah

dilambungkan (inplay) tekong mengayunkan kaki yang di luar lingkaran ke arah bola untuk menyepak kearah sasaran yang diinginkan di daerah lapangan lawan.

Untuk memperoleh gerak kerja servis sepak takraw yang optimal, kita harus memperhatikan tahap – tahap awal atau cara berlatih servis yang baik seperti tersebut diatas dan hal tersebut dilakukan berulang kali sehingga pemain itu mahir.

d. Hubungan Kelentukan Tubuh dengan Teknik Ketepatan Servis Diatas telah peneliti jelaskan bahwa

faktor kelentukan atau fleksibilitas tubuh sangat diperlukan sekali bagi seorang pemain sepak takraw yang handal atau mahir, dikarenakan terlalu kompleknya gerakan koordinatif mulai dari gerakan kaki sampai kepala. Sehingga seorang pemain yang mempunyai fleksibilitas tubuh yang optimal disertai dengan latihan – latihan yang rutin, kontinyu berkesinambungan serta tidak mudah putus asa dapat dipastikan pemain tersebut dalam melakukan servis bola akan selalu tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Selanjutnya dikatakan bahwa unsur– unsur dasar bagi suatu olahraga permainan agar berprestasi baik di tingkat lokal, nasional maupun dunia harus meliputi:

1) Faktor kondisi fisik, terutama kecepatan, fleksibilitas, daya tahan, tenaga lompatan dan tujuan Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1301

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1302 akhir yang diarahkan kepada

ketrampilan.

2) Faktor teknik, sikap awalan menerima umpan teknik, tendangan (tekong) dan penempatan bola pada daerah yang dituju.

Selanjutnya dalam upaya mendapatkan hasil ketepatan bola pada sasaran tentunya perlu dukungan sikap koorinatif tubuh yang baik.

Menurut Hossek, (1982)

menyebutkan ada 3 macam prinsip kecepatan dalam rnendukung olahraga permainan yaitu:

1) Kecepatan sprint, yaitu merupakan kemampuan organisme untuk bergerak ke depan dengan cepat. 2) Kecepatan reaksi, yaitu merupakan

kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat rangsangan itu bisa berupa suara atau pendengaran.

3) Kecepatan sprint merupakan kemampuan organisme untuk bergerak ke depan dengan cepat, kecepatan ini ditentukan oleh kekuatan otot dan persendian.

Kecepatan reaksi merupakan kecepatan menjawab suatu rangsangan dengan cepat, rangsangan itu berupa suara atau pendengaran, kecepatan ini ditentukan oleh iritabilitas susunan syaraf, daya orientasi situasi dan ketajaman panca indera.

Kecepatan bergerak merupakan kecepatan mengubah arah dalam gerakan yang utuh, kecepatan ini ditentukan oleh kekuatan otot, daya ledak, daya koordinasi gerakan, kelincahan dan keseimbangan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ” untuk

mengetahui apakah ada korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat dalam permainan sepak takraw pada siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan penelitian “paradigma sedeerhana”. Adapun secara konseptual rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 5).

Gambar 1. Paradigma Sederhana Berdasarkan gambar tersebut diatas maka:

X = Fleksibilitas Tubuh Y = Kemampuan Servis

Adapun alat pengukur fleksibilitas tubuh adalah sebagai berikut:

a. Fleksimeter

b. Bangku/mistar dengan ukuran tinggi 50 cm.

c. Buku catatan nilai data/ rekapitulasi data.

Gambar 2. Alat Pengukur Fleksibilitas Tubuh

Adapun Alat Pengukur Kemampuan Servis Bola adalah

Dalam dokumen Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN: (Halaman 67-80)