• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN:"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Vol. 6 No. 1, Januari – Juni 2016 ISSN 2088-0324 JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN

SUSUNAN REDAKSI Pelindung dan Penasehat

Muslim, S.Sos Ketua Yayasan STKIP Taman Siswa Bima

Dr. Ibnu Khaldun, M.Si. Ketua STKIP Taman Siswa Bima Penganggung Jawab

Mariamah, M.Pd Ketua LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Tim Penyunting Asriyadin, M.Pd.Si Nanang Diana, M.Pd. Penyunting Pelaksana Irfan, M.Or Furkan.M.Or

Shutan Arie Shandi.M.Pd Penyunting Ahli (Mitra Bestari)

Dr. Kholiq Mutohir Alamat Redaksi

Redaksi Jurnal Pendidikan MIPA LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Jln. Lintas Bima – Tente Palibelo. Tlp (0374) 42891 Email: lppm_tsb@yahoo.com

Jurnal Pendidikan Olahraga STKIP Taman Siswa Bima, terbit 2 kali setahun dengan edisi Januari – Juni dan Juli - Desember. Sebagai media informasi, pemikiran dan hasil penelitian yang berkaitan dengan pendidikan Olahraga.

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan

(3)

Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN: 2088-0324

DAFTAR ISI

Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Jauhnya Lemparan Ke Dalam Pada Permaianan Sepak Bola Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 2 Dompu Semester I Tahun

Pelajaran 2014/2015 ... 1232 – 1242 RABWAN SATRIAWAN

Pengaruh Tinggi Badan Terhadap Ketepatan Servis Atas

Dalam Permainan Bola Voli ... 1243 – 1253 SAMSUDIN

Meningkatkan Keterampilan Teknik-Teknik Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Kelas V Di SDN Panda Kabupaten Bima

Menggunakan Metode Demonstrasi ... 1254 – 1261 SRI LASTUTI & SITI MAANI

Survei Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasisiswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Woha dalam Mengikuti Mata

pelajaran Pendidikan Jasmani ... 1262 – 1280 SHUTAN ARIE SHANDI

Korelasi Antara Fleksibilitas Tubuh Terhadap Kemampuan

Teknik Servis Yang Tepat Dalam Permainan Sepak Takraw ... 1281 – 1291 AGUSTINUS DAN SAMSUDIN

Meningkatkan Kecepatan Dan Kelincahan Dalam Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten

Bima ... 1292 – 1306 SRI LASTUTI & RAFIDIN

Hubungan Antara Keseimbangan Statis Dengan Kecepatan

Tendangan Depan Pada Pencak Silat Perguruan Cempaka

Putih Kota Ternate ... 1307 – 1312 ROSLIAH MUHAMMAD

Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SDN Inpres Sie 1

Tahun Pelajaran 2015/2016... 1313 – 1324 FURKAN, SHUTAN ARIE SHANDI DAN KHAIRUL AMAR

Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Dengan Menggunakan Ban Dalam Pembelajaran Pjok Pada Siswa

Kelas IV & V SDN Inpres Diha Tahun Pelajaran 2015/2016... 1325 – 1332 FURKAN, MIRWAN DAN RABWAN SATRIAWAN

(4)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1231 HUBUNGAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN

ROLL DEPAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TIDORE KEPULAUAN

... 1333-1338 TAHER HAMISI & MAHATMA RAISON PRIBADI

(5)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1232 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA

PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

RABWAN SATRIAWAN STKIP TAMAN SISWA BIMA rabwansatriawan91@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permaianan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif.. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu Tahun 2014/2015 yang berjumlah 118 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara propotional random sampling dengan pengambilan sebesar 20% agar dapat mewakili dari jumlah populasi dengan jumlah sampel sebanyak 25 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis analisis statistik korelasi product moment. Hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396. Kenyataan ini menujukan bahwa nilai rxyyang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas penolakan hipotesis nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015.

Kata kunci: Kekuatan otot lengan, lemparan ke dalam, sepakbola. PENDAHULUAN

Permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang paling terkenal di dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri, bahkan di Indonesia olahraga ini sangat banyak peminatnya. Pertandingan sepak bola tidak hanya dilaksanakan antar klub saja, namun sering juga diadakan antar instansi, antar sekolah dan antar perguruan tinggi. Pada suatu pertandingan sepak

bola yang dimainkan oleh klub-klub yang terkenal dengan pemain-pemain yang mempunyai teknik tinggi, seorang berani membeli karcis walaupun harganya relatif mahal.

Untuk menjadi pemain sepak bola yang berprestasi, di samping harus memenuhi persyaratan fisik yang baik seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, kelenturan dan lain-lain, juga dituntut untuk menguasai

(6)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1233 teknik-teknik dasar yang baik seperti

teknik dasar mengiring, menendang,

melempar, mengoper dan

menghentikan serta menyundul bola. Melempar bola merupakan salah satu teknik yang kurang mendapat perhatian oleh para pelatih, padahal teknik tersebut sering menjadi penyebab terjadinya gol, karena melempar akan lebih terarah ke tujuan yang kita inginkan.

Walaupun lemparan ke dalam tidak dapat dilakukan untuk mencetak gol secara langsung dalam permaianan sepak bola. Jika kita perhatikan, tidak sedikit para pemain yang mampu melempar bola dari pinggir garis samping sampai di depan gawang lawan sehingga dapat tercipta gol baik dengan cara ditendang' ataupun disundul. Kemampuan pemain untuk dapat melempar bola sedemikian jauh, kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelenturan otot punggung, kekuatan ataupun daya ledak otot bahu, sikap dan posisi badan saat melakukan lemparan ke dalam dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian tentang “Hubungan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permaianan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”.

Kajian Pustaka

Menurut Sucipto, dkk. (2000: 7), sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir

seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangannya didaerah hukumannya.

Menurut Agus Salim, yang di kutip oleh Subagyo Irianto, dkk (2010: 6), bahwa pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan kaki yang dilakukan dengan tangkas, cepat, dan baik. Tujuan sepakbola mencetak gol sebanyak- banyaknya sesuai aturan yaitu selama dua kali 45 menit.

Dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang. Sepakbola bertujuan mencetak angka sebanyak mungkin selama dua kali 45 menit. Kemenangan diperoleh apabila tim yang paling banyak mencetak gol ke gawang lawan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sepak bola merupakan olahraga yang

berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11 orang dalam satu tim atau regu. Permainan ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa dan orang tua baik laki-laki maupun perempuan.

Seorang pemain sepak bola, agar mencapai prestasi yang baik dituntut memenuhi persyaratan fisik, Teknik, taktik dan mental yang baik. Persyaratan fisik yang dimaksud antara lain kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, sedangkan yang berhubungan dengan faktor mental dan

(7)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1234 taktik, diperlukan kerjasama yang baik

dalam suatu pelaksanaan pertandingan. Di samping faktor-faktor tersebut di atas, faktor teknik juga sangat penting untuk mendapatkan perhatian dalam upaya pembinaan prestasi sepak bola. Adapun beberapa macam teknik dasar yang perlu mendapat perhatian, menurut Subagyo Irianto, dkk (2010: 24) adalah sebagai brikut:

1. Teknik gerak tanpa bola

Teknik gerak tanpa bola terdiri: a) Teknik lari

b) Teknik melompat c) Teknik gerak tipu badan 2. Teknik gerak dengan bola

Tenik gerak dengan bola terdiri dari:

a) Teknik menendang b) Teknik menerima bola c) Teknik menggiring bola d) Teknik menembak kearah

sasaran

Sedangkan Sucipto (2000: 32) menyebutkan ada beberapa Teknik dasar dalam permainan sepak bola yakni :

1. Teknik Badan, yang terdiri dari : a) Teknik lari

b) Teknik lompat

c) Gerak tipu dengan badan d) Sikap pertahanan

2. Teknik Dengan Bola, yang terdiri dari:

a) Shooting (menendang bola) Menurut Danny Mielke (2009: 67), bahwa seorang pemain harus menguasai keterampilan gerak dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkannya. Seorang pemain yang memiliki keterampilan shooting yang baik tidak akan kesulitan untuk

melakukan tendangan shooting ke arah gawang dari berbagai posisi di lapangan.

Selanjutnya Danny Mielke (2009: 68), ketika melakukan shooting dekati bola dari arah yang sedikit menyamping. Usahakan langkah kaki pendek-pendek dan cepat. Tempatkanlah kaki yang menjadi tumpuan kira-kira satu langkah di samping bola dengan ujung kaki menghadap ke gawang. Tariklah kaki yang digunakan untuk menendang ke belakang tubuh dengan di tekuk 90 derajat. Usahakan posisi lutut, tubuh, dan kepala sejajar dengan bola. Pergelangan kaki terkunci dan ujung kaki menghadap ke bawah. Ayunkan kaki mengikuti garis lurus tendangan. Pertahankan ujung kaki tetap lurus sampai mendarat di tanah. Momentum tendangan harus membawa tubuh maju ke depan melebihi titik persentuhan. Gunakan kaki untuk menendang sebagai tumpuan untuk mendarat. b) Heading (menyundul bola)

Menurut Danny Mielke (2009: 49), bahwa salah satu ciri unik dalam sepakbola adalah kepala boleh digunakan untuk memainkan bola di udara. Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam. Heading berfungsi mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau mengoper ke pemain satu tim.

Dalam menyundul bola kepala dapat digunakan secara efektif untuk mengarahkan bola yang melambung di udara. Jika dilakukan dengan baik dan benar teknik ini tidak membuat pemain

(8)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1235 kesakitan. Teknik menyundul ini dapat

dilakukan untuk mengoper bola ke arah pemain lain atau mengarahkan bola ke gawang (Robert Koger, 2007: 33).

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa heading merupakan keterampilan dasar memainkan bola di udara dengan kepala. Heading dapat berfungsi untuk mencetak angka atau sekedar memberi operan kepada pemain satu tim.

c) Trapping (menahan)

Menurut Danny Mielke (2009: 29), trapping terjadi ketika seorang pemain menerima passing atau menyambut bola dan kemudian mengontrolnya. Sehingga pemain tersebut dapat bergerak dengan cepat untuk melakukan dribbling, passing, atau shooting. Saat melakukan trapping pemain menggunakan bagian tubuh yang sah (kepala, tubuh, dan kaki).

Menurut Robert Koger (2007:29), bahwa trapping adalah menghadang bola yang melaju ke arah pemain baik menggunakan kepala, dada, paha, dan kaki pemain. Maka dapat disimpulkan bahwa trapping adalah keterampilan gerak dasar bermain sepakbola yang dilakukan seorang pemain sepakbola ketika menerima bola dari pemain lain.

1) Trapping Menggunakan Kaki Bagian Dalam

Dalam melakukan kontrol bola pemain dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan kaki bagian dalam. Kebanyakan situasi di lapangan yang penuh tekanan dari pemain lawan memungkinkan seorang pemain melakukan trapping dengan kaki bagian dalam. Trapping menggunakan kaki bagian dalam,

memberikan peluang yang baik terhadap pemain untuk memainkan bola dengan cepat, membawa bola ataupun mengoper bola ke pemain satu tim.

Menurut Danny Mielke (2009: 30),

dalam melakukan trapping

menggunakan kaki bagian dalam koordinasi mata dan kaki sangat penting. Perhatikan bola saat mendekat dan tempatkan kaki segaris dengan arah bola yang datang. Posisi tubuh harus tetap seimbang di atas kaki yang tidak menerima bola. Pada saat bola datang gunakan kaki bagian dalam dengan melemaskan kaki dan tariklah kaki ke belakang untuk menyerap kekuatan bola tersebut. Kemudian ambilah posisi untuk melakukan permainan.

2) Trapping Menggunakan Dada Menurut Danny Mielke (2009: 33), bahwa ketika melakukan trapping terhadap bola di udara gunakan prinsip yang sama seperti teknik trapping di tanah. Melakukan trapping pada saat bola di udara dapat dilakukan dengan dada hal itu jauh lebih baik dari pada harus mengangkat kaki, jika meleset dapat diambil lawan.

Selanjutnya Danny Mielke (2009: 33), dalam melakukan trapping menggunakan dada, perhatikan bola ketika mendekat dan tentukan arah gerakan untuk menerimanya. Posisikan tubuh benar-benar seimbang dan sejajar dengan bola. Ketika bola datang sentuhlah bola dengan melemaskan tubuh dan jangan melawan kekuatan bola akan tetapi seraplah kekuatan bola. Jatuhkan bola tepat dihadapan pemain untuk melanjutkan permainan dengan cepat.

(9)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1236 Menggiring bola (dribbling) ialah

mengulingkan bola di tanah sambil berlari. Meskipun menggiring bola hanya dilakukan dalam keadaan terpaksa, tetapi setiap pemain sepakbola harus dapat melakukan dengan baik.

Menurut Robert Koger (2007: 51), bahwa Dribbling adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan menggunakan kaki. Dalam melakukan dribbling bola harus selalu dekat dengan kaki pemain agar mudah dikontrol. Pemain tidak harus selalu melihat bola akan tetapi melihat sekeliling lapangan, mengawasi situasi lapangan, dan melihat pergerakkan pemain lawan.

Menurut Danny Mielke (2009: 1), bahwa “dribbling adalah keterampilan gerak dasar dalam permainan sepakbola”. Dalam melakukan dribbling pemain harus mampu menguasai bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan. Maka dapat disimpulkan bahwa dribbling dalam permainan sepakbola merupakan penguasan bola dengan kaki saat pemain bergerak di dalam lapangan permainan. Adapun cara melakukan teknik dribbling sebagai berikut:

1) Dribbling Menggunakan Sisi Bagian Dalam

Menurut Danny Mielke (2009: 2), bahwa dribbling menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain dapat menggunakan sebagian besar permukaan kaki, sehingga penguasaan bola menjadi besar. Melakukan dribbling dengan kaki bagian dalam akan menjaga bola diantara kedua kaki dan memberikan

perlindungan yang lebih baik dari lawan.

Selanjutnya Danny Mielke (2009: 2), bahwa dalam melakukan dribbling menggunakan kaki bagian dalam. Sentuhlah bola dengan kaki bagian dalam dan posisikan kakimu tegak lurus dengan bola. Tendanglah bola dengan pelan untuk menguasai arah bola. Ketika melakukan dribbling dengan kaki usahakan bola tetap berada didekat kaki. Pertahankan bola tetap dalam jarak satu langkah. Pertahankan kepala tetap tegak dan fokuskan pandangan mata ke depan.

2) Dribbling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Luar

Menurut Danny Mielke (2009: 4), bahwa driblling menggunakan kaki bagian luar ini berfungsi untuk mengontrol bola pada saat pemain sedang berlari, dan pada saat mendorong bola untuk mengusai bola tetap berada di sisi bagian luar kaki. Pemain yang baik mampu melakukan dribbling kaki bagian luar secara bergantian dengan kaki bagian dalam, tanpa harus mengurangai kecapatan lari dan kontrol bola.

Selanjutnya Danny Mielke (2009: 4), bahwa posisi tubuh sangat penting dalam melakukan dribbling menggunakan sisi kaki bagian luar. Dalam melakukan dribbling menggunakan sisi kaki bagian luar usahakan tetap menjaga keseimbangan tubuh. Usahakan jarak antara kedua kaki tidak terlalu jauh pada saat mendorong bola ke depan. Pandangan mata.

3) Dribbling Menggunakan Kura- kura Kaki

(10)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1237 Menurut Robert Koger (2007: 51),

bahwa Dribbling adalah metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan menggunakan kaki. Dalam melakukan dribbling bola harus selalu dekat dengan kaki pemain agar mudah dikontrol.

Menurut Danny Mielke (2009: 5), bahwa dribbling menggunakan kura- kura kaki digunakan pada saat pemain ingin bergerak cepat di lapangan. Pada saat kaki bergerak ke depan, turunkanlah sedikit ujung jari kaki dan sentuhlah bola menggunakan kura-kura kaki.

e) Throw in (lemparan kedalam)

Selanjutnya dijelaskan bahwa lemparan kedalam (throw in) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) Posisi tangan

a. Kedua tangan diletakkan pada samping bola dan saling berhadapan

b. Kedua tangan diletakkan berdampingan pada bagian bola yang berlawanan dengan arah lemparan

2) Posisi kaki

a. Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua ujung kaki sejajar dengan garis samping (melempar dengan berdiri ditempat)

b. Salah satu kaki diletakkan didepan kaki yang lain. Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua kaki sejajar dengan garis samping dan Inside Foot dari kaki depan menghadap lapangan

c. Kedua kaki diletakkan dengan posisi kedua kaki sejajar dengan garis samping Outside Foot dari kaki dengan menghadap kedalam

lapangan.

1. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan salah satu unsur dari aspek fisik yang memberikan hubungan terhadap peningkatan kemampuan penampilan seseorang. Hampir semua cabang olahraga membutuhkan unsur tersebut, seperti sepakbola, bolavoli, panjat tebing, dayung, karate, pencak silat,. tae kwon do dan sebagainya digunakan pada saat menendang (kekuatan otot tungkai). Sedangkan kekuatan otot lengan dibutuhkan pada saat mengangkat beban, menolak, melempar dan Iain-lain pada setiap cabang olahraga yang memerlukan gerakan-gerakan tersebut.

Mengenai pengertian tentang kekuatan, ada beberapa pakar memberikan definisi sebagai berikut : Menurut Sajoto (2001: 37), yang dimaksudkan dengan kekuatan otot lengan adalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot- ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu.

Suharno (2003: 24)

menyatakan bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktifitas olahraga.

Dari beberapa pengertian tesebut di atas dapat dijabarkan pula bahwa kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi beban dengan berat dan waktu tertentu.

(11)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1238 Ditinjau dari aktifitas geraknya

menurut Suharno (2003: 29) kekuatan terdiri dari beberapa macam, yakni: 1) Kekuatan maksimal, yaitu

kemampuan otot dalam kontraksi

maksimal serta dapat

melawan/menahan dan

memindahkan beban maksimal pula (dalam perlombaan angkat besi)

2) Explosive power (kekuatan daya ledak) ialah kemampuan sebuah atau sekolompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengna kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

3) Daya tahan kekuatan (power endurance) adalah kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang tinggi intensitasnya (mendayung, balap sepeda, berenang)

b. Faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan

Suharno (2003: 30) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menentukan baik atau tidaknya kekuatan, yaitu antara lain:

1) Besar kecilnya potongan melintang otot.

2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban

3) Besar kecilnya rangka tubuh 4) Keadaan zat kimia dalam otot

(glycogen, ATP)

5) Umur dan jenis kelamin 6) Latihan yang intensif

c. Ciri-ciri umum latihan kekuatan otot lengan

Dalam memberikan latihan kekuatan, Suharno (2003: 30) menyatakan harus memenuhi ciri-ciri umum sebagai berikut :

1) Harus melawan/menahan beban berat badan sendiri atau tambahan beban diluar berat badan (barbell, dumbell, push up dll).

2) Isotonik dengan gerak dinamis 3) Isometrik dengan gerak statis 4) Isokinetik

5) Mengangkat, mendorong, menarik, menahan dan menggendong beban 2. Lemparan ke dalam (Throw in) a. Pergertian Lemparan ke Dalam

(Throw in)

Lemparan ke dalam merupakan salah satu cara untuk memulai kembali permainan dalam sepak bola dengan cara melempar bola menggunakan tangan. Lemparan ke dalam yang dilatih terus-menerus sehingga memiliki akurasi yang baik dan tenaga yang cukup, dapat menjadi senjata untuk membuka peluang dalam mencetak gol.

Ada beberapa pakar yang memberikan definisi sebagai berikut : Menurut Sajoto (2001: 41), yang dimaksudkan dengan lemparan ke dalam adalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot- ototnya pada saat bermain dan melakukan lemparan sejauh mungkin dalam waktu kerja tertentu. Sedangkan Suharno (2003: 35) memberikan pengertian bahwa lemparan ke dalam adalah kemampuan pemain untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan untuk membuka peluang dalam mencetak gol.

(12)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1239 b. Teknik lemparan ke dalam (throw

in)

Teknik melakukan throw in atau lemparan kedalam pada permainan sepak bola bukanlah suatu hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Dengan teknik yang tepat, sebuah gol bisa berawal dari sebuah lemparan kedalam. Lemparan kedalam memang terlihat sederhana. Namun, setiap pemain yang akan melakukannya harus terlebih dahulu memahami beberapa hal penting tentang lemparan kedalam, seperti cara melempar yang baik dan benar, kepada siapa harus memberikan bola dan yang paling penting adalah harus mengetahui aturan dalam melakukan lemparan kedalam.

Berikut ini adalah peraturan dalam melakukan lemparan kedalam pada permainan sepak bola:

1) Pemain harus melemparkan bola dengan kedua tangan.

2) Posisi bola sebelum dilempar berada dibelakang kepala dan dilepas melewati atas kepala.

3) Arah lemparan harus menghadap ke dalam lapangan.

4) Kedua maupun salah satu kaki tidak boleh diangkat atau melakukan lompatan pada saat melakukan lemparan.

Oleh karena itu perlu beberapa teknik untuk melakukan lemparan kedalam dengan baik dan benar serta dapat dimanfaatkan oleh teman satu tim untuk dikonfersikan menjadi sebuah peluang bahkan menjadi sebuah gol. 1) Sebelum melakukan lemparan

pikirkan terlebih dahulu dengan cepat kepada siapa atau kemana akan memberikan bola, jangan

tergesa – gesa untuk segera melakukan lemparan, tidak tergesa – gesa bukan berarti lambat, tetapi pemain tidak boleh gegabah dalam melakukan lemparan. Pemain juga dapat mengelap bola bila keadaan bola licin karena keadaan bola yang licin dapat mempengaruhi akuransi dan kekuatan lemparan.

2) Lemparan kedalam harus dilakukan dengan kedua tangan sementara kedua kaki harus tetap menginjak tanah. Jika ingin melempar dengan keras pelempar bisa berlari terlebpih dahulu untuk mengambil ancang- ancang, hal ini bertujuan untuk menambah kekuatan lemparan. Selain itu, lemparan harus sulit dijangkau oleh lawan terutama dengan heading, untuk itu pelempar dapat melemparkan bola tersebut agar menimbulkan efek menukik, sehingga bisa memberikan umpan yang tepat kepada teman, pelempar juga dapat memanfaatkan lemparan jauh ini untuk memberikan umpan seperti umpan crossing, dengan catatan posisi lemparan kedalam dekat dengan gawang.

Jika ingin memberikan bola pada teman yang posisinya dekat dengan pelempar, cukup melempar dengan pelan, usahakan tepat di dada, paha, atau kakinya sehingga mudah di kuasai. Pelempar juga bisa melakukan umpan terobosan dengan melempar bola ke ruang kosong yang mudah bagi teman untuk menjangkaunya dengan berlari, karena pada saat melakukan lemparan kedalam, peraturan off side tidak berlaku, maka pelempar bebas melemparkan kemana saja bola tersebut

(13)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1240 dan tidak perlu khawatir teman

pelempar akan terjebak off side. Tips untuk melakukan lemparan kedalam adalah, segera melakukan lemparan pada saat lawan belum berkonsentrasi, tetapi tidak boleh tergesa-gesa, dan teman yang diberi bola harus siap untuk memanfaatkan umpan dari pelempar. Hal ini sangat penting terutama pada saat tim pelempar sedang tertinggal dan harus segera mencetak gol, selain itu juga dapat menghemat waktu beberapa detik, karena setiap detik dalam pertandingan sepak bola sangatlah berarti.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permaianan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kuasal komparatif. Penelitian kuasal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan, sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari factor yang menjadi penyebab malalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data-data tentang hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah instrumen tes, yaitu tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola yang dilakukan sebanyak tiga kali dan hasil yang terbaik yang diambil sebagai data penelitian. Pelaksanaan tes lemparan kedalam ini di lakukan dari garis pinggir lapangan, dilakukan sedemikian rupa seperti pada pertandingan sepak bola. Sedangkan untuk memperoleh data-data tentang kekuatan otot lengan sebagai variabel bebas dilakukan dengan tes push-up.

Adapun alat-alat penunjang instrumen penelitian untuk metode tes kekuatan otot lengan dan lemparan kedalam pada permainan sepak bola adalah sebagai berikut: 1. Alat pengukur (meteran)

2. Lapangan 3. Bola 4. Alat tulis. 5. Pluit 6. Bendera, dan 7. Rool meter.

Sumber data dalam penelitian ini adalah hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan jauhnya lemparan ke dalam.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes lemparan kedalam pada permainan sepak bola yang dilakukan sebanyak tiga kali dan hasil yang terbaik yang diambil sebagai data penelitian. Sedangkan mengukur kekuatan otot lengan dengan cara melakukan push-up

(14)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1241 selama satu menit.

Tenik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik Korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

rxy =

N x y xy N x 2 ( x 2 ) y 2 (y 2 ) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel yang diteliti

nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan ke dalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”.

PEMBAHASAN

Penelitian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil lemparan kedalam pada permaianan sepak bola penting dilakukan karena kemampuan jauhnya lemparan kedalam

x

y

x2

y 2

xy

= Jumlah skor variabel X = Jumlah skor variabel Y = Jumlah kuadrat variabel X = Jumlah kuadrat variabel Y = Jumlah perkalian variabel X

dan variabel Y

(Suharsimi Arikunto, 2002: 177).

dapat membantu terciptanya gol. Dalam permainan sepak bola, apabila terjadi lemparan ke dalam di dekat garis gawang maka bola dapat dilempar kedepan mulut gawang sehingga berpeluang untuk menciptakan gol baik di lakukan dengan mungunakan tendangan ataupun dengan sundulan (heading).

Penelitian yang bertujuan HASIL PENELITIAN

Hasil analisis data dengan uji korelasi dua variabel penelitian mengunakan teknik Korelasi Produt Moment, diperoleh nilai hitung xy sebesar 0.983, dengan besarnya angka pada tabel nilai r dengan taraf signifikan 5% dan N = 25 adalah 0,396. Dari hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396.

Kenyataan ini menujukan bahwa nilai rxyyang diperolemh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas penolakan hipotesis

“Mengetahui hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan kedalam pada permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015”. Ini menujukan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permainan sepak bola, hal ini menjadi informasi penting bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta pelatih dalam melakukan pemanduan bakat terhadap para siswa. Dalam pelaksanaan latihan, perhatikan terhadap kekuatan otot bahu perlu diberikan latihan karena telah terbukti dapat meningkatkan jauhnya lemparan kedalam pada permainan

(15)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1242 sepak bola. Pelaksanaan latihan harus

menerapkan prinsip-prinsip latihan yang benar agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal. Latihan-latihan untuk meningkatkan kekuatan otot bahu dapat dilakukan baik dengan beban badan sendiri maupun dengan bantuan alat.

SIMPULAN

Berdasarkan pada analisis data untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan, diperoleh. Berdasarkan taraf signifikan ternyata angka batas penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan dalam tabel nilai-nilai r Product Moment besarnya adalah 0,396. Dengan demikian maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif yang mengatakan “Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan ke dalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 diterima.

Hal ini berarti kekuatan otot lengan merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap jauhnya lemparan kedalam pada permainan sepak bola.

DAFTAR PUSTAKA

Danny Mielke. (2009). Dasar-dasar sepakbola. Bandung: Pakar Raya Pakarnya Pustaka

Robert Koger. (2007). Latihan dasar andal sepakbola remaja latihan dan keterampilan andal untuk pertandingan dasar yang lebih baik. (Terjemahan Arif Subiyanto). Klaten: Sakha Mitra.

Sajoto Muhamad. 2001. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahrasa. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Dikti.

Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan tenaga Kependidikan. Subagyo Irianto, dkk. (2010).

Standarisasi Kecakapan Bermain Sepakbola untuk SSB KU 14-15 tahun. Yogyakarta: FIK UNY. Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Suharno HP. 2003. Metodologi Pelatihan. Jakarta. Pusat Pendidikan dan Penatara. Jakarta. Koni Pusat.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

(16)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1243 PENGARUH TINGGI BADAN TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATAS

DALAM PERMAINAN BOLA VOLI SAMSUDIN

Program Studi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima firdaussyam78@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “ingin mengetahui apakah ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli”. Adapun variabel dari penelitian ini adalah variabel bebas yaitu tinggi badan dan variabel terikat yaitu ketepatan servis atas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 Mataram tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah 120 orang siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunkan proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengkur tinggi badan dan tes servis atas dalam permainan bola voli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari nilai r tabel. Maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 Mataram tahun pelajaran 2009/2010”.

Kata Kunci: Tinggi Badan, Ketepatan servis Atas, dan Permainan Bola Voli. PENDAHULUAN

Permainan bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua regu dalam tiap lapangan permainan dipisahkan oleh net dan bertujuan agar setiap regu melewatkan bola secara teratur, melalui atas net sampai bola menyentuh lantai didaerah lawan dan mencegah agar bola dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri. Meskipun sifatnya beregu, tetapi kemahiran individu akan mempermudah melakukan kerjasama untuk mencapai hasil akhir yang baik.

Untuk dapat memulai suatu permainan bola voli, hendaknya terlebih adahulu mengetahui dan mengajarkan teknik dasar dalam permaian itu sendiri. Teknik dasar permainan bola adalah bagian dasar dalam permaian mutlak diperlukan, sebab jika salah teknik maka dianggap melakukan pelanggaran. Jadi penguasaan teknik yang benar sanagat menentukan prestasi atau menentu kemenangan. Adapun teknik dasar dalam permaian bola voli meliputi: servis, passing, block dan smash/spike.

(17)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1244 Berbicara masalah servis tidak

lepas dari postur tubuh karena bagaimanapun juga keberhasilan dalam permainan bola voli merupakan rangkaian sistem yang menunjang, tidak bisa lepas antara satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, atlit yang mampua meraih prestasi yang baik adalah gabungan dari beberapa aspek seperti teknik, mental maupun fisik itu sendiri.

Banyak hal yang berkaitan dengan kondisi fisik tersebut, salah satu diantaranya adalah tinggi bbadan. Namun demikian, penulis belum mengetahui dengan jelas dan pasti sejauh mana tinggi badan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan servis atas. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh metode tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 Mataram tahun ajaran 2009/2010.

KAJIAN PUSTAKA a. Tinggi Badan

1. Pengertian Tinggi Badan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, tinggi badan terdiri dari dua kata yaitu: Tinggi dan Badan. Tinggi artinya jauh antara sebelah bawah atau lawan dari rendah. Sedangkan badan segenap jasad manusia (Alwi, 2001: 57). Jadi yang dimaksud dengan tinggi badan adalah segenap jasad manusia atau pokok tubuh manusia yang dilihat dari batas bagian kaki sampai batas bagian kepala. Sedangkan menurut

Krisdalaksana (1999:411)

mengemukakan pula bahwa, tinggi badan adalah segenap/ jasad atau pokok

tubuh manusia yang diukur mulai dari bagian kaki sampai dengan bagian kepala.

2. Alat dan Teknik mengukur Tinggi Badan

a) Alat mengukur tinggi badan. b) Teknik mengukur tinggi badan.

Sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu ditentukan tanda frendkfurt. Garis tersebut ditarik dari pangkal telinga sebelah atas kepinggir lekuk mata bagian bawah. Tanda ini dibuat dari muka sebelah kanan (ketentuan dari ICSPFT tentang mengukur Antropommetri). Biasanya, untuk efisiensi pengukuran tanda yang sebenarnya tidak perlu dibuat. Jadi cukup membayangkan ada garis yang menghubungkan pangkal telinga bagia atas dengan pinggir lekuk mata bagian bawah. Garis tersebut dalam posisi mendatar (horizontal).

Adapun langkah-langkah dalam mengukur tinggi badan adalah sebagai berikut:

1) Kedua tumit diukur berdiri tegak di atas stadiometer membelakangi dan merapat ke alat pengukur telinga. 2) Kedua tumit bersentuhan satu sama

lain, ujung kakki depannya sedikit membuka (± 300) dan mata menghadap lurus kedepan sehingga posisi garis frankfurt mendatar (horizontal).

3) Rapatkanlah penanda atau pengukur tinggi badan dan kepala.

4) Kemudian bacalah hasil pengukuran itu pada skala yang tertera pada pengukur tadi.

Sikap dan cara tersebut diatas, juga dikerjakan demikian seandainya pengukur tinggi badan menggunakan dinding atau pengukur lainnya. Tinggi

(18)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1245 badan dicatat sampai bilangan

persepuluh sentimeter, seperti 145,5; 161,5; 123,7 dst.

b. Servis Atas

1. Pengertian Servis Atas.

Servis atas adalah cara memperaktekan pukulan permulaan dari daerah servis dengan memeukul bola, dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola ke dalam permainan (Syarifuddin, 1997: 59).

Dengan demikian maka yang dimaksud dengan servis atas adalah melakukan tindakan menghidupkan bola dalam permainan dengan memukul bola dari atas kepala yang dilakukan dengansatu atau dua tangan melalui bagaian atas net.

Pukulan servis atas banyak sekali variasinya, bola dapat dilambungkan dengansatu tangan atau dua tangan tinggi lambungan tergantung dari maksud pukulan dan kesenangan pribadi pemain. Namun pada prinsipnya harus diusahakan agara bola dilambungkan sedemikian rupa tingginya, sehingga seluruh rangkaian gerakan memukul menjadi satu gerakan yang tidak terputus-putus.

2. Teknik Pelaksanaan Servis Atas Adapun cara melakukan servis atas dalam permainan bola voli adalah sebagai bberikut:

a) Berdiri tegak, sikap tubuh menghadap jaring, jarak kedua kaki selebar bahu.

b) Bola dipegang denga tangan kiri, tangan kanan diayunkan keatas belakang kepala.

c) Lemparkan bola keatas setinggi jangkauan tangan pukul.

d) Pukul bola dengan cambukan telapak tangan.

e) Bola dipukul pada bagian tengah belakang otot perut membantu kekuatan pukulan terhadap bola. f) Setelah memukul bola berat badan

dipindahkan kekaki depan.

Kesalahan-kesalahan umum pada mendekati servis atas:

a) Servis dilakukan secara tergesa-gesa tampa perhitungan, dan kurang konsentrasi.

b) Lemparan bola terlalu jauh kedepan. c) Pandangan tidak mengawasi bola (Kosasih, 1997: 71).

c. Permmainan Bola Voli 1. Pengertian Bola Voli

Bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu, yang masing- masing terdiri dari enam orang. Bola dimainkan di udara denga melewati net, setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan (Dian Aksara, 2008: 24). Ahli lain mengemukakan permainan bola voli adalah permainan dengan memukul bola secara serentak atau langsung. Artinya, bola dipukul setelah jatuh ketanah (Syarifuddin, 1997: 57).

Bola voli dalam penelitian ini adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu terdiri dari enam orang dimana bola dimainkan diudara dengan melewati net dan setiap regu hanya bisa memainkan bola tiga kali pukulan. 2. Sejarah Permainan Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatu bentuk permainan, yang diciptakan tahu 1895 di Holiyoke (Amerika Bagian Timur) oleh Willian G. Morgan pembina pendidikan jasmani pada

(19)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1246 Young Men Cristian Assiciation

(YMCA).

Permainan bola voli sangat cepat berkembangnnya sehingga pada tahun 1992 YMCA meengadakan kejuaraan bola voli nasional. Kemudian permainan bola voli ini menyebar keseluruh penjuru dunia. Pada tahun 1947 pertama kali permainan bola voli di pertandingkan di Polandia dengan peserta yang cukup banyak, maka pada tahun 1948 didirikan Federasi Bola Voli Internasional (IVBF) yang waktu itu beranggota 15 negara dan berkedudukan di Paris. Permainan bola voli masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan belanda (sesudah tahun 1928). Perkembangan permainan bola voli dimasyarakat Indonesia sangat cepat. Hal ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1951 di Jakarta juga bola voli ikut di pertandingkan. Sampai sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang selalu dipertandingkan.

Pada tahun 1955 tepatnya pada tanggal 22 Januari didirikan Organiosasi Bola Voli Indonesia dengan nama Persatuan Bola Voli seluruh Indonesia (PBSI) dengan ketuanya W.J. Latumete. Setelah adanya induk oraganisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28-30 Mei 1955 di adakan kongres dan Kujuaraan Nasionan yang pertama di Jakarta. 3. Teknik-Teknik Dasar dalam

Permainan Bola Voli a. Pass Bawah

Pass bawah adalah mengambil dan mengoper bola (passing) atau memantulkan bola dengan salah satu atau kedua tangan, lengan bagian

bawah dari bawah (Syaarifuddin, 1997:681).

b. Pass Atas

Pass atas adalah cara pengambilan bola atau mengoper bola dari atas kepala jari-jari tangan. Bola datang dari atas diambil tangan atas, didepan kepala (Syarifuddin, 1997: 69). c. Servis Bawah

Servis bawah adalah cara melakukan pukulan permulaan dari petak servis dengan dengan memukul bola dengan tangan dari bawah sebagai usaha menghidupkan bola dalam permainan (Syarifuddin, 1997: 70). d. Servis Atas

Servis atas adalah cara melakukan pukulan permulaan dari daerah servis dengan memukul bola dari atas kepala sebagai usaha menghidupkan bola dalam permainan (Syarifuddin, 1997: 58).

e. Membendung (Blocking)

Blocking adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada didekat net atau jaring (Syarifuddin, 1997: 58).

f. Smash (spike)

Smash (Spike) dalah gerakan memukul bola yang dilakukan denga kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam, dan menukik serta di terima lawan, apabila dilakukan dengan cepat dan tepat (Syarifuddin, 1997: 58). 4. Peraturan Permainan Bola Voli a. Lapangan dan Ukurannya

Lapangan permainan bola voli berbentuk persegi panjang 18 meter dan lebar 9 meter, semua garis lapangan garis tengah, garis daerah serang ada 3 meter (daerah depan). Lapaangan permainan bola voli terbagi menjadi

(20)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1247 dua bagian sama besar yang masing-

masing luasnya 9 x 9 meter. Selengkapnya dapat dilihat gambar dibawah ini.

Gambar 1. Lapangan Permainan Bola Voli (Kosasih, 1990: 80)

b. Jaring (Net)

Jaring untuk permainan bola voli berukuran lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm, tinggi jaring untuk putra 2, 43 meter, dan putri 2, 24 meter, tepian atas terdapat pitah putih selebar 5 cm. c. Tongkat atau Rod

Didalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun internasional, diatas batas samping jaring digandeng tongkat atau rod yang menonjol keatas setinggi 80 cm dari tepi jaring. Tongkat itu terbuat darai bahan fiberglas dengan ukuran 180 cm dengan di beri warna kontras. d. Bola

Bola harus tterbuat dari bahan yang lunak (lentur), bentuk bulat dengan didalamnya bahan dari bahan karet atau semacamnya dan berwarna terang serta bola yang dipergunakan di dalamnya berukuran berat 250 – 280 gram dan keliling bola 65 – 67 cm. e. Pemain

Jumlah dalam lapangan sebanyak 6 orang setiap regu dan ditambah 5 orang sebagai pemain cadangan. f. Kemeenangan satu Reli

Suatu reli dalam permainan bola voli setiap reli memperoleh satu angka. Apabila regu penerima memenangkan satu reli akan mendapat satu angka dan mendapat giliran servis, akan melakukan pergeseran atau rot searah jarum jam.

g. Memenangkan Suatu Set

Suatu set kecuali set ke V dimenangkan oleh regu yang lebih dahulu mendapatkan angkka 25 dengan minimal selisih dua angka. Dalam kedudukan 24 – 24 permainan dilanjutkan sampai tercapai selisih dua angka atau jus. Dalam kedudukan set 2 – 2, maka set penentuan (set V) dimainkan hingga 15 dengan selisih minimal dua angka (18 – 16 – 20 – 18 dan seterusnya).

h. Pemain Libero

1) Penunjukan pemain libero, yakni: a) Setiap pemain berhak menjadi

seorang pemain bertahan (Libero) diantara daftar 12 pemain.

b) Sebelum pertandingan, libero harus terdaftar dalan score sheet pada daftar posisi yang telah disediakan. Nomornya harus terdaftar pada lembar posisi di set pertama.

c) Libero tidak menjadi kapten regu atau kapten pemain.

2) Perlengkapan Libero

Libero harus memakai seragam jaket/topi berdesain khusus, baju kaos harus berwarna kontras dibandingkan anggota tim yang lain, seragam libero harus mempunyai desain yang berbeda tetapi bernomor seperti anggota tim lainnya.

(21)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1248 3) Gerakan-gerakan Libero Dalam

Permainan

a) Libero di ijinkan untuk mengganti setiap pemain diposisi baris belakang.

b) Libero dibatasi untuk berperan sebagai pemain baris belakang dan tidak di ijinkan untuk melakukan serangan dari manapun (termasuk dilapangan permainan dan didaerah bebas). Libero tidak di perkenankan servis, block atau mencoba untuk memblok.

i. Menyentuh (Kontak) Net

Sentuhan terhadap net bukan merupakan suatu kesalahan, kecuali pemain tersebut menyentuh pada saat berusaha memainkan bola atau dengan senagaja memegang net. j. Time Out atau Technical Time Out

Seluruh time out yang diminta lamanya 30 detik. Untuk kejuaraan dunia dan pertandingan resmi FIVB pada set 1 – 4, terdapat taambahan technical time out, masing- masing 60 detik, berlaku secara otomatis pada tim yang unggul mencapai angka 8 dan 16. Pada saat penentuan (set ke - 5), tidak ada technical time out, hanaya ada dua time out masing-masing 30 detik yang dapat diminta setiap tim.

k. Kesalahan dalam Permainan Bola Voli

Kesalahan adalah pelanggaran terhadap peraturan permainan yang telah ditetapkan dan kepada pelanggarannya diberi hukuman sesuai kesalahan yang dilakukan.

Didalam permainan bola voli ada dua macam kesalahan, yaitu kesalahan ringan dan kesalahan besaar (Syarifuddin, 1997: 120)

1. Kesalahan Ringan

Yang dimaksud dengan kesalahan ringan, antara lain berbicara dengan laawan, penonton, atau pemimpin/pengurus yang resmi. Selain itu berteriak-teriak dalam lapangan secara sengaja dan memperlambat berjalaannya permainan. Kepada pemain itu diberikan hukuman dengan suatu peringatan. Adapun perbuatan ini diulangi, pemain itu ditegur kembali dan dicatat dalam daftar pertandingan dan regunya kehilangan satu angka servis.

2. Kesalah Besar

Yang dimaksud dengan kesalahan besar, antara lain pemain itu mengeluarkan kata-kata tidak sopan kepada ofisial, pihak lawan, atau penonton. Pemain yang melakukan kesalahan besar itu, diberi hukuman peringatan di sertai catatan dalam daftar pertandingan. Regunyapun mendapat hukuman dengan kehilangan satu angka atau pindah servis. Apabila kesalahan itu diulangi, wasit dapat memecatnya untuk sisa waktu dari satu set atau seluruh pertandingan.

3. Pengaruh Tinggi Badan Terhadap Ketepatan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli.

Penampilan olahraga yang sangat tinggi sering kali tergantung pada prinsip anatomi manusia, seperti memiliki perawakan yang tinggi maupun perawakan yang pendek. Pada olahraga bola voli ini seorang pemain memiliki tubuh yang lebih tinggi biasanya memiliki kemampuan dari keterampilan melakukan servis yang lebih baik dari pada yang dimiliki yang

(22)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1249 tubuh yang pendek, karena tubuh yang

tinggi seorang pemain lebih memiliki jangkauan yang lebih baik dalam melakukan gerakan-gerakan.

Berkaitan dengan hal ini, bahwa bentuk tubuh ataupun proporsi tubuh merupakan salah satu penentu dalam prestasi yang maksimal. Hal ini bahwa seseorang yang badan tinggi jangkauannya akan lebih baik tingkatkan, dengan mempunyai seseorang yang mempunyai badan yang pendek (Kosasih, 1990: 17).dari uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa tinggi rendahnya badan dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga, termasuk pula dalam olahraga bola voli. Dengan demikian secara teori dapaat dikatakan bahwa “Ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “ingin mengetahui apakah ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 mataram tahun ajaran 2009/2010”.

METODE PENELITIAN

Sehubungan dengan penelitian ini, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, karena gejala yang akan diteliti sudah ada secara wajar yaitu subyek (siswa) melakukan servis ke atas.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rancangan penelitian “Paradigma Sederhana”. Penggunaan Paradigma Sederhana dengan tujuan berusaha untuk menentukan pasangan yang diambil dari subjek-subjek yang mempunyai kemampuan dalam batas yang telah ditentukan. Adapun secara

konseptual rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 5).

Gambar 2. Paradigma Sederhana Berdasarkan gambar tersebut diatas maka:

X = Tinggi badan siswa Y = Ketepatan servis atas

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen tesnya adalah tes pengukuran tinggi badan dan tes kemampuan melakukan ketepatan servis atas dalam permainan bola voli. Sementara perlatan/perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Lapangan

2. Bola Voli 3. Net (Jaring) 4. Peluit

5. Blangko pencatatan hasil dan alat tulis

Adapun jenis lapangannya adalah dapat dilihat di gamabar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Lapangan untuk tes servis atas (Drs. Nurhasan, M.Pd)

Sumber data dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data Primer

(23)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1250 Data Primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data atau data yang kumpulkan sendiri langsung melalui obyek penelitian yaitu, observasi tentang keadaan lokasi penelitian, dan tes perbuatan siswa (tes ketepatan servis atas dalam permainan bola voli dan ukur tinggi badan siswa).

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data dapat melalui buku, majalah, surat-surat dokumen sekolah dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan yaitu dokentasi SMP Negeri 5 Mataram.

Tekni pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tes perbuatan. Metode dokumetasi digunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui data tentang jumlah nama-nama siswa kelas VII SMP Negeri 5 Mataram tahun Pelajaran 2009/2010. Sedangkan metode tes perbuatan untuk mengukur ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Mataram Tahun Pelajaran 2009/2010.

a. Langkah-langkah pelaksanaan tes 1) Tes pengukuran tinggi badan

a) Untuk mengukur tinggi badan menggunakan alat stadiometer. b) Caranya, siswa yang diukur bediri

tegak diatas stadiometer, membelakangi dan merapat keatas pengukur tinggi badan, kedua tumit bersentuhan satu sama lain, ujung kaki kedepannya sedikit terbuka,

menghadap lurus kedepan sehingga posisi garis transfrurd mendatar atau horizontal. Kemudian rapatkan tanda pengukur tinggi badan pada kepala. Kemudian membaca hasil yang tertera pada skala pengukur tersebut.

2) Tes servis atas dalam permainan bola voli.

Setelah dilakukan pengukuran tinggi badan siswa, maka langkah selanjutnya adalah melakukan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 Mataram tahun pelajaran 2009/2010. Adapun langkah-langkah peelaksanaan sebagai berikut:

a) Masing-masing teste (sampel) melakukan pemanasan terlebih dahulu.

b) Masing-masing teste (sampel) melakukan servis atas sebanyak 5 kali

c) Teste berdiri berada dalam daerah servis.

d) Teste melakukan ketepatan servis atas kearah sasaran.

e) Nilai yang dicatat adalah nilai yang sesuai nilai kotak dimana bola tersebut jatuh.

f) Bola yang tidak dinamika dengan tidak sah atau menyentuh net dan keluar lapangan di anggap gagal b. Petugas yang turut membantu dalam

pelaksanaan tes ini adalah:

1) Samsudin, selaku peneliti sebagai koordinator dan pengawas pelaksanaan penelitian sekalis pencatat dan menyatakan masuk/tidaknya bola.

2) Bapak Kodrat, S.pd sebagai guru olahraga SMP Negeri 5 Mataram

(24)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1251 yang bertugas sebagai memanggil

subjek.

Data yang terkumpul selanjutnya diolah dari analisis, pada umumnya metode analisa dibedakan menjadi dua cara yaitu analisa statistik dan non analisa. Dalam buku pengantar metodologi penelitian, dijelaskan bahwa, mengolah data berarti menimbang, menyaring, mengatur dan mengklasifikasikannya. Menimbang dan menyaring berarti memilih dengan hati-hati data yang relevan, tepat dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Menggambar dan mengklasifikasikan data berarti menggolongkan data tersebut menurut aturan tertentu (Nazir, 1990: 86). Sehubungan dengan penelitian ini, dimana penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Mataram tahun ajaran 2009/2010, maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment berikut ini:

Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil pengujian nilai r hitung, dimana r hitung adalah 0,5219 lebih besar dari r tabel sebesar 0,355 dengan taraf signifikansi 5% maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis nol (Ho) di tolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, maka kesimpulan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa Putra kelas VII SMP Negeri 5 Mataram tahun pelajaran 2009/2010”.

Penampilan olahraga yang sangat tinggi seringkali bergantung pada prinsip anatomi manusia, seperti mmemiliki perawakan yang tinggi maupun perawakan yang pendek. Pada olahraga bola voli ini seorang pemain yang meiliki tubuh yang lebih tinggi biasanya meemiliki kemampuan dari keterampilan melakukan servis yang lebih baik dari pada yang dimiliki tubuh yang pendek, karena dengan tubuh yang tinggi seorang pemain lebih memilki jangkauan yang lebih baik dalam melakukan gerakan-gerakan. rxy =

N∑XY – (∑XY)(∑Y)

{ ∑ − (∑ ) }{ (∑ ) }

Meskipun dalam mencapai ketepatan servis atas dalam permainan bola voli banayaak faktor yang Keterangan:

Rxy = Hubungan antara tinggi badan dan ketepatan servis atas

X = Ketepatan servis atas N = Jumlah sampel penelitian ∑XY = Jumlah hasil kali antara

tinggi badan dengan ketepatan servis atas

(Sugiyono, 1999).

mempengaruhinya, namun faktor tinggi badan dapat mempengaruhi ketepatan dalam melakukan servis atas. Dengan demikian, orang yang badannya tinggi ternyata lebih tepat melakukan servis atas dalam permainan bola voli lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang berbadan pendek dimana orang badanya tinggi lebih memiliki aktivitas dan keterampilan dalam melakukan gerakan-gerakan. Hal ini didukung pula oleh penddapat seorang ahli yang

(25)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1252 mengemukakan bahwa bentuk tabuh

atau proporsi tubuh merupakan salah satu penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno HP, 1985: 8). Sementara itu, Engkos Kosasih (1990: 7) mengemukakan pula bahwa seorang yang mempunyai badan yang tinggi jangkauannya akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai badannya pendek. Hal ini terbukti pula dari hasil penelitian ini bahwa nilai r hitung yang diperoleh adalah o,5219 lebih besar dari r-tabel sebesar 0,355 dengan taraf signifikan 5%.

Namun demikian tinggi badan bukanlah jaminan dan bukanlah satu- satunya faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan dalam melakukan servis atas, karena masih ada faktor-faktor lainnya seperti: faktor latihan, faktor stamina, faktor gizi, faktor sarana dan prasarana dan bahkan faktor keturunan (hereditas). Kita bisa membayangkan apabila hanya mengandalkan postur tubuh (tinggi badan) saja tampa adanya faktor-faktor tersebut di atas. Sebagai contoh faktor latihan, dimana seseorang yang kurang atau tidak melakukan latihan secara terprogram atau kontinyu mustahil akan mencapai ketepatan dalam melakukan servis atas dalam permainan bola voli.

Tetapi dalam hal ini penulis hanya meneliti sejauh mana tinggi badan dapat mempengaruhi ketepatan servis atas dalam permainan bola voli, dari hasil penelitian seperti telah diuraikan di ataas terbukti bahwa tinggi badan dapat mempengaruhi ketepatan servis atas dalam permainan bola voli.

SIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini “Ada pengaruh tinggi badan terhadap ketepatan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa kelas VII Putra SMP Negeri 5 Mataram Tahun Pelajaran 2009/2010”.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, Balai Pustaka, Jakarta.

Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta. Dian Aksara, 2008, Sejarah Cabang-

Cabang Olahraga, PT Kiara Alifiani, Jakarta.

Hadi Sutrisno, 2002, Statistik Jilid II Cetakan ke-17, Andi Offiset, Yogyakarta.

Hasan, 1991, Buku Penelitian Event Gabungan Atletik, Stadio Madiya, Jakarta.

Kosasih Engkos, 1990, Pendidikan Jasmani dan Kesehata, Penerbit Erlangga, . Jakarta.

Krisdalaksana, 1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Margono Surachman, 2004, Metodologi Penelitian, Aneka Cipta, Jakarta. Nasution, 2000, Metode Research,

Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Nazir Muhammad, 2001, Metode

Penelitian, Ghalia, Indonesia. Nurhasan, 2001, Konsep Dasar Tes dan

Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya, Indonesia Universitas, Jakarta.

Purwanto Ngali, 2004, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, Rosdakarya, Bandung.

(26)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1253 Sudjana Nana, 2004, Penelitian dan

Penilaian Pendidikan, Sinar Baru, Bandung.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian dalam Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Suhadi Ibnu, 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Universitas, Malang.

Syarifuddin, 1997, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, PT Gramedia, Jakarta.

(27)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1254

MENINGKATKAN KETERAMPILAN TEKNIK-TEKNIK DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS V DI SDN PANDA

KABUPATEN BIMA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Sri Lastuti, S.Pd. Si., M.Pd. 1) Siti Maani, S.Pd.2),

STKIP Taman Siswa Bima1), Penjaskes Rek STKIP Taman Siswa Bima2) srilastuti_art13@yahoo.co.id1) sitimaani@yahoo.co.id2)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teknik-teknik bermain voli pada siswa kelas V di SDN Panda menggunakan metode demonstrasi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif dengan guru wali kelas V di SDN Panda Kabupaten Bima. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN Panda sejumlah 41 orang siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan tes. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan penguasaan teknik-teknik bermain voli siswa sebesar 5,33%% yaitu pada siklus I sebesar 75,60% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,93%. Sebagai data pendukung, perolehan nilai rata- rata siswa juga mengalami peningkatan sebesar 4.36, yaitu siklus I rata-rata kelasnya adalah 77,78 dan siklus ke 2 rata-rata kelasnya adalah 82,14. Selain itu pemberian materi tentang penguasaan teknik-teknik bermain voli dengan metode demonstrasi menunjukkan peningkatan dalam hal ketuntasan belajar dari setiap siklusnya yaitu siklus I 90% meningkat menjadi 90,25%. Dengan demikian penggunaan demonstrasi dapat membantu meningkatkan penguasaan teknik-teknik bermain voli SDN Panda Kabupaten Bima.

Kata kunci: Teknik-teknik bermain voly , metode demonstrasi

IMPROVING SKILLS TECHNIQUES IN THE GAME BALL IN VOLLEYBALL CLASS V IN SDN PANDA BIMA REGENCY USING DEMONSTRATION

Abstract

This study aims to improve the mastery of the techniques of playing volleyball in the fifth grade students at SDN Panda using a method of demonstration. This type of research is a classroom action research conducted collaboratively participatory V homeroom teacher at SDN Panda Bima. The subjects of this study is the fifth grade students at SDN Panda number of 41 students. Data collection techniques in this study using observation, documentation, field notes and tests. The data obtained in this study a quantitative and qualitative data. The results showed that the method of demonstration can improve the mastery of the techniques of playing volleyball at 5.33 %% students are in the first cycle of 75.60% and the second cycle increased to 80.93%. As supporting data, the acquisition value of the average students also increased by 4:36, the first cycle the average class is 77.78 and cycle to 2 average class is 82.14. Besides the provision of material about the mastery of the techniques of playing volleyball with the method of demonstration showed an increase in terms of mastery learning of each cycle is the first cycle of 90% increased to 90.25%. Thus the use of demonstration can help improve the mastery of the techniques of playing volleyball SDN Panda Bima.

(28)

Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1255

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan cara yang srategis untuk mencetak sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas.

Sumber daya manusia yang berkualitas akan membawa pada kemajuan bangsa terutama dalam menjadikan masyarakat

madani. Sehingga dengan adanya

pendidikan yang bermutu maka semua hal yang berhubungan dengan masalah pendidikan akan cepat terselesaikan.

Salah satu Pendidikan yang

mengarahkan pada perkembangan

perkembangan keseluruhan aspek

manusia adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani hakikatnya

adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik secara jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang

sangat penting dan utama untuk

kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

mengintensifikasi penyelenggaraan

pendidikan sebagai suatu proses

pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis ,terarah dan

terencana. Pembekalan pengalaman

belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Badan Standart Nasional Pendidikan (2006:729)

menyatakan bahwa: “Pendidikan

jasmani Olahraga dan Kesehatan

merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

jasmani,keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional,tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional”.

Hakekatnya pendidikan jasmani tidak hanya untuk mengembangkan badan tetapi juga untuk mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan menghargai etika serta mengembangkan

kesehatan mental– emosional

(adisasmita, 1989:2) selain itu adisasmita juga berpendapat bahwa kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk sikap/ membentuk karakter yang Permainan bola voli.

Permainan Bola voli merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu dengan jumlah pemain masing- masing adalah sejumlah enam orang dan ditambah cadangan sejumlah enam orang. Permainan bola voli sangat mudah dilakukan, menyenangkan dan bisa dilakukan dimana saja.

Pendidikan jasmani yang

diberikan di sekolah, khususnya untuk materi bola voli mengharuskan pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang tinggi. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani harus mempunyai inovasi– inovasi untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kenyataan yang ada di lapangan ternyata tidak sesuai dengan harapan, karena para siswa yang berada di bangku SD ternyata sebagian besar belum bisa bermain bola voli terutama tehnik dasarnya Hal ini bisa dilihat dari kenyataan yang ada di lapangan bahwa dalam satu kelas, sejumlah 40 siswa yang bisa bermain bola voli dengan baik terutama teknik dasarnya cuma 2 – 4 siswa ( 5 – 10 % ). Padahal dalam permainan bola voli, yang paling pokok adalah siswa bisa menguasai teknik dasarnya, yaitu : passing, servis, smash

Gambar

Gambar 1. Lapangan Permainan Bola  Voli (Kosasih, 1990: 80)
Gambar 2. Paradigma Sederhana  Berdasarkan  gambar  tersebut  diatas maka:
Gambar : Desain Penelitian
Tabel   1.  Penguasaan   Teknik- Teknik-teknik Permain Voly Siklus I  Pertemuan Ke-  Persentase
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Allah Bapa, Sumber kasih Karunia yang telah memanggil kamu dalam Tuhan Yesus Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

Berdasarkan 5 kali uji coba yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam segmentasi untuk identifikasi pola menggunakan analisis tekstur

Selanjutnya akan diminta konfigurasi sistem untuk Compiere, bila tidak ada perubahan silahkan klik klik tombol tanda centang berwarna hijau yang terletak di sebelah pojok kanan

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious

Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH 

Selanjutnya Ornstein, (1990) dalam (Mulyasa, 2007) merekomen- dasikan bahwa untuk membuat RPP yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap: tujuan umum sekolah,