• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Faktor-Faktor Pengadaan Lahan Terhadap Pembangunan

5.4.2. Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan

Ekonomi Masyarakat Yang Lahannya Mengalami Pembebasan Lahan

a. Pekerjaan

Pekerjaan yang diuraikan dalam kuisioner berupa mulai dari Wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil+Dokter, pegawai swasta, Guru/Dosen dan lain-lain. Hasil survey terdapat 64% merupakan kelompok Wiraswasta, PNS+Dokter sebanyak 18%, Pegawai Swasta 6%, Guru/Dosen 3%, dan pekerjaan lain-lain sebanyak 16%. Dominasi pekerjaan responden adalah Wiraswasta sebanyak 64%. Selanjutnya pekerjaan responden adalah wiraswasta. Pekerjaan pegawai swasta maupun pekerjaan wiraswasta umumnya berdomisili pada wilayah utara. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5.4. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Pendidikan

PEKERJAAN Total Wiraswasta PNS + Dokter Peg. Swasta Guru/ Dosen Dll PENGADUAN Jumlah 39 0 2 0 4 45 % 36,4% ,0% 1,9% ,0% 3,7% 42,1% MEKANISME PENYELESAIAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 20 18 4 2 12 56 % 18,7% 16,8% 3,7% 1,9% 11,2% 52,3% PENGADILAN Jumlah 5 0 0 1 0 6 % 4,7% ,0% ,0% ,9% ,0% 5,6% Total Jumlah 64 18 6 3 16 107 % 59,8% 16,8% 5,6% 2,8% 15,0% 100,0% Chi-Square = 37,557 Df = 8

Dari tabel hasil tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan jenis pekerjaan menunjukkan wiraswasta sebanyak 39 orang (3,4%) , pegawai swasta sebanyak 2 orang (1,9 %), dan lain-lain sebanyak 4 orang (3,7%) menyelesaikan

masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang (42,1%), dan wiraswasta sekitar 20 orang (18,7%), PNS + Dokter sebanyak 18 orang (16,8%), pegawai swasta sebanyak 4 orang (3,7%), sebanyak 2 orang (1,9%) guru dan dosen, pekerjaan dan lain lain sebanyak 12 orang (11,2%), ini menunjukkan responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang (52,3%), sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 5 orang (4,7%) yang pekerjaannya wiraswasta, 1 orang (0,9%) pekerjaannya guru dan dosen dengan total responden 6 orang (5,6%). Hal ini membuktikan jenis pekerjaan para responden lebih dominan menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah .

Hipotesa chi-square Test

1. H0 : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan;

2. H1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendidikan. Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika chi-squarehitung < chi-squaretabel maka H0 diterima; 2. Jika chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak.

Tabel 5.3 didapat bahwa chi-squarehitung sebesar 37,557 sedangkan chi- squaretabel sebesar 15,507 (taraf kepercayaan 95 % dan derajat bebas = 8).

Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak artinya H1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan jenis pekerjaan.

b. Pendapatan

Kita dapat melihat tingkat pendapatan responden yang diteliti sudah cukup tinggi tetapi bervariasi. Dari hasil survey penelitian bahwa tingkat pendapatan sebesar kurang dari Rp. 1.000.000,- sebanyak 10% dari jumlah responden. Ini cukup signifikan dibandingkan terhadap pekerjaan responden yang 78% merupakan wiraswasta dan pegawai swasta sebanyak 19 % responden.

Tabel 5.5. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Penghasilan

PENGHASILAN Total <1 JUTA 1 JUTA S/D 10 JUTA 10 JUTA S/D 100 JUTA PENGADUAN Jumlah 1 39 5 45 % ,9% 36,4% 4,7% 42,1% MEKANISME PENANGANAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 8 36 12 56 % 7,5% 33,6% 11,2% 52,3% PENGADILAN Jumlah 1 3 2 6 % ,9% 2,8% 1,9% 5,6% Total Jumlah 10 78 19 107 % 9,3% 72,9% 17,8% 100,0% Chi-Square = 8,786 Df = 4

Uraian tabulasi silang mekanisme penanganan masalah dengan tingkat pendapatan atau penghasilan menunjukkan angka dibawah 1 juta sebanyak 1 orang (0,9%) , batasan angka 1 juta – 10 juta sebanyak 39 orang (36,4 %), dan penghasilan diatas 10 juta – 100 juta sebanyak 5 orang (4,7%) menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan dengan jumlah keseluruhan 45 orang (42,1%), dan angka dibawah 1 juta sebanyak 8 orang (7,5%) , batasan angka 1 juta – 10 juta sebanyak 36 orang (33,6 %), dan penghasilan diatas 10 juta – 100 juta sebanyak 12 orang (11,2%), ini

menunjukkan responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah dengan jumlah keseluruhan sekitar 56 orang (52,3%), sedangkan responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan dengan tingkat penghasilan kurang dari 1 juta sebanyak 1 orang (0,9%), 3 orang ( 2,8%) yang pendapatannya antara 1 juta – 10 juta dan 2 orang (1,9%) berpenghasilan antara 10 juta -100 juta dengan total responden 6 orang (5,6%). Hal ini membuktikan tingkat penghasilan para responden lebih dominan untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahannya melalui jalur musyawarah sebagai salah satu cara dalam mengatasi segala permasalahan.

Hipotesa chi-square Test

1. H0 : bila tidak ada hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat pendapatan atau penghasilan;

2. H1 : terdapat hubungan mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat tingkat pendapatan atau penghasilan.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika chi-squarehitung < chi-squaretabel maka H0 diterima; 2. Jika chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak.

Tabel 5.4 didapat bahwa chi-squarehitung sebesar 8,786 sedangkan chi- squaretabel sebesar 9,488 (taraf kepercayaan 95 % dan derajat bebas = 4).

Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-squarehitung < chi-squaretabel maka H1 ditolak artinya H0 diterima yaitu dengan kata lain bahwa tidak terdapat hubungan antara mekanisme pembebasan lahan dengan tingkat penghasilan atau pendapatan.

5.4.3. Hubungan Mekanisme Penanganan Masalah Dengan Karakteristik

Status dan Luas Tanah Masyarakat Yang Lahannya Mengalami

Pembebasan Lahan

a. Status Kepemilikan

Mengenai tata cara dan prosedur penyelesaian sengketa hukum status kepemilikan ini belum diatur secara kongkrit; seperti mekanisme permohonan hak atas lahan , dan oleh karena itu penyelesaian kasus perkasus biasanya tidak dilakukan dengan pola penyelesaian yang seragam akan tetapi dari pengalaman yang ada pola penanganan ini telah kelihatan melembaga walaupun masih belum jelas

Tabel. 5.6. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Status Kepemilikan

STATUS KEPEMILIKAN SHM HGB SK Total Jumlah 14 31 0 45 Pengaduan % 13.1% 29.0% .0% 42.1% Jumlah 31 25 0 56 Musyawarah % 29.0% 23.4% .0% 52.3% Jumlah 3 2 1 6 MEKANISME PENANGANAN MASALAH Pengadilan % 2.8% 1.9% .9% 5.6% Jumlah 48 58 1 107 Total % 44.9% 54.2% .9% 100.0% Chi-Square = 23,357 Df = 4

Dari uraian tabel 5.2 mekanisme penanganan sengketa yang ada, para responden memilih melalui mekanisme pengaduan sekitar 45 orang atau 42.1 % dari jumlah 107 responden, dari jumlah pengaduan, cara atau mekanisme yang dijalankan, responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur Pengaduan sebanyak 14 orang dengan status surat lahannya Hak Milik (SHM), dan sekitar 31 orang menyelesaikan masalahnya melalui jalur Pengaduan tetapi status kepemilikan

sekitar 45 orang (42,1%) menyelesaikan kasusnya melalui jalur Pengaduan. Akan tetapi responden menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah sebanyak 56 orang atau sektar 52.3 %, dimana status kepemilikan surat hak milik (SHM) 31 orang atau sekitar 29.0% menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah tetapi status kepemilikan lahan nya masih hak guna bangunan (HGB), ini berarti sekitar 25 orang (23.4%) menyelesaikan masalahnya melalui jalur musyawarah. Sedangkan yang melalui jalur penelitian tidak terdata atau 0 %, ini berarti para responden tidak menggunakan cara penelitian, begitu juga dengan pencegahan mutasi hanya 0%. Tetapi melalui jalur Pengadilan responden sebanyak 6 orang ( 5.6%) dimana status kepemilikan lahan Sertifikat Hak Milik (SHM)sebanyak 3 orang (2.8%) dan status kepemilikan lahan Hak Guna Bangunan (HGB) menyelesaikan masalah pembebasan lahan nya melalui jalur pengadilan sebanyak 2 orang (1.9%) menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan tetapi status kepemilikan lahan nya masih surat keterangan camat (SK) atau responden yang menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengadilan sebanyak 1 orang atau sekitar 0.9% dari 107 orang responden.

Hipotesa chi-square Test

1. H0 : bila tidak ada hubungan status kepemilikan lahan dengan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi;

2. H1 : terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan dengan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika chi-squarehitung < chi-squaretabel maka H0 diterima; 2. Jika chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak.

Tabel 5.8. didapat bahwa chi-squarehitung sebesar 23.357 sedangkan chi-squaretabel sebesar 9,488 (taraf kepercayaan 95 % dan derajat bebas = 4). Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak artinya H1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan dan mekanisme penanganan sengketa yang dihadapi .

b. Luas Tanah

Tabel. 5.7. Mekanisme Penanganan Masalah Terhadap Luas Tanah

LUAS TANAH Total

0 S/D 342 343 S/D 684 685 S/D 1026 1027 S/D 1368 1369 S/D 1701 1772 S/D 2050 PENGADUAN Jumlah 2 14 9 2 15 3 45 % 1,9% 13,1% 8,4% 1,9% 14,0% 2,8% 42,1% MEKANISME PENANGANAN MASALAH MUSYAWARAH Jumlah 27 25 1 1 1 1 56 % 25,2% 23,4% ,9% ,9% ,9% ,9% 52,3% PENGADILAN Jumlah 0 1 0 5 0 0 6 % ,0% ,9% ,0% 4,7% ,0% ,0% 5,6% Total Jumlah 29 40 10 8 16 4 107 % 27,1% 37,4% 9,3% 7,5% 15,0% 3,7% 100,0 % Chi-Square = 99,304 Df = 10

Melihat uraian tabel diatas, mekanisme penanganan masalah terhadap luas tanah, responden yang memilih menyelesaikan masalahnya melalui jalur pengaduan yang luas tanahnya 0 - 342 m2 sebanyak 2 orang (1,9%), luas tanah 343 m2 - 684 m2 sebanyak 14 orang atau 13,1 % responden, luas tanah 685-1026 m2 sebanyak 9 orang atau 8,4 %, luas tanah 1027-1368 m2 sebanyak 2 orang atau 1,9 %, luas tanah 1369- 1701 m2 senbanyak 15 orang atau 14,0 %, luas tanah 1772-2050 m2 sebanyak 3

jalur musyawarah yang luas tanahnya 0 - 342 m2 sebanyak 27 orang (25,2%), luas tanah 343 m2-684 m2 sebanyak 25 orang atau 23,4% responden, luas tanah 685- 1026 m2 sebanyak 1 orang atau 0,9% , luas tanah 1027-1368 m2 sebanyak 1 orang atau 0,9 %, luas tanah 1369-1701 m2 sebanyak 1 orang atau 0,9 %, luas tanah 1772- 2050 m2 sebanyak 1 orang atau 0,9 %, Sedangkan responden yang memilih penanganan masalah melalaui jalur pengadilan hanya yang luas tanahnya 343 m2- 684 m2 sebanyak 1 orang atau 0,9% responden, luas tanah 1027-1368 m2 sebanyak 5 orang atau 4,7 % dari seluruh responden.

Hipotesa chi-square Test

1. H0 : bila tidak ada hubungan luas lahan dan sistem pembayaran ganti rugi; 2. H1 : terdapat hubungan antara luas lahan dan sistem pembayaran ganti rugi. Dasar pengambilan keputusan

1. Jika chi-squarehitung < chi-squaretabel maka H0 diterim; 2. Jika chi-squarehitung > chi-squaretabel maka H0 ditolak.

Tabel 5.10 didapat bahwa chi-squarehitung sebesar 99,304 sedangkan chi-squaretabel sebesar 18,307 (taraf kepercayaan 95 % dan derajat bebas = 10). Berdasarkan hasil tersebut keputusannya adalah chi-squarehitung > chi-squaretabel maka ditolak artinya H1 diterima yaitu dengan kata lain bahwa terdapat hubungan antara luas lahan dengan sistem pembayaran ganti rugi.

Dokumen terkait