• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MODAL SOSIAL DAN TINGKAT PARTISIPASI PESERTA PROGRAM CSR KAMPUNG SEHAT PT TIRTA

INVESTAMA

Hubungan antara Kepercayaan dan Tingkat Partisipasi

Hubungan kepercayaaan dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi non-parametrik

Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan peserta program dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. H1=Tingkat kepercayaan berhubungan dengan tingkat partisipasi program

CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat kepercayaan dengan tingkat partisipasi sebesar 0,463; dengan signifikan 0,05 yang berarti memiliki hubungan cukup kuat. Maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan dengan tingkat partisipasi. Sikap tanggung jawab dan kepedulian antar sesama masyarakat, membuat kepercayaan masyarakat satu sama lain semakin dekat. Seperti yang dikatakan oleh Ibu FTR:

“Saya percaya sama masing-masing kita semuanya peduli sama lingkungan. Karena ini kan daerah kita, tempat tinggal. Ya memang harusnya kita yang tanggung jawab sama

kebersihannya.” – Ibu FTR.

Namun, pada saat menjalankan program, kepercayaan yang tinggi tersebut tidak mempengaruhi tingkat partisipasi peserta program. Hal ini disebabkan oleh peserta program tidak dilibatkan dalam proses perencanaan dan evaluasi program. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24 Jumlah dan persentase peserta program menurut tingkat kepercayaan dan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Kepercayaan Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Rendah Sedang Tinggi 0 (0,00) 3(14,29) 0(0,00) 3(8,57) 6(100,00) 17 (80,9) 3(37,50) 26(74,29) 0 (0,00) 1(4,76) 5(62,50) 6(17,14) Total 6 (100,00) 21(100,00) 8(100,00) 35 (100,00) Tabel 24 menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan yang rendah sebanyak 14,29 persen responden (peserta program) memiliki tingkat partisipasi pada tahap tokenisme. Pada tingkat kepercayaan yang sedang sebanyak 80,95 persen responden memiliki tingkat partisipasi pada tahap tokenisme. Pada tingkat

kepercayan tinggi mayoritas sebanyak 62,50% responden memiliki tingkat partisipasi pada tahap citizen power. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kepercayaan peserta program, semakin tinggi pula peserta yang berpartisipasi.

Hubungan antara Tingkat Kepatuhan Norma dan Tingkat Partisipasi Hubungan tingkat norma dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik

Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara tingkat norma dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

H1=Tingkat norma berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat norma dengan tingkat partisipasi sebesar 0,102 dengan signifikan 0,558 yang berarti tidak memiliki hubungan. Maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat norma dengan tingkat partisipasi. Hal ini disebabkan sebagian masyarakat lebih mementingkan dirinya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Bapak HRN.

“Disini sih nilai gotong royong masih ada, tapi gak sedikit juga masyarakat yang gak peduli. Mau ada program, atau enggak dia tetap aja gamau bersihin lingkungan. Padahal inikan lingkungan bersama ya, tapi yang namanya manusia ya macam-macam

tingkah lakunya neng.”– Bapak HRN.

Berdasarkan yang dikatakan Bapak HRN, tingkat kepatuhan norma peserta program masih rendah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 25 Jumlah dan persentase peserta program menurut tingkat norma dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Norma Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Rendah Sedang Tinggi 2 (33,33) 8 (38,10) 2 (25,00) 12 (34,29) 2 (33,33) 5 (23,81) 2 (25,00) 9 (25,71) 2 (33,33) 8 (38,10) 4 (50,00) 14 (40,00) Total 6 (100,00) 21(100,00) 8(100,00) 35 (100,00)

Tabel 25 menunjukkan bahwa pada tingkat norma yang tinggi sebanyak 38,10 persen responden (peserta program) memiliki tingkat partisipasi pada tahap tokenisme. Sebanyak 23,33 responden memiliki tingkat partisipasi pada tahap non partisipasi. Hal ini tidak menunjukkan hubungan antara tingkat kepatuhan norma dengan tingkat partisipasi.

Hubungan Jaringan dengan Tingkat Partisipasi

Hubungan jaringan dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi non-parametrik

Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara tingkat jaringan peserta program dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

H1=Tingkat jaringan berhubungan dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat jaringan dengan tingkat partisipasi sebesar 0,376; dengan signifikan 0,26 yang berarti memiliki hubungan cukup kuat. Maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat jaringan dengan tingkat partisipasi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak SDM:

“Saya sering dapat informasi dan diajak buat ikut kegiatan ama

pak RT. Kadang pihak kelurahan juga sering datang ikutan kalo kita undang. Ya mereka udah kenal saya. Mangkanya saya juga disuruh jadi kader disini supaya masyarakat disini pada ikutan

neng.”– Bapak SDM.

Tingkat jaringan yang dimiliki peserta program mayoritas berada pada tingkat sedang. Hal ini berkaitan dengan bagaimana individu dari masing-masing peserta. Contohnya peserta program yang memiliki tingkat jaringan tinggi adalah peserta program yang mudah bergaul, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, menjadi tokoh masyarakat, dan memiliki sumberdaya ekonomi yang tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26 Jumlah dan persentase peserta program menurut tingkat jaringan dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Jaringan Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Rendah Sedang Tinggi 1 (16,67) 5 (23,81) 0 (0,00) 6 (17,14) 5 (83,33) 13 (61,90) 4 (50,00) 22 (62,86) 0 (0,00) 3 (14,29) 4 (50,00) 7 (20,00) Total 6 (100,00) 21(100,00) 8(100,00) 35 (100,00)

Tabel 26 menunjukkan bahwa pada tingkat jaringan yang rendah sebanyak 23,81 persen responden (peserta program) memiliki tingkat partisipasi pada tahap tokenisme. Pada tingkat jaringan yang sedang sebanyak 83,33 persen responden memiliki tingkat partisipasi pada tahap non partisipasi. Pada tingkat jaringan tinggi sebanyak 50% responden memiliki tingkat partisipasi pada tahap citizen power. Hal ini menunjukkan semakin tinggi jaringan peserta program, semakin tinggi pula peserta yang berpartisipasi.

Ikhtisar

Modal sosial peserta program CSR Kampung Sehat PT TI dapat dikategorikan sedang, baik pada kepercayaan, norma maupun pada jaringan. Komunikasi dan interaksi yang terjalin antar sesama masyarakat dapat dikatakan tinggi. Hal ini terlihat dari persentase kepercayaan sosial sebesar 74,30 persen dari 100 persen. Norma sosial yang ada di masyarakat terbentuk dari kepercayaan dan hubungan masyarakat yang erat. Norma sosial di dalam masyarakat masih togolong rendah. Hal ini terlihat dari persentase norma sebesar 40,00 persen dari 100 persen. Hubungan sosial masyarakat dapat dikatakan tinggi, terlihat dari persentase jaringan sosial sebesar 62,90 persen dari 100 persen.

Terdapat hubungan antara tingkat kepercayaan dengan tingkat partisipasi. Sikap tanggung jawab dan kepedulian antar sesama masyarakat, membuat kepercayaan masyarakat satu sama lain semakin dekat. Namun, pada saat menjalankan program, kepercayaan yang tinggi tersebut tidak menimbulkan partisipasi peserta program yang tinggi. Hal ini disebabkan hanya sebagian kecil peserta program yang dilibatkan dalam proses perencanaan dan evaluasi. Sehingga kondisi seperti ini yang menyebabkan tingkat partisipasi masyarakat hanya pada tingkatan tokenisme. Sama halnya dengan norma, tidak terdapat hubungan antara tingkat norma dengan tingkat partisipasi.

Terdapat hubungan antara tingkat jaringan dengan tingkat partisipasi. Hubungan-hubungan yang terjalin antara sesama masyarakat dengan perusahaan dan pemerintah, membuat mereka memiliki hubungan yang kuat. Namun, pada saat menjalankan program, jaringan yang luas tersebut tidak menimbulkan partisipasi peserta program yang tinggi. Sehingga kondisi seperti ini yang menyebabkan tingkat partisipasi masyarakat hanya pada tingkatan tokenisme.