• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Tingkat Umur dan Tingkat Partisipasi

Hubungan umur peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi non-parametrik Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara umur peserta program dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

H1=Umur peserta program berhubungan dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel umur dengan tingkat partisipasi sebesar 0,207; artinya hubungan kedua variabel adalah sangat lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai signifikan hitung sebesar 0.233>α (0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur peserta program dengan tingkat pengetahuan peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Tabel 16 Jumlah dan persentase peserta program menurut umur dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014

Umur Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Produktif Muda Produktif Menengah Produktif Tua 4 (66,67) 7 (33,33) 2 (25,00) 13 (37,14) 2 (33,33) 11 (52,38) 6 (75,00) 19 (54,29) 0 (0,00) 3 (14,29) 0 (0,00) 3 (8,57) Total 6 (100,00) 21 (100,00) 8 (100,00) 35 (100,00) Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah peserta program yang berumur produktif menengah dan memiliki tingkat partisipasi tokenisme lebih banyak dibandingkan peserta program yang berumur produktif tua dan muda serta terdapat kecenderungan bahwa responden yang berumur produktif tua memiliki tingkat partisipasi yang rendah terhadap program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. Hal tersebut dikarenakan responden yang berada pada umur produktif tua cenderung memiliki tidak memiliki waktu yang lebih luang untuk ikut terlibat dalam pengimplementasian program CSR Kampung Sehat PT TI, seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu YYH:

“...kalo disini mah neng yang ikutan kegiatan yang masih kuat.

Kalo orang tua mah udah susah. Tenaganya udah gak kuat kalo

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Silaen dalam Wicaksono (2010) menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Selain itu, semakin tua umur seseorang, relatif berkurang kemampuan fisiknya dan keadaan tersebut akan mempengaruhi partisipasi sosialnya. Sehingga pada pengimplementasian Program Kampung Sehat banyak peserta program yang berumur produktif menengah.

Hubungan antara Jenis Kelamin dan Tingkat Partisipasi

Hubungan jenis kelamin peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Chi-Square. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. H1=Jenis kelamin peserta program berhubungan dengan tingkat partisipasi

peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel jenis kelamin dengan tingkat partisipasi sebesar 0,29, artinya hubungan kedua variabel adalah lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai Asymp.Sig (2-sided) sebesar 0,03 < α (0.05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara jenis kelamin peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Tabel 17 Jumlah dan persentase peserta program menurut jenis kelamin dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Jenis Kelamin Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Laki-Laki Perempuan 3(50,00) 10(47,62) 4(50,00) 17(48,57) 3(50,00) 11(52,38) 4(50,00) 18(51,43) Total 6(100,00) 21(100,00) 8(100,00) 35(100,00)

Tabel 17 menunjukkan bahwa jumlah peserta program perempuan dan laki-laki yang memiliki tingkat partisipasi sedang (tokenisme) hampir sama banyaknya dengan peserta program perempuan. Hal ini berarti program Kampung Sehat sudah tidak bias gender.

Hubungan antara Status Pernikahan dan Tingkat Partisipasi

Hubungan status pernikahan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin diuji dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara status pernikahan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

H1=Status pernikahan peserta program berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel status pernikahan dengan tingkat partisipasi sebesar 0,195, artinya hubungan kedua variabel adalah sangat lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai signifikan hitung sebesar 0,262>α (0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status pernikahan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Tabel 18 Jumlah dan persentase peserta program menurut status pernikahan dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Status Penikahan Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Belum Menikah Menikah Cerai Hidup 1 (66,67) 3 (14,29) 1 (12,50) 5 (14,29) 5 (33,33) 17 (80,95) 5 (65,50) 27 (77,14) 0 (0,00) 0 (0,00) 1 (0,00) 1 (2,86) Cerai Mati 0 (0,00) 1 (4,76) 1 (12,50) 2 (5,71) Total 6 (100,00) 21 (100,00) 8 (100,00) 35 (100,00) Tabel 18 menunjukkan bahwa jumlah peserta program yang berstatus menikah lebih banyak partisipasi sedang (tokenisme). Hal tersebut disebabkan peserta program yang berstatus menikah akan lebih mudah untuk memutuskan siapa yang akan turut terlibat dalam menjalankan program atau dalam hal ini terdapat anggota keluarga yang dapat dijadikan perwakilan pada program dibandingkan mereka yang berstatus cerai mati/hidup. Jumlah anggota keluarga juga akan mempengaruhi partisipasi peserta program di dalamnya.

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi

Hubungan tingkat pendidikan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi non-parametrik Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan peserta program dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. H1=Tingkat pendidikan peserta program berhubungan dengan tingkat

partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi sebesar 0,130, artinya hubungan kedua variabel adalah sangat lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai signifikan hitung sebesar 0,456>α (0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin

Tabel 19 Jumlah dan persentase peserta program menurut tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014 Pendidikan Terakhir Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Tidak Sekolah/SD Tamat SMP SMA/Sarjana 2 (33,33) 6 (28,57) 1 (12,50) 9 (25,71) 2 (33,33) 4 (19,05) 3 (37,50) 9 (25,71) 2 (33,33) 11 (52,38) 4 (50,00) 17 (48,57) Total 6 (100,00) 21 (100,00) 8 (100,00) 35 (100,00) Tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah peserta program yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA/PT) memiliki tingkat partisipasi sedang (citizen power) lebih banyak dibandingkan yang berpendidikan menengah dan rendah. Terdapat kecenderungan bahwa peserta program yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA/Perguruan Tinggi) memiliki tingkat partisipasi yang juga tinggi terhadap program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Hubungan Pengalaman Berkelompok dengan Tingkat Partisipasi Hubungan pengalaman berkelompok peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin diuji dengan menggunakan uji statistik korelasi non-parametrik Rank Spearman karena kedua variabel tersebut memiliki data dengan skala ordinal. Berikut hipotesis dalam penelitian ini:

H0=Tidak terdapat hubungan antara pengalaman berkelompok peserta program dengan tingkat partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. H1=Pengalaman berkelompok peserta program berhubungan dengan tingkat

partisipasi program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Dari hasil uji statistik diperoleh nilai korelasi antara variabel pengalaman berkelompok dengan tingkat partisipasi sebesar 0,127, artinya hubungan kedua variabel adalah sangat lemah. Selain itu, diperoleh juga nilai signifikan hitung sebesar 0,469 <α (0.05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan peserta program dengan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Tabel 20 Jumlah dan persentase peserta program menurut pengalaman berkelompok dan tingkat partisipasi peserta program CSR Kampung Sehat pada tahun 2014

Pengalaman Berkelompok Partisipasi Total n (%) Non Partisipasi n (%) Tokenisme n (%) Citizen Power n (%) Tidak Ada Ikut 1-3 Kelompok Ikut >3 Kelompok 1 (16,67) 7 (33,33) 1 (12,50) 9 (25,71) 5 (33,33) 14 (66,67) 6 (75,00) 25 (71,43) 0 (00,00) 0 (00,00) 1 (12,50) 1 (2,86) Total 6 (100,00) 21 (100,00) 8 (100,00) 35 (100,00)

Tabel 20 menunjukkan bahwa jumlah peserta program berpengalaman mengikuti lebih dari 3 kelompok dan memiliki tingkat partisipasi tinggi (citizen power) lebih banyak dibandingkan lainnya dan terdapat kecenderungan bahwa responden yang berpengalaman mengikuti lebih dari 3 kelompok memiliki tingkat partisipasi yang tinggi terhadap program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. Hal tersebut dikarenakan mereka lebih sering berinteraksi dan bertukar pikiran dengan orang lain melalui kegiatan perkumpulan. Kegiatan perkumpulan tersebut melatih mereka selalu untuk terlibat aktif dalam kegiatannya, termasuk untuk berpartisipasi selama proses pengimplementasian program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

Ikhtisar

Partisipasi peserta program dalam penelitian ini dilihat seberapa jauh keterlibatan peserta program dalam menjalankan program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Pada penelitian ini partisipasi peserta program masih tergolong sedang, sejak program direncanakan hingga dievaluasi, sehingga tingkat partisipasi peserta program dikategorikan menjadi tokenisme. Secara umum, kontrol secara penuh terhadap pengimplementasian program Kampung Sehat belum dapat dilakukan oleh peserta program. Selain itu, tingkat partisipasi peserta program juga diduga dipengaruhi oleh karakteristik individu sebagai faktor internal peserta program. Karakteristik individu peserta program meliputi yang umur, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan pengalaman berkelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah peserta program yang berumur produktif menengah dan memiliki tingkat partisipasi sedang (tokenisme) lebih banyak dibandingkan peserta program yang berumur produktif tua dan muda serta terdapat kecenderungan bahwa responden yang berumur produktif tua memiliki tingkat partisipasi yang rendah terhadap program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin. Peserta program yang berstatus menikah dan memiliki tingkat partisipasi sedang (tokenisme). Hal tersebut disebabkan peserta program yang berstatus menikah akan lebih mudah untuk memutuskan siapa yang akan turut terlibat dalam menjalankan program atau dalam hal ini terdapat anggota keluarga yang dapat dijadikan perwakilan pada program dibandingkan mereka yang berstatus cerai mati/hidup. Tidak terdapat kecenderungan bahwa peserta program yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA/Perguruan Tinggi) dan berpengalaman kelompok banyak memiliki tingkat partisipasi yang juga tinggi terhadap program CSR Kampung Sehat PT TI Caringin.

MODAL SOSIAL PESERTA PROGRAM CSR KAMPUNG