• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientificmenunjukkan sebanyak 40 orang siswa mempunyai

persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data motivasi belajar siswa menunjukkan sebanyak 42 orang siswa mempunyai motivasi sangat positif, 162 orang siswa mempunyai motivasi positif, 70 orang siswa mempunyai motivasi cukup positif, 4 orang siswa mempunyai motivasi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai motivasi sangat negatif. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden juga mempunyai motivasi belajar yang positif.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan motivasi belajar siswa diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa. Hal ini tampak dari nilaisig.(1-tailed)< α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan motivasi belajar siswa. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menentukan tinggi rendahnya motivasi siswa dalam belajar, demikian pula tinggi rendahnya motivasi siswa dalam belajar menentukan baik buruknya persepsi siswa

terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin tinggi motivasi belajar siswa, dan semakin tinggi motivasi belajar siswa semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Demikian pula sebaliknya, semakin buruk persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificsemakin rendah motivasi belajar siswa, dan semakin rendah motivasi belajar siswa semakin buruk pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientificakan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Hosnan (2014: 36), salah satu karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004), persepsi adalah proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai motivasi belajar yang positif. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 75).

Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang harus berinteraksi dan bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerjasama ini tidak berjalan dengan mulus, proses pembelajaran yang dijalankan gagal (Chatib, 2009: 135). Menurut Irawan ( 2010: 10), proses interaksi siswa dengan gurunya akan menghasilkan persepsi siswa, sehingga hal ini akan meningkatkan minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Menurut Djamaran (2008: 166) dalam Irawan (2010: 10), minat merupakan rasa senang dan ketertarikan pada suatu hal yang ditimbulkan dari hasil interaksi. Minat merupakan alat motivasi yang utama, siswa akan termotivasi jika dalam dirinya tumbuh minat yang kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramitasari, dkk (2011), yang menyatakan terdapat

hubungan positif yang signifikan antara variabel persepsi terhadap pembelajaran kontekstual dengan motivasi belajar biologi.

2. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Keseluruhan Aspek.

Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek menunjukkan sebanyak 268 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 10 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi, tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientificdan sebagian besar responden juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari keseluruhan aspek.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific dengan hasil belajar siswa dilihat keseluruhan aspek. Hal ini tampak dari nilaisig.(1-tailed)< α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan.

Implementasi pendekatan scientificakan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Hosnan (2014: 36), salah satu karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik adalah melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat keseluruhan aspek. Menurut Purwanto (2009: 44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang melakukan belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang (Wicaksi, 2010: 104). Menurut Adiningsih (2012: 34), persepsi siswa pada metode mengajar guru yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa memiliki persepsi yang tinggi akan terdorong untuk

memperhatikan penjelasan guru, sedangkan jika persepsi siswa pada metode mengajar guru rendah, siswa akan merasa jenuh pada proses pembelajaran yang pada akhirnya siswa tidak mengetahui materi yang disampaikan, hal ini akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang turun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2005), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika. 3. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek Pengetahuan.

Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan menunjukkan sebanyak 222 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 56 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi, tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientificdan sebagian besar responden juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek pengetahuan.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientificdengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan. Hal ini tampak dari nilaisig.(1-tailed)< α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari dari aspek pengetahuan menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan

(2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientificakan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek pengetahuan. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto (2009: 44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

Pendekatan scientific ialah pendekatan yang dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan

indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan (Fadlillah, 2014:175). Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang (Wicaksi, 2010: 104). Menurut Susilana (2009: 9), perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Persepsi yang terbentuk akan menentukan pengetahuan yang dikuasai siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2005), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.

4. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek Sikap.

Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap menunjukkan sebanyak 275 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 3 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi, tidak

ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific dan sebagian besar responden juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek sikap.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap. Hal ini tampak dari nilaisig.(1-tailed)< α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari dari aspek sikap menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hasil uji

korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientificakan menimbulkan sebuah rangsangan yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek sikap. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto (2009: 44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang

melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang harus berinteraksi dan bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerjasama ini tidak berjalan dengan mulus, proses pembelajaran yang dijalankan gagal (Chatib, 2009: 135). Menurut Irewati (2007: 36), persepsi merupakan aktivitas pikiran seseorang secara aktif dalam memberikan tanggapan, pandangan atau respon terhadap suatu objek atau stimulus. Perbedaan-perbedaan persepsi seseorang akan menimbulkan perbedaan dalam penentuan sikap dan tindakan seseorang. Menurut Sherif (1956) dalam Soedarsono (2007: 26), pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap terbentuk dengan hubungannya terhadap suatu obyek, orang, kelompok maupun lembaga melalui hubungan antar individu maupun dengan kelompok tertentu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2005), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.

5. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat dari Aspek Keterampilan.

Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific menunjukan sebanyak 40 orang siswa mempunyai persepsi yang sangat positif, 215 orang siswa mempunyai persepsi positif, 22 orang siswa mempunyai persepsi cukup positif, 1 orang siswa mempunyai persepsi negatif, dan tidak ada siswa yang mempunyai persepsi sangat negatif. Deskripsi data hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan menunjukkan sebanyak 254 orang siswa mempunyai hasil belajar sangat tinggi, 24 orang siswa mempunyai hasil belajar tinggi, tidak ada siswa yang mempunyai hasil belajar dengan kategori cukup, rendah, dan sangat rendah. Deskripsi data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientificdan sebagian besar responden juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi dilihat dari aspek keterampilan.

Berdasarkan hasil analisis data untuk menguji hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan diketahui ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan. Hal ini tampak dari nilaisig.(1-tailed)< α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan. Artinya bahwa baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan, demikian pula tinggi rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari dari aspek keterampilan menentukan baik buruknya persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hubungan yang positif mempunyai arti bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific semakin tinggi pula hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan, dan semakin tinggi hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan semakin baik pula persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific. Hasil uji korelasi yang signifikan mempunyai arti bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasi ke dalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini sebagian besar siswa mempunyai persepsi positif terhadap implementasi pendekatan scientific. Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Implementasi pendekatan scientificakan menimbulkan sebuah rangsangan

yang kemudian direspon oleh siswa. Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Sebagian besar siswa juga mempunyai hasil belajar yang sangat tinggi, dilihat dari aspek keterampilan. Implementasi pendekatan scientific menciptakan sebuah aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Purwanto (2009: 44), hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2005), yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.

116 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab V, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa. Hasil ini didukung hasil uji statistik yang menunjukkan nilai sig. (1-tailed) < α = 0,05atau 0,000 < 0,05.

2. Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek. Hasil ini didukung hasil uji statistik yang menunjukkan sig. (1-tailed) < α = 0,05 atau 0,000 < 0,05.

3. Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan. Hasil ini didukung hasil uji statistik yang menunjukkan nilai

sig. (1-tailed) < α = 0,05 atau0,000 < 0,05.

4. Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap.

Dokumen terkait