• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi survei : siswa kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi survei : siswa kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari."

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN

MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Survei : Siswa Kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari Fajar Triyadi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa; 2) hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific

dengan hasil belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 di SMA N 1 Wonosari dan SMA N 2 Wonosari. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA yang mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi dengan penerapan Kurikulum 2013 di Kecamatan Wonosari. Jumlah populasi adalah 690 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 278 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Korelasi rank Spearman.

(2)

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF A SCIENTIFIC APPROACH AND LEARNING

MOTIVATION AND STUDENT LEARNING OUTCOMES ON ECONOMICS SUBJECT A Survey on The Tenth and Eleventh Year Students of Senior High School

in Wonosari District Fajar Triyadi

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

The research aims to find out: 1) the positive and significant relationship between students’ perception towards the implementation of a scientific approach and student learning motivation; 2) the positive and significant relationship between students’ perception towards the implementation of a scientific approach and student learning outcomes.

This research is a survey research. This research was done in March, 2015 at SMA N 1 Wonosari and SMA N 2 Wonosari. The population of study were all of the tenth and eleventh year students of Senior High School that followed the learning process on economics subject with the application of the curriculum of 2013 in Wonosari District. The population were 690 students, but the samples were 278 students. The techniques of taking samples were Proporsional Random Sampling. The techniuqes of collecting the data are documentation, interview, and questionnaire. The technique of analyzing the data was Corelation test by rank Spearman.

The results of this study are: 1) there is a positive and significant relationship between

(3)

i

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN

MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Survei : Siswa Kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh : Fajar Triyadi NIM: 111334062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusuf  Santo Albertus

 Kedua orang tuaku Bapak Harto Suwarno dan Ibu Sujiyem

 Keluarga kakakku Mas Yakobus Mulyana dan

Mbak Lucia Iqra serta keponakanku Glenn dan Verlyn  Keluarga kakakku Mbak Wahyuni dan Mas Waluyo

(7)

v

“Mampu berprestasi dengan segala kelebihan yangdimiliki itu hebat, tetapi

mampu berprestasi dengan memanfaatkan

segala kekurangan itu luar biasa”.

(Penulis)

“Mempunyaiseorang sahabat sejati jauh lebih berharga

daripada mempunyai seribu orang teman

yang mementingkan diri sendiri”

(Penulis)

“Tak akan pernah terputus rezeki seorang anak

selama dia selalu mendoakan

kedua orang tuanya”

(Penulis)

“Dalam kehidupan bermasyarakat pilihannya hanya ada dua,

lingkungan melukis kita, atau

kita yang melukis lingkungan”

(Penulis)

“Kecaplah dan lihatlah, betapabaiknya Tuhan itu!

Berbahagialah orang

yang berlindung pada-Nya”

(8)
(9)
(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, kerena berkat limpahan kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Survei : Siswa

Kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari” dengan lancar. Penulisan skripsi

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi. 4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing,

(11)

ix

5. Seluruh dosen Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih untuk ilmu, pengetahuan dan teladan yang sudah bapak ibu berikan kepada penulis selama kuliah.

6. Seluruh karyawan Progam Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terimakasih atas bantuan dalam menyaipkan segala keperluan administrasi baik selama kuliah maupun ketika penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Tamsir dan Bapak Drs. Leladi Budhie Mulya, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Wonosari dan SMA N 2 Wonosari, terimakasih atas pemberian ijin untuk pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini sejak awal hingga akhir.

8. Bapak Drs. Martinus Hari Priharta dan Bapak Purwanta, terimakasih atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian.

9. Untuk kedua orang tuaku Bapak Harto Suwarno dan Ibu Sujiyem, terimakasih atas segala bentuk kasih sayang yang tulus, doa, pengorbanan, dan dukungan baik berupa materi maupun non materi yang telah bapak ibu berikan hingga akhirnya studi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(12)

x

11. Untuk keluarga kakakku mbak Wahyuni dan mas Waluyo serta keponakanku Azka, terimakasih atas dukungun serta bantuan yang telah diberikan selama ini.

12. Untuk sahabat-sahabatku Willi, Vivi, Arga, Ali, Abah, Dadang, terimakasih atas semua bantuan, kenangan dan kebersamaan yang telah kita lewati selama masa perkuliahan.

13. Untuk rekan- rekan seperjuanganku Mbak Lucia, Suster Gratia, Sita, Irwan, dan Revi, terimakasih atas kerjasama dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

14. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan Tahun 2011, terimakasih teman- teman atas semua bantuan yang telah diberikan selama menjalani masa perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran, dan masukan sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 Juli 2015 Penulis

(13)

xi ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Survei : Siswa Kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari Fajar Triyadi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa; 2) hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan hasil belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2015 di SMA N 1 Wonosari dan SMA N 2 Wonosari. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA yang mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi dengan penerapan Kurikulum 2013 di Kecamatan Wonosari. Jumlah populasi adalah 690 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 278 siswa. Teknik pengambilan sampel adalahProporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Korelasi rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa (sig. 1-tailed = 0,00 < α = 0,05); 2) ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari keseluruhan aspek (sig. 1-tailed= 0,00 < α = 0,05); 3) ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan (sig. 1-tailed = 0,00 <α = 0,05); 4) ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek sikap (sig. 1-tailed = 0,00 <α = 0,05); 5) ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientific dengan hasil belajar siswa dilihat dari aspek keterampilan (sig. 1-tailed = 0,00 < α =

(14)

xii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEENSTUDENTS’ PERCEPTION

TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF A SCIENTIFIC APPROACH AND LEARNING MOTIVATION AND STUDENT LEARNING

OUTCOMES ON ECONOMICS SUBJECT

A Survey on The Tenth and Eleventh Year Students of Senior High School in Wonosari District

Fajar Triyadi

Sanata Dharma University Yogyakarta 2015

The research aims to find out: 1) the positive and significant relationship betweenstudents’ perception towards the implementation of a scientific approach and student learning motivation; 2) the positive and significant relationship betweenstudents’ perception towards the implementation of a scientific approach and student learning outcomes.

This research is a survey research. This research was done in March, 2015 at SMA N 1 Wonosari and SMA N 2 Wonosari. The population of study were all of the tenth and eleventh year students of Senior High School that followed the learning process on economics subject with the application of the curriculum of 2013 in Wonosari District. The population were 690 students, but the samples were 278 students. The techniques of taking samples were Proporsional Random Sampling. The techniuqes of collecting the data are documentation, interview, and questionnaire. The technique of analyzing the data was Corelation test by rank Spearman.

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian ... 4

(16)

xiv

B. PendekatanScientific... 21

C. Persepsi Siswa ... 28

D. Motvasi Belajar ... 31

E. Hasil Belajar ... 34

F. Kerangka Berfikir ... 37

G. Model Penelitian... 39

H. Hepotesis Penelitian ... 39

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 41

C. Subjek dan objek Penelitian ... 42

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 42

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 44

F. Pengukuran Variabel Penelitian ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... 48

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 49

I. Teknik Analisis data ... 56

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. SMA N 1 Wonosari ... 61

B. SMA N 2 Wonosari ... 72

(17)

xv

1. Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific ... 84

2. Motivasi Belajar Siswa ... 85

3. Hasil Belajar Siswa... 86

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 89

C. Pengujian Hepotesis... 93

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi PendekatanScientificDengan Motivasi Belajar Siswa .... 99

2. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementesi Pendekatan Scientific Dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Dari Keseluruhan Aspek... 103

3. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Dari Aspek Pengetahuan ... 106

4. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Dari Aspek Sikap... 109

5. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific Dengan Hasil Belajar Siswa Dilihat Dari Aspek Keterampilan ... 113

(18)

xvi

B. Keterbatasan Penelitian ... 117

C. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 120

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Per Sekolah... 43

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Per Tingkatan Kelas ... 43

Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian Persepsi ... 45

Tabel 3.4 Operasional Variabel Penelitian Motivasi Belajar... 46

Tabel 3.5Skala Pengukuran Model Likert ... 47

Tabel 3.6 Interval Nilai Hasil Konversi ... 47

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Persepsi Siswa ... 50

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Tahap Kedua Variabel Persepsi Siswa... 51

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Belajar Siswa. ... 52

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Tahap Kedua Variabel Persepsi Siswa... 54

Tabel 3.11 PAP Tipe II ... 57

Tabel 3.12 Interpretasi Terhadap Nilai R Square Hasil Uji Normalitas Bivariat ... 58

Tabel 3.13 Interpretasi Terhadap Nilai r Hasil Analisis Korelasi... 60

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Kelas X MIPA SMA N 1 Wonosari. ... 69

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum Kelas X IIS SMA N 1 Wonosari... 70

(20)

xviii

Tabel 4.4 Struktur Kurikulum Kelas XI IIS SMA N 1 Wonosari. ... 72

Tabel 4.5 Struktur Kurikulum Kelas X MIPA SMA N 2 Wonosari. ... 77

Tabel 4.6 Struktur Kurikulum Kelas X IIS SMA N 2 Wonosari... 78

Tabel 4.7 Struktur Kurikulum Kelas X Ilmu Bahasa SMA N 2 Wonosari... 79

Tabel 4.8 Struktur Kurikulum Kelas XI MIPA SMA N 2 Wonosari ... 80

Tabel 4.9 Struktur Kurikulum Kelas XI IIS SMA N 2 Wonosari. ... 81

Tabel 4.10 Struktur Kurikulum Kelas XI Ilmu Bahasa SMA N 2 Wonosari... 82

Tabel 5.1 Responden Penelitian ... 83

Tabel 5.2 Deskripsi Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific... 84

Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa... 85

Tabel 5.4 Deskripsi Hasil Belajar Dilihat dari Keseluruhan Aspek ... 86

Tabel 5.5 Deskripsi Hasil Belajar Dilihat dari Aspek Pengetahuan... 87

Tabel 5.6 Deskripsi Hasil Belajar Dilihat dari Aspek Sikap ... 88

Tabel 5.7 Deskripsi Hasil Belajar Dilihat dari Aspek Keterampilan... 89

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Persepsi Siswa dengan Motivasi Belajar ... 90

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Persepsi Siswa dengan Hasil Belajar Dilihat Dari Keseluruhan Aspek ... 91

(21)

xix

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Persepsi Siswa dengan

Hasil Belajar Dilihat dari Aspek Sikap... 92

Tabel 5.12 Hasil Pengujian Normalitas Bivariat Persepsi Siswa dengan Hasil Belajar Dilihat dari Aspek Keterampilan ... 92

Tabel 5.13 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama... 94

Tabel 5.14 Hasil Pengujian Hipotesis Dilihat dari Keseluruhan Aspek ... 95

Tabel 5.15 Hasil Pengujian Hipotesis Dilihat dari Aspek Pengetahuan ... 96

Tabel 5.16 Hasil Pengujian Hipotesis Dilihat dari Aspek Sikap. ... 97

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR

(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(25)

Proses pembelajaran yang terjadi selama ini masih kurang berfokus pada keaktifan siswa. Masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Yang terjadi adalah tidak adanya interaksi aktif antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang harus bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerjasama ini tidak berjalan dengan mulus, proses pembelajaran yang dijalankan gagal (Chatib, 2009: 135). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, proses pembelajaran disusun dan dikembangkan oleh tingkat satuan pendidikan masing- masing atau dalam hal ini adalah sekolah masing- masing (Muslich, 2007: 17). Dari pengembangan itu proses evaluasi yang ditekankan adalah aspek pengetahuan yang sifatnya hafalan. Adalah kurang bijaksana bila pembelajaran yang menekankan proses siswa aktif, evaluasi yang dipilih hanya menekankan aspek pengetahuan (hafalan). Merencanakan dan merancang bentuk evaluasi dari pembelajaran siswa aktif yang konstruktivis harus memberi ruang yang cukup bagi evaluasi terhadap proses belajar selain hasil belajar siswa (Suparno dkk, 2002: 52).

(26)

serangkaian evaluasi yang mendalam dan menyeluruh. Kurikulum sebagai instrumental input dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat (Hidayat, 2013: 2). Kurikulum akan memuat rencana, tujuan, isi, bahan ajar, serta cara dalam penyelenggaraan kegiatan. Melalui unsur-unsur itulah tujuan pendidikan akan dicapai. Kurikulum ini dikembangkan berdasar kebutuhan jaman mengikuti tujuan pendidikan yang dicanangkan. Oleh karenanya, kurikulum akan senantiasa diganti menurut kebutuhan dan kepentingan berdasar pada evaluasi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan (Mulyasa, 2013: 163).

Implementasi Kurikulum 2013 telah dilaksanakan pula di Kabupaten Gunungkidul untuk jenjang Sekolah Menengah Atas yang meliputi 4 Sekolah Menengah Atas Negeri. Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Gunungkidul untuk jenjang SLTA usia 16-19 tahun pada tahun 2012/2013 hanya sejumlah 17.020 dari 32.296 penduduk usia 16-19 tahun, atau setara dengan 57,25%, sementara angka putus sekolah di kabupaten Gunungkidul untuk tingkat SMA dan MA usia 16-18 tahun pada tahun 2012/2013 mencapai 0,84 atau 84%. Namun, angka lulusan di kabupaten Gunungkidul untuk tingkat SMA dan MA pada tahun 2012/2013 mencapai 99,76% atau yang tertinggi di Provinsi DIY

(27)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific dengan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti membatasi masalah pada hubungan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanScientificdengan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan motivasi belajar siswa ?

2. Apakah ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan hasil belajar siswa ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a) Tujuan Penelitian

(28)

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan hasil belajar siswa.

b) Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama yang berkaitan dengan hubungan antara persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dengan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penyempurnaan konsep maupun implementasi pendekatan scientific

serta menambah wawasan guru tentang implementasi pendekatan

scientific.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca dan menginspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa atau pengembangannya.

4. Bagi Peneliti

(29)
(30)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Kurikulum 2013

1.1 Pengertian Kurikulum

Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dari empat dimensi, yaitu:

a) Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

b) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

c) Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktik pembelajaran.

d) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapain tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari peserta didik.

(31)

(SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9), ialah “seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan

soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan (Fadlillah, 2014:15).

1.2 Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum tahun 2006. Berdasarkan analisis terhadap kondisi yang diharapkan, Sidiq (2013) mengemukakan 14 prinsip utama yang perlu guru terapkan:

(32)

guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

b) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan sekolah.

c) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Pergeseran ini membuat guru tidak hanya memanfaatkan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain progam,mind maping, gambar, diagram, tabel, dll.

d) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses pembelajaran.

(33)

dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan.

f) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. Siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal.

g) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif. Pembelajaran tidak lagi selalu dalam bentuk lisan guru melalui ceramah, disampaikan dalam bentuk informasi verbal. Sekarang siswa harus melihat faktanya melalui panca indra yang lain bukan sekedar pendengaran.

h) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskill) dan keterampilan mental (soft skill). Hasil belajar yang disajikan dalam rapot tidak hanya menyajikan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikap dan keterampilan.

(34)

j) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ( ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan ( ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani).

k) Pembelajaran berlangsung di sekolah, di rumah, dan dimasyarakat. Karena itu, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak serta memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif.

l) Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar tidak hanya dibatasi dengan dinding kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar.

m) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar.

n) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang siswa. Seperti cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan dirumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, serta keyakinan siswa yang berbeda-beda.

1.3 Penerapam Kurikulum 2013

(35)

pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dan harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Proses pembelajaran scientific

(36)

a. Merancang pembelajaran efektif dan bermakna

Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menentukan keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Dalam hal ini guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi serta pendekatan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian yang integral bagi seorang guru sebagai tenaga professional yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif. Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh semua guru, dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pemanasan dan apersepsi

(37)

mereka untuk mengetahui hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami oleh peserta didik.

b. Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan mereka.

c. Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bersemangat untuk mengetahui hal-hal yang baru.

2. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan tahap kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik.

b. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki peserta didik.

(38)

3. Konsolidasi pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkan dengan kehidupan peserta didik. Konsolidasi pembelajaran dapat diterapkan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.

b. Letakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi standar dan kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dalam kehidupan lingkungan masyarakat. c. Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar

dapat diproses menjadi kompetensi dan karakter peserta didik.

4. Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter.

Pembentukan sikap, kompetensi dan karakter dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

(39)

b. Praktikan pembelajaran secara langsung agar peserta didik dapat membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan berdasar pengertian yang dipelajari. c. Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan

sikap, kompetensi dan karakter peserta didik secara nyata. 5. Penilaian formatif

Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil belajar peserta didik.

b. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.

c. Pilih metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

b. Mengorganisasikan pembelajaran

(40)

pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, serta perkembangan dan penataan kebijakan.

1. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta kompetensi dasar pada umumnya.

2. Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Ahli

Dalam implementasi Kurikulum 2013 diperlukan pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter. Hal ini sangat penting dilaksanakan, karena berkaitan dengan deskripsi kerja yang akan dilakukan oleh masing-masing tenaga kependidikan. 3. Pendayagunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

(41)

4. Pengembangan Kebijakan Sekolah

Implementasi kurikulum perlu didukung kebijakan-kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajaran berbasis karakter dan kompetensi.

c. Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran

Implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning), bermain peran (role play), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran partisipatif.

1. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Learning)

(42)

2. Bermain Peran (Role Play)

Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih variasi lain yang sesuai. Bermain peran merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif. Dalam hal ini bermain peran diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan dengan kehidupan peserta didik. 3. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

(43)

4. Pembelajaran Partisipatif (Partisipative Teaching and Learning)

Pembelajaran partisipatif sering diartikan sebagai keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Indikator pembelajaran partisipatif antara lain dapat dilihat dari: keterlibatan emosional dan mental peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan dan dalam pembelajaran terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.

d. Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, dan Karakter

Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan pembentukan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.

1. Kegitan Awal atau Pembukaan

Kegitan awal atau pembukaan pembelajaran berbasis kompetensi dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 mencakup pembinaan keakraban danpre-test.

(44)

kompetensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Pembentukan kompetensi dan karakter ini ditandai keikutsertaan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran (participative teaching and learning), berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka dalam menyelenggarakan progam pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir atau Penutup

Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakukan dengan memberikan tugas, dan pos tes. Tugas yang diberikan merupakan tindak lanjut dari pembelajaran inti atau pembentukan kompetensi, yang berkenaan dengan materi standar yang telah dipelajari maupun materi yang akan dipelajari berikutnya.

e. Menetapkan Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dalam pembentukan kompetensi dan karakter dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Selain itu, keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter dapat dilihat dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 2. Pendekatan Scientific

2.1 Pengertian

(45)

pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan (Fadlillah, 2014:175). Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti- bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip- prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, pendekatan ilmiah umumnya memuat serial aktivitas pengoleksian data melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis.

2.2 Prinsip Pendekatan Scientific

(46)

a. Pembelajaran berpusat pada siswa.

b. Pembelajaran membentukstudent self concept. c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip. e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa.

f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.3 Implementasi Pendekatan Scientific

(47)

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

b. Menanya

(48)

abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat dimana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang

(49)

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut

dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam

(50)
(51)

e. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan

“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikandalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. 3. Persepsi Siswa

3.1 Pengertian

(52)

persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah panca inderanya mendapat rangsang. Persepsi (perception) adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-keasan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins, 2008: 175). Persepsi merupakan proses yang kompleks, yang dilakukan orang untuk memilih, mengatur, dan memberi makna pada kenyataan yang dijumpai disekelilingnya (Hardjana, 2003: 40). Jadi persepsi adalah proses pengorganisasian terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera untuk menginterprestasikan rangsangan tersebut menjadi sebuah arti dalam diri individu.

3.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Robbins (2008: 176) mengklasikafikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut :

1. Faktor- faktor dalam diri si pengarti: a. Sikap- sikap

b. Motif- motif c. Minat- minat d. Pengalaman e. Harapan- harapan

(53)

b. Gerakan c. Suara d. Ukuran e. Kedekatan f. Kemiripan

3. Faktor- faktor dalam situasi a. Waktu

b. Keadaan sosial

Menurut Thoha (2005: 147), ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu ; psikologi, keluarga, kebudayaan.

1. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis orang tersebut.

2. Keluarga

Pengaruh yang paling besar bagi seorang anak adalah keluarga. Hal ini terjadi karena orang tua telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi yang orang tua turunkan kepada anak-anaknya.

3. Kebudayaan

(54)

nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

4. Motivasi Belajar 4.1 Pengertian

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (1986:73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan. Menurut Luthans (2002 :161) dalam Pujadi (2007), motivation is a process that starts with a pshycological deficiency or need a drive

that is aimed at goal or incentive. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita- cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2007: 23). Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non- intelektual. Peranya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 75). Jadi motivasi belajar adalah sebuah perasaan senang dan semangat untuk belajar yang timbul karena faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik dari dalam diri siswa.

4.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

(55)

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah : a. Faktor individual

Faktor individual merupakan faktor yang berada pada diri individu itu sendiri, yang termasuk kedalam faktor ini antara lain:

1. Kematangan atau pertumbuhan

Seseorang dapat memahami sesuatu dengan baik jika orang tersebut telah tumbuh dan matang sepenuhnya.

2. Kecerdasan

Semakin tinggi taraf intelegensi yang dimiliki oleh seseorang, maka akan membantu orang tersebut untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dengan lebih baik.

3. Latihan

Untuk dapat memahami sesuatu dengan baik kita memerlukan suatu latihan tertentu. Sesuatu yang sering kita latih dan dilakukan secara berulang - ulang akan membuat kita lebih mampu dan memahami hal tersebut.

4. Motivasi

Motivasi sangat berperan penting dalam kegiatan belajar, karena seseorang akan dapat lebih berusaha jika ia memiliki dorongan untuk melakukannya.

5. Faktor pribadi

(56)

seseorang. b. Faktor sosial

Merupakan faktor yang berada diluar individu, antara lain : faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara pengajarannya, alat- alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Menurut Rusyan, dkk (1992: 80) dalam Rustanto (2009: 18-19), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam usaha pencapaian prestrasi belajar tersebut yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal ini meliputi tiga hal, yaitu :

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang didapat dari lingkungan, faktor ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas seseorang dalam belajar.

2. Faktor psikologis terdiri atas :

a) Faktor intelektual yang terdiri dari :

(1) Faktor potensial : kecerdasan dan bakat.

(2) Faktor kecakapan nyata : prestasi yang dimiliki

(57)

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis, karena penyesuain diri juga akan mempengaruhi motivasi belajar pada siswa.

b. Faktor eksternal

Faktor ini meliputi empat hal sebagai berikut : 1) Faktor sosial, yang terdiri atas :

a) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga juga akan dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh seseorang, seperti pola asuh dan komunikasi dalam keluarga.

b) Lingkungan sekolah

Lingkungan yang ada disekolah, seperti guru, para staf administrasi dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

c) Lingkungan masyarakat dan tetangga

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. 5. Hasil Belajar

5.1 Pengertian

(58)

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada diri individu yang melakukan belajar. Perubaan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Rusman (2012:124), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal 1. Faktor Fisiologis.

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2. Faktor Psikologis.

(59)

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan.

Faktor lingkungan dapat mempenguruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

2. Faktor Instrumental.

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

5.3 Evaluasi Hasil Belajar

(60)

proses kegiatan dapat mencapai tujuannya. Pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:

a. Teknik Tes

Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun, sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.

b. Teknik Non Tes

Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar afektif.

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific dengan Motivasi Belajar Siswa.

(61)

implementasi pendekatan scientific tersebut. Hal ini terjadi karena proses pengorganisasian serta penginterpretasian terhadap rangsang yang berupa implementasi pendekatan scientific oleh masing-masing siswa berbeda. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 1986: 75). Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Pramitasari, dkk (2011), kesimpulannya adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel persepsi terhadap pembelajaran kontekstual dengan motivasi belajar biologi.

2. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan Scientific dengan Hasil Belajar Siswa.

(62)

ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar matematika.

C. Model Penelitian

Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Penelitian

Keterangan :

X :Persepsi Siswa Terhadap Implementasi Pendekatan

Scientific

Y1 : Motivasi Belajar Y2 :Hasil Belajar

: Hubungan Persepsi Siswa terhadap Implementasi PendekatanScientificdengan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. H01 = Tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanScientificdengan motivasi belajar siswa.

X

Y1

(63)

Ha1= Ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanScientificdengan motivasi belajar siswa.

2. H02= Tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanScientificdengan hasil belajar siswa.

(64)

41 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2009 : 247). Dalam penelitian ini, analisis hubungan diberlakukan untuk variabel persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Jenis penelitian ini adalah survei. Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis (Prasetyo dan Miftahul, 2005: 143).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(65)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientific, motivasi belajar, dan hasil belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA yang mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi dengan penerapan Kurikulum 2013 di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Jumlah Populasi adalah 690 siswa.

2. Sampel Penelitian

(66)

Rumus :

=

= 690

1 + 690 (0,05) = 253,211009

= 253

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling. Teknik proporsional merupakan jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai dengan proporsional ukurannya (Siregar, 2010: 146).

Berikut ini tabel jumlah sampel per sekolah dan per tingkatan kelas. Tabel 3.1

SMA N 1 WONOSARI 390 56,5 157

SMA N 2 WONOSARI 300 43,5 121

(67)

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific, motivasi belajar siswa, dan hasil belajar siswa. Persepsi dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific, sementara motivasi dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, dan hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

F. Pengukuran Variabel Penelitian

1. Persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific.

(68)

Tabel 3.3

• Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena.

1

• Materi pembelajaran dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2

• Interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari pemikiran subjektif.

3

• Penjelasan yang diberikan guru terbebas dari pemikiran subjektif.

4

• Mendorong siswa berpikir secara kritis. 5

• Mendorong siswa berpikir secara analitis. 6

• Mendorong siswa berpikir secara logis. 7

• Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

8, 9

Langkah- langkah pembelajaran dengan pendekatanScientific

• Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

10, 11, 12 • Ranah sikap menjadikan peserta didik “tahu

mengapa.”

13

• Ranah keterampilan menjadikanpeserta didik “tahu bagaimana”.

14

• Ranah pengetahuan menjadikanpeserta didik “tahu

apa”.

15

• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan

keseimbangan antara kemampuan(soft skills)dan (hard skills)dari peserta didik.

16

Kegiatan inti pembelajaran dengan pendekatanScientific

• Meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

17, 18, 19, 20,

21 • Dalam kegiatan mengamati, terbuka secara luas

kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan.

22

• Dalam kegiatan menanya, terbuka kesempatan secara luas untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca.

23

• Ada bimbingan untuk mengajukan pertanyaan. 24 • Kegiatan mencoba, medorong siswa untuk

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

25

• Boleh membaca buku yang lebih banyak. 26

• Dalam kegiatan mengasosiasi, terbuka kesempatan yang luas untuk mengolah data hasil mengamati, menanya dan pengumpulan informasi.

27

• Dalam kegiatan mengkomunikasikan, terbuka kesempatan yang luas untuk menyampaikan tulisan atau cerita tentang apa-apa saja yang telah siswa temukan.

28

• Hasil disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok.

(69)

2. Motivasi belajar siswa.

Pengukuran yang digunakan penulis untuk mengukur variabel ini adalah dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi belajar. Berikut adalah indikator tentang motivasi belajar hasil dari pengembangan yang dikemukakan oleh Sudjana dan dari indikator motivasi menurut Uno (2007:23). Berikut ini tabel perasional variabel penelitian motivasi belajar.

Tabel 3.4

Operasional Variabel Penelitian Motivasi Belajar

Sub Variabel Indikator Pernyataan

Positif Negatif Faktor internal • Adanya minat dan perhatian

siswa terhadap pembelajaran. • Rasa senang dan puas dalam

melaksanakan tugas.

(70)

Tabel 3.5

(71)

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi, wawancara dan angket atau kuisioner untuk memperoleh data tentang persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific, data motivasi belajar siswa dan data hasil belajar siswa.

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. (Mahmud, 2011:183). Teknik Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

2. Wawancara

Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tambahan tentang hasil belajar, persepsi siswa, dan motivasi belajar siswa.

3. Angket

(72)

H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranata, 2009:50). Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan oleh Pearson (Surapranata, 2009:56) :

= (∑ ) − (∑ ∑ )

{ ∑ − (∑ )2} − { ∑ − (∑ )2}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

∑xy = jumlah perkalian antara x dan y. y = skor total dari seluruh item Y. x = skor total dari seluruh item X. N = jumlah responden.

Jika nilai koefisien lebih besar dari , maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika lebih kecil dari , maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid.

(73)

pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Nilai dihitung dengan menggunakan SPSS for windows versi 16. Rangkuman hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian untuk variabel persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific dan variabel motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

(74)

Berdasarkan hasil pengujian sesuai pada tabel di atas, didapat nilai butir soal. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai . Hasil uji di atas menunjukkan bahwa dari 30 item butir pernyataan pada kuisioner, terdapat 2 butir item yang dinyatakan tidak valid karena lebih kecil dari . Butir item yang tidak valid tersebut kemudian diperbaiki lagi dan dilakukan pengujian validitas pada tahap kedua, pengujian dilakukan secara serentak pada 278 responden sebagai sampel penelitian. Nilai untuk 278 responden pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,1177. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

(75)

No Butir Nilai dapat diambil kesimpulan bahwa 30 item pernyataan dinyatakan valid dan telah mewakili setiap variabel pengukur persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientific.

Berikut ini adalah tabel hasil pengujian validitas istrumen penelitian untuk variabel motivasi belajar siswa.

Tabel 3.9

(76)

No Butir Nilai

(Taraf signifikansi 5%)

Nilai Keterangan

10 0,361 0,455 Valid

11 0,361 0,474 Valid

12 0,361 0,387 Valid

13 0,361 0,556 Valid

14 0,361 0,286 Tidak Valid

15 0,361 0,378 Valid

16 0,361 0,482 Valid

17 0,361 0,526 Valid

18 0,361 0,484 Valid

19 0,361 0,187 Tidak Valid

20 0,361 0,287 Tidak Valid

(77)

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Validitas Tahap Kedua Variabel Motivasi Belajar No Butir Nilai dapat diambil kesimpulan bahwa 20 item pernyataan dinyatakan valid dan telah mewakili setiap variabel pengukur motivasi belajar siswa.

2. Pengujian Reliabilitas

(78)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya minimal 0,6 (Sugiyono, 2011:184). Jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel.

Uji reliabilitas instrumen penelitian dilakukan menggunakan rumus

Alpha Cronbach dan diuji dengan progam SPSS for windows versi 16. Pengujian reliabilitas pada 30 responden dengan taraf signifikansi 5%, untuk variabel penelitian persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific diperolehAlpha Cronbach sebesar 0,943, sementara itu untuk variabel motivasi belajar siswa diperoleh hasil 0,886. Hasil

(79)

pada 278 responden diperoleh hasil Alpha Cronbach sebesar 0,792 untuk variabel penelitian persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan

scientificdan untuk variabel motivasi belajar siswa diperoleh hasil sebesar 0,804. HasilAlpha Cronbachpada kedua instrumen tersebut menunjukkan hasil yang lebih besar dari 0,6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific maupun yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dinyatakan reliabel.

I. Teknik Analisa Data 1. Teknik Deskriptif

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa skor persepsi siswa terhadap implementasi pendekatan scientific, skor motivasi belajar siswa dan skor hasil belajar siswa. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik diskriptif. Analisis deskriptif merupakan teknik analisis yang biasanya digunakan kalau tujuan penelitiannya untuk penjajagan atau pendahuluan, tidak menarik kesimpulan, hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang ada (Margono, 2007:190).

Tujuan analisa deskripsi ini adalah untuk mengetahui deskripsi tentang responden, persepsi siswa terhadap ilmpementasi pendekatan

(80)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditatapkan sebelumnya, suatu hasil yang seharusnya dicapai oleh siswa. Dalam PAP tipe II penguasaan kompetensi minimal yang merupakan

passing score adalah 56% dari total yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup. Tuntutan pada presentil 56 sering disebut presentil minimal. Disebut presentil minimal, karena passing score pada presentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Penentuan passing score 56 boleh dilakukan asalkan penentuan

passing score masih tetap memperhitungkan keadaan dan kemajuan belajar siswa serta merupakan keputusan sekolah (Masidjo, 1995:151, 157-159).

Tabel 3.11 PAP tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Huruf Kategori

81%-100% A Sangat Tinggi

66%-80% B Tinggi

56%-65% C Cukup

46%-55% D Rendah

Dibawah 46% E Sangat Rendah

(81)

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji normalitas

Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis (Zuriah, 2006:201). Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji

normalitas bivariat dengan bantuan progam SPSS (for Windows versi 16.0). Jika nilai R Square ≥ 0,8 pada taraf signifikansi 5%, maka distribusi data dinyatakan normal. Berikut ini adalah tabel interpretasi nilaiR Squarehasil uji normalitas bivariat.

Tabel 3.12

Interpretasi terhadap nilai R Square hasil uji normalitas bivariat Interval Nilai r Interpretasi

0,000-0,199 Korelasi sangat lemah

0,200-0,399 Korelasi lemah

0,400-0,599 Korelasi cukup kuat

0,600-0,799 Korelasi kuat

0,800-1,00 Korelasi sangat kuat

3. Uji Hipotesis

(82)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah : a) Mencari koefisien korelasirank Sperman.

Rumus Korelasi :

= 1 −6 ∑

( − 1)

Keterangan :

rs = koefisien korelasiSpearman

n = jumlah data

di = selisih pasangan peringkat (rank) ke-i

b) Membandingkan nilai probabilitas (sig. 1-tailed) dengan α = 0,05 dan menarik kesimpulan.

1. Ho1 diterima jika nilai probabilitas > α = 0,05; artinya tidak ada hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan motivasi belajar siswa. 2. Ha1 diterima jika nilai probabilitas < α = 0,05; artinya ada

hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan motivasi belajar siswa. 3. Ho2 diterima jika nilai probabilitas > α = 0,05; artinya tidak ada

hubungan positif dan signifikan persepsi siswa terhadap implementasi pendekatanscientificdengan hasil belajar siswa. 4. Ha2 diterima jika nilai probabilitas < α = 0,05; artinya ada

(83)

c) Menginterpretasi nilai koefisien korelasirank Sperman

Berikut ini adalah tabel interpretasi nilai koefisien korelasi rank Spearman.

Tabel 3.13

Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi Interval Nilai r* Interpretasi

0,000-0,199 Korelasi sangat lemah

0,200-0,399 Korelasi lemah

0,400-0,599 Korelasi cukup kuat

0,600-0,799 Korelasi kuat

Gambar

Gambar 2.1 Model Penelitian ......................................................................
Gambar 2.1 Model Penelitian
Tabel 3.11 PAP tipe II
Tabel 5.1 Responden Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ketika direaksikan dengan asam kolorida, tidak bereaksi, dengan asam sulfida, tidak bereaksi, dengan Amonium hidroksida dan Amonium klorida, tidak bereaksi,

Jadi, dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa syariat yang dibawa oleh Nabi-nabi dan Rasul-rasul terdahulu telah disempurnakan oleh syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad

Di samping itu, melalui beragam pola judul berita, penelitian ini akan membuktikan munculnya produktivitas dan kreativitas berbahasa (khususnya ragam tulis), yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, Allah Bapa Yang Maha Kuasa, karena hanya atas kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private

Second factor consists of design website that provides the way information and the design will working properly if the site easy to customize, having a good.

Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa