• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANFAATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOM

PROFIL LOKASI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANFAATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOM

Hasil analisis tiap variabel yang di antaranya meliputi kesesuaian program, tingkat partisipasi serta kemanfaatan program telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini, akan dibahas hubungan dua variabel pada penelitian ini, yaitu hubungan di antara tingkat partisipasi pada tiap tahapannya dengan kemanfaatan program.

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan dengan Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 42.

Tabel 42 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 2 18,2 3 27,3

Tokenism 3 37,5 0 0,0 1 9,1

Citizen Power 4 50,0 9 81,8 7 63,6

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,916 dan koefisien korelasi 0,020.

Berdasarkan Tabel 42, didapatkan bahwa tidak terdapat kecenderungan apapun, karena dapat dilihat bahwa penilaian atas kemanfaatan ekonomi program rendah, sedang, maupun tinggi mayoritas pada anggota yang tingkat partisipasi tahap perencanaannya tinggi, yaitu citizen power. Kemudian berdasarkan data lapang, anggota memberikan pernyataan bahwa program pemberdayaan ekonomi tidak memberikan manfaat apapun dalam hal peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dilihat dari belum adanya peningkatan kualitas sarana atau prasana yang signifikan bagi Kopwama.

...disini mah ga dikasih bantuan sarana apa-apa sih neng, paling ya buku-buku, alat tulis kantor, laci, sama ada komputer lama tapi ya gitu kurang bermanfaat aja sih apalagi secara ekonomi, tapi ya lumayan berguna ya...” (SS, 56 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,020 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,916 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 43.

Tabel 43 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 2 25,0 2 13,3 2 28,6

Tokenism 1 12,5 3 20,0 0 0,0

Citizen Power 5 62,5 10 66,7 5 71,4

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,807 dan koefisien korelasi 0,046.

Tabel 43 menunjukkan bahwa terdapat 66,7 persen anggota yang tingkat partisipasinya citizen power memberikan penilaian yang sedang atas kemanfaatan sosial program Hal tersebut dikarenakan anggota menyatakan bahwa frekuensi gejolak sosial tidak mengalami perubahan, karena meskipun program pemberdayaan ekonomi ini dinilai memberikan cukup manfaat, namun ternyata belum cukup memberikan manfaat yang berarti. Seperti apa yang disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama: “...kalo permasalahan ekonomi di antara anggota mah gak berkurang ya, tapi manfaat mah tetep ada kerasa...” (SS, 56 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,046 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,807 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial program tidak memiliki hubungan.

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan dengan Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 44.

Tabel 44 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 2 18,2 2 18,2

Tokenism 2 25,0 0 0,0 0 0,0

Citizen Power 5 62,5 9 81,8 9 81,8

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,510 dan koefisien korelasi 0,125.

Tabel 44 menunjukkan pada tingkat partisipasi tokenisme seluruhnya memberikan penilaian atas kemanfaatan ekonomi program rendah. Namun, berdasarkan Tabel 43 juga dapat diketahui bahwa anggota yang berada pada tingkat partisipasi non partisipasi dan citizen power tersebar pada penilaian atas kemanfaatan ekonomi program yang sedang dan juga tinggi. Pada tingkat partisipasi non partisipasi memiliki persentase masing-masing sebesar 18,2 persen. Sementara itu, pada tingkat partisipasi citizen power memiliki persentase masing-masing sebesar 81,8 persen. Kemandirian ekonomi yang dirasa oleh anggota memiliki perbedaan pada setiap individunya, bagi anggota yang membuka usaha dengan modal dari hasil pinjaman Kopwama maka akan merasa lebih mandiri dalam keuangannya, begitupun sebaliknya.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,125 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,510 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi tidak memiliki hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 45.

Tabel 45 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 3 20,0 1 14,3

Tokenism 1 12,5 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 6 75,0 11 73,3 6 85,7

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,733 dan koefisien korelasi 0,065.

Tabel 45 menunjukkan bahwa terdapat 75 persen anggota dengan tingkat partisipasi tahap pelaksanaan yang tinggi namun memberikan penilaian yang rendah atas kemanfaatan sosial program. Kualitas hubungan antara anggota tidak dapat dilihat pada tahap pelaksanaan, dikarenakan masih banyak anggota yang belum terlalu mengenal commrel officer yang bertugas khususnya pada program ini. Kalaupun anggota merasa mengenal officer, hubungan yang terjalin pun belum terlalu dekat sehingga anggota masih cenderung segan untuk menyampaikan pendapat maupun kritik atas dilaksanakannya program.

“...kalo mau nyampein keluhan apa saran gitu ya neng paling ke pengurus

aja dulu, ke ketua paling enggak...” (A, 42 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,065 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,733 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial program tidak memiliki hubungan.

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Evaluasi dengan Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 46.

Tabel 46 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap

Evaluasi

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 3 37,5 8 72,7 4 36,4

Tokenism 1 12,5 0 0,0 0 0,0

Citizen Power 4 50,0 3 27,3 7 63,6

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,589 dan koefisien korelasi 0,103.

Pada Tabel 46 dapat diketahui bahwa anggota yang berada pada tingkat partisipasi tokenisme memberikan penilaian rendah atas kemanfaatan ekonomi program pada tahap evaluasi program. Pada tahap evaluasi, anggota Kopwama cenderung untuk melimpahkan kuasa atas keputusan kepada pengurus koperasi dan pihak perusahaan saja, namun anggota yang berada pada tokenisme yang merasa bahwa keputusan antara anggota, pengurus dan perusahaan setara memberikan penilaian yang justru rendah. Berbeda dengan anggota yang berada pada tingkat partisipasi citizen power sebesar 63,6 persen memberikan penilaian yang tinggi pula. Hal tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan di antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program pemberdayaan ekonomi.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,103 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,589 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program tidak memiliki hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 47.

Tabel 47 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap

Evaluasi

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 6 75,0 8 53,3 1 14,3

Tokenism 0 0,0 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 2 25,0 6 40,0 6 85,7

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,018 dan koefisien korelasi 0,429*. *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 47 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat partisipasi citizen power merasakan kemanfaatan sosial yang cukup tinggi, dapat dilihat dari jumlah persentase sejumlah 85,7 persen. Kemudian pada anggota yang berada pada tingkat partisipasi non partisipasi memberikan penilaian atas kemanfaatan sosial yang rendah dengan jumlah persentase 75,0 persen. Hal tersebut sesuai dengan uji korelasi yang dillakukan untuk mengidentifikasi hubungan kedua variabel tersebut.

Koefisien korelasi kedua variabel tersebut ialah sebesar 0,429 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,018 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan sosial program memiliki hubungan yang positif. Hubungan pada dua variabel tersebut merupakan hubungan positif yang tergolong moderat. Kemanfaatan sosial pada tahap evaluasi memiliki hubungan yang cukup moderat, karena anggota merasa pada saat evaluasi dengan jarak waktu sejak perencanaan sampai pelaksanaan selesai, secara perlahan perbedaan pendapat di antara anggota cukup berkurang. Hal tersebut didukung oleh pernyataan sebagai berikut:

“...ya pas akhir-akhirnya sih lagi pas tutup buku dan laporan ke Holcim baru deh agak berkurang itu ibu-ibu yang agak gak setuju sama koperasi, apalagi kan waktu itu abis tutup buku mau ada penutupan sekalian jalan- jalan pada seneng...” (I,44 tahun)

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil dengan Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 48.

Tabel 48 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Tokenism 0 0,0 1 9,1 0 0,0

Citizen Power 8 100,0 10 90,9 11 100,0

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,857 dan koefisien korelasi 0,034.

Tabel 48 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat partisipasi citizen power memberikan penilaian yang cenderung tinggi atas kemanfaatan ekonomi program. Berdasarkan penuturan beberapa anggota, mereka merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar dengan adanya program pemberdayaan ekonomi pada Kopwama yang menyediakan fasilitas untuk simpan pinjam uang bagi anggota. Meskipun begitu, terdapat 90,9 persen anggota yang memberikan penilaian sedang atas kemanfaatan ekonomi program. Hal itu dikarenakan terdapat perbedaan dalam pengelolaan uang hasil pinjaman pada masing-masing anggota sehingga manfaat yang dirasa dapat berbeda-beda. Seperti apa yang disampaikan oleh salah satu anggota:

“...saya belum merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar sih, soalnya saya emang gak jualan atau usaha warung, tapi saya jadi lebih mandiri sih kan bisa pinjam dan menabung...”(I, 44 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,034 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,857 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi program tidak memiliki hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 49.

Tabel 49 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Tokenism 0 0,0 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 8 100,0 14 93,3 7 100,0

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,951 dan koefisien korelasi -0,012.

Tabel 49 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat partisipasi citizen power memberikan penilaian atas kemanfaatan sosial program yang sedang dengan jumlah persentase sebesar 93,3 persen. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat perbedaan pendapat masing-masing anggota dalam hal kepuasan atas program, cukup banyak anggota yang merasa puas atas kesesuaian program atas kebutuhan serta manfaat yang didapat, namun masih belum puas atas pelaksanaan program. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut yang kemudian didukung oleh hasil uji korelasi yang dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,012 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,951 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan sosial program tidak memiliki hubungan.