• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERDAYAAN MASYARAKAT

Partisipasi masyarakat miskin yang difokuskan dalam penelitian ini adalah partisipasi terhadap keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta dalam menikmati hasil yang diuraikan satu per satu dalam delapan tingkat partisipasi Arsntein yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Tingkat keberdayaan masyarakat Desa Cadasngampar diukur dari perubahan sebelum dan sesudah kegiatan PNPM-M Perkotaan dilaksanakan, yang dilihat dari perbedaan pada tingkat pendapatan, perubahan pada tingkat kepemilikan aset, perubahan pada pola konsumsi, dan perubahan pada mata pencaharian dan modal usaha. Dari hasil penelitian dilapangan terhadap tingkat pendapatan, peneliti melihat pendapatan dari hasil pengeluaran per bulan responden yang dilihat sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan. Tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam pendapatan masyarakat Desa Cadasngampar sebelum maupun sesudah PNPM-M Perkotaan. Rata-rata pendapatan reponden mencapai Rp651.200,- per bulannya.

Gambar 11. Perubahan Pendapatan Sebelum dan Sesudah PNPM-M Perkotaan

Berdasarkan Gambar 11 sebanyak 90 per sen responden tidak mengalami perubahan pada tingkat pendapatannya, hanya sebanyak 10 per sen yang mengalami

90%

5% 5%

perubahan pada tingkat pendapatan baik karena faktor internal maupun faktor eksternal yang menyebabkan menurun dan meningkatnya pendapatan responden. Contoh faktor internal terhadap responden yang pendapatannya menurun yang diungkapkan salah satu reponden yang mengikuti aspek lingkungan atau kegiatan betonisasi jalan adalah sebagai berikut.

“Dulu sebelum tahun 2009 saya masih bisa menghidupi keluarga saya dengan berkecukupan, karena dulu saya bekerja sebagai kontraktor. Kemudian saya pindah ke Desa Cadasngampar dan dengan pekerjaan yang serabutan sangat jelas pendapatan saya sangat jauh dari sebelumnya” (DM, 58 thn)

Faktor internal sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan adanya pelaksanaan PNPM-M Perkotaan. Sementara faktor eksternal dari peningkatan pendapatan responden disebabkan oleh adanya bantuan dana dari PNPM-M Perkotaan seperti yang diungkpakan salah satu reponden di bawah ini.

“Alhamdulilah neng, setelah ikut kegiatan simpan pinjam dari PNPM selama 4 bulan, saya bisa menambah jumlah sayur-sayuran yang mau dijualin, jadi memang ada sedikit perbedaan pendapatan saya untuk sekarang ini. ” (ERS, 40 thn)

Jenis pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkup kegiatan yang dilakukan responden dalam memnuhi kebutuhan sehari-hari yang dapat menghasilkan pendapatan.

Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden di Desa Cadasngampar Kecamatan Sukaraja Kabuapten Bogor Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sebelum PNPM-M Perkotaan

Pekerjaan Aspek Kegiatan Total Persentase

(%) Lingkungan Ekonomi Sosial

Ibu RT 1 9 21 31 34.4

perdagangan besar dan eceran 1 12 0 13 14.8

transportasi, pergudangan, dan komunikasi

3 3 1 7 7.8

Konstruksi 7 0 0 7 7.8

Tidak mempunyai pekerjaan 0 0 6 6 6.7

penyediaan akomodasi/makanan dan minuman

3 1 0 4 4.4

Buruh 3 1 0 4 4.4

Pertanian 3 0 0 3 3.3

real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan

2 1 0 3 3.3

jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan perorangan

3 0 0 3 3.3

industri pengolahan 2 1 0 3 3.3

administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial

2 0 0 2 2.2

jasa pendidikan 0 0 2 2 2.2

jasa kesehatan dan kegiaran sosial 0 1 0 1 1.1

jasa perorangan yang melayani rumah tangga

0 1 0 1 1.1

Listrik, gas, dan air 0 0 0 0 0.0

Perantara Keuangan 0 0 0 0 0.0

Badan internasional dan badan esktra internasional lainnya

0 0 0 0 0.0

Perikanan 0 0 0 0 0.0

Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0.0

Total 30 30 30 90 100.0

Responden pada aspek kegiatan lingkungan didominasi oleh pekerjaan dibidang kontruksi atau lebih sering disebut sebagai tukang bangunan, untuk kegiatan ekonomi pekerjaan responden didominasi dengan pekerjaan sebagai pedagang besar dan eceran yang memang menjadi pilihan mereka karena sudah diberikan dana pinjaman untuk membuka usaha. Sedangkan pada kegiatan sosial, reponden sangat didominasi dengan pekerjaan sebgai ibu rumah tangga.

Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden di Desa Cadasngampar Kecamatan Sukaraja Kabuapten Bogor Menurut Jenis Pekerjaan Sesudah PNPM-M

Perkotaan

Pekerjaan Aspek Kegiatan Total Persentase

(%) Lingkungan Ekonomi Sosial

Ibu RT 1 9 21 32 35.5

perdagangan besar dan eceran 1 12 0 13 14.8

Konstruksi 8 1 0 9 10.0

transportasi, pergudangan, dan komunikasi

3 3 1 7 7.8

Tidak mempunyai pekerjaan 0 0 6 6 6.7

Buruh 3 1 0 4 4.4

real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan

2 1 0 3 3.3

penyediaan akomodasi/makanan dan minuman

3 0 0 3 3.3

industri pengolahan 2 1 0 3 3.3

jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan perorangan

3 0 0 3 3.3

administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial

2 0 0 2 2.2

jasa pendidikan 0 0 2 2 2.2

Pertanian 2 0 0 2 2.2

jasa kesehatan dan kegiaran sosial 0 1 0 1 1.1

jasa perorangan yang melayani rumah tangga

0 1 0 1 1.1

Badan internasional dan badan esktra internasional lainnya

0 0 0 0 0.0

Perikanan 0 0 0 0 0.0

Pertambangan dan penggalian 0 0 0 0 0.0

Listrik, gas, dan air 0 0 0 0 0.0

Total 30 30 30 90 100.0

Berdasarkan hasil perbandingan pekerjaan sebelum dan sesudah PNPM-M Perkotaan tidak ada perubahan mata pencaharian yang signifikan yang dilakukan oleh responden. Pekerjaan atau mata pencaharian yang dilakukan sebagian besar sama dengan pekerjaan sebelum dilakukannya PNPM-M Perkotaan.

Perubahan pada tingkat kepemilikan aset sebelum dan sesudah adanya PNPM- M Perkotaan sama sekali tidak menunjukkan adanya pergeseran menurun maupun meingkat. Sebanyak 100 per sen responden memiliki aset yang sama sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan. Tingkat keberdayaan lain yang diukur dari perubahan pada pola konsumsi sebelum dan sesudah PNPM-M Perkotaan, dinilai dari mengkonsumsi beras, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, buah-buahan, serta mengkonsumsi makanan dan minuman ringan.

Gambar 12. Perubahan pada Pola Konsumsi Sebelum dan Sesudah PNPM-M Perkotaan

Berdasarkan Gambar 12, sebagian besar reponden yaitu sebanyak 93 per sen responden mempunyai pola konsumsi yang sama atau tidak memiliki perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan, hanya sebagian kecil responden yaitu sebanyak 7 per sen yang mengalami perubahan pada pola konsumsi baik karena faktor internal maupun faktor eksternal yang menyebabkan menurun dan meningkatnya pola konsumsi responden.

Tolok ukur tingkat keberdayaan yang terakhir adalah perubahan pada mata pencaharian dan modal usaha sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan.

Gambar 13. Perubahan pada Mata Pencaharian dan Modal Usaha Sebelum dan Sesudah PNPM-M Perkotaan

93% 2% 5%

Tetap Berubah (menurun) Berubah (meningkat)

98% 2%

Berdasarkan Gambar 13, sebagian besar responden yaitu sebanyak 98 per sen memiliki mata pencaharian yang sama sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan, hanya 2 per sen responden saja yang mengalami perubahan pada mata pencaharian dan mosal usaha baik karena faktor internal maupun faktor eksternal yang menyebabkan menurun dan meningkatnya pada mata pencaharian dan modal usaha responden.

Delapan tingkat parrtisipasi Arsntein akan dihubungkan kepada tingkat keberdayaan. Berikut hipotesis dalam tingkat partisipasi dengan tingkat perubahan pendapatan:

H0 = Tidak ada hubungan antara tingkat partisipasi dan tingkat keberdayaan responden dalam pelaksanaan PNPM-M Perkotaan.

H1 = Terdapatnya hubungan antara tingkat partisipasi dan tingkat keberdayaan responden dalam pelaksanaan PNPM-M Perkotaan.

Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Sig. (2-tailed) hitung sebesar 0.217 > alpha (0.05) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi , tingkat partisipasi responden tidak mempunyai hubungan dengan tingkat keberdayaan responden dalam pelaksanaan PNPM-M Perkotaan. Nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) hitung diperoleh sebesar 0.131 < (0.5). Hal ini menunjukkan lemahnya hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat keberdayaan responden

BAB VIII

Dokumen terkait