BAB IV ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL DI DAERAH
DAN PULAU PULAU KECIL
B. Hukum Internasional Mengenai Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pulau-Pulau Kecil
Pengaturan Hukum Internasional tentang laut yang umum paling dikenal oleh masyarakat internasional adalah UNCLOS. Konvensi ini mengatur mengenai batas-batas laut dan rezim yang berlaku, hak-hak setiap negara terhadap wilayah laut, perlindungan dan pelestarian laut, dan lain-lain.
Perkembangan kodifikasi hukum laut internasional dimulai dengan diadakannya Konferensi Internasional tentang Hukum Laut I atau dikenal dengan United Nation Conference on the Law of the Sea I (UNCLOS I) pada tahun 1958, yang kemudian dilanjutkan dengan UNCLOS II pada tahun 1960.
UNCLOS II kemudian diteruskan dengan UNCLOS III yang berlangsung selama hampir 10 tahun (tahun 1973-1982). Pada UNCLOS III inilah akhirnya
Konvensi Hukum Laut Internasional atau yang kemudian dikenal dengan United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut, disingkat UNCLOS 1982.
Terdapat beberapa ketentuan internasional yang mengatur tentang pengelolaan wilayah pesisir dan lautan, diantaranya meliputi UNCLOS, UNCED, Deklarasi Rio,Agenda 21, 97 dan World Ocean Conference.
1. United Nation Conference on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982) UNCLOS 1982 dalam pasal 193 mengatur bahwa Negara-negara mempunyai hak kedaulatan untuk mengeksploitasi kekayaan alam mereka serasi dengan kebijaksanaan lingkungan mereka serta sesuai pula dengan kewajiban mereka untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut.
Dalam Pasal 61 juga diatur tentang konservasi sumber kekayaan hayati.
Negara pantai, dengan memperhatikan bukti ilmiah terbaik yang tersedia baginya harus menjamin dengan mengadakan tindakan konservasi dan pengelolaan yang tepat sehingga pemeliharaan sumber kekayaan hayati di zona ekonomi eksklusif tidak dibahayakan oleh eksploitasi yang berlebihan.
Di mana Negara pantai dan organisasi internasional berwenang, baik sub-regional, regional maupun global, harus bekerja sama untuk tujuan ini.98
Wilayah pesisir dan laut masuk kedalam perairan pedalaman (internal waters) adalah bagian dari perairan suatu negara yang tunduk pada kedaulatan negara tersebut. Adapun yang berkaitan dengan perairan pedalaman dalam UNCLOS 1982 adalah Pasal 8. Berdasarkan pasal tersebut maka negara mempunyai kewenangan penuh untuk mengatur dan
97Dhiana Puspitawati, Op.Cit., hal. 4
98UNCLOS pasal 61
mengelola wilayah yang masuk dalam garis pangkal laut teritorialnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka UNCLOS 1982 memberikan kedaulatan secara penuh untuk mengelola wilayah pesisirnya dan memberikan perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. Akan tetapi dalam melaksanakan haknya setiap negara pantai harus memberikan kebebasan-kebebasan kepada setiap negara pantai dan negara tak berpantai untuk mempergunakan bagian laut tersebut sebagai laut lepas .Selain itu UNCLOS 1982 sebagai sistem pembangunan berkelanjutan memberi prioritas tinggi pada konservasi dan pengelolaan yang layak atas sumberdaya hayati termasuk juga wilayah pesisir dan telah mengembangkan suatu ketentuan yang melindungi ekosistem laut dari kegiatan yang merusak dan menjamin pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di wilayah-wilayah tersebut secara berkelanjutan.99
2. United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) Konferensi Bangsa-Bangsa untuk Lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and Development / UNCED) yang diselenggarakan pada tahun 1992 di Rio de Janeiro, yang disebut juga dengan Konferensi Bumi (Earth Summit); dan pertemuan dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (the World Summit for Sustainable Development) yang diselenggarakan pada tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan.100 Yang 20 tahun kemudian diadakan kembali pertemuan di
99 http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/42864, diakses pada 04 Maret 2020
100 Dirhamsyah, “Pengelolaan Wilayah Pesisir Terintegrasi di Indonesia”, Jurnal Penelitian Oseanografi LIPI, Vol. 31, No. 1, (Jakarta, 2006), Hal. 24
Rio de Janeiro, Konferensi ini diadakan sebagai kelanjutan dari Earth Summit Rio 1992 dengan fokus utama perubahan iklim dan kelangsungan lingkungan hidup. Dokumen UNCED secara khusus meminta agar kebijakan, proses pengambilan keputusan dan kelembagaan dalam pengelolaan kawasan laut dan pesisir serta pulau-pulau kecil dapat dilaksanakan secara terpadu.101
3. Deklarasi Rio
Deklarasi ini merupakan salah satu produk hasil atas adanya konferensi rio. Deklarasi ini memperkenalkan suatu pendekatan baru dalam pengelolaan lingkungan, yaitu melalui pendekatan yang lebih luas, terpadu serta berkelanjutan dengan prioritas penanganan masalah lingkungan, yang intinya adalah untuk meningkatkan kerjasama internasional.102
Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil didasarkan pada prinsip-prinsip integrated coastal management, berkaitan erat dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam The Rio Declaration on Environment and Development (selanjutnya disebut Rio Declaration 1992).103 Deklarasi Rio 1992 menetapkan 21 prinsip dengan 7 prinsip utama untuk pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yaitu:104
1. principles of interrelationship and integration 2. inter and intra-generational equity principles
101Ibid., hal. 25
102Dhiana Puspitawati, Loc.Cit.
103Dina Sunyowati, “Penataan Ruang Laut Berdasarkan Integrated Coastal Management”, Jurnal Hukum Universitas Airlangga, Vol. 20, No. 3, (Surabaya, 2008), hal. 428
104Billiana Cicin-Saint and Robert W. Knecht, , Integrated Coastal and Ocean Management, Concept and Practices, (Washington, D.C, Covelo: California Island Press, 1998), hal. 53
3. principles of right to develop
4. environmental safeguards principles 5. precautionary principle
6. polluter pays principle
7.transparency principle and other process oriented principle 4. Agenda 21
UNCED memasukkan integrated coastal management dalam Agenda 21 Chapter 17 sebagai rencana kerja di Abad 21 dengan judul
“Protection of the Oceans, All Kinds of Seas, including Enclosed and Semi-enclosed Seas, and Coastal Areas, and the Protection, Rational Use and Development of Their Living Resources”. Pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu (integrated coastal management) merupakan pendekatan baru sebagaimana dituangkan dalam Chapter 17 Agenda 21 bahwa lingkungan laut (The Marine Environment) merupakan komponen penting sistem penyangga kehidupan global.105
Integrated coastal management merupakan pedoman dalam pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut dengan memperhatikan lingkungan.106
Agenda 21 Chapter 17 berisi 7 program utama yang terdiri atas :107
105Rokhmin Dahuri, Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu, (Jakarta : Pradnya Paramita,) 2001, hal. 5.
106Dina Sunyowati,” Pengaturan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia”, Jurnal Hukum Universitas Airlangga , Vol. 24, No.1 , (Surabaya, 2012), hal. 2
107Nicholas A. Robinson , Agenda 21: Earth’s Action Plan, (New York-LondonRome : Oceana Publications, Inc.,1993), hal. 307.
a. Integrated management and sustainable development of coastal areas, including exclusive economic zones
b. Marine environmental protection
c. Sustainable use and conservation of marine living resources of the high seas
d. Sustainable use and conservation of marine living resources under national jurisdiction
e. Addressing critical uncertainties for the management of marine environment and climate change
f. Strengthening international, including regional cooperation and coordination
g. Sustainable development of small islands
5. World Ocean Conference
Pada tanggal 11 -15 Mei World Ocean Conference (WOC/
Konferensi Kelautan Dunia) diadakan di Manado, Sulawesi Utara.
Konferensi membahas mengenai kebijakan kelautan global, khususnya dalam upaya adaptasi dan mitigasi Manado Ocean Declaration (MOD) dan dampak perubahan iklim terhadap laut dihadiri oleh para Kepala Negara, para dan sebaliknya. Selain itu diperlukan Menteri terkait di bidang kelautan, utusan strategi nasional untuk pengelolaan Negara-negara, Wakil Diplomatik dan Konsuler Negara-negara sahabat serta organisasi internasional yang terkait dengan kelautan, seperti USAID, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), World Wide Foundation (WWF), The
Nature Conservancy (TNC),Conservancy International (CI), dan UNESCO.108
Manado Ocean Declaration (MOD) terdiri atas 14 paragraf pembuka inti dan 21 poin kesepakatan operatif. Isi deklarasi antara lain berupa komitmen negara-negara peserta untuk melakukan konservasi laut jangka panjang, menerapkan manajemen pengelolaan sumber daya laut dan daerah pantai dengan pendekatan ekosistem, serta memperkuat kemitraan global untuk diadakan pembangunan berwawasan lingkungan.109
C. Kebijakan Hukum Nasional Dikaitkan Dengan Hak dan Kewajiban