• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Sumber Daya Alam yang Dimiliki Oleh Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

BAB IV ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL DI DAERAH

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL MENURUT HUKUM NASIONAL

A. Potensi Sumber Daya Alam yang Dimiliki Oleh Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pengelolaan perairan Indonesia tidak boleh melupakan potensi peran besar Indonesia untuk ikut serta mengelola laut lepas (high seas) dan dasar laut dalam (deep seabed). Berbagai negara, bahkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, telah berlomba untuk ikut serta mengelola dasar laut di perairan internasional. Potensi sumber daya alam yang besar di dasar laut perairan internasional menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan Indonesia akan energi dan mineral.119 Sumberdaya pesisir dan pulau pulau kecil adalah sumber daya hayati, sumberdaya nonhayati, sumberdaya buatan, dan jasa-jasa lingkungan.120 Diketahui, ekosistem di sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil antara lain terdiri dari mangrove, terumbu karang, rumput laut, dan padang lamun.121

1. Potensi Wilayah Pesisir

Menurut John.R Clark wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut,

119Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Kelautan Indonesia Bab II

120Pitojo, Integrasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dengan Wilayah Pesisir, (Malang : UB Press, 2019), hal. 165

121Poltak Partogi Nainggolan, Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia, (Depok : Azza Grafika), 2012, hal. 11

serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya.122 Menurut Dishidros kekayaan sumberdaya alam di wilayah pesisir, antara lain, berupa bentangan garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km yang mengelilingi sekitar 16.501 pulau, dan ekosistem pesisir, sumberdaya hayati, non hayati, dan plasma nutfah yang terkandung di dalamnya. Selain itu, terdapat pula laut teritorial seluas 3,1 juta km2 yang sangat terkait dengan eksistensi sumberdaya pesisir tersebut123

Sumberdaya pesisir adalah sumberdaya alam, sumberdaya binaan/buatan dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di dalam wilayah pesisir. Potensi sumberdaya pesisir secara umum dibagi atas empat kelompok yakni124 :

(a) Sumberdaya yang Dapat Pulih (Renewable Resources) (b) Sumberdaya Tidak Dapat Pulih (Non-Renewable Resources) (c) Energi Kelautan

(d) Jasa-Jasa Lingkungan Kelautan (Environmental Services)

a. Sumberdaya yang Dapat Pulih (Renewable Resources)

Potensi sumberdaya dapat pulih terdiri dari sumberdaya perikanan tangkap, budidaya pantai (tambak) budidaya laut, dan bioteknologi kelautan. Perairan Indonesia memiliki potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton, terdiri dari ikan pelagis besar (975, 05 ribu ton),

122Stefanus Stanis, Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Melalui Pemberdayaan Kearifan Lokal Di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur, (Tesis Univeristas Universitas Diponegoro,2005), hal. 16

123Denny B.A.Karwur, Hukum Pesisir Di Indonesia (Pengelolaan Kawasan Perbatasan Dan Wilayah Pesisir Dan Pulau Kecil), (Buku Ajar Hukum Kawasan Perbatasan Dan Pulau-Pulau Terluar, Universitas Sam Ratulangi, 2019), Hal. 5

124Ibid., Hal.17

ikan pelagis kecil (3,235,50 ribu ton), ikan demersal (1,786,35 ribu ton), ikan karang konsumsi (63,99 ribu ton), udang penaid (74,00 ribu ton), lobster (4,80 ribu ton), dan cumi-cumi (28,25 ribu ton).

Potensi sumberdaya hayati (perikanan) laut lainnya yang dapat dikembangkan adalah ekstraksi senyawa-senyawa bioaktif (natural products), seperti squalence, omega-3, phycocolloids, biopolymers, dan sebagainya dari microalgae (fitoplankton), macroalgae (rumput laut), mikroorganisme, dan invertebrata untuk keperluan industri makanan sehat (healthy food), farmasi, kosmetik, dan industri berbasis bioteknologi lainnya.125

b. Sumberdaya Tidak Dapat Pulih (Non-Renewable Resources)

Selain sumberdaya kelautan dapat pulih seperti diuraikan di atas, potensi kelautan lainnya yang dapat dikembangkan secara optimal adalah sumberdaya tidak dapat pulih. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Kekayaan Alam, BPPT dari 60 cekungan minyak yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70 persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10 cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian, sedangkan 29 belum terjamah.

Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2 milyar barel setara minyak, namun baru 16,7 milyar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5 milyar barel diantaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya sebesar 89,5 milyar barel berupa kekayaan yang belum terjamah. Cadangan

125Rokhimin Dahuri, “Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan Seiring Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah”, Jurnal Sosial dan Pembangunan Universitas Islam Bandung , Vol.17, No. 2, (Bandung, 2001), hal. 143

minyak yang belum terjamah itu diperkirakan 57,3 milyar barel terkandung di lepas pantai, dan lebih dari separuhnya atau sekitar 32,8 milyar barel terdapat di laut dalam126

c. Energi Kelautan

Energi kelautan merupakan energi-konvensional dan termasuk sumberdaya kelautan non hayati yang dapat diperbaharui yang memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan pengelolaan ruang wilayah pesisir dan pulau pulau kecil seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah Indonesia. Keberadaan sumberdaya ini dimasa yang akan datang semakin signifikan manakala energi yang bersumber dari BBM (bahan bakar minyak) semakin menipis. Jenis energi kelautan yang berpeluang dikembangkan adalah ocean thermal energy conversion (OTEC), energi kinetik dari gelombang, pasang surut dan arus, konversi energi dari perbedaan salinitas. Sumberdaya energi kelautan lainnya, antara lain energi yang berasal dari perbedaan pasang surut, dan energi yang berasal dari gelombang. Kedua macam energi tersebut juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia.127

d. Jasa-Jasa Lingkungan Kelautan (Environmental Services)

Pemanfaatan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan juga dapat dilakukan terhadap jasa-jasa lingkungan, terutama untuk pengembangan pariwisata dan pelayaran. Sekarang ini pariwisata berbasis kelautan (wisata bahari) telah menjadi salah satu produk pariwisata yang menarik.

126Ibid., hal. 144

127Ibid.

Pembangunan kepariwisataan bahari pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata bahari yang terdapat di seluruh pesisir dan lautan Indonesia, yang terwujud dalam bentuk kekayaan alam yang indah (pantai), keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis. Potensi jasa lingkungan kelautan yang lainnya yang masih memerlukan sentuhan pendayagunaan secara profesional adalah jasa transportasi laut (perhubungan laut).128

2. Potensi Pulau-Pulau Kecil

Sebagian besar pulau- pulau kecil merupakan kawasan strategis yang memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dapat dijadikan sebagai salah satu modal dasar pembangunan Indonesia dimasa yang akan datang.129 Berdasarkan tipenya, Pulau-pulau Kecil dibedakan menjadi pulau benua, pulau vulkanik dan pulau karang. Masing masing tipe mempunyai kondisi lingkungan yang khas, sehingga perlu menjadi pertimbangan dalam kajian dan penentuan pengelolaannya agar berkelanjutan.130

Umumnya potensi yang dimiliki oleh pulau – pulau kecil sama halnya dengan potensi yang dimiliki oleh wilayah pesisir. Bahwa secara umum sumber daya alam yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources), meliputi ikan, plankton, moluska, mamalia laut, rumput laut,

128Ibid., hal. 145

129http://sebatasgis.blogspot.com/2011/06/potensi-pulau-pulau-kecil-di-indonesia_01.html Diakses pada 9 Maret 2020

130 Ismeth Inounu, dkk, Op.Cit., Hal. 158

lamun, mangrove, terumbu karang dan crustacea; sumberdaya tidak dapat pulih (non renewableresources), meliputi minyak bumi dan gas serta bahan tambang lainnya; dan jasa-jasa lingkungan (environmental resources), meliputi pariwisata dan perhubungan laut.131 Kawasan pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang cukup besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem khas tropis dengan produktivitas hayati tinggi yaitu terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass), dan hutan bakau (mangrove). Ketiga ekosistem tersebut saling berinteraksi baik secara fisik, maupun dalam bentuk bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna, dan aktivitas manusia.132

1. Terumbu Karang (Coral Reef)

Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang tak ternilai harganya. Menurut Walters dan Suharsono diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km² yang tersebar luas dari perairan kawasan Barat Indonesia sampai kawasan Timur Indonesia.133

Manfaat yang dimiliki oleh terumbu karang sangat besar dan beragam. Beberapa ahli berpendapat bahwa jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua,

131http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2006/230110066001_2_1006.pdf Diakses pada, 09 Maret 2020

132https://perencanaankota.com/2014/02/pengertian-dan-potensi-pulau-pulau-kecil.html Diakses pada 9 Maret 2020

133Denny B.A.Karwur, Op.Cit., hal. 48

yaitu manfaat langsung yaitu sebagai habitat bagi sumberdaya ikan (tempat mencari makan), batu karang, pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya dan manfaat tidak langsung seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya. Selain itu, ekosistem terumbu karang juga memberikan peranan penting secara ekologis dan ekonomis bagi keberlangsungan sumberdaya dan ekosistem lainnya yang terasosiasi di dalamnya. 134

2. Lamun (seagrass)

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk di bawah permukaan air laut.

Tumbuhan ini hidup diperairan dangkal agak berpasir, dan sering juga dijumpai di ekosistem terumbu karang. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh sinar matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya.135

Fungsi ekonomi dari padang lamun yang berguna untuk masyarakat adalah sebagai produsen bagi ikan dan tujuan wisata bagi wisatawan. Fungsi ekologis dari padang lamun sendiri adalah :136

a) sumber utama produktivitas primer

b) sumber makanan bagi organisme dalam bentuk detritus

134Ibid., hal.49-50

135Ibid., hal. 45

136Aini Iftinaan K J, dkk, “Potensi Sumberdaya Lamun Sebagai Penunjang Ekowisata Di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimun Jawa”, Jurnal Kelautan Universitas Padjajaran, Vol.8, No. 2, (Jatinangor, 2017), hal. 44

c) menstabilkan dasar perairan dengan sistem perakarannya yang dapat menangkap sediment (trapping sediment)

d) tempat berlindung bagi biota laut

e) tempat perkembangbiakan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground), serta sumber makanan (feeding ground) bagi biota-biota perairan laut.

f) pelindung pantai dengan cara meredam arus, penghasil oksigen dan mereduksi CO2 di dasar perairan.

Akhir – akhir ini jenis pariwisata pesisir dan kepulauan yang sedang diminati oleh wisatawan adalah pariwisata kawasan konservasi atau perlindungan laut, seperti Cagar Alam Laut dan Taman Nasional Laut. Kegiatan ini disebut ekowisata, yang berorientasi pada aspek kelestarian sumberdaya alam serta pendidikan lingkungan. Potensi wisata bahari khususnya ekowisata lamun ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan wisata bahari yang sudah ada.137

3. Hutan Bakau (Mangrove)

Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah perairan pesisir dan pulau- pulau kecil. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin taufan dan tsunami,

137 Aprizon Putra, Potensi Ekosistem Lamun Untuk Pengembangan Ekowisata Lamun di Kota Padang, (Hasil Seminar Nasional Kelautan XI, 2016) , Hal. 11-12

penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti penyedia kayu, pemanfaatan daunnya bagi bahan baku obat-obatan, dan lain-lain.138

Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan khas, serta memiliki daya dukung cukup besar terhadap lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya ekosistem mangrove dikatakan produktif dan memberikan manfaat tinggi melalui fungsi ekonomi maupun ekologis. Sebagai suatu ekosistem dan sumberdaya alam, pemanfaatan mangrove diarahkan untuk kesejahteraan umat manusia dan untuk mewujudkan pemanfaatannya agar dapat berkelanjutan, maka ekosistem mangrove perlu dikelola dan dijaga keberadaannya.139

B. Hukum Nasional Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil