• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Human Relation

1. Pengertian human relation

Secara harfiah istilah human relation diterjemahkan menjadi hubungan antar manusia atau ada yang mengalih bahasakannya menjadi hubungan antar manusia. Ciri hakiki human relations bukan human dalam pengertian wujud manusia (human being)melainkan dalam makna proses ruhaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dalam aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu terjemahan yang mendekati makna human relation

adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.33

Human relation dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala

33

situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Human relation

dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.34Human relation juga diartikan sebagai komunikasi interpersonal sebagaimana dikutip Deddy Mulyana dalam Suranto AW35 komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Hubungan kemanusian yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama.Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama.36Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa human relation

adalah hubungan baik antar pribadi yang didukung dengan komunikasi yang efektif dan suasana yang kondusif.Perbedaan tugas dan fungsi antara pengawas dan guru menjadi dasar dalam menetapkan hubungan human relation sebagai faktor penting dalam supervisi akademik. Hal ini disebabkan

34

Onong uchana efendy, Human Relation dan Public Relation… 50.

35

Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, 3.

36

hubungan human relationakan menjembatani perbedaan tugas dan fungsi antara pengawas dan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik. Pengembangan profesional manusia adalah proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan, tergantung pada bagaimana bentuk hubungan kita dengan orang lain. Hal ini dikarenakan manusia tidak bisa menjadi manusia sepenuhnya tanpa hubungan,bahkan seseorang yang merasa puas dengan interaksinya dalam organisasi akan semakin menguatkan komitmenya pada organisasi tersebut.37Dengan demikian, layanan supervisi akademik yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kinerja guru harus dilaksanakan dengan hubungan human relation yang harmonis agar tujuan supervisi akademik dapat tercapai.

2. Komunikasi dalam human relation

Komunikasi merupakan bagian terpenting dari human relation, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antar manusia (human communication). Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain.38 Proses penyampaiannya dengan bahasa baik yang kongkrit maupun yang abstrak. Joseph Ade Vito (1976) mengatakan komunikasi adalah memberitahukan, menyebarkan informasi, berita pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan maksud agar menggugah partisipasi, dengan harapan agar

37

G.L. Forward, The Effects of Communication, Religiosity, and Organizational Support on Student Commitment at a Church-Related University‟‟, Human Communication, Vol. 12, No. 1, ( 2009), 33-52.

38

hal-hal yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama, antara yang menyampaikan informasi (komunikator) dan orang yang menerima informasi komunikan).39 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu hubungan timbal balik dalam menyampaikan perasaan, pikiran, tujuan, pesan, ide kepada orang lain.

Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi.Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada al- Quran dan hadis (sunah Nabi). Sebagaimana dijelaskan dalam al-quran 1. Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)

QS. al-Ahzab ayat 32

َنْعَضَْتَ لاَف َُّتُْيَقَّ تا ِنِإ ِءاَسِّنلا َنِم ٍدَحَأَك َُّتُْسَل ِِّبَِّنلا َءاَسِن اَي

اًفوُرْعَم لاْوَ ق َنْلُ قَو ٌضَرَم ِوِبْلَ ق ِفِ يِذَّلا َعَمْطَيَ ف ِلْوَقْلاِب

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara

39

Ade Vito, Joseph. “ Communication: Concepts and Processes.‟‟dalam Lantip Diat Prasojo Supervisi pendidikan, Yogyakarta : Gava media, 2011, 57.

sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan

ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”40

2. Qaulan Karima (perkataan yang mulia) QS. Al-Isra’ ayat 23

َّنَغُلْ بَ ي اَّمِإ اًناَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلاِبَو ُهاَّيِإ لاِإ اوُدُبْعَ ت لاَأ َكُّبَر ىَضَقَو

َرَ بِكْلا َكَدْنِع

لاَو ٍّفُأ اَمَُلَ ْلُقَ ت لاَف اَُهُلاِك ْوَأ اَُهُُدَحَأ

اًيمِرَك لاْوَ ق اَمَُلَ ْلُقَو اَُهُْرَهْ نَ ت

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan

kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak

keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.41

40

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan, Surabaya: Duta Ilmu, 2002,

672.

41

3. Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut) QS. Thaha ayat 43-44

ىَشَْيَ ْوَأ ُرَّكَذَتَ ي ُوَّلَعَل اًنِّ يَل لاْوَ ق ُوَل لاوُقَ ف

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut”.42

4. Qaulan Baligha (tepat sasaran, komunikatif, to the point, mudah dimengerti)

QS. An Nisa ayat 63

ْمُهْظِعَو ْمُهْ نَع ْضِرْعَأَف ْمِِبِوُلُ ق ِفِ اَم ُوَّللا ُمَلْعَ ي َنيِذَّلا َكِئَلوُأ

اًغيِلَب لاْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِفِ ْمَُلَ ْلُقَو

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha-perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.43

42

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan…480.

43

5. Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur) QS. An Nisa ayat 9

ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةَّيِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَ ت ْوَل َنيِذَّلا َشْخَيْلَو

اًديِدَس لاْوَ ق اوُلوُقَ يْلَو َوَّللا اوُقَّ تَيْلَ ف

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida)”.44

6. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan) QS. Al-Isra‟ ayat 28

ْمَُلَ ْلُقَ ف اَىوُجْرَ ت َكِّبَر ْنِم ٍةَْحَْر َءاَغِتْبا ُمُهْ نَع َّنَضِرْعُ ت اَّمِإَو

اًروُسْيَم لاْوَ ق

44

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah”.45

Dari penjelasan firman Allah SWT tersebut dapat dipahami bahwa berkomunikasilah dengan ucapan yang baik, pantas, lagi tegas dan berkatalah yang lemah lembut pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.

Komunikasi antara pengawas dan guru dikenal sebagai komunikasi antara atasan dan bawahan. Jenis komunikasi ini berfokus pada bagaimana seorang atasan berkomunikasi dengan bawahan untuk mempertahankan hubungan di antara mereka. Pelaksanaan supervisi akademik tidak terlepas dari proses komunikasi. Sebab hakikat supervisi akademik adalah menciptakan kondisi belajar peserta ke arah yang lebih baik. Kondisi belajar yang baik dapat diciptakan jika terdapat komunikasi antara pengawas dan guru. Oleh sebab itu keberhasilan supervisi sangat ditentukan oleh komunikasi antara pengawas dan guru. Hal ini disebabkan supervisi akademik yang efektif

45

adalah supervisi akademik yang digunakan untuk membagi-bagi informasi, memuji pelaksanaan pembelajaran yang baik, dan melihat guru yang memerlukan bantuan serta menentukan jenis-jenis bantuan apa yang diperlukan. 46 Hal ini dapat disimpulkan bahwa Supervisi human relation

adalah pengawas yang mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan guru agar dapat mentranfer pengetahuan dan motivasi.

3. Faktor yang dapat menjadi indikator human relation.

Menurut Suranto AW47 terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi hubungan yang telah dibangun, yaitu:

1. Toleransi, merupakan kemauan dari masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Dengan sikap toleran, perbedaan kepentingan kedua belah pihak tidak berkembang menjadi kendala kebersamaan.

2. Kesempatan seimbang, rasa memperoleh keadilan dari interaksi yang dilakukan dalam sebuah hubungan.

3. Sikap menghargai orang lain, adanya pemahaman bahwa setiap orang memiliki martabat sehingga tidak boleh melecehkan orang lain, dan menyampaikan pendapat dengan cara-cara yang santun.

4. Sikap mendukung (sportif) memberikan persetujuan terhadap orang lain.

46

Syarif, H.M (2011) `` Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru`` Media Akademika, Volume.26, No. 1.

47

5. Sikap terbuka, sikap untuk membuka diri, mengatakan keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam komunikasi akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan.

6. Kepercayaan, perasaan tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan.

7. Keakraban, pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan.

8. Kesejajaran, posisi yang sama bagi kedua pihak, tidak ada salah satu pihak yang mendominasi.

9. Suasana emosional, adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relavan.

Berdasarkan kajian di atas, disimpulkan dimensi dari hubungan

human relation pengawas adalah kepercayaan, keakraban, ramah dan pujian. Keakraban diamati melalui dua indikator, yaitu sikap pengawas yang terbuka dan ramah.Terbuka adalah sikap pengawas yang bersedia menerima guru sebagai mitra kerja pada pelaksanaan supervisi akademik. Sedangkan ramah adalah sikap pengawas yang hangat dan bersahabat dalam memperlakukan guru sebagai mitra kerja pada pelaksanaan supervisi akademik. Keterampilan manusiawi memiliki tiga indikator, yaitu memotivasi guru, memahami guru, dan menghormati guru. Memotivasi guru terkait dengan kemampuan pengawas dalam memotivasi guru untuk bekerja sama dalam pelaksanaan

supervisi akademik. Memahami guru berhubungan dengan kemampuan pengawas untuk memahami guru dalam proses kerjasama pada pelaksanaan supervisi akademik. Sedangkan menghormati guru didefinisikan sebagai kemampuan pengawas untuk menghormati guru dalam proses kerjasama pada pelaksanaan supervisi akademik.

Dokumen terkait