• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Tesis : Kontribusi Supervisi Akademik berbasis Human Relation dan Evaluasi diri terhadap Peningkatan Kinerja Guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2017. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul Tesis : Kontribusi Supervisi Akademik berbasis Human Relation dan Evaluasi diri terhadap Peningkatan Kinerja Guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2017. - Test Repository"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS

HUMAN RELATION

DAN EVALUASI DIRI TERHADAP

PENINGKATAN KINERJA GURU PAI SD DI GUGUS

GATOT SUBROTO KECAMATAN UNGARAN TIMUR

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

Oleh

Eko Puspita Dewi NIM. 12010150065

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA SUPERVISI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Judul :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi supervisi akademik berbasis

human relation supervisor dan kontribusi supervisi akademik berbasis evaluasi diri terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran TimurKabupaten Semarang tahun 2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang menguraikan studi kualitatif naturalistik untuk mengungkap dan mengangkat gejala-gejala yang implisit (tersirat) dengan pendekatan dekriptif kualitatif untuk memberikan gambaran situasi pelaksanaan supervisi akademikyang dilakukan pengawas dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapkan prinsip-prinsip human relation dalam supervisi akademik meliputi toleransi, menghargai guru, memberikan kesempatan yang berimbang, sopan dan ramah dalam berkomunikasi, membangun keakraban memberikan motivasi pada guru PAI untuk dapat meningkatkan kinerja guru.(2) Supervisi akademik berbasis human relation meningkatan kinerja dalam interaksi dengan peserta didik, sikap dan kepribadian, komunikasi yang efektif, penguasaan materi pembelajaran. (3) Supervisi akademik berbasis human relation belum bisa meningkatkan kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran dan pengembangan kurikulum.(4) Supervisi akademik berbasis evaluasi diri belum bisa meningkatkan kinerja guru pada penyusunan rencana pembelajaran.(5) Supervisi akademik berbasis evaluasi diri dapat meningkatkan kinerja gurupada pelaksanaan interaksi pembelajaran dengan peserta didik. (6) Supervisi akademik berbasis evaluasi diri dapat meningkatkan kinerjaguru dalam penilaian pembelajaran.

Kata kunci : Supervisi Akademik, Human Relation, Evaluasi diri, kinerja guru

(7)

ABSTRACT

Title :

This research is done to acknowledge the Academic supervision contribution based on human relation and self evaluation to the raising performance of islamic education ( PAI) elementary teacher in Gatot Subroto Cluster, East Ungaran District, Semarang Regency, 2017.

The kind of this research is field research that deliberate naturalistic qualitative study to reveal and uncover implicit symptoms.Using qualitative descriptive approach to give a situation description of academic supervision action done by supervisor to raise the performance of islamic education ( PAI) elementary teacher in Gatot Subroto Cluster, East Ungaran District, Semarang Regency 2017.

The result of this research shows that (1) Application of human relation principals in academic supervision on tolerance, teacher appreciation, balance apportunity, politeness and friendliness in communication, building intimacy give motivation to the of islamic education ( PAI) to raise teacher performance.(2) Academic supervision based on human relation is increases the performance interaction with student, attitude, and personality,effective comunication mastery of lesson material.(3) Academic supervision based on human relation unable to increase teacher`sperformance is lesson planning and curriculum increase development.(4) Academic supervision based on self evaluation unable to increase teacher`s performance in lesson planning.(5) Academic supervision based on self evaluation can increase teacher`s performance on lesson action interaction with the student. (6) Academic supervision based on self evaluation can increase teacher`s performance in lesson evaluation.

Key words: Academic supervision, Human Relation, Self Evaluation of Islamic Education, teachers`s performance

(8)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Penelitian yang berjudul Kontribusi Supervisi Akademik berbasis Human Relation dan Evaluasi diri terhadap Peningkatan Kinerja Guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tahun 2017 ini merupakan syarat akhir memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Melalui prakata ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga. 3. Dr. Sa`adi, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dana untuk menempuh studi S2 ini.

5. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis selama menimba ilmu di IAIN Salatiga.

6. Bapak Salim, M.Pd.I., pengawas PAI SD Ungaran Timur dan guru-gutru PAI Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

(9)

8. Suamiku terkasih Muh Zaenal beserta anak-anakku Fathimah Az Zahra dan Muhammad Sauqi Mubarok yang selalu memberikan dukungan dan kekuatan dalam perjuangan ini.

9. Saudara-saudaraku, Dwi Aririyana dan Tri Jantan Afifullah beserta keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materi.

10.Teman-teman seperjuangan, baik suka maupun duka saling memberikan support dan dukungan.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Saran yang bersifat konstruktif merupakan hal yang sangat berarti bagi penulis, guna perbaikan di masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua. Aamiin.

Salatiga, 9 Oktober 2017

Penulis,

Eko Puspita Dewi

NIM. 12010150065

(10)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

PRAKATA... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Signifikasi Penelitian... 7

D. Kajian Pustaka………... 8

E. Metode Penelitian... 12

F. Sistematika Penulisan... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 21

A. Supervisi Akademik... 21

B. Human Relation... 28

C. Evaluasi Diri... 38

D. Kinerja Guru... 46

BAB III HASIL PENELITIAN... 55

(11)

B. Kondisi Sekolah Dasar di Gugus Gatot Subroto... 56

C. Pelaksanaan Supervisi berbasis Human Relation... 58

D. Supervisi Akademik berbasis Evaluasi diri... 64

E. Supervisi Akademik untuk Peningkatan Kinerja Guru... 70

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS SUPERVISI AKADEMIK... 80

A. Analisis Supervisi Akademik berbasis Human Relation... 80

B. Penerapan Prinsip Human Relation………... 83

C. Supervisi Akademik berbasis Evaluasi diri... 96

BAB V PENUTUP... 104

A. Simpulan... ... 104

B. Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 109

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-lampiran Halaman

Panduan Wawancara dengan Pengawas... 109

Transkrip Wawancara Pengawas... 113

Panduan Wawancara dengan Guru PAI... 124

Transkrip Wawancara Guru PAI... 128

Dokumentasi Foto Kegiatan... 176

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.1Proses pembelajaran ini membutuhkan adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang efektif dan efisien, dalam proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran didalam kelas merupakan cerminan dari kualitas pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus diawali dari peningkatan kualitas pembelajaran di dalam kelas salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas adalah dengan pelaksanaan supervisi akademik. Supervisi akademik merupakan bantuan profesional kepada guru agar guru dapat mempertinggi kualitas

1

(14)

pembelajaran.2Supervisi akademik memberikan kontribusi penting bagi pengawas dan guru PAI dalam memetakan, melaksakan dan mengevaluasi program kerja yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum 2013. Inti dari revolusi kurikulum sebagaimana yang terjadi di negeri kita adalah sebagai prosedur pengembangan pendidikan yang bisa menjadi acuan dan dapat divalidasi oleh pihak yang berkepentingan dan dapat dilaksanakan secara massif.3Setelah guru di supervisi baik oleh kepala sekolah maupun pengawas seharusnya mereka telah mendapat bantuan profesional yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme. Sejak awal diberlakukan hingga saat ini, pelaksanaan supervisi oleh pengawas kepada guru belum efektif. Misalnya yang terjadi di Kabupaten Semarang, supervisi akademik oleh pengawas kepada guru masih cenderung pada pemeriksaan administratif, berfokus pada tuntutan penerapan kebijakan dalam bidang pendidikan, pemenuhan kewajiban untuk penilaian kerja, dan belum berkesinambungan. Fenomena-fenomena tersebut mengungkapkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik belum sesuai dengan tujuan, yaitu untuk membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Supervisi akademik yang berfokus pada tuntutan penerapan kebijakan dalam bidang pendidikan menyebabkan komunikasi pengawas terhadap guru hanya terbatas pada informasi kebijakan. Fenomena ini mengindikasikan komunikasi antara pengawas dan guru tidak efektif. Gambaran supervisi akademik yang masih dalam

2

Nana Sudjana, Supervisi Pendidikan konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah,Bekasi : Binamitra Publishing, 2012,54.

3

(15)

upaya memenuhi kewajiban untuk melakukan penilaian kinerja pada guru mengindikasikan rendahnya komitmen pengawas.

Perkembangan supervisi pendidikan pada periode 1930 sampai 1940 ditandai dengan adanya pengaruh psikologi humanistik. Penelitian dalam dunia industri sebagaimana dilakukan oleh Elton Mayo dan Peter Drucher telah memberikan warna bagi perjalanan supervisi. Kedua tokoh ini menitik beratkan pada hakikat manusia. Dalam pandangannya, manajemen tidak hanya berorientasi pada efisiensi, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana efisiensi dibarengi kepuasan kerja. Faktor manusia justru yang dapat menentukan kesuksesan sebuah usaha, bukan malahan manusia dijadikan sebagai alat produksi.4

Indikasi psikologi humanistik dalam supervisi adalah para petugas supervisi tidak lagi sebagai hubungan atasan dengan bawahan, tetapi lebih kepada hubungan kerjasama. Semangat kebersamaan merupakan inti dari supervisi. Tujuan supervisi tidak akan pernah tercapai manakala masing-masing pihak merasa lebih penting dan mengerti dari pada yang lainnya. Hubungan kemanusian merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan supervisi pendidikan. Hubungan kemanusiaan yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif adalah komunikasi karena keberhasilan dalam sebuah manajemen supervisi pendidikan tidak hanya kemampuan, motivasi tetapi juga komunikasi dan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja. Komunikasi berhubungan dengan human relation yaitu hubungan manusiawi yang bersifat“action

4

(16)

oriented ‟‟ bukan hanya hubungan yang pasif, dan yang dituju adalah kepuasan

batin.5Hubungan ini tidak seperti orang komunikasi biasa, bukan hanya penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, tetapi hubungan antar orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat mendalam. Merujuk pada hasil penelitian supervisi dalam bidang industri, keefektifan supervisi dipengaruhi oleh hubungan human relation yang dibangun antara supervisor dan bawahanya menjadi faktor yang paling penting dalam pelaksanaan supervisi yang efektif. Hubungan human relation dalam supervisi akademik didefinisikan sebagai cara pengawas dan guru berhubungan dalam suatu kerja sama untuk menentukan tujuan supervisi.

Hasil wawancara peneliti pada tanggal 5 Maret 2017 dengan Kholis selaku pengurus KKG GPAI SD kecamatan Ungaran Timur yang didampingi oleh beberapa orang guru, supervisor selama ini dalam kepengawasanya memiliki hubungan yang baik dengan guru-guru PAI. Dengan wilayah binaan 5 kecamatan yang membawahi 138 orang guru yang terdiri dari 86 guru PNS dan 52 guru non PNS dan masih bisa mensupervisi guru PAI setiap bulannya, meskipun semua guru tidak bisa terpantau dengan maksimal disetiap bulannya.

Pengawas dalam pelaksanaan supervisi akademik tidak hanya memberi bimbingan tapi juga mengadakan penilaian performance guru untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problema pengajaran yang dihadapi. Sebagian para guru sebagai penerima tindakan

5

(17)

supervisi berpendapat bahwa tujuan supervisi akademik untuk administratif untuk penggugur kewajiban, untuk mencari kesalahan-kesalahan guru, maka diperlukanya sebuah komunikasi yang persuasif, secara tatap muka, dialogis, yang bisa

mengintegrasikan orang-orang ke dalam suatu situasi kerja yang menggiatkan mereka untuk bekerja bersama-sama serta dengan rasa puas baik secara psikologis maupun sosial. Berdasarkan survey awal pelaksanaan supervisi akademik yang terjadi di Gugus Gatot Subroto Ungaran Timur proses kerjasama dan komunikasi antara pengawas dan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik masih belum nampak. Pengawas membuat perencanaan supervisi akademik secara mandiri, tanpa melibatkan guru dan guru merasa ini sebuah tindakan inspektif. Dengan demikian, pendekatan komunikasi antara pengawas dan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik di Gugus Gatot Subroto diduga belum diterapkan secara maksimal.

Berdasarkan alasan yang telah disampaikan diatas maka, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Kontribusi supervisi akademik berbasis human relation dan evaluasi diri terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang 2017.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

(18)

b. Supervisi akademik masih berfokus pada tuntutan penerapan kebijakan dalam bidang pendidikan. Hal ini mengindikasikan komunikasi pengawas dengan guru masih belum efektif dalam proses akademik.

c. Supervisi akademik masih mengutamakan pemenuhan kewajiban untuk penilaian kerja dan belum berkesinambungan.

d. Diperlukan hubungan yang harhomis, komunikasi yang efektif, antara supervisor dan guru.

e. Masih rendahnya keterlibatan guru dalam proses supervisi pendidikan. f. Perlunya keterlibatan guru dalam supervisi akademik sehingga mampu

meningkatkan pelaksanaan supervisi akademik baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti memberikan batasan pada sikap pengawas yang human relation dan evaluasi diri guru untuk peningkatan kinerja guru.

3.Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Sejauhmana kontribusi supervisi akademik berbasis human relation

(19)

b. Sejauhmana kontribusi supervisi akademik berbasis evaluasi diri terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran TimurKabupaten Semarang tahun 2017 ?

C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yaitu untuk menemukan :

a. Sejauhmana kontribusi supervisi akademik berbasis human relation

supervisor terhadap peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tahun 2017. b. Sejauhmana kontribusi supervisi akademik berbasis evaluasi diri terhadap

peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran TimurKabupaten Semarang tahun 2017.

2. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kegunaan teoritik

(20)

b. Kegunaan praktik

1). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi yang positif bagiguru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dalam upaya meningkatkan kinerja guru. 2). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

supervisor dalam mengambil kebijakan.

D.Kajian Pustaka

Dalam menyusun tesis ini dibutuhkan adanya berbagai dukungan teori dari berbagai sumber atau rujukan yang mempunyai relevansi dengan rencana penelitian ini. Maka dalam hal ini, ada beberapa sumber literasi yang merupakan hasil penelitian terdahulu menurut penulis ada relevansi dengan penelitian ini.

Khaerussaleh (2017), menyatakan bahwa komunikasi interpersonal pengawas berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung melalui variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru PAI. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru PAI.6

Anggreini Talumantak (2016), hasil penelitian ini mengungkap bahwa

human relationship dan beban kerja memiliki pengaruh positif dan simultan baik secara simultan terhadap kinerja pegawai. Perlu adanya kekompakan

6

(21)

antara pegawai maupun pimpinan agar kinerja yang dihasilkan bernilai positif untuk kantor maupun umum.7

Dirka Mei Okpriana (2014), menyimpulkan bahwa program kerja supervisi akademik merupakan pembinaan guru untuk mewujudkan kesesuaian antara perencanaan, pelaksanaan dan pembelajaran. Penyusunan program memperhatikan komunikasi dan sisi hubungan manusia antara pengawas dengan kepala sekolah, guru dan staf sekolah maupun sesama pengawas dengan saling berkoordinasi.Strategi komunikasi berperan penting untuk menggali informasi tentang kebutuhan guru.8

Istianah Qudsi Falkhi Taqqiya (2014), kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan kompetensi pengawas dan komunikasi pengawas tidak berpengaruh langsung terhadap supervisi akademik. Komitmen pengawas dan hubungan kemitraan berfungsi sebagai variabel intervening dari kompetensi pengawas dan komunikasi pengawas terhadap keefektifan supervisi akademik. Dengan demikian disimpulkan bahwa supervisi akan terlaksana dengan efektif jika didukung oleh komitmen yang tinggi dari pengawas dan hubungan kemitraan yang baik antara pengawas dan guru.9

7

Anggreini Talumantak,“Analisis Pengaruh Human Relationship dan Beban Kerja terhadap

Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Utara”, Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi, Vol.16, No.1 (2016), 852-864.

8

Dirka Mei Okpriana,“Stategi Komunikasi Pengawas Pendidikan Menengah di Lingkup

Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik ‟‟,Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol .4, No. 4 ( 2014), 108-121.

9

(22)

Herry Prihono( 2014), hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat perubahan atau peningkatan kompetensi pedagogik, guru subyek ujicoba setelah diberikan supervisi hasil pengembangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model supervisi akademik berbasis evaluasi diri efektif meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMK dikabupaten Wonogiri.10

Bor-Shiuan Cheng, Ding-Yu Jiang, dan Jeanh. Riley (2003) dari penelitian ini mengungkapkan bahwa komitmen pengawas sebagai faktor yang paling penting dalam meningkatkan kinerja karyawanya.11

Untuk melihat hasil penelitian tersebut dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

No Peneliti/Tahun Hasil

1 Khaerussaleh (2017) Komunikasi interpersonal pengawas

berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung melalui variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru PAI. Motivasi

Herry Prihono,“Model Supervisi Akademik berbasis evaluasi diri melalui MGMP Sekolah

untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMK di Kabupaten Wonogiri”, Thesis, Universitas

Negeri Semarang, 2014.

11

(23)

(2016) memiliki pengaruh positif dan simultan baik secara simultan terhadap kinerja pegawai. Perlu adanya kekompakan antara pegawai maupun pimpinan agar kinerja yang dihasilkan bernilai positif di lingkungan kerja, baik tempat umum atau di Sekolah.

3 Dirka Mei Okpriana 2014 Penyusunan program memperhatikan

komunikasi dan sisi hubungan manusia antara pengawas dengan kepala sekolah, guru dan staf sekolah maupun sesama pengawas dengan saling berkoordinasi

4 Istianah Qudsi Falkhi

Taqqiya/2014

Kompetensi pengawas dan komunikasi pengawas tidak berpengaruh langsung

terhadap supervisi akademik yang

berpengaruh adalah komitmen pengawas

5 Herry Prihono/2014 Model supervisi akademik berbasis

(24)

6 Bor- Shiuan Cheng, Ding-Yu Jiang, dan Jeanh. Riley/2003

Komitmen pengawas sebagai faktor yang paling penting dalam meningkatkan kinerja setiap pegawai di sekolah

Dari rujukan penelitian-penelitian yang sudah ada, maka penelitian ini menggunakan teknik kualitatif untuk mengungkap permasalahan dalam pelaksanaan supervisi akademik, dalam hal ini ingin mengungkap lebih dalam faktor-faktor yang mendukung dan menghambat hubungan komunikasi antara pengawas dan guru yang disupervisi. Kesenjangan komunikasi antara pengawas sebagai atasan dan guru sebagai bawahan, human relation, hubungan manusiawi, komunikasi yang bisa membangkitkan motivasi, komunikasi yang etis dalam supervisi, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain sehingga dapat meningkatkan kinerja guru yang terjadi di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara alamiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu.12

1. Pendekatan Penelitian

Fokus penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang menguraikan studi kualitatif naturalistik untuk mengungkap dan mengangkat

12

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif dan ( R & D ),

(25)

gejala-gejala yang implisit (tersirat) yang dapat memperkaya gejala-gejala yang eksplisit (tersurat) dengan lebih bermakna dan mengungkap hubungan yang alamiah antara peneliti dengan informannya sebagai manusia.13Dengan pendekatan dekriptif kualitatif untuk memberikan gambaran situasi pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan pengawas dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI SD di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2. Lokasi Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Peneliti mengambil obyek penelitian di 5 Sekolah Dasar yaitu SDN Beji 1, SDN Beji 2, SDN Leyangan, SDN Kalirejo 1, SDN Kalirejo 2

b. Sumber Data

1). Pengawas pendidikan Agama Islam selaku Supervisor. 2). Guru Pendidikan Agama Islam selaku subyek penelitian. 3). Dokumen / arsip-arsip.

Dokumen atau arsip yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber tertulis misalnya buku, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Sumber data tertulis dalam penelitian ini didapatkan dari :

13

(26)

a) Arsip, yaitu arsip tentang program kerja pengawas PAI di kecamatan Ungaran Timur.

b) Dokumen pribadi, yaitu catatan tertulis yang dibuat oleh Pengawas PAI.

c) Foto, yang didapatkan dari penelitian kualitatif. 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, sebagai bahan analis.Untuk mendapatkan data yang diperlukan, akan digunakan 4 cara :

a. Wawancara

Wawancara untuk mengetahui hal-hal yang mendasar dan mendalam dengan responden.14 Bertindak sebagai pewawancara penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sedangkan responden atau informan adalah 1). Pengawas PAI kecamatan Ungaran Timur. Bapak Salim, M.P.d 2). Guru PAI SD Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur

No Nama NIP Tempat Tugas

1 Suti,S.Pd - SDN Beji 1

2 Khusnul Ariefah

Budiarti, S.Pd.I

- SDN Beji 2

3 Drs. Kholis,S.Pd.I 196004061984051001 SDN Leyangan

14

(27)

4 Sibyani, S.Pd.I 196308271984051001 SDN Kalirejo 1

5 Hariyadi, S.Pd.I - SDN Kalirejo 2

b. Observasi

Dalam pengumpulan data observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja.Mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.15Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru.

c. Dokumentasi

Cara mengumpulkan data melalui arsip-arsip.Metode dokumentasi dalam penelitian ini berhubungan data yang dimiliki oleh pengawas PAI dan guru-guru PAI tentang supervisi akademik, penilaian kinerja guru, jurnal. d. Triangulasi

Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.16Peneliti menggunakan teknik triangulasi teknik, yaitu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, 229.

(28)

dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Gambar Triangulasi Teknik17

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan.18 Dalam penelitian kualitatif analisis data menggunakan model Miles and Huberman, meliputi tiga langkah pokok yaitu :

17

Sugiyono, Metode Penelitian…. 331.

18

Sugiyono, Metode Penelitian…. 335.

Observasi partisipatif Wawancara mendalam

Dokumentasi

(29)

a. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, ada sejumlah langkah-langkah reduksi yang dilakukan peneliti.

1). Peneliti memilih dan meringkas dokumen supervisi akademik pengawas PAI, khususnya data guru PAI yang ada di Gugus Gatot Subroto Kecamatan Ungaran Timur. Mencatat komentar dari pengawas tentang kinerja pengawas pendidikan yang dilakukan/ dikerjakan selama ini.

2). Peneliti melakukan wawancara dan observasi pada guru-guru PAI yang ada di Gugus Gatot Subroto. Wawancara dan observasi mengenai komunikasi pengawas pada guru yang disupervisi sikap dan teknik yang dilakukan supervisor, di sini diperlukan pencatatan sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban atas situasi sebagaimana adanya, aktual atau obyektif .

(30)

b. Penyajian data

Sajian data adalah penyajian data yang terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.19Pada langkah ini diperlukan penyusunan data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan.Sajian data dapat berupa matriks, gambar/skema.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Sejak awal kegiatan dalam pengumpulan data harus memahami arti berbagai hal yang ditemui, dengan mulai melakukan pencatatan-pencatatan pernyataan yang mengarah pada sebab akibat dan berbagai proposisi, melakukan analisis ketika wawancara dilakukan, membuat kesimpulan awal dan kesimpulan itu dapat berubah jika didukung dengan oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten ketika dilapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredible. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan melihat fakta-fakta dan data yang terkumpul yang terjadi dilapangan, mengintegrasikan dengan teori

human relation dan teori pendukung yang lainnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan selanjutnya dimuat pada hasil laporan penelitian.

19

(31)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya sebagai berikut:

Bab I : Menjelaskan tentang bab pendahuluan, yang sub-sub babnya berisi tentang (a) Latar belakang, yang mendiskripsikan tentang hal-hal mendasar yang melatar belakangi masalah yang akan di teliti nanti; (b) Rumusan masalah,yang dijabarkan inti masalah yang perlu mendapat jawaban pada hasil penelitian ini, (c) Tujuan dan kegunaan penelitian, yang berisi tentang tujuan yang hendak dicapai dan kontribusi pemikiran dalam pengembangan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan penelitian; (d) Kajian pustaka yang berisi penelitian terdahulu; (e) Metode Penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dalam penelitian.

Bab II : Menjelaskan tentang kerangka teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, yang meliputi sub-sub bab, yaitu (1) Supervisi Akademik,(2) Human Relation, (3) Evaluasi diri, (4) Kinerja Guru. Bab III: Menjelaskan tentang gambaran penelitian yang meliputi :

(32)

Bab IV: Pembahasan hasil penelitian dan analisis yang mencakup jawaban Kontribusi supervisi akademik berbasis Human Relation dan Kontribusi supervisi akademik berbasis evaluasi diri terhadap kinerja guru PAI di Gugus Gatot Subroto tahun 2017.

(33)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. SUPERVISI AKADEMIK

Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles20 sebagai berikut :“ Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching

learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment).Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

Menurut Boardman, supervisi adalah suatu usaha mentimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.21 Sementara itu supervisi dilihat dari segi perubahan sosial yang berpengaruh terhadap peserta didik seperti yang dikemukakan Burton, bahwa supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan

20Mazguru, Pentingnya Supervisi Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru. https:www//mazguru.wordpress.com. diunduh pada hari Kamis, 16 Maret 2017.

(34)

utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Menurut Peter F. Oliva, dalam bukunya Supervision for Today‟s Schools merumuskan bahwa:

“Supervision is defined a service provided to teachers for the purpose of

improving instruction. It is the student who is theultimate beneficiary of

beneficiary of instructional improvement”.22

Dari definisi tersebut, menambah penjelasan bahwa pengawasandigambarkan sebagai suatu jasa/layanan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah upaya memperbaiki, membenahi, membimbing pengajaran secara bertahap dan berkala melalui proses yang berkelanjutan.

1. Teori supervisi akademik

Supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.23 Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.24 Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja

22

(35)

guru. Supervisi akademik juga melibatkan dua unsur penting (pengawas dan guru) dengan bidang tugas yang beda, tetapi memerlukan waktu yang sama agar supervisi akademik bisa terlaksana dengan efektif. Pengawas bertugas mengembangkan kemampuan profesional guru sebagai human resource, sehingga berfungsi sebagai gurunya guru.Sedangkan guru dalam kapasitasnya sebagai pendidik dan pemimpin belajar bertanggung jawab terhadap perwujudan human resource yang berkualitas tinggi bagi peserta didiknya sesuai tujuan pendidikan.Tantangan bagi para Supervisor adalah untuk memperluas kesempatan bagi para guru dengan memanfaatkan pendekatan yang terintegrasikan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional.25

Supervisi akademik menurut Glickman sebagaimana dikutip Sudjana,26 supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Kemendiknas dalam Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, supervisi akademik merupakan upaya untuk membantu guru-guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.27Supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung

25

Sally J. Zepeda, Instructional Supervision, New York: Eye on Education, Library of congress cataloging in Publication data, 2003, 2-3.

26

Nana Sudjana, Supervisi Akademik Membina Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis,

Jakarta: Binamita Publishing, 2011, 54. 27

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala

(36)

berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar.28

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik adalah segala usaha yang dikerahkan untuk memperbaiki kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran, mengelola pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

a. Membantu guru mengembangkan kompetensinya. b. Mengembangkan kurikulum.

c. Mengembangkan kelompok kerja dan membimbing Penelitian Tindakan Kelas.29

3. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Prinsip- prinsip supervisi akademik diuraikan sebagai berikut . a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaa program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Kooperatif, artinya ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

d. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

28

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar …., 5.

29

(37)

e. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpastisipasi.

f. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

g. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

h. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusian yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor .30

4. Ruang lingkup Supervisi Akademik meliputi:31 a. Pelaksanaan kurikulum.

b. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru.

c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.

d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut: 1) Model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada standar proses. 2) Peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif,

kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis.

3) Peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual

30

Dood,W.A ( 1972). Primary School Inpection in New Countries. London: Oxford University press.in Person dalam Lantip Diat Prasojo Supervisi Pendidikan , Yogyakarta: Gava Media, 2011,87.

31

(38)

yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi.

4) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.

5) Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar siswa mampu: a) Meningkat rasa ingin tahunya.

b) Mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan.

c) Memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi.

d) Mengolah informasi menjadi pengetahuan.

e) Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah. f) Mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain.

(39)

5. Model yang dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik, antara lain32.

a. Model supervisi tradisional, meliputi: 1.Observasi langsung

Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: praobservasi, observasi, dan post-observasi.

a) Pra-Observasi

Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.

b) Observasi

Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan penutup. c) Post-Observasi

Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya,

32

(40)

identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi

Berdasarkan kajian prosedur supervisi akademik, maka dimensi supervisi akademik dapat dirinci dengan rincian pertemuan, perencanaan, observasi kelas, penilaian, pertemuan tindak lanjut dan pembimbingan.

B. Human Relation

1. Pengertian human relation

Secara harfiah istilah human relation diterjemahkan menjadi hubungan antar manusia atau ada yang mengalih bahasakannya menjadi hubungan antar manusia. Ciri hakiki human relations bukan human dalam pengertian wujud manusia (human being)melainkan dalam makna proses ruhaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dalam aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Karena itu terjemahan yang mendekati makna human relation

adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.33

Human relation dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala

33

(41)

situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak. Human relation

dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.34Human relation juga diartikan sebagai komunikasi interpersonal sebagaimana dikutip Deddy Mulyana dalam Suranto AW35 komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Hubungan kemanusian yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama.Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama.36Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa human relation

adalah hubungan baik antar pribadi yang didukung dengan komunikasi yang efektif dan suasana yang kondusif.Perbedaan tugas dan fungsi antara pengawas dan guru menjadi dasar dalam menetapkan hubungan human relation sebagai faktor penting dalam supervisi akademik. Hal ini disebabkan

34

Onong uchana efendy, Human Relation dan Public Relation… 50.

35

Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, 3.

36

(42)

hubungan human relationakan menjembatani perbedaan tugas dan fungsi antara pengawas dan guru dalam pelaksanaan supervisi akademik. Pengembangan profesional manusia adalah proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan, tergantung pada bagaimana bentuk hubungan kita dengan orang lain. Hal ini dikarenakan manusia tidak bisa menjadi manusia sepenuhnya tanpa hubungan,bahkan seseorang yang merasa puas dengan interaksinya dalam organisasi akan semakin menguatkan komitmenya pada organisasi tersebut.37Dengan demikian, layanan supervisi akademik yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kinerja guru harus dilaksanakan dengan hubungan human relation yang harmonis agar tujuan supervisi akademik dapat tercapai.

2. Komunikasi dalam human relation

Komunikasi merupakan bagian terpenting dari human relation, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antar manusia (human communication). Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain.38 Proses penyampaiannya dengan bahasa baik yang kongkrit maupun yang abstrak. Joseph Ade Vito (1976) mengatakan komunikasi adalah memberitahukan, menyebarkan informasi, berita pesan, pengetahuan, pikiran, nilai-nilai dengan maksud agar menggugah partisipasi, dengan harapan agar

37

G.L. Forward, The Effects of Communication, Religiosity, and Organizational Support on Student Commitment at a Church-Related University‟‟, Human Communication, Vol. 12, No. 1, ( 2009), 33-52.

38

(43)

hal-hal yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama, antara yang menyampaikan informasi (komunikator) dan orang yang menerima informasi komunikan).39 Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu hubungan timbal balik dalam menyampaikan perasaan, pikiran, tujuan, pesan, ide kepada orang lain.

Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi.Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada al-Quran dan hadis (sunah Nabi). Sebagaimana dijelaskan dalam al-quran 1. Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)

QS. al-Ahzab ayat 32

َنْعَضَْتَ لاَف َُّتُْيَقَّ تا ِنِإ ِءاَسِّنلا َنِم ٍدَحَأَك َُّتُْسَل ِِّبَِّنلا َءاَسِن اَي

اًفوُرْعَم لاْوَ ق َنْلُ قَو ٌضَرَم ِوِبْلَ ق ِفِ يِذَّلا َعَمْطَيَ ف ِلْوَقْلاِب

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,

jika kamu bertakwa.Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara

39

(44)

sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan

ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”40

2. Qaulan Karima (perkataan yang mulia) QS. Al-Isra’ ayat 23

َّنَغُلْ بَ ي اَّمِإ اًناَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلاِبَو ُهاَّيِإ لاِإ اوُدُبْعَ ت لاَأ َكُّبَر ىَضَقَو

َرَ بِكْلا َكَدْنِع

لاَو ٍّفُأ اَمَُلَ ْلُقَ ت لاَف اَُهُلاِك ْوَأ اَُهُُدَحَأ

اًيمِرَك لاْوَ ق اَمَُلَ ْلُقَو اَُهُْرَهْ نَ ت

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah

seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan

kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak

keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.41

40

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan, Surabaya: Duta Ilmu, 2002,

672.

41

(45)

3. Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut) QS. Thaha ayat 43-44

ىَشَْيَ ْوَأ ُرَّكَذَتَ ي ُوَّلَعَل اًنِّ يَل لاْوَ ق ُوَل لاوُقَ ف

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang

lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut”.42

4. Qaulan Baligha (tepat sasaran, komunikatif, to the point, mudah dimengerti)

QS. An Nisa ayat 63

ْمُهْظِعَو ْمُهْ نَع ْضِرْعَأَف ْمِِبِوُلُ ق ِفِ اَم ُوَّللا ُمَلْعَ ي َنيِذَّلا َكِئَلوُأ

اًغيِلَب لاْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِفِ ْمَُلَ ْلُقَو

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di

dalam hati mereka.karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan

berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan

Baligha-perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.43

42

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan…480.

43

(46)

5. Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur) QS. An Nisa ayat 9

ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةَّيِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَ ت ْوَل َنيِذَّلا َشْخَيْلَو

اًديِدَس لاْوَ ق اوُلوُقَ يْلَو َوَّللا اوُقَّ تَيْلَ ف

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya

mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang

mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu,

hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida)”.44

6. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan) QS. Al-Isra‟ ayat 28

ْمَُلَ ْلُقَ ف اَىوُجْرَ ت َكِّبَر ْنِم ٍةَْحَْر َءاَغِتْبا ُمُهْ نَع َّنَضِرْعُ ت اَّمِإَو

اًروُسْيَم لاْوَ ق

44

(47)

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari

Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan

Maysura –ucapan yang mudah”.45

Dari penjelasan firman Allah SWT tersebut dapat dipahami bahwa berkomunikasilah dengan ucapan yang baik, pantas, lagi tegas dan berkatalah yang lemah lembut pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.

Komunikasi antara pengawas dan guru dikenal sebagai komunikasi antara atasan dan bawahan. Jenis komunikasi ini berfokus pada bagaimana seorang atasan berkomunikasi dengan bawahan untuk mempertahankan hubungan di antara mereka. Pelaksanaan supervisi akademik tidak terlepas dari proses komunikasi. Sebab hakikat supervisi akademik adalah menciptakan kondisi belajar peserta ke arah yang lebih baik. Kondisi belajar yang baik dapat diciptakan jika terdapat komunikasi antara pengawas dan guru. Oleh sebab itu keberhasilan supervisi sangat ditentukan oleh komunikasi antara pengawas dan guru. Hal ini disebabkan supervisi akademik yang efektif

45

(48)

adalah supervisi akademik yang digunakan untuk membagi-bagi informasi, memuji pelaksanaan pembelajaran yang baik, dan melihat guru yang memerlukan bantuan serta menentukan jenis-jenis bantuan apa yang diperlukan. 46 Hal ini dapat disimpulkan bahwa Supervisi human relation

adalah pengawas yang mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan guru agar dapat mentranfer pengetahuan dan motivasi.

3. Faktor yang dapat menjadi indikator human relation.

Menurut Suranto AW47 terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi hubungan yang telah dibangun, yaitu:

1. Toleransi, merupakan kemauan dari masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Dengan sikap toleran, perbedaan kepentingan kedua belah pihak tidak berkembang menjadi kendala kebersamaan.

2. Kesempatan seimbang, rasa memperoleh keadilan dari interaksi yang dilakukan dalam sebuah hubungan.

3. Sikap menghargai orang lain, adanya pemahaman bahwa setiap orang memiliki martabat sehingga tidak boleh melecehkan orang lain, dan menyampaikan pendapat dengan cara-cara yang santun.

4. Sikap mendukung (sportif) memberikan persetujuan terhadap orang lain.

46

Syarif, H.M (2011) `` Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru`` Media Akademika, Volume.26, No. 1.

47

(49)

5. Sikap terbuka, sikap untuk membuka diri, mengatakan keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam komunikasi akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan.

6. Kepercayaan, perasaan tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan.

7. Keakraban, pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan.

8. Kesejajaran, posisi yang sama bagi kedua pihak, tidak ada salah satu pihak yang mendominasi.

9. Suasana emosional, adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relavan.

Berdasarkan kajian di atas, disimpulkan dimensi dari hubungan

(50)

supervisi akademik. Memahami guru berhubungan dengan kemampuan pengawas untuk memahami guru dalam proses kerjasama pada pelaksanaan supervisi akademik. Sedangkan menghormati guru didefinisikan sebagai kemampuan pengawas untuk menghormati guru dalam proses kerjasama pada pelaksanaan supervisi akademik.

C. Evaluasi diri

Evaluasi diri adalah suatu proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai kemampuan dan efektivitas kinerja dirinya untuk tujuan perbaikan diri Dalam kamus Oxford Advanced learner`s Dictionary of current English (As Hornby,186) Evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.Worthen dan Sanders (1973) dalam Anderson, (1971) evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif stategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.48 Penilaian dapat dibataskan sebagai pertimbangan terhadap

kebenaran „‟performance „‟ atau penyelesaian atau status tertentu dari pada sesuatu dengan membandingkannya dengan kriteria yang dianggap diserable .49

48

Suharsimi Arikunto, Evaluasi program Pendidikan, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara , 2004,1.

49

(51)

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan50Kimball Willes mengatakan :

„‟ Evaluation is the process of making judgments that areo be used as a basis or planing.It consists of establishing goals, collecting evidence, concerning growth or lack of growt toward goals, making judgments abouts the evidence, and revising procedures and goals in light of the judgments. It is a procedure for improving the product, the process, and even the goals themselves. Evaluation is an important phase of group leadership.It is the procedure through which a supervisor can bring about group self- improfement‟‟ 51.

Evaluasi adalah suatu proses pembuatan pertimbangan dan pertimbangan itu dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana. Pertimbangan-pertimbangan itu dapat berupa: meningkatkan tujuan, mengumpulkan bukti tentang pertumbuhan atau kemunduran dalam mencapai suatu tujuan, dan merevisi posedur dan tujuan berdasarkan pertimbangan yang jelas. Evaluasi merupakan prosedur untuk memperbaiki hasil, proses, bahkan tujuan itu sendiri.

Evaluasi merupakan suatu fase yang penting dalam memimpin

kelompok.Evaluasi juga merupakan prosedur yang baik bagi supervisor untuk mengembangkan kelompok yang dipimpinnya, sehingga anggota kelompok mampu memperbaiki diri sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan evaluasi diri adalah penggambaran proses kegiatan yang dilakukan, sebagai bahan penelaah dan pertimbangan pada tahap selanjutnya.

50

Suharsimi Arikunto dan Cepi safrudin Abdul jabar…..1.

51

(52)

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran, maka evaluasi terhadap guru sebagai bagian penting dari pada situasi mengajar adalah penting.Salah satu tugas yang tersukar bagi guru-guru ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pembelajaran.Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, disamping menilai murid-muridnya, juga penilaian terhadap diri

sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam

pertumbuhannya.Melalui evaluasi diri dapat mengetahui kelebihan-kelebihan, juga kekurangan-kekurangan dan kelemahanya. Kemudian ia akan berusaha juga untuk memperbaiki kekurangannya. Dalam perspektif Islam, evaluasi diri merupakan bentuk muhasabah sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat al-Mujadilah ayat 6 dan al-Hasry ayat 18

1. Qs. al-Mujadilah ayat 6





Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah

melupakannya.dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”.52

52

(53)

2. Qs. al-Hasry ayat 18

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.53

Ayat diatas adalah ayat yang isinya perintah agar kita mau introspeksi muhasabah atau evaluasi diri atas apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia ini.

a. Model evaluasi diri

Model evaluasi yang bisa dilakukan untuk melaksanakan supervisi akademik adalah evaluasi yang dilakukan terhadap dirinya sendiri, baik mengenai kemampuan, kelemahan atau karakteristik lain yang dimiliki dengan menggunakan intrumen tertentu. Teknik evaluasi diri memanfaatkan penilaian diri sendiri untuk melihat perilaku aktual yang diterapkan. Berdasarkan beberapa pendapat dapat digarisbawahi bahwa, evaluasi diri merupakan salah

53

(54)

satu teknik pengembangan diri yang bisa digunakan dalam proses supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Teknik ini menekankan pada keaktifan, kemandirian dan tanggung jawab pribadi yang bisa memberikan peluang untuk bisa berkembang lebih cepat. Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri.

Evaluasi terhadap guru yang disupervisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kemampuan, keterampilan, kepuasan, dan disiplin kerja guru sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi.Perubahan dan atau peningkatan demikian perlu diketahui, agar dapat diketahui juga tingkat keberhasilan supervisi.54

b. Langkah-langkah evaluasi diri yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan supervisi akademik

1. Memeriksa dan menganalisis dokumen kurikulum dan persiapan pembelajaran.

2. Memperbaiki atau melengkapi dokumen yang diperlukan. 3. Identifikasi kegiatan pembelajaran.

4. Identifikasi kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru berkaitan dengan beberapa hal berikut:

54

Ali Imron dan Burhanudin.Konsep Dasar Evaluasi dalam rangka Supervisi Pendidikan.Dalam

Burhanudin dkk, Supervisi Pendidikan dan Pengajaran, Konsep, Pendekatan, dan Pembinaan

(55)

a. Apa tujuan khusus yang akan dicapai pada kompetensi dasar dari mata. pelajaran yang akan diajarkan.

b. Apa strategi umum yang akan dilakukan oleh guru.

c. Bagaimana perencanaan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d. Bagaimana guru merencanakan cara penilaian hasil belajar terhadap peserta didik.

c. Alat Evaluasi

Alat evaluasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan.Contoh alat evaluasi diri menurut Suharsimi Ari Kunto.55

1. Kuesioner

Kuesioner atau angket merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi, untuk mengetahui keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat.

2. Daftar cocok (check list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan, di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( V ) di tempat yang sudah disediakan.

3. Wawancara ( interview)

55

(56)

Suatu cara atau metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.

Secara garis besar instrumen yang bisa digunakan untuk evaluasi diri guru dalam supervisi akademik.56

No INSTRUMEN EVALUASI SUPERVISI AKADEMIK NILAI KINERJA I

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik

2. Guru menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual dan mutakhir

3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif

4. Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran

II PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN EFEKTIF

A. Kegiatan pendahuluan

56

(57)

5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif B. Kegiatan inti

6. Guru menguasai materi pelajaran

7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif

8. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam

pembelajaran

9. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

III Kegiatan penutup

11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif

PENILAIAN PEMBELAJARAN

12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik

13. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP

(58)

memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya

Evaluasi diri merupakan salah satu teknik yang bisa digunakan untuk mengembangkan diri sendiri secara mandiri dalam proses supervisi akademik dan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Evaluasi diri menekankan pada keaktifan, kemandirian dan tanggung jawab pribadi yang bisa memberikan peluang untuk bisa berkembang lebih cepat.

D. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai : (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Alewine57 menyatakan bahwa :

„‟ Kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni: keterampilan, upaya dan sifat keadaan eksternal‟‟. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa oleh seseorang karyawan ke tempat kerja seperti: pengetahuan kemampuan, kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan kondisi-kondisi eksternal mendukung produktivitas kerja. Pendapat lain menyebutkan,kinerja atau

performance” yaitu:

57

A.DaleTimpe,Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Produktivitas, Jakarta: Elex Media

(59)

The accomplishment of a given task measured against preset known standards of accuracy, completeness, cost, and speed. In a contract, performance is deemed to be the fulfillment of an obligation, in a manner that releases the performer from all liabilities under the contract. 58

Kinerja merupakan pemenuhan tugas yang diberikan diukur terhadap standar yang telah ditetapkan dikenal akurasi, kelengkapan, biaya, dan kecepatan.Dalam kontrak, kinerja dianggap pemenuhan kewajiban, dengan cara yang melepaskan pemain dari seluruh kewajiban di bawah kontrak. Menurut manajemen, istilah kerja disebut juga performansi atau kinerja.Kinerja dapat berupa proses dan hasil kerja secara individual maupun organisasi. Hal ini berguna bagi pengukuran efektivitas pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Longenecker dan Pringle59, mengemukakan bahwa pengendalian kinerja berarti pemantauan organisasi terhadap penetapan pencapaian tujuan dan pelaksanaan rencana. Efektivitas penetapan tujuan dan pelaksanaan rencana ini relatif tergantung kepada sumber daya manusia dalam organisasi.Dengan demikian kinerja dapat berupa kemampuan individu dalam melaksanakan tujuan dan rencana menurut standart tertentu.

Dengan demikian, kinerja dapat dikatakan sebagai perilaku kerja seseorang guna mencapai tujuan.Hasil yang dicapai menunjukkan efektivitas perilaku kerja yang bersangkutan. Perilaku kerja yang pada gilirannya, mempengaruhi hasil kerja dipengaruhi dua faktor yakni: (1) faktor dalam diri

58

Anonim.Performance.http://www.businessdictionary.com/definition/performance.htm diunduh pada hari Selasa 18 Maret 2017, pukul 11.00 WIB.

59

(60)

individu, seperti keterampilan dan upaya, yang dimiliki, dan (2) faktor di luar diri individu, seperti keadaan ekonomi, kebijakan pemerintah, terlambatnya bahan mentah dan sebagainya. Kinerja guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggungjawab atas peserta didik dibawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.60

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Dalam sebuah organisasi, setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda, faktor kemampuan berkaitan dengan bakat dan minat yang dimiliki seseorang.Pendapat Davis (2007) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).61Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan produktivitas. Menurut Hasibuan62 faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

a. Sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja ). b. Pendidikan.

Supardi, Kinerja Guru, Jakarta : Rajagrafindo Perkasa, 2013, 5.

61

Supardi, Kinerja Guru, …155.

62

Gambar

Gambar Triangulasi Teknik17

Referensi

Dokumen terkait

a. Prinsip ilmiah, hal ini berdasarkan dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah memberikan evaluasi kepada guru berdasarkan masalah-masalah yang

Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di