• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul Tesis : Pengaruh Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru PAI Terhadap Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Judul Tesis : Pengaruh Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru PAI Terhadap Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 - Test Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN MOTIVASI

KERJA GURU PAI TERHADAP

KINERJA GURU PAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI

KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN 2017

oleh

DHANIK RIASTUTI

NIM. 12010150061

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

Untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Pengaruh antara Supervisi Akademik Pengawas terhadap kinerja guru, 2) pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru, 3) pengaruh Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di Sekolah Negeri di Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian termasuk penelitian kuantitatif menggunakan jenis penelitian ex post facto. Dalam penelitian ini kegiatan supervisi akademik dan motivasi kerja guru dianggap sebagai variabel bebas (X) dan Kinerja Guru (Y) sebagai variabel terikatnya. Populasi dari penelitian ini adalah 300 orang guru PAI Sekolah Dasar. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Quota Sampling, yaitu sebanyak 75 responden. Data didapatkan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja dengan nilai t hitung 4.209> t tabel 1.993, sementara kontribusi yang diberikan sebesar 19,5%, (2) terdapat pengaruh yang positif adan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru dengan nilai t hitung 3.715>1.993, sementara kontribusi yang diberikan sebesar 15,9% (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru dengan nilai f hitung 14.287>f tabel 3.124. Sedangkan kontribusi supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru sebesar 28.4%. adapun sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

(6)

ABSTRACT

The purpose of the research is to know and analyzing: 1) the influence of academic supervision through the teacher performing, 2) the influence of the job motivation through the teachers performing, 3) the influence of academic supervision, and the job motivation through the teachers performing in Elementary School Sukoharjo.

The quantitative research used the ex post facto. In this research, academic supervision activities and job motivation are considered as the independent variable (X) and the teacher performance (Y) as the dependent variable. The population of the research is 300 people Islam religion teachers, elementary school. The sample of the research is definite by using Quota Sampling, which are 75 respondents. The data is obtained by using the questioners and being analyzed by using the simple regression analyzes technique and double regression. The result of the research shows that: (1) there is positive and significant influence the academic supervision through the teacher performing, (2) there is positive and significant influence the job motivation through the teachers performing, (3) there are positive and significant influence the academic supervision and the job motivation through the teachers performing.

The results showed that: (1) there was a positive and significant influence of academic supervision on the performance with the value of t count 4.209> t table 1.993, while the contribution given by 19.5%, (2) there is a positive influence and significant teacher work motivation on the performance of teachers with a value of t count 3.715> 1.993, while the contribution given by 15.9% (3) there is a positive and significant influence of academic supervision and teacher work motivation on teacher performance with f count 14.287> f table 3.124. While the contribution of academic supervision and teacher work motivation on teacher performance is 28.4%. while the rest equal to 71,6% influenced by another variable outside this research.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyaknikmat yang tak terhitung kepada umat manusia khususnya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah atas bagi Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah umat manusia. Adapun tujuan dari penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik, Motivasi Guru PAI terhadap Kinerja Guru PAI Sekolah Dasar di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017” ini

adalah untuk memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam padaProgram Pascasarjana Supervisi Pendidikan IAIN Salatiga. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa tesis ini merupakan bentuk dedikasi penulis terhadap dunia pendidikan. Dan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidaklah dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang membantu baik moril, materil, maupun sprituil untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak: Suyono, S.Pd.SD dan ibu: Suginem), suami, kakak dan adikku tersayang yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik moril, materil, maupun sprituil.

(8)

3. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin B, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga. 4. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd, selaku ketua program supervisi pascasarjana IAIN

Salatiga.

5. Bapak Dr. phil. Asfa Widiyanto, MA, selaku pembimbing saya yang senantiasa berkenan selalu membimbing dengan sabar sampai selesainya tesis.

6. Seluruh Dosen dan Tenaga Tata Usaha Pascasarjana IAIN Salatiga. 7. Temen-temen seperjuangan Pascasarjana Supervisi angkatan 2015

8. Dan segenap pihak yang sudah membantu dan berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan. (Amiin Ya Robbal Alamin).Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan demi menyempurnakan tesis ini, namun penyusun menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini di masa yang akan datang.

Salatiga, Oktober 2017 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

HALAMAN PERNYATAAN ………... iv

C. Signifikansi Penelitian ………... 6

D. Kajian Pustaka ………... 7

E. Sistematika Penulisan ……… 10

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESA ………. 12

A. Pengertian Supervisi Akademik ………. 12

1. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ……….. 21

2. Prinsip Supervisi Akademik ……… 24

B. Pengertian Motivasi ………... 25

C. Pengertian Kinerja Guru ……… 25

D. Hipotesis ……… 28

BAB III METODE PENELITIAN ………. 29

A. Jenis Penelitian ………... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 29

D. Variabel Penelitian ………. 30

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 33

F. Analisis Data ……….. 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ………. 38

A. Uji Coba Instrumen Penelitian ………... 38

B. Hasil Penelitian ……….. 43

(10)

D. Pembahasan……….. 50

BAB V PENUTUP ……… 52

A. Simpulan ……… 52

B. Saran ……….. 53

DAFTAR PUSTAKA 54

LAMPIRAN 57

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Variabel dan Indikator………... 32

4.1. Hasil Uji coba instrumen supervisi akademik………... 39

4.2. Hasil Uji coba instrumen motivasi kerja guru PAI….. 39

4.3. Hasil uji coba instrumen kinerja guru PAI……… 40

4.4. Hasil uji coba instrumen penelitian………... 40

4.5. ANOVA Supervisi akademik terhadap kinerja………. 41

4.6. ANOVA Motivasi Kerja dengan kinerja………... 42

4.7. Test of Normality……….. 42

4.8. Supervisi Akademik(X1), motivasi kerja(X2) dan kinerja guru PAI (Y)……….. 43

4.9. Descriptive Statistics………. 43

4.10. Klasifikasi supervisi akademik……….. 44

4.11. Klasifikasi motivasi kerja……….. 44

4.12. Klasifikasi kinerja guru………. 45

4.13. Coefficientsa……….. 45

4.14. ANOVAa……….... 46

4.15. Model summary………. 46

4.16. Coefficientsa……….. 47

4.17. ANOVAa………... 47

4.18. Model Summary……… 48

4.19. Coefficientsa……….. 48

4.20. ANOVAa………... 49

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket ………. 57

2. Surat izin Penelitian ……… 69

3. Hasil Analisis ……….. 70

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru menurut Sagala, secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.13 Karena tugas inilah ia dapat menambah kewibawaannya dan diperlukan di masyarakat. Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individu maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 20 ada tujuh tugas utama seorang guru, yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pencapaian belajar siswa. Mengingat begitu berat dan pentingnya tugas seorang guru maka seorang guru harus mampu berinovasi dan berkreasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. at-tawbah ayat 105 sebagai berikut :

13Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta

(14)

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (105).”

Ayat tersebut memberi inspirasi agar guru dan pengawas menjaga kualitas dan kinerja dalam melaksanakan tugas karena semuanya akan dilihat oleh Alloh, rosul dan orang beriman dan akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah berpengaruh pada hasil belajar mengajar. Bila siswa mendapatkan nilai yang tinggi, maka guru mendapat pujian, dan juga sebaliknya bila siswa mendapat nilai yang rendah, guru juga kadang dikatakan berkualitas rendah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh bagaimana memberikan prioritas kepada guru agar selalu dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Untuk meningkatkan kinerjanya, seorang guru harus memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja. Baik itu motivasi karena kebutuhan dirinya sendiri, ataupun karena adanya rangsangan dari luar. Kebutuhan manusia yang paling tinggi menurut Maslow adalah aktualisasi diri.14

14Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta:

(15)

Selain itu peran supervisi pengawas sekolah juga sangat diperlukan, dalam upaya melakukan pembinaan dan bimbingan kepada guru agar kinerjanya senantiasa meningkat. Konsep supervisi dewasa ini berbeda dengan konsep supervisi terdahulu, dimana supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi” atau mencari kesalahan guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Dalam pandangan modern supervisi adalah usaha untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar.15Menurut Zepeda tujuan supervisi adalah “to growth, development, interaction,fault-free problem solving, and commitment to build

capacity in teachers.16 Jadi kegiatan supervisi bagian dari manajemen kelembagaan yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan kinerja guru.

Sejatinya supervisi akademik dilakukan sebagai langkah melakukan perbaikan sebagaimana juga yang termuat dalam Q.S. az-Zuhruf ayat 80 sebagai berikut :

Artinya “Apakah meraka mengira, bahwa Kami, tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan meraka ? sebenarnya (Kami mendengar) dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka (80)”.

15Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012,

89.

16 Sally J. Zepeda, Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,

(16)

Ayat di atas memberi inspirasi bahwa setiap pengawas dalam melaksanakan tugasnya sebenarnya juga diawasi oleh Alloh, SWT. Sehingga di dalam pelaksanaan kepengawasan seorang pengawas harus berhati-hati agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang ada.

Berdasarkan pra-survey berkaitan dengan pelaksanaan supervisi pengawas PAI di Kabupaten Sukoharjo, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas PAI sebagian masih banyak bersifat administratif, kurang menyentuh substansi dari tujuan supervisi itu sendiri, yaitu melakukan pembinaan dan pengembangan kompetensi guru agar menjadi lebih profesional dalam melakukan tugas sebagai guru. Sebagaimana dibenarkan pernyataan dari Bapak Supeno, M.Pd, selaku pengawas kecamatan Sukoharjo yang menyatakan: “bahwa sebagian pengawas masih belum melaksanakan supervisi akademik sepenuhnya,hanya sekedar meneliti admisnistrasi saja.”17

Serta diperkuat oleh pernyataan salah satu guru PAI Sekolah Dasar Negeri Tanjungrejo 1 Kecamatan Nguter, Sukoharjo yaitu Didik Purwoko, S.Pd.I: “bahwa

supervisi dilakukan di daerahnya masih bersifat administrasi saja.”18

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 12 kecamatan dengan jumlah pengawas PAI tingkat SD berjumlah 3 orang yang membina guru PAI tingkat SD sebanyak 300 orang dan ditambah dengan guru PAI tingkat SMP dan SMA, dikarenakan

(17)

tidak adanya pengawas khusus di tingkat SMP dan SMA. Artinya bahwa terdapat ketidak seimbangan jumlah pengawas dengan jumlah guru yang dibina. Karena menurut pedoman kepengawasan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI disebutkan bahwa satu orang pengawas PAI tingkat SD paling sedikit membina 60 orang guru PAI.19Hal ini, menyebabkan upaya supervisi akademik yang dilakukan pengawas menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan pemikiran di atas peneliti tertarik melakukan penelitian terkait dengan pengaruh supervisi akademik pengawas dan motivasi kerja guru dalam meningkatkan kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

1.Identifikasi Masalah

Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : a. Jumlah pengawas dan guru PAI yang tidak seimbang menyebabkan

pelaksanaan supervisi akademik kurang berjalan maksimal.

b. Pelaksanaan supervisi oleh pengawas kurang menyentuh dalam peningkatan kinerja guru PAI.

19 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada

(18)

2. Pembatasan Masalah

Dari indentifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian ini dengan fokus penelitian, yaitusupervisi akademik pengawas, motivasi kerja guru PAI dankinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah pengaruh supervisi akademis terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?

b. Bagaimanakah pengaruh motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?

c. Bagaimana pengaruh supervisi akademis dan motivasi kerja guru secara simultan terhadap kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

a. Pengaruh supervisi akademik pengawas terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.

(19)

c. Pengaruh supervisi akademik pengawas dan motivasi kerja guru secara simultan terhadap kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017. 2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan di bidang Administrasi Pendidikan terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Di samping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran peneliti yang terkait dengan supervisi akademik, motivasi kerja guru dan kinerja guru.

a. Manfaat Praktis

1) Bagi pengawas, sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan supervisi akademik dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI.

2) Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya guru dan kualitas pendidikan.

(20)

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang berfungsi untuk membatasi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya serta menghindari terjadinya pengulangan. Pembahasan pokok penelitian ini adalah mengenai pengaruh supervisi akademik, motivasi guru PAI terhadap kinerja Guru PAI SDdi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 ditemukan beberapa penelitian yang relevan antara lain :

Ashif Az Zafi, melakukan penelitian tentang Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 7 Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 7 Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian (field reseach) dan bersifat kualitatif yang berusaha mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari lapangan maupun literatur yang berkaitan dengan pembahasan.20

Moch.Abi Qotadah, melakukan penelitian tentang Supervisi Akademis. Penelitian ini bersifat kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : a. pelaksanaan supervisi akademis pendidikan Islam, b. faktor pendukung serta

20Ashif Az Zafi, “Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1

(21)

faktor penghambat dan solusi supervisi akademis pada sekolah dasar di kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.21

Fitriani meneliti tentang supervisi akademik kepala sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Supervisi akademik mempengaruhi peningkatan kinerja guru.22 Perbedaan penelitian dengan penulis adalah penelitian ini hanya ada 2 variabel sedangkan penelitian penulis ada 3 variabel.

Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono, 2011, Universitas Indonesia berjudul Pengaruh Sistem Supervisi Akademik Pangawas Sekolah terhadap Profesionalisme Guru SMA Negeri I Padang Ratu Lampung Tengah tahun

2011.23 Hasil penelitian diketahui bahwa : sistem supervisi akademik pengawas sekolah berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru. Penelitian ini yang diteliti adalah profesionalisme guru sedangkan penelitian penulis adalah kinerja guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Selamet, Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah terhadap

Kinerja Guru Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar

21Moch.Abi Qotadah, “Pelaksanaan Supervisi Akademis Pendidikan Islam Pada Sedolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta”, Tesis, Institud Agama Islam Negeri Surakarta, 2016.

22Fitriani, “Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru”,

Tesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015, xv

23 Supriyono, “Pengaruh Sistem Supervisi Akademik Pengawas Sekolah terhadap

(22)

menemukan bahwa supervisi akademik yang dilakukan pengawas memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru.24

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zafi, Qatadah dan Fitriani, merekasama-sama meneliti menggunakan metode kualitatif, yang menemukan atau merumuskan hipotesis, bahwa supervisi memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Bedanya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif, yang tujuannya adalah untuk menguji hipotesis seberapa besar pengaruh supervisi akademik tersebut terhadap kinerja guru.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Supriyono variabel X sama dengan penelitian yang peneliti lakukan tetapi berbeda pada variabel Y yaitu profesionalisme guru, sedangkan penelitian yang peneliti teliti adalah terhadap kinerja guru. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Selamet mendukung hipotesis yang akan peneliti buktikan dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran singkat tentang isi Tesis,

dipaparkan secara rinci alur pembahasan sebagai berikut :

24Mochamad Selamet, “Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik

(23)

1. Bagain Awal

Bagian ini terdiri dari; Halaman Judul, Abstrak, Halaman Pengesahan,

Penjelasan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto, Kata Pengantar,

Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.

2. Bagian Isi

Bab I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi

dan batasan masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitin,

kajian pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II : KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Pada bab ini menjelaskan tentang teori supervisi akademik

motivasi guru, dan kinerja guru beserta hipotesisnya.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang; jenis dan pendekatan, subjek, tempat

dan waktu, paradigma penelitian, hipotesa, operasionalisasi

variabel, populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel,

sumber data, prosedur pengumpulan data, pengujian instrumen

penelitian, dan teknik analisa data.

Bab IV : ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang; Uji Coba Instrument yang meliputi Uji

(24)

dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 23, Uji reabilitas

Instrumen, Uji linieritas, Uji Normalitas dan Hasil Penelitian.

Bab V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian dan

penutup.

3. Bagian Akhir

Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan daftar

(25)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESA

A. Pengertian Supervisi Akademik

Menurut Ngalim Purwanto, supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

Sementara itu Neagley dan Evans menyatakan bahwa “supervision is considered as any service for teachers that eventually result in

improvinginstruction, learning, and the curriculum”.25 Maksudnya supervisi merupakan pelayanan guru dalam hal peningkatan, pembelajaran dan kurikulum.

Sedangkan menurut Carl Glickman dikutip dalam Allan Glathorn, memberikan definisi: “Supervision is the function in shools that draws together

the discrete elemants of instructional effectiveness into whole-school action”.26

Supervisi merupakan fungsi penting dalam sistem sekolah atau pendidikan yang mengefektifkan seluruh unsur-unsur pengajaran ke dalam aktifitas pendidikan.

25 Neagley, Ross L. and Evans, N. Dean. Handbook for Effective Supervision of Instruction

, New York: Englewood Cliffs-Prentice .Hall, Inc.1980, 20.

26 Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership (Introduction To Instructional Supervision),

(26)

Sebagaimana dikutip dalam Buku Kerja Pengawas Sekolah Supervisi akademik atau pengawas akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajran;(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok yang sesuai dengan beban kerja guru (PP74/ 2008).27

Glickman (1981) dalam buku yang dikeluarkan Direktorat Tenaga Kependidikan yang bejudul Metode dan Teknik Supervisi, mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.28

Wiles dan Bondi menjelaskan fungsi-fungsi supervisi berdasarkan peranan supervisor, supervisi bisa dilihat sebagai peranan kepemimpinan umum

27 Kementerian Pendidikan Nasional, Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta: Kemdiknas. 2011,

19.

(27)

daperanan koordinasi terhadap semua aktivitas sekolah yang berkenaan dengan pembelajaran.29

29 Willes Wiles, Jon and Bondi Joseph, Supervision a Guide to Practice Second Edition,

(28)

Arikunto supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.57 Masih dalam Arikunto, menyatakan bahwa supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Disamping itu, supervisi membantu guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan kecakapan pribadi.58

Berdasarkan beberapa pengertian supervisi akademik dari para pakar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi akademik adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh supervisor, yaitu pengawas sekolah dan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerjanya dan kemampuan pengelolaan pembelajaran sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar peserta didik yang sama sekali bukan menilai untuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Prasojo dan Sudiyono menjelaskan model supervisi akademik yaitu, (1). Model Supervisi akademik Tradisional dengan cara Observasi

(29)

langsung, (2). Supervisi akademik dengan cara tidak langsung, (3). Model Kontemporer.59

Model supervisi akademik Tradisional dengan cara observasi langsung yang meliputi kegiatan, a). Pra-Observasi yaitu sebelum observasi kelas, supervisor seharunya melakukan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi, dan analisi; b). Observasi yaitu, setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observaasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan, dan penutup; c). Post-Observasi yaitu, setelah observasi kelas selesai, sebaiknya

supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan baru yang akan dilakukan, dan sebagainya.

Supervisi akademik dengan cara tidak langsung menggunakan metode; a). Tes mendadak, sebaiknya soal yang digunakan pada saaat diadakan sudah diketahui validitasnya, reabilitas, daya beda, dan tingkat kesukarannya; b). Diskusi kasus, kegiatan diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses pembelajaran (PBM), laporan -laporan, atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru

(30)

mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan, dan mencari berbagai alternative jalan keluarnya; c). Metode angket, angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan pendidiknya, dan sebagainya.

Model Kontemporer, supervisi akademik model kontemporer (masa kini) dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung yaitu dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.

(31)

Dalam melakukan tugas supervisi, seorang supervisor perlu memahami pendekatan-pendekatan yang bisa digunakan dalam menjalankan tugasnya. Glickman menyatakan ada tiga pendekatan supervisi yang diterapkan supervisor di dalam melakukan supervisi, yakni pendekatan direktif, pendekatan kolaboratif, dan pendekatan non direktif. Pendekatan supervisi tersebut dapat digunakan kepada semua guru, baik yang kinerjanya kurang ataupun kepada guru yang kinerjanya sudah baik untuk lebih meningkatkan kinerja guru. Berikut akan dijelaskan mengenai pendekatan supervisi tersebut.

Pendekatan direktif yaitu pendekatan yang Tanggung Jawab, supervisi lebih banyak berada pada pengawas. Seorang pengawas dapat melakukan perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan dievaluasi. Glickman menyatakan “directive-control orientatio includes the major behaviors of

clarifying, presenting, demonstrating, directing, standardizing, and

reinforcing”.60 Artinya Orientasi direktif-kontrol mencakup perilaku utama

dalam mengklarifikasi, menyajikan, mendemonstrasikan, mengarahkan, standarisasi, dan penguatan.

Pada pendekatan direkting ini peranan pengawas sangat dominan dan peranan guru rendah, bahkan hampir tidak nampak perannya. Alasan pengawas melakukan pendekatan ini adalah karena menganggap dia lebih

60 Glickman, Leadership for Learning: how to help teachers succed. New York: Association

(32)

mampu dan memahami permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Glickman mengungkapkan sebagai berikut:

“the supervisor knows more about the context of teaching and

learning than the teacher does or has superior analytical skills and problem-solving abilities. Therefore, the leader’s decisions are likely to be more effective than if the teacher is left to his or her own

devices”.61

Maksudnya pengawas tahu lebih banyak tentang konteks pengajaran dan pembelajaran daripada yang dilakukan guru atau memiliki kemampuan analisis dan kemampuan pemecahan masalah yang superior. Oleh karena itu, keputusan pemimpin cenderung lebih efektif daripada jika guru diserahkan ke perangkatnya sendiri.

Peran pengawas lebih menitik beratkan sebagai fasilitator yang memberikan petunjuk dan mendorong guru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalahnya. Jadi kegiatan perbaikan adalah tergantung pada guru itu sendiri. Seperti diungkapkan oleh Glickman mengenai beberapa peranan pengawas sekolah adalah sebagai berikut:

“(1).Listening-The supervisor listens to the teacher’s problem by facing and showing attention to the teacher. The supervisor shows empathy with the teacher ; (2) Encouraging- The supervisor

encourages the teacher to analyze the problem further”.62

Artinya (1). Pendengaran - Pengawas mendengarkan masalah guru dengan menghadap dan menunjukkan perhatian pada guru. Pengawas

(33)

menunjukkan empati dengan guru; (2) Mendorong - Pengawas mendorong guru untuk menganalisis masalah lebih lanjut.

Pada pendekatan non direktif ini peran penagawas sekolah sangat rendah sedangkan peranan guru dominan serta tanggung jawab supervisi lebih banyak berada pada pihak guru. Rendahnya peranan pengawas sekolah tersebut tampak pada perilaku pengawas sekolah seperti membesarkan hati guru, mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi guru, dan mendengarkan keluhan permasalahan guru.

Pendekatan selanjutnya yang dapat dilakukan seorang pengawas sekolah yaitu Pendekatan Kolaboratif, Glickman menjelaskan pendekatan kolaboratif sebagai berikut:

the collaborative approach includes the major behaviors of listening, clarifying, presenting, problem solving, and negotiating. The and result is a mutually agreed upon contract by leader and teacher that delineates the structure, process, and criteria for

subsequent instructional improvement”.63

Maksudnya pendekatan kolaboratif termasuk didalamnya pembiasaan, mendengarkan, mengklarifikasi, menyajikan, memecahkan masalah dan negoisasi dan hasilnya adalah satu hubungan yang saling menguntungkan atas kesepakatan antara pimpinan dan guru yang mengarahkan pada struktur proses dan kriteria untuk perkembangan pendidikan selanjutnya.

(34)

Pada pendekatan kolaboratif tugas pengawas sekolah dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan secara cermat terhadap masalah yang dihadapi guru dalam pengajaran serta memberikan pembinaan terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam pendekatan kolaboratif terdapat peranan yang seimbang antara pengawas sekolah dan guru. Hasil akhir dari pembinaan tersebut didasarkan pada kesepakatan antara guru dan pengawas sekolah dalam menentukan keputusan dan tindakan yang akan diambil. Perilaku pengawas sekolah dapat berupa menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah dan negosiasi. Pengawas sekolah mendorong guru untuk mengaktualisasikan inisiatif yang dipikirkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya atau meningkatkan kemampuan mengajarnya.

(35)

1. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap kegiatan supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai. Adapun tujuan supervisi yang dikemukakan oleh Suhertian dan Mataheru dalam Wahyudi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.64 Lebih luas lagi Atmodiwiryo menjabarkan bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan kepada guru.65 Selain tujuan utama

tersebut di atas, supervisi bertujuan untuk (1). Meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran yang di dalamnya termasuk; (2). Memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan sistem belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas; (3).Untuk mengembangkan potensi kualitas guru; (4). Membantu guru memperbaiki mutu mengajar dan membina pertumbuhan profesi guru. Dari uraian di atas terlihat bahwa yang menjadi objek adalah perbaikan kinerja guru dengan memberikan pembimbingan dan pembinaan dengan harapan akan berdampak pada perbaikan dan pengembangan potensi kualitas guru yang akhirnya akan memperbaiki mutu guru dalam hal belajar mengajar.

Lebih lanjut Prasojo dan Sudiyono menjelaskan tujuan dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik adalah (1).membantu guru mengembangkan kompetensinya; (2). Mengembangkan kurikulum; dan (3).

64 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (2nd ed),

Bandung: Alfabeta, 2009, 99.

65 Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Kepengawasan dan Supervisi Sekolah, Jakarta:

(36)

Mengembangkan kelompok kerja guru,66 kemudiann Sudjana menyebutkan tujuan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah adalah meningkatkan kemampuan professional guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.67 Sedangkan Sumiarso dan Gojali menyebutkan implikasi logis dari dilakukannya supervisi akademik diharapkan guru mampu membentuk sikap professionalitas guru sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga tercipta pembinaan proses pembelajaran yang efektif serta mampu meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran.68

Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa secara umum tujuan supervisi akademik yaitu membina kemampuan professional guru dalam mencapai tujuan pendidikan, memotivasi guru menggunakan seluruh kemampuannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena supervisi akademik dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak (pengawas, kepala sekolah, dan guru bidang studi), maka tujuan supervisi tersebut harus dipahami dan dipersepsikan sama oleh setiap elemen yang terlibat di dalam seluruh aktivitas supervisi, sehingga pelaksanaannya menjadi terarah dan sesuai dengan yang diharapkan.

66 Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi … 86.

67 Nana Sudjana, Kompetensi Pengawas Sekolah Dimensi dan Indikator (3rd ed), Jakarta:

LPP Binamitra, 2010, 1.

68 Sumiarso dan Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,

(37)

Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu mencapai multi tujuan supervisi akademik tersebut di atas. Wahyudi menjelaskan bahwa supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan, seringkali guru menganggap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan dari segi materi maupun metode pendekatan.69 Menghadapi keadaan tersebut, perlu ada inisiatif dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan guru agar melakukan perbaikan dari segi materi maupun metode untuk kemajuan iptek dan kebutuhan lingkungan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa supervisi akademik berfungsi untuk merubah perilaku guru dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan secara terus-menerus, konsisten, dan terpadu antara program supervisi dan program pendidikan diharapkan mampu membentuk sikap professionalitas guru sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga akan berdampak pada terciptanya proses pembelajaran yang efektif serta mampu meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pemebinaan terhadap kemampuan professional guru dan tenaga kependidikan lainnya agar terbentuk iklim belajar yang kondusif.

2. Prinsip Supervisi Akademik

(38)

Untuk mewujudkan tujuan supervisi sebagaimana dikemukakan di atas menurut Depdiknas dalam Muslim lmenyebutkan bahwa ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan supervisor dalam melaksanakan tugas supervisi.70 Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah (1) Supervisi hendaknya dimulai daari hal-hal yang positif; (2) Hubungan antara Pembina (supervisor) dan guru hendaknya didasarkan atas hubungan kerabat kerja; (3) supervisi hendaknya didasarkan atas pandangan yang obyektif; (4) supervisi hendaknya didasarkan pada tindakan yang manusiawi dan menghargai hak asasi manusia; (5) supervisi hendaknya mendorong pengembangan potensi, inisiatif, dan kreativitas guru; (6) supervisi hendaknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru; (7) supervisi yang dilakukan hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajar efektif. Lebih lanjut disebutkan bahwa prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi. Bagi pengawas sekolah mereka harus memahami benar prinsip-prinsip tersebut sebagai seorang supervisor. Kegagalan atau keberhasilan seorang pengawas sekolah dalam menjalankan tugas supervisinya akan berkontribusi pada mutu pendidikan.

B. Pengertian Motivasi

70 S.B. Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Professionalisme Guru,

(39)

Teori dua faktor menurut Herzberg, berasumsi bahwa penyebab individu merasa puas terhadap pekerjaannya dapat dilihat faktor motivasional yang sifatnya intrinsik dan ekstrinsik dari dua faktor71. Faktor intrinsik ialah yang bersumber dalam diri seseorang meliputi: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan. Faktor ekstrinsik bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang seperti: kebijakan, pimpinan, supervisi, hubungan interpersonal dan kondisi kerja.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk melakukannya. Dorongan tersebut disebut motivasi, yang mana motivasi itu dapat bersumber dari dua faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sehingga tinggi rendahnya motivasi seseorang akan tercermin dari perilakunya dalam bekerja. Seseorang bekerja karena mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

C. Pengertian Kinerja Guru

Menurut Nanang Fattah menengaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oelh pengetahuan, sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.72 Sedangkan Wahjosumidjo, mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam

71 Robbins, P. Stephen, Prinsip-Prinsip …, 59.

72 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

(40)

suatu unit kerja.73 Selain itu, Abdullah Munir mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.74

Kinerja Guru menurut Martinis Yamin dan Maisah diartikan sebagai perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan dalam menghadapi tugas.75 Kinerja guru dapat dilihat

dari berbagai aspek diantaranya adalah pada pembelajaran, dan pengembangan keprofesian. Berkaitan dengan tugas pokok guru yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis pembelajaran maka kinerja guru pada di sini akan difokuskan pada pengertian kinerja guru dalam proses belajar mengajar.

Kinerja guru memiliki kriteria tertentu yang dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang wajib dimiliki setiap guru. Terkait dengan proses pembelajaran perilaku guru dapat dilihat dari bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Pendapat lain dikemukakan lebih spesifik lagi Suryosubroto yang menyatakan bahwa:

“Kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi

73 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan Teoritik dan Permasahannya,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 430.

74 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008,

30.

75 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2010,

(41)

yang edukatif antara guru dan siswa yang mencakup suasana kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai uapaya untuk mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran”.76 Dari beberapa pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bukan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja tersebut mencapai prestasi yang baik.

Sedangkan motivasi kerja guru dan hubungannya dengan kinerja guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Riesminingsih dalam pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja guru, bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.77

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Ada pengaruh positif antara supervisi akademik oleh pengawas PAI terhadap kinerja guru PAI.

b. Ada pengaruh positif antara motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI.

76 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002,

31.

77Riesminingsih, “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja guru SMA

(42)

c. Secara bersama-sama ada pengaruh positif antara supervisi akademik pengawas PAI dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian tentang pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo ini adalah berjenis kuantitatif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2017, yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru PAI yang bertugas diwilayah Kabupaten Sukoharjo, baik sekolah negeri maupun swasta, pada jenjang sekolah dasar (SD) yang berjumlah 300 orang. menurut Arikunto, jika subjeknya lebih dari seratus maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% dari populasi.78

(43)

Karena responden lebih dari seratus, maka penarikan sampel ini menggunakan Qouta Sampling. Adapun rumus yang diapakai adalah sebagai berikut:

𝑁 = 𝑁

𝑁. 𝑑2+ 1

Keterangan:

N= Jumlah Populasi = 300 orang

n = Jumlah sampel

d2 = Presisi ( 10%)

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel keseluruhan sebagai berikut:

𝑁 =𝑁. 𝑑𝑁2+ 1 =(300). 0.13002+ 1 =3004 = 75

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh sampel penelitian guru PAI SD se Kabupaten Sukoharjo sebanyak 75 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitia.79

79 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

(44)

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang dikelompokan menjadi dua , yaitu variabel bebas yang terdiri dari Supervisi akademik (X1)

dan motivasi kerja guru PAI (X2), dan variabel terikat yaitu kinerja guru PAI

(Y). Adapun indikator dalam penelitian ini adalah : a. Supervisi Akademik

Adapun dimensi indikator supervisi akademik adalah teknik supervisi individual, teknik kelompok, pendekatan direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif.

b. Motivasi Kerja

Adapun indikator motivasi kerja menurut Uno adalah terdiri dari dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal; (1) tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas (2) melaksanakan tugas dengan target yang jelas, (3) memiliki tujuan yang jelas (4) ada umpan balik atas hasil pekerjaan, (5) senang dalam bekerja, (6) selalu berusaha untuk mengungguli orang lain, (7) diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakan. Dimensi eksternal; (1) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja (2) senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakan, (3) bekerja dengan harapan memperoleh insentif, (4) bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan atasan.41

(45)

c. Kinerja Guru

Adapun indikator kinerja guru menurut Uno adalah meliputi dimensi (1) kualitas kerja, (2) kecepatan atau ketepatan kerja, (3) inisiatif dalam kerja, (4) kemampuan kerja, (5) komunikasi.42

Tabel .1. Variabel dan Indikator

N o

Variabel Dimensi Indikator Item

soal

Internal 1.Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas

2.Melaksanakan tugas dengan target yang jelas

3.Memiliki tujuan yang jelas.

19

20,21

33

(46)

4.Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.

5.Senang dalam bekerja

6.Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain.

7.Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakan.

1.Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya.

2.Senang memperoleh pujian 3.Bekerja dengan harapan ingin

memperoleh insentif

4.Bekerja dengan harapan memperoleh perhatian dari teman dan atasan.

26

Kualitas kerja 1. Merencanakan program pengajaran dengan tepat

2. Melakukan penilaian hasil belajar 3. Berhati-hati dalam menjelaskan

1.Menerapkan hal-hal yang baru dalam pembelajaran.

2.Memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki

1.Mampu dalam mengendalikan kelas 2.Mampu mengelola KBM

43 44

Komunikasi 1.Melaksanakan layanan bimbingan belajar.

(47)

sebagai data pendukung. Hal ini merujuk pada Syaodih bahwa ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, studi dokumentasi.43

F. Analisa Data

Penelitian jeni analisa data yang tepat merupaka faktor penting dalam merumuskan dan menjawab permasalahan penelitian. Untuk itu setelah mengkaji dan mempertimbangkan permasalahan, tujuan dan hepotesis yang diajukan serta data yang tersedia, maka dalam mengolah data penelitian ini digunakan cara analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dan berganda menggunakan persamaan sebagai berikut :.

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Keterangan:

a : Konstanta

b1 : Koefisien regresi untuk variabel X1

b2 : Koefisien regresi untuk variabel X2

X1 : Penerapan kompetensi Akademik

X2 : Penerapan kompetensi Evaluasi

Y : profesionalisme guru e : Error44

43Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2015, 216.

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008,

(48)

Urutan analisis data dilakukan sebagai berikut : 1) Uji Validitas Data

Menurut Imma Ghozali, ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner untuk valid. Suatu angket dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.45 Dimana validitas data

Alat ukur diujicobakan pada sebagian responden, untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai reliable dengan digunakan analisis alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut 46 :

45 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan

Penerbit UNDIP, 2005, 45.

(49)

St2 = varians total 3) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan kolmogorov smirnov, yaitu untuk menguji hipotesis nol,dengan kaidah pengambilan kuputusan jika jika Dhitung > Dtabel maka H0 ditolak yaitu sebesar 𝛼 = 0,05.47

4) Uji Statistik

a. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebas lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Jika t hitung > t tabel / = t hitung ≤ t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung < t tabel /-t hitung >- t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Taraf signifikansi : 0,95 ( : 5 %)

b) Derajat kebebasan (degree of freedom) df : n-k. c) t -tabel yang nilainya dari daftar tabel distribusi t.

47 Sidnei Siegel, Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka

(50)

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh supervisi akadmeik dan motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Sukoharjo.

Untuk mengetahui ada atau tidak korelasi menggunakan ketentuan, jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Taraf signifikansi : 0,05 ( : 5 %)

b) Derajat kebebasan (degree of random) df : n-k.

(51)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASI PENELITIAN

A. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian kepada 20 orang guru PAI yang bukan responden sebenarnya, menurut abdurrahman disarankan sekitar 20-30 orang responden. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian dan mana yang harus direvisi atau dibuang. Analisis uji coba instrumen penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 23. Berikut hasil uji coba penelitian:

1. Uji Validitas Instrumen ini dengan menggunakan korelasi product momen

dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 23. Dengan rumus :

Pernyataan dianggap valid jika nilai r hitung> dari r tabel. Nilai r tabel untuk 20

responden adalah 0,444. Adapun hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Hasil uji validitas supervisi akademik

(52)

Tabel 4.1

Hasil uji coba instrumen supervisi akademik

No tabel 4.1 menunjukan bahwa 18 item pernyataan semuanya valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Hasil uji validitas motivasi kerja

Hasil validitas instrumen motuvasi kerja seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2

Hasil uji coba instrumen motivasi kerja guru PAI

No

c. Hasil uji validitas kinerja guru PAI

(53)

Tabel 4.3

Hasil uji coba instrumen kinerja guru PAI (Y)

No r hitung No r hitung No r hitung 1

572 6 683 11 575

2 715 7 737 12 702

3 766 8 535 13 750

4 657 9 525

5 786 10 564

Hasil analisis angket perilaku direktif supervisi pembelajaran pengawas menunjukkan bahwa item peryataan semua valid.

2. Uji Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi instrumen penelitian. Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika koefisien alpha > r tabel. Adapun hasil uji coba instrumen penelitian dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil uji coba instrumen penelitian

No Nomor item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 Item 1 (X1) 0,957 0,444 Reliabel

2 Item 2 (X2) 0,891 0,444 Reliabel

3 Item 3 (Y ) 0,896 0,444 Reliabel

(54)

reliabel karena nilai r hitung > r nilai tabel. Maka instrumen penelitian dinyatakakan reliabel dan dapat digunakan sebagai pengumpul data.

3. Uji linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel mempunyai hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data yang baik adalah terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas/ prediktor (X) dengan variabel kreterium/ terikat.(Y) Adapun hasil uji linieritas sebagai berikut;

1. Supervisi akademik dengan kinerja guru PAI Tabel 4.5

Deviation from Linearity 275,550 15 18,370 1,503 ,414

Within Groups 36,667 3 12,222

Total 580,550 19

(55)

2. Motivasi kerja dengan kinerja guru PAI

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai signifikansi 0,186 lebih besar dari 0,05 yang berti terdapat hubungan linier antara supervisi akademik (X2) dengan kinerja guru PAI (Y).

4. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistrubusi normal ataukah tidah. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.

(56)

motivasi kerja ,168 20 ,142 ,937 20 ,213

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil kolmogrov-smirnov di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi dari supervisi akademik ( 0,200>0,05 ) dan motivasi kerja guru PAI (0,142> 0,05), maka dapat disimpulkan bahawa data tersebut bersitribusi normal.

B. Hasil Penelitian

Dalam menganalisa data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor jawaban responden tiap variabel penelitian dalam sebuah tabel untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi akademik, motivasi kerja dan kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo dengan rincian data terlampir. Berikut data skor total variabel penelitian:

Tabel 4.8

Supervisi akademik (X1), motivasi kerja(X2) dan kinerja guru PAI(Y)

No Variabel Jumlah

item

Skor total

1 Supervisi akademik (X1) 18

3719

2 Motivasi kerja (X2) 15 4401

3 Kinerja Guru PAI (Y) 13 5207

(57)

Tabel 4.9

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

supervisi akademik 75 51 90 69,43 10,130

motivasi kerja 75 46 73 58,68 6,882

kinerja guru PAI 75 39 64 49,59 6,092

Valid N (listwise) 75

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel supervisi akademik diperoleh mean seebsar 69,43, motivasi kerja guru PAI sebesar 58,68 dan kinerja guru PAI 49,59. Secara rinci dapat dikalsifikasikan dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 4.10

Klasifikasi supervisi akademik

No Skor kategori

1 81-90 Sangat baik

2 72-80 baik

3 63-71 Cukup

4 54-62 kurang

Tingkat keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SD kabupaten sukoharjo berada pada rata-rata 69,43 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 63-71.

Tabel 4.11 Klasifikasi motivasi kerja

No skor kategori

1 67-75 Sangat baik

(58)

3 53-59 Cukup

4 46-52 kurang

Tingkat motivasi kerja guru PAI di kabupaten sukoharjo berada pada rata-rata 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59.

Tabel 4.12

Klasifikasi kinerja guru

No Skor kategori

1 60-65 Sangat baik

2 53-59 baik

3 46-52 Cukup

4 39-45 kurang

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahawa kinerja guru PAI di kabupaten sukoharjo berada pada rata-rata 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52

C. Hasil Uji Hipotesis

1. Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI

Untuk mengetahui pengaruh variabel supervsis akademik tehadap kinerja guru PAI dan seberapa besar pengaruhnya, maka dianalisa dengan regresi sederhana atau melalui uji farsial (uji t). adapun hasil dari dari regresi sederhana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

(59)

Tabel 4.13

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI

Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,266 dan konstanta sebesar 31,136. Maka bentuk persamaan regresinya y= 31,136 + 0,266 X1. Ini berarti jika supervisi akademik meningkat satu poin maka

kinerja guru akan meningkat sebesar 0,266. Sedang nilai t hitung diperoleh 4,209> t tabel 1,993 artinya supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru PAI Adapun pengaruhnya dapat dilhat pada tabel berikut:

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI b. Predictors: (Constant), supervisi akademik

Adapun besanya pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI dapat diliahat pada tabel berikut:

Tabel 4.15

(60)

Berdasarkan output di atas , nilai R square sebesar atau indexs korelasi sebesar 0,195, berarti variabel supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru PAI sebesar 19,5% dan sisanya sebesar 80,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Pengaruh motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI

Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja guru PAI tehadap kinerja guru PAI dan seberapa besar pengaruhnya, maka dianalisa dengan regresi sederhana atau melalui uji farsial (uji t). adapun hasil dari dari regresi sederhana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI

Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi atau indexs korelasi sebesar 0,353 dan konstanta sebesar 28,872. Maka bentuk persamaa regresinya y= 28,872 + 0,353 X2. Ini berarti jika motivasi kerja

meningkat satu poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,353. Sedang nilai t hitung diperoleh 3,715>1,993 artinya motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru PAI. Adapun pengaruhnya dapat dilhat pada tabel berikut:

(61)

Tabel 4.17

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 436,709 1 436,709 13,804 ,000b

Residual 2309,478 73 31,637

Total 2746,187 74

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI

b. Predictors: (Constant), Motivasi kerja

Adapun besanya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru PAI dapat diliahat pada tabel berikut:

Tabel 4.18

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,399a ,159 ,148 5,625

a. Predictors: (Constant), Motivasi kerja

Berdasarkan output di atas , nilai R square atau indexs korelasi 0,159, berarti variabel supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru PAI sebesar 15,9% dan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengaruh supervisi akademik (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap

kinerja guru PAI (Y)

(62)

pengaruhnya, maka akan dianalisis denganregresi ganda dengan batuan aplikasi SPSS versi 23. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI

Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,220 x1, 0,272 x2, dan konstanta sebesar 18,355. Maka bentuk persamaa

a. Dependent Variable: kinerja guru PAI

b. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik

(63)

guru berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI. Sedangkan nilai probabilitasnya diketahui 0,000<0,05. Adapun besarnya pengaruh bisa dilihat padatabel berikut:

Tabel 4.21

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,533a ,284 ,264 5,225

a. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik

Berdasarkan output di atas , nilai R square atau indexs korelasinya sebesar 0,284, berarti variabel supervisi akademik dan motivasi kerja guru berpengaruh terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dan sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

D. Pembahasan

1. Pengaruh supervisi akademik (X1) terhadap kinerja guru PAI (Y)

(64)

Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa motivasi guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59, dan berpengaruh dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,715>1,993 serta nilai signifikansinya 0,000<0,05. Sementara indexs korelasinya 0,159 dengan kontribusi yang diberikan sebesar 15,9% dan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengaruh supervisi akademik (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap

kinerja guru PAI (Y).

(65)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 4,209 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori baik, diperoleh mean 69,43 yang terletak pada interval 46-52. Adapun pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI dengan indexs korelasi sebesar 0,195 dan dalam prosentase sebesar 19,5% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi semakin sering dilakukan maka kinerja guru akan semakin baik.

2. Terdapat pengaruh yang positif yang signifikan variabel motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 3,715 > t tabel 1,993 termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-59. Adapun pengaruh signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan indexs korelasi sebesar 0,159 dan dalam prosentase 15,9% dari 75 responden, berarti apabila motivasi kerja guru semakin tinggi maka kinerja guru akan semakin baik.

(66)

nilai f hitung 14,287> f tabel 3,124 termasuk dalam kategori cukup baik, 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52. Sedangkan besarnya pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan indexs korelasi sebesar 0,284 dan dalam prosentase 28,4% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi pengawas sekolah semakin sering dilakukan dan motivasi guru semakin tinggi maka kinerja guru PAI akan semakin baik.

B. Saran

1. Bagi pengawas, sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan supervisi akademik dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI.

2. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya guru dan kualitas pendidikan.

3. Bagi guru PAI sebagai bahan masukan berkaitan dengan pentingnya motivasi kerja dalam peningkatan kinerja guru.

Gambar

Tabel .1. Variabel dan Indikator
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Hasil uji coba instrumen kinerja  guru PAI (Y)
Tabel 4.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan/program supervisi akademik yang menjadi tugas dan tanggungjawab pengawas sekolah belum efektif,

Untuk melakukan tugas pengawasan tersebut, kompetensi supervisi akademik diatur oleh Pera- turan MenteriPendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang

guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan

kasus SD se-Kecamatan Sragen Tahun 2016). Rendahnya pemahaman kepala sekolah tentang supervisi akademik sehingga kepala sekolah hanya memahami supervisi sebagai bentuk

Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapkan prinsip-prinsip human relation dalam supervisi akademik meliputi toleransi, menghargai guru, memberikan

bahwa pengawas kurang optimal dalam memberikan pembinaan supervisi akademik di sekolah, menyebabkan kurangnya motivasi guru kegiatan pembelajaran, yang berimbas pada kualitas

Sementara penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kegiatan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas mengajar guru PAI, menggunakan metode penelitian