• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENYAJIAN DATA

B. Humas PB XIII Tedjowulan dan Hangabehi

1. Humas PB XIII Tedjowulan

Humas PB XIII Tedjowulan merupakan lembaga Kehumasan yang dibentuk PB XIII Tedjowulan sesaat setelah dinobatkan sebagai raja di luar tembok Kraton, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 2004. Seperti yang diungkapkan oleh Panitera Dhalem (Sekretaris Raja) Paku Buwono XIII Tedjowulan, Drs. Tundjung W Sutirto, MSi. yang selanjutnya akan disebut sebagai Informan 2 berikut ini :

“Sejarah tentang Humas dari pihak PB XIII Tedjowulan, kapan. Itu dimulai sejak dinobatkannya PB XIII Tedjowulan sebagai raja yang berada di luar e.. Kraton. Tepatnya tanggal 30 Agustus 2004. Sejak saat itulah tersusun sebuah struktur organisasi yang di dalamnya ada fungsi e.. kehumasan atau fungsi pejabat Humas…”

Keberadaan sebuah lembaga Kehumasan dalam sebuah organisasi atau lembaga atau institusi, dewasa ini memang dipandang sangat penting. Karena selain tugas dan deskripsinya yang sangat luas, banyak organisasi atau instansi yang sadar bahwa menampilkan citra yang baik atau positif adalah modal yang sangat berharga untuk mendapatkan dukungan, respect, maupun mempertahankan eksistensi. Hal inilah yang rupanya disadari betul oleh pihak PB XIII Tedjowulan, seperti yang dijelaskan oleh Informan 1 berikut :

“…Ya karena pencitraan, satu. Dibutuhkan pencitran karena kan ini terjadi sengketa. Lalu kedepannya, dalam konteks kedepannya, itu setelah berjalan, setelah berlangsung yang muncul adalah dibutuhkan seseorang yang mampu me-manage konflik atau manajemen konflik. Dan itu dipercaya pada bidang kehumasan.”

Hal tersebut juga diperkuat oleh keterangan Informan 2 yang memberikan penjelasan tentang alasan pembentukan Lembaga Kehumasan PB XIII Tedjowulan, yaitu :

“…Alasannya dibentuk kehumasan itu karena untuk memberikan informasi, untuk menjalin hubungan komunikasi dengan berbagai pihak terutama koordinasi dan konsolidasi secara internal di pihak PB XIII Tedjowulan agar dapat memberikan satu citra bahwa eksistensi PB XIII Tedjowulan itu didukung oleh 3 Lembaga Pengageng. Yaitu, Pengageng Putra Sentana, Pengageng Parentah Kraton dan Pengageng Keputren. Sehingga fungsi Humas disini itu memberikan justifikasi terutama terhadap eksistensi PB XIII Tedjowulan sebagai raja yang dinobatkan di luar tembok Kraton. Sehingga fungsi Humas disini sangat sentral sekali.”

Dalam perkembangannya Lembaga Kehumasan PB XIII Tedjowulan mengalami pergantian Humas dan juga perluasan tugas, seperti yang diungkapkan oleh Informan 2 sebagai berikut :

“Nah kemudian pada tahun 2005, karena sesuai dengan e.. apa.. aksesibilitasnya dari PB XIII Tedjowulan itu semakin e.. berkembang untuk mempertahankan eksistensinya maka dibuat dua e.. lokasi yang pertama ada di Jakarta dan di Solo. Di Solo yang semula dijabat oleh GPH Suryowicaksono akhirnya dijabat oleh KRHT Bambang Pradotonagoro, SH yang itu memfungsikan Humas secara definitif untuk Solo dan definitif untuk Jakarta dipegang oleh GPH Suryowicaksono. Keduanya melakukan koordinasi dalam bidang kehumasan yang fungsi dan tugasnya sama e.. untuk apa kegiatan-kegiatan menjaga eksistensi dan citra PB XIII Tedjowulan…”.

Sebagai petugas Humas yang ditugaskan untuk menjalankan fungsi Kehumasan, Informan 1 juga menjelaskan bahwa Lembaga Kehumasan PB XIII

Tedjowulan, dalam menjalankan tugasnya juga berdasarkan oleh tupoksi (tugas pokok dan fungsi). Seperti yang dijelaskan oleh Informan 1 berikut ini :

“…Kita pun ada tupoksinya, tugas pokoknya, diantaranya satu, mengelola kegiatan. Kedua, mengelola media relationship. Ketiga, e.. apa mengelola situasi dan kondisi terkini di Kota Solo terutama berkaitan dengan Kraton. Keempat, ya mengelola konflik, permasalahan…”

Struktur kelembagaan Kraton sebagai lembaga adat yang berbeda dengan struktur kelembagaan lainnya, ternyata juga memberi pengaruh terhadap keberadaan Lembaga Kehumasan yang dimiliki oleh PB XIII Tedjowulan. Banyak aspek berbeda yang bisa ditemukan dalam struktur Lembaga Humas PB XIII, salah satu diantaranya adalah aspek pengangkatan petugas Humas itu sendiri. Sedangkan aspek-aspek yang lain akan dijelaskan di poin selanjutnya.

Berbicara tentang mekanisme pengangkatan dan atau penunjukkan seorang PRO (Public Relations Officer) atau petugas Humas, Lembaga Kehumasan di dalam struktur lembaga Kraton, khususnya dalam poin ini yang dibahas adalah Humas PB XIII Tedjowulan, memiliki mekanisme yang berbeda jika dibandingkan dengan mekanisme pengangkatan petugas Humas yang biasanya diketahui di instansi atau lembaga yang menggunakan struktur organisasi modern. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 2 berikut ini :

“…Nah dengan demikian kalau ditanyakan mengenai SK pengangkatannya, di dalam satu struktur dan sistem kekuasaan di Kraton, yang namanya SK itu bisa dalam bentuk lisan, bisa dalam bentuk tertulis. Secara tertulis itu sudah ada dalam satu struktur yang di tandatangani langsung oleh Raja. Secara lisan itu juga merupakan dawuh bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas-tugas kehumasan…”

Keterangan Informan 2 tersebut juga diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Informan 1 mengenai mekanisme pengangkatan seorang petugas Humas dalam struktur kelembagaan Kraton, sebagai berikut :

“…Jadi gini di kelembagaan Kraton ada yang namanya perintah atau dawuh dhalem. Dawuh dhalem itu sudah menjadi SK. Lalu yang kedua secara kelembagaan memang kemudian di Kraton sendiri dibikin e.. lembaga kehumasan, itu ada. Dari dulu belum ada. Baru sekarang ada lembaga kehumasan…”

Lembaga Kehumasan PB XIII Tedjowulan, berada dibawah struktur lembaga Pengageng Parentah Kraton, dengan fungsi dan ruang lingkup kerja Humas PB XIII Tedjowulan sebagai berikut, seperti yang dijelaskan oleh Informan 2 :

“..E.. itu berada di bawah struktur Lembaga Pengageng Parentah Kraton… Tugas dan ruang lingkup kerja Humas PB XIII Tedjowulan itu, satu, menyampaikan informasi yang berkaitan dengan acara adat yang dilakukan oleh PB XIII Tedjowulan beserta lembaganya yang berpusat di Sasana Purnama Badran. Kedua, memberikan informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan PB XIII Tedjowulan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Ketiga, menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk kegiatan-kegiatan PB XIII Tedjowulan dan mewakili PB XIII Tedjowulan dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun lembaga-lembaga yang mengundang PB XIII Tedjowulan…”

Aspek lain yang menjadikan Lembaga Kehumasan dalam struktur Kraton menjadi berbeda adalah, sebenarnya fungsi Humas itu sangat luas, tergantung dari perintah dan kehendak raja itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Informan 2 berikut :

“…Sehingga fungsi Humas disini bukan hanya sebagai fungsi Public Relations tapi juga sebagi protokoler, juga sebagai wakil dari Raja. Semuanya tergantung dari e.. apa perintah dan kehenak raja itu sendiri. Dan sistemnya bisa melalui sekretaris atau berdasarkan e.. perintah langsung kepada pejabat Humas tersebut. Jadi fungsinya sangat luas sekali.”