bar 12. Pros Sumbe
VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEG
7.2 Identifikasi Faktor Eksternal
Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) antara lain: faktor politik, ekonomi, social budaya, teknologi, faktor pemasok, pendatang baru, produk subtitusi, dan faktor persaingan diantara pesaing. Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) sebagi berikut :
Peluang Perusahaan
a. Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati
Yusmarini (2004), menyatakan bahwa dewasa ini, pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan kadar kolesterol tinggi setelah diketahui adanya korelasi positif antara penyakit jantung koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai. Selain itu juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk produk susu kedelai untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan nilai gizi yang tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi.
b. Peningkatan permintaan susu kedelai bubuk
Peningkatan jumlah penduduk dapat menciptakan pangsa pasar bagi setiap bidang usaha. Selama periode tahun 2001-2005 jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sekitar 2,12 persen (Tabel 15). Tahun 2003 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 5,37 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 214.374.096 jiwa (BPS, 2006). Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 24.053 jiwa atau 2,81 persen (Tabel 16), yaitu 855.085 jiwa pada tahun 2005 menjadi 879.138 jiwa pada tahun 2006 (BPS Kota Bogor, 2007). Selain itu, peningkatan jumlah penduduk juga dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha karena tingkat upah menjadi kecil, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang lebih besar. Selain itu, pertumbuhan jumlah penduduk dapat
meningkatkan permintaan karena tingkat kebutuhan yang tinggi dan harga susu bubuk sapi yang mahal. Hal ini dapat dirasakan oleh PD Mas Adam Berdasi yang mengalami peningkatan permintaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
c. Banyaknya skim kredit bagi usaha kecil menengah
Banyaknya skim kredit yang ditawarkan baik oleh pemerintah atau lembaga keuangan untuk industri kecil juga merupakan peluang bagi industri kecil untuk meningkatkan modal kerja. Modal kerja yang selama ini menjadi masalah klasik bagi pengusaha industri kecil untuk mengembangkan usahanya. Sebagai contohnya skim kredit yang ditawarkan oleh BNI (Bank Negara Indonesia) adalah Bank BNI menargetkan penyerapan kredit bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Jawa Barat (Jabar). Pada tahun 2008 penyaluran kredit UMKM di provinsi tersebut ditingkatkan dari Rp 1, 6 miliar menjadi 1, 8 miliar. Bank BRI juga mempunyai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dinikmati oleh perusahaan kecil. Selain itu pemerintah juga memberikan berbagai macam kredit untuk usaha kecil KUK seperti (Kredit Usaha Kecil) serta Undang-undang No 10 tahun 1998, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang memberikan ruang pembiayaan bagi syariah bagi bank umum, sehingga saat ini banyak bank umum yang membuka divisi syariah denga tujuan untuk memperluas jangkauan layanan kepada segmentasi yang tidak dapat dijangkau secara konvensional.
d. Perubahan tarif impor kedelai dari 10 % menjadi 0 %
Pemerintah sekarang ini, menetapkan kebijakan tarif impor kedelai menjadi 0 persen yang semula 10 persen. Kebijakan tersebut dilakukakan karena lonjakan harga kedelai internasional yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan
para pengusaha yang berbahan baku kedelai ada yang gulung tikar karena tidak mampu berproduksi lagi.
e. Mesin produksi spray dryer yang efektif
Peralatan yang digunakan pada industri susu kedelai dengan teknologi modern antara lain mesin penggiling basah dan penggiling kering dan mesin pengemasan. Teknologi yang semakin berkembang dapat dibuktikan lagi, dewasa ini terdapat alat spray dryer dimana cairan yang dimasukkan kedalam mesin tersebut nantinya kalau keluar dapat berupa bubuk. Mesin spray dryer dapat menggantikan fungsi pengiling basah dan penggiling kering, sehingga proses produksi lebih efektif. Selain itu, perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan dan memasarkan produknya sebagai contohnya adalah web.
f. Pasokan bahan baku kontinyu
Pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang (tidak terlalu kuat) karena perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pemasok tetapi juga pemasok lain. Artinya, jika bahan baku yang dibeli dari satu pemasok kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas, maka perusahaan dapat membelinya dari pemasok lain. Dengan demikian, dalam industri susu kedelai tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok. Adanya pasokan bahan baku yang kontinyu dari pemasok akan memperlancar produksi perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen dan distributor.
g. Hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri besar
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala yang sama dengan pesaing yang ada dan
mengambil resiko dengan menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat yang tidak menguntungkan.
Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Memulai usaha susu kedelai bubuk ini membutuhkan investasi yang cukup besar sehingga memberi hambatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri susu kedelai. Biaya investasi untuk mendapatkan formula susu kedelai yang layak konsumsi cukup besar. Hambatan lainnya adalah reaksi dari pesaing dengan promosi yang lebih gencar dan loyalitas distributor terhadap perusahaan lama dalam memasarkan produk, menyebabkan pendatang baru mencari saluran distribusi yang lain.
Ancaman Perusahaan
a. Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat
Industri susu kedelai menggunakan kedelai dan gula, juga menggunakan bahan bakar minyak. Harga bahan baku kedelai, gula dan bahan bakar minyak menyebabkan biaya produksi semakin meningkat dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan proses produksi dan penjualan. Perubahan tersebut harus ditanggapi dengan bijak oleh perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
b. Bargaining position pembeli kuat
Kekuatan tawar menawar pembeli dikatakan cukup kuat, hal ini disebabkan (1) Pembeli (distributor) membeli dalam jumlah yang relatif kecil, (2) Pembeli belum mempunyai informasi yang lengkap dan terperinci tentang produk
dan pasarnya dan (3) Menghadapi biaya pengalihan yang relatif kecil. Kekuatan tawar menawar pembeli relatif besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk tersebut. Pembeli mudah pindah ke produk lain sejenis, sehingga biaya pengalihan pembeli relatif kecil.
c. Barang subtitusi tinggi
Pada industri susu kedelai, produk yang dapat digolongkan menjadi produk pengganti adalah minuman sari kacang-kacangan seperti minuman sari kacang hijau, susu kambing, susu kuda dan lain-lain. Tingginya barang subtitusi dari susu kedelai memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk. Faktor harga dan kualitas akan menentukan intensitas tekanan dari produk pengganti. Tekanan persaingan semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih terjangkau dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah.
d. Jaringan distribusi pesaing lebih luas
Perusahaan melakukan kegiatan promosi dan membangun jaringan distribusi untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk yang akan dipasarkan. Jaringan distribusi dibangun dengan mendirikan toko, etalase di suatu distributor dan adanya agen-agen penjual produk untuk meningkatkan pangsa pasar. Hal itu, sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan yang memproduksi susu kedelai untuk meningkatkan pangsa pasar produknya.
e. Persaingan semakin ketat
Industri susu kedelai bubuk mempunyai persaingan yang ketat. Persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dari persaing, sehingga masing- masing perusahaan melakukan strategi tertentu. Persaingan yang ketat dalam
terlihat dari harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dalam menghadapi pesaing. Persaingan yang ketat juga dapat terlihat dengan banyaknya jumlah perusahaan di dalam industri susu kedelai yang mengakibatkan harga jual dapat menurun atau biaya perolehan bahan baku semakin meningkat, sehingga mempengaruhi kemampulabaan. Persaingan dalam suatu industri adalah hal wajar yang dibutuhkan suatu industri untuk berkreativitas dalam meningkatkan mutu dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Hasil analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan menunjukkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Peluang dan ancaman perusahaan dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Peluang dan Ancaman PD Mas Adam Berdasi
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Sosial-Budaya • Perubahan pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke nabati Demografi • Peningkatan permintaan
susu kedelai bubuk
Ekonomi • Banyak skim kredit bagi usaha kecil menengah
• Biaya produksi (Kedelai, Gula, BBM) meningkat Politik • Perubahan tarif impor
kedelai dari 10 % - 0 % Teknologi • Mesin produksi spray dryer
yang efektif Kekuatan tawar menawar
pembeli
• Bargaining position
pembeli kuat Kekuatan tawar menawar
pemasok
• Pasokan bahan baku kontinyu
Ancaman produk pengganti • Barang subtitusi tinggi Persaingan diantara pesaing
yang ada
• Jaringan distribusi pesaing lebih luas
• Persaingan semakin ketat Ancaman pendatang baru • Hambatan bagi pendatang
baru untuk memasuki industri besar