BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat diidetifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masyarakat Nagari Koto Alam masih bergantung pada mata pencaharian sebagai petani karet untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Harga karet yang berfluktuatif (tidak menentu).
3. Cuaca yang tidak menentu.
4. Tidak terpenuhi kebutuhan disaat harga karet turun.
C. Batasan Masalah
Agar peneliti tidak keluar dari pokok penelitian yang akan dibahas maka peneliti memberi batasan masalah pada “Analisis Optimalisasi Produksi Karet untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat ditinjau dalam Perspektif Ekonomi Islam di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Kota Baru Kabupaten Lima Puluh Kota”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini yaitu: “ Bagaimana Optimalisasi Produksi Karet untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Kota Baru Kabupaten Lima Puluh Kota “
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penelitin ini adalah untuk melihat analisis optimalisasi produksi karet untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ditinjau dalam perspektif ekonomi islam di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Kota Baru Kabupaten Lima Puluh Kota
2. Kegunaan penelitian
a. Untuk Peneliti, dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui analisis optimalisasi produksi karet untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat ditinjau dalam perspektif ekonomi Islam di Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Kota Baru Kabupaten Lima Puluh Kota.
b. Untuk Masyarakat, sebagai masukan mengatasi factor penghambat produksi dengan menemukan alternative untuk mengoptimalkan hasil produksi.
c. Untuk Mahasiswa, sebagai bahan acuan dan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang memerlukan, sehingga dapat menambah wawasan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya serta pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti permasalahan ini lebih lanjut.
d. Untuk Pemerintah, sebagai sumber informasi terkait dalam masalah pertanian rakyat dan bagaimana cara mengatasinya.
F. Penjelasan Judul
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap penulisan penelitian ini, maka penulis menjelaskan beberapa kata yang terdapat dalam judul yaitu:
Analisis : Menguraikan suatu keseluran menjadi komponen
sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu.7
7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), hal 185.
Optimalisasi : Proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan agar mendapatkan hasil yang terbaik dalam situasi tertentu.
Produksi Karet : Kegiatan usaha dengan memanfaatkan getah dari batang pohon karet dengan menggunakan pisau khusus.
Kesejahteraan Masyarakat
:
Sebuah kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap warga lainnya.8
Ekonomi Islam : Pengetahuan dan aplikasi dari anjuran islam dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber-sumber daya materil sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan
8Ikhwan Abidin Basri, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), p. 24.
mengikuti aturan masyarakat.9
Jadi, yang dimaksud dengan penjelasan diatas adalah untuk mengetahui bagaimana optimalisasi produksi karet dalam meningkatkan kesejahteraan ditinjau dalam perspektif ekonomi islam.
G. Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian maka terlebih dahulu peneliti mengamati dan mencermati penelitin terdahulu yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Auliya Darsra 2005 tentang Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero) Sumatera Selatan, menyimpulkan bahwa perusahaan belum dapat melakukan kegiatan produksinya secara optimal. Hal ini terjadi karena nilai fungsi tujuan pada kondisi optimal lebih tinggi dibandingkan pada kondisi aktual. Dan kondisi ini terjadi karena perusahaan memproduksi produk berdasarkan pesananan konsumen. Ketersediaan sumber daya perusahaan tidak menjadi kendala yang berarti karena ketersediaannya bukan suatu hal yang kritis. Hal ini dapat dilihat pada dari nilai slock atau surplus pada sumber daya yang tersedia dalam perusahaan dan sebagainya. Untuk itu, sebaiknya menekan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, perusahaan sebaiknya
9Idris, Hadist Ekonomi; Ekonomi dalam Perspektif Hadist Nabi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal 3.
memproduksi RSS II, dan RSS III karena periode tersebut nilai optimalnya lebih besar dari nilai aktualnya.10
2. Hesi Yunita Wulandari 2014 dengan judul Optimalisasi Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten menyimpulkan bahwa karakteristik usaha budidaya tambak ikan bandeng dapat dijelaskan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi petani tambak yang dilihat dari usia petani tambak dengan mayoritas usia 37-46 tahun, pendidikan petani tambak sampai sekolah dasar, budidaya sebagai mata pencaharian utama dengan system tradisional dan semi intensif dengan mayoritas lama usaha 11-25 tahun.
Factor-faktor yang mempengaruhi produksi belum optimal, Hal ini menyebabkan keuntungan yang diperoleh belum maksimal.
Pengoptimalan produksi budidaya memerlukan peningkatan input produksi untuk mencapai keuntungan maksimal.11
3. Musofa, Edi Turjono 2015 dengan judul Analisis Optimalisasi terhadap Aktivitas Petani Garam Melalui Pendekatan Hulu Hilir di Penambangan Probolinggo, menyimpulkan bahwa petani garam dalam proses pembuatan garam menggunakan cara yang sangat sederhana yaitu menguapkan air laut didalam petak pegaraman dengan tenaga sinar matahari tanpa sentuhan teknologi apapun, sehingga walupun bahan baku melimpah
10AuliyaDarsra , “Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smoke Sheet) pada Unit Usaha Musi Landas, PTP Nusantara VII (Persero) Sumatera Selatan “, (Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005) Tugas Akhir
11Hesi Yunita Wulandari 2014, “Optimalisasi Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”, (Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2014) Tugas Akhir
namun salinitas dan polutan yang terlarut sangat beragam, disamping itu areal pegaraman terpencar-pencar dan kepemilikan lahan oleh rakyat sempit dan sebagainya. Maka untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam rakyat perlu adanya teknologi bagi pembudidaya garam, penataan lahan menjadi semi intensif, mengkaji kebijakan garam import, serta resi gudang sebagai solusi menyimpan garam pada saat musim kemarau.12
Pada penelitian ini yang membedakan dengan penelitian diatas terletak pada subjek penelitian. Pada penelitian ini memfokuskan pada petani karet rakyat (desa) di Nagari Koto Alam dimana aktivitas penyadapan tidak bisa dilakukan karena beberapa factor seperti cuaca, fluktuasi harga dan sebagainya ditambah lagi kondisi karet yang diusahakan petani karet sudah tua apakah dengan hal tersebut petani masih bisa mengoptimalkan produksi karetnya atau mencari alternative usaha lain untuk mencapai kesejahteraan yang dilihat berdasarkan perspektif ekonomi islam.
H. Sistematika Penulisan
Agar penelitian dalam proposal ini tersusun dengan sistematis dan terarah antara yang satu dengan yang lainnya, maka sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Berisi penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan dilakukan. Latar belakang, identifikasi masalah, rumusan
12 Musofa, Edi Turjono, “Analisis Optimalisasi terhadap Aktivitas Petani Garam Melalui Pendekatan Hulu Hilir”, Jurnal WIGA Vol. 5 No. 1, ISSN NO 2088-0944, (Probolinggo:STIE Mandala,2015), hal.9.
masalah dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan akan diuraikan dalam bab ini.
Bab II : Tinjauan Pustaka :
Berisi tentang landasan teori, yaitu Bab III : Metodologi Penelitian
Berisi tentang metodologi penelitian yang berkaitan dengan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, data dan sumber data, informan penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data yang digunakan
didalam penelitian ini.
Bab IV : Hasil Penelitian
Berisi tentang hasil penelitian dari analisis optimalisasi produksi karet dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (studi kasus Nagari Koto Alam Kecamatan Pangkalan Kota Baru Kabupaten Lima Puluh Kota).
Bab V : Kesimpulan
Berisi kesimpulan dan saran-saran, disini akan dijelaskan bagaimana penyelesaian dari persoalan yang dikemukakan dari rumusan masalah berikut alasan-alasannya dan saran-saran yang berguna dengan persoalan-persoalan yang dibahas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Produksi
1. Produksi dalam Pandangan Islam
Produksi dari segi islami, adalah suatu aktivitas atau pekerjaan yang berkaitan dengan pengambilan manfaat atas segala partikel di alam semesta ini, agar dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri pada khususnya dan kebutuhan umat pada umumnya. Al-qur’an menyebutkan dengan istilah “Beramal” yang merupakan aktualisasi eksistensi diri untuk memelihara kelangsungan hidup, memakmurkan bumi dan memberi nilai tambah kehidupan.13
Berproduksi telah dijelaskan Allah dalam QS: Ibrahim ayat 32 yang berbunyi:14
Artinya :“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
13Muhammad Nadratuzzaman Hosen, dkk , Dasar-Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2008), hal. 126.
14Al-Qur’an Surah Ibrahim ayat 32.
Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padanan kata “produksi”
dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajinmin
‘anashiral-intajdhami naitharuzamaninmuhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan penggabungan unsur-unsur produksi yang terbatas). Produksi dalam pandangannya, harus mengacu pada nilai utility dan masih dalam bingkai nilai “halal”, serta tidak membahayakan bagi diri seseorang ataupun sekelompok masyarakat.15
Al-Ghazali menyebutkan bahwa produksi adalah pengerahan secara maksimal sumber daya alam (raw material) oleh sumber daya manusia, agar menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan yang moderat menimbulkan dua implikasi yaitu:16
1. Produsen hanya menghasilkan barang jasa yang menjadi kebutuhan (needs), meskipun belum tentu merupakan keinginan (wants) konsumen. Barang jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat riil bagi kehidupan yang islami, bukan sekedar memberikan kepuasan maksimum bagi konsumen. Karenanya prinsip consumer satisfaction atau given demand hypothesis yang banyak dijadikan pegangan bagi produsen kapitalis, tidak dapat diimplementasikan begitu saja.
15Veitzal Rivai, dkk, Islamic Bussiness and Economic Ethics; Mengacu pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cetakan 1 hal. 278.
16 Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), hal. 116.
2. Kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas kebutuhan yang wajar. Produksi barang jasa secara berlebihan tidak saja menimbulkan mis-alokasi sumber daya ekonomi dan kemubaziran, tetapi juga menyebabkan terkurasnya sumber daya ekonomi ini secara cepat. Semakin menipisnya persediaan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup merupakan salah satu masalah serius dalam pembangunan ekonomi modern saat ini.
Jadi kesimpulannya, produksi menurut islam yaitu segala bentuk kegiatan (usaha) untuk menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan tujuan untuk kemashlahatan individu atau masyarakat yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah.
2. Faktor-Faktor Produksi
Secara garis besar, factor-faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu fakor manusia dan factor non-manusia. Yang termasuk factor manusia adalah tenaga kerja atau buruh dan wirausahawan, sementara factor non-manusia adalah sumber daya alam, modal (kapital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik lainnya.
Faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat golongan:17 a. Sumber daya alam (tanah)
Tanah merupakan sumber alam meliputi segala sesuatu yang ada didalam, diluar, ataupun disekitar bumi yang menjadi
sumber-17 Idri, Hadist Ekonomi; Ekonomi dalam Perspektif Hadist Nabi, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), Cetakan ke-1, hal. 80.
sumber ekonomi, seperti pertambangan, pasir, tanah pertanian, sungai dan lain sebagainya.
Tanah adalah factor produksi yang penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi. Ekonomi Islam mengakui tanah sebagai factor ekonomi untuk dimanfaatkan secara maksimal demi mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Al-qur’an dan sunnah dalam hal ini banyak menekankan pada pemberdayaan tanah secara baik. Dalam pemanfaatan sumber daya alam yang dapat habis, Islam menekan agar generasi hari ini dapat menyeimbangkan pemanfaatannya untuk generasi yang akan datang.18
Sebagian dari fungsi tanah antara lain dijelaskan dalam QS:
As-Sajadah: 27 yang berbunyi:19
Artinya :“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?”
Ayat diatas menjelaskan tentang fungsi tanah sebagai penyerap air hujan dan kemudian tumbuh tanam-tanaman dengan beragam jenisnya. Tanaman itu dapat dimanfaatkan manusia sebagai factor
18Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hal. 115-116.
19Al-Qur’an Surah Sajadah ayat 27.
produksi alam, dan juga mendorong manusia untuk berfikir tentang pemanfaatan sumber daya alam dan proses terjadinya hujan.
b. Sumber daya manusia
Allah menciptakan manusia dengan maksud agar memakmurkan bumi, dalam arti mereka memanfaatkan sumber daya alam di bumi dan menjadi tenaga-tenaga yang bertugas mengelola dan memproduksi hasil-hasil bumi sehingga tercapai kesejahteraan hidup.
Allah berfirman dalam QS: Hud: 61 yang berbunyi:20
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Ayat diatas menjelaskan bahwa kata pemakmur mengindikasikan manusia yang selalu menjadikan alam ini makmur dan tidak menjadi perusak atau pengeksploitasi alam secara tidak bertanggung jawab.
Sumber daya manusia merupakan factor produksi yng paling penting dari beberapa factor produksi yang lain karena manusialah
20Al-Qur’an Surah Hud ayat 61.
yang memiliki inisiatif atau ide, mengorganisasi, memproses, dan memimpin semua factor produksi non-manusia.
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.21
Amal (kerja) adalah segala daya dan upaya yang dicurahkan dalam menghasilkan dan meningkatkan kegunaan barang dan jasa, baik dalam bentuk teoritis (pemikiran, ide, konsep) maupun aplikatif (tenaga, gerakan) yang sesuai dengan syariah. Seperti halnya rutinitas dalam sebuah industry (perusahaan), perdagangan, pertanian, kedokteran, pendidikan, maupun jasa-jasa sosial lainnya. Selain itu, segala kemampuan dan sumber-sumber kehidupan yang ada menuntut manusia terhadap pemberdayaan yang memiliki nilai guna dalam kehidupan.22
c. Modal atau Kapital (Capital)
Menurut M.A Mannan, modal adalah sebagai sarana produksi yang menghasilkan, tidak sebagai factor produksi pokok melainkan sebagai perwujudan tanah dan tenaga kerja.23Modal merupakan segala kekayaan baik yang berwujud uang maupun bukan uang (gedung, mesin, perabotan, dan kekayaan fisik lainnya) yang digunakan dalam
21 Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hal. 115.
22 FORDEBY, ADESy, Ekonomi dan Bisnis Islam : Seri Konsumen dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Ed. 1 Cet. 1 hal.251.
23 Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hal.113.
menghasilkan output. Pemilik modal harus berupaya memproduktifkan modalnya dan bagi yang tidak mampu menjalankan usaha, Islam menyediakan bisnis alternative seperti mudharabah, musyarakah, dan lain-lain. Pentingnya modal dalam kehidupan manusia ditunjukkan dalam QS:Ali Imran : 1424
Artinya :“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Berdasarkan jangka waktu penggunaan capital, asset (kekayaan) bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu fixed asset (asset tetap) dan variable asset (asset berubah). Fixed asset adalah modal yang digunakan untuk beberapa proses produksi dan tidak terjadi perubahan, seperti bangunan, mesin, dan peralatan. Variable asset adalah modal yang digunakan untuk satu proses produksi dan akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan proses produksi yang dilakukan, seperti labor, sumber energy, dan lainnya. Seperti halnya modal yang digunakan untuk kegiatan perdagangan, pertanian, ataupun peternakan.
24Al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 14.
d. Organisasi atau Manajemen
Organisasi atau manajemen merupakan proses merencanakan dan mengarahkan kegiatan usaha perusahaan untuk mencapai tujuan.
Organisasi memegang peranan penting dalam kegiatan produksi.
Tanpa organisasi dan manajemen yang baik, suatu perusahaan tidak akan bisa melakukan aktivitas produksi dengan baik pula.
Sumber daya pengusaha yang disebut juga dengan kewirausahaan. Berperan mengatur dan mengkombinasikan factor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efesien. Pengusaha berkaitan dengan manajemen.
Sebagai pemicu proses produksi, pengusah perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan factor-faktor produks, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.25
Dalam islam, pentingnya perencanaan dan organisasi dapat dilihat pada hakikat bahwa Allah sendiri adalah pelindung dan perencana yang terbaik, sebagaimana disebutkan dalam QS: Ali Imran : 17326
25Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hal. 116.
26Al-Qur’an Surah Ali-Imran ayat 173.
Artinya : “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan:
"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung".
3. Optimalisasi Produksi
Optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah, tertinggi, baik, sempurna, terbaik, paling menguntungkan.
Mengoptimalkan berarti menjadikan sempurna, menjadikan paling tinggi, menjadkan maksimal. Optimalisasi berarti pengoptimalan.27
Optimalisasi adalah proses pencaharian solusi yang terbaik, tidak selalu keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimalkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya.
Ada 3 elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu:
a. Tujuan
Tujuan bisa benrbentuk maksimasi atau minimasi. Bentuk maksimasi digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan keuntungan, penerimaan dan sejenisnya. Bentuk minimasi akan dipilih
27Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press, 2015), hal 562
jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak dan sejenisnya.
b. Alternative keputusan
Alternative keputusan yang tersedia tentunya alternative yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki pengambil keputusan. Alternative keputusan merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Sumberdaya yang dibatasi
Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diterapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan ini mengakibatkan dibutuhkannya proses optimalisasi.
Dalam proses produksi untuk mencapai optimalisasi banyak hal yang harus diperhatikan terutama dalam menyusun rencana produksi ini akan menjadi landasan dalam melakukan produksi. Optimalisasi proses produksi merupakan cara untuk memaksimalkan hasil produksi (output).
Optimalisasi produksi dapat dicapai dengan meningkatkan produktifitas, sehingga tingkat efesiensi akan menjadi tinggi dan berdampak pada produk yang dihasilkan sehingga rencana produksi atau target produksi dapat dicapai dengan tepat. Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
4. Tujuan Produksi
Dalam islam, kata Monzer Kahf, tujuan produksi dilatarbelakangi oleh tiga kepentingan, yaitu:28
a. Produk-produk yang menjauhkan manusia dari nilai-nilai moralnya sebagaimana ditetapkan dalam Al-Qur’an, dilarang. Semua jenis kegiatan dan hubungan industry menurunkan martabat manusia tau menyebabkan dia terperosok kedalam kejahatan dalam rangka meraih tujuan ekonomi semata-mata, dilarang juga.
b. Aspek sosial produksi ditekankan dan secara ketat dikaitkan denagn proses produksi. Sebetulnya distribusi keuntungan dari produksi diantara sebagian besar orang dan dengan cara yang seadil-adilnya adalah tujuan utama ekonomi.
c. Masalah ekonomi bukanlah masalah yang jarang terdapat dalam kaitannya dengan berbagai kebutuhan hidup tetapi ia timbul karena kemalasan dan kealpaan manusia dalam usahanya untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari anugerah Allah SWT, baik dalam bentuk sumber daya manusia maupun sumber daya alami.
28 Abdul Aziz, Ekonomi Islam; Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal. 62.
Menurut Marthon, pada dasarnya ada tujuan yang harus dicapai oleh produsen dalam melakukan pekerjaan, yaitu materialism dengan konotasi utility dan spiritualisme dengan konotasi ibadah. Karena setiap langkah dan gerak manusia yang berdasarkan ridha Allah SWT dalam bekerja akan bernilai ibadah.
Tujuan utama dari usaha produktif bukan sekedar mendapatkan keuntungan dan memasarkan produk untuk konsumen, tujuan ini hanyalah tujuan jangka pendek yang bersifat duniawi. Ada jangka panjang yang hendak dituju dari aktivitas produksi yaitu untuk tujuan ukhrawi,
Tujuan utama dari usaha produktif bukan sekedar mendapatkan keuntungan dan memasarkan produk untuk konsumen, tujuan ini hanyalah tujuan jangka pendek yang bersifat duniawi. Ada jangka panjang yang hendak dituju dari aktivitas produksi yaitu untuk tujuan ukhrawi,