• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Identifikasi Risiko

PT Bina Usaha Flora memproduksi berbagai jenis tanaman hias, fokus penelitian ini adalah empat komoditas unggulan perusahaan, yaitu tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan berasal dari adanya fluktuasi penjualan dari keempat komoditas yang berdampak terhadap penerimaan perusahaan. Penjualan tanaman hias pada keempat komoditas menunjukkan nilai yang berfluktuatif selama dua tahun yakni dari tahun 2010 hingga 2011.

Tingkat risiko yang dihadapi oleh PT BUF dalam melakukan usaha tanaman hias pot dapat dihitung dengan menggunakan standard deviation,

variance, dan coefficient variation. Sebelumnya perlu dicari nilai peluang yang

dapat diketahui dengan melakukan penilaian risiko pemasaran berdasarkan penerimaan. Nilai peluang dilakukan dengan mengukur peluang yang diperoleh dari frekuensi kejadian yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung.

Data yang digunakan adalah data penjualan tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas yang diperoleh perusahaan selama 24 bulan. Data ini merupakan data penjualan keempat tanaman hias apabila dilakukan pada kegiatan spesialisasi dengan menggunakan luas lahan yang sama pada saat kegiatan diversifikasi yaitu seluas 93,49 m2. Jika perusahaan melakukan kegiatan spesialisasi, kemungkinan penjualan tanaman hias pada masing-masing komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan melakukan kegiatan diversifikasi seperti saat ini. Hal ini dikarenakan penggunaan lahan yang lebih luas pada saat melakukan kegiatan spesialisasi yang memungkinkan perusahaaan untuk memproduksi masing-masing komoditi dalam jumlah yang lebih besar. Namun jelas kegiatan spesialisasi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan pada kegiatan spesialisasi yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Data penjualan tersebut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Asumsi Data Penjualan Tanaman Hias pada Kegiatan Spesialisasi

Sebelum melalui proses penjualan, penting bagi peneliti untuk mengetahui kondisi pra penjualan karena berpengaruh pada proses penjualan. PT BUF memproduksi sendiri keempat jenis tanaman hias ini. Proses pembudidayaan

Tahun Bulan Komoditi (pot)

Vinca Gloxinia Petunia Pentas

2010 Januari 1170 701 199 1301 Februari 134 992 471 128 Maret 1058 356 520 964 April 172 0 122 5180 Mei 196 771 53 5446 Juni 1219 481 704 3998 Juli 1064 201 1576 230 Agustus 1496 70 1258 6094 September 551 50 573 1683 Oktober 291 0 536 383 November 729 541 539 8057 Desember 1549 996 796 0 2011 Januari 2047 2755 1996 2657 Februari 507 551 2429 5 Maret 877 5 1515 5849 April 1067 50 1802 12319 Mei 2212 45 1610 5451 Juni 995 551 3454 1545 Juli 791 536 830 4054 Agustus 901 486 2666 4737 September 628 176 1067 7215 Oktober 1152 131 1059 7868 November 2448 110 348 6659 Desember 1256 70 1182 444

dimulai dari pembibitan yang diproduksi oleh PT BUF bagian pembibitan, lalu setelah bibit siap tanam PT BUF bagian ornamental membudidayakan dan melakukan pemeliharaan dan pemasaran. Pembudidayaan berlangsung selama 2,5 bulan hingga 3 bulan hingga tanaman siap untuk dijual. Dalam proses pemeliharaannya, tanaman hias ini bergantung pada beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sulit dikendalikan oleh perusahaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi pra penjualan pada PT BUF adalah sebagai berikut:

1. Waktu Penanaman Bibit

Bibit yang diproduksi oleh PT BUF merupakan bibit dengan kualitas baik. Penanaman bibit yang tepat waktu akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk tanaman vinca bibit sebaiknya ditanam saat berumur tiga sampai empat minggu, untuk tanaman petunia pada saat empat minggu, sedangkan untuk tanaman gloxinia dan pentas adalah delapan minggu. Namun terkadang penanaman bibit tidak tepat waktu, biasanya bibit ditanaman melebihi batas waktu yang seharusnya, akibatnya pertumbuhan tanaman tidak baik dan berpengaruh pada kualitas tanaman itu sendiri. Padahal tanaman hias yang siap jual haruslah memiliki kualitas yang baik, tampilan menarik, dan sesuai dengan standar yang ada agar sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2. Kondisi Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca dan iklim merupakan salah satu faktor alam yang dapat berpengaruh pada produksi tanaman hias. Terjadinya hujan secara terus menerus akan menyebabkan kondisi basah dan lembab yang berpengaruh kondisi tanaman hias menjadi busuk. Sedangkan musim panas dapat mengakibatkan tanaman hias menjadi kering. Namun keadaan ini jarang terjadi karena tanaman hias berada di

green house sehingga terlindungi dari efek langsung hujan dan kemarau.

Sebaliknya, kondisi cuaca dan iklim mengakibatnya timbulnya serangan hama dan penyakit pada tanaman hias. Serangan penyakit biasanya terjadi pada saat musim hujan karena keadaan yang lembab. Selain itu pada saat peralihan musim (pancaroba) serangan hama dan penyakit juga banyak terjadi.

3. Hama dan Penyakit

Perusahaan juga dihadapkan pada risiko yang berasal dari serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit pada keempat komoditas ini berbeda- beda. Pada vinca jenis hama yang menyerang adalah Thrips. Thrips merupakan serangga berwarna kekuningan, lonjong dan dapat meloncat yang dapat menyerang bagian daun, mahkota bunga, atau kelopak bunga. Gejala tanaman yang terserang Thrips ialah warna bunga tampak kusam, daun menggulung dan mengerut, dan pertumbuhan tanaman tidak optimal. Selain hama, pada tanaman vinca rentan terhadap penyakit layu Fusarium. Penyakit ini menyebabkan daun tampak suram, kurang segar, dan pada bagian atas tanaman kering. Serangan pada tanaman muda meyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Serangan yang hebat terjadi pada batang sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Pada tanaman gloxinia, hama yang biasa menyerang adalah ulat Grayak. Serangan ulat Grayak pada daun menyebabkan lubang pada daun dan serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun habis dimakan ulat. Serangan berat ini umumnya terjadi pada saat musim kemarau. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang adalah layu Fusarium. Pada tanaman petunia serangan hama yang terjadi disebabkan oleh ulat Grayak. Dan pada tanaman pentas serangan hama disebabkan oleh ulat Grayak dan Thrips.

Tanaman hias diminati oleh konsumen karena keindahan fisiknya, baik berupa bunga ataupun daunnya. Untuk menjaga agar tanaman hias memiliki kualitas yang baik dipengaruhi oleh bibit serta pemeliharaan yang baik. Agar tanaman hias memiliki kondisi yang baik saat akan melalui proses penjualan, maka perusahaan dituntut untuk dapat memelihara tanaman hias tersebut dengan baik agar terbebas dari serangan hama dan penyakit, serta dampak dari kondisi cuaca dan iklim. Tanaman gloxinia memiliki sifat bunga yang tidak dapat mekar dengan waktu yang lama yaitu sekitar satu hingga dua bulan, setelah itu bunga tidak akan mekar kembali. Sedangkan konsumen dari tanaman hias ini cenderung membeli gloxinia pada saat mekar. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat menjual tanaman hiasnya. Berbeda dengan vinca, petunia dan pentas yang memiliki sifat bunga yang mekar lebih tahan lama. Sehingga dibutuhkan waktu

yang lebih lama bagi perusahaan untuk memelihara tanaman ini sebelum mengalami proses penjualan.

Proses perawatan dan pemeliharaan sangat penting sebelum tanaman laku terjual. Dalam satu tahun terakhir, terdapat beberapa tanaman yang mati baik dalam proses produksi maupun proses pemeliharaan. Tanaman yang mati disebabkan oleh waktu penanaman bibit yang tidak tepat, pengaruh cuaca dan iklim, ataupun hama dan penyakit. Selama periode satu tahun jumlah tanaman yang mati pada keempat komoditas tanaman hias cukup banyak. Tanaman hias gloxinia mengalami kematian setiap bulannya. Hal ini karena tanaman gloxinia rentan terhadap hama dan penyakit. Selain itu gloxinia memiliki masa hidup yang lebih sebentar dibandingkan dengan keempat tanaman lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Tanaman Hias yang Mati di PT Bina Usaha Flora Bulan Februari 2011 – Desember 2011

Periode (2011)

Komoditi (pot)

Vinca Gloxinia Petunia Pentas

Februari 0 250 172 0 Maret 0 268 0 0 April 397 317 81 642 Mei 0 348 631 0 Juni 0 190 192 0 Juli 432 161 0 312 Agustus 0 585 340 719 September 0 258 0 305 Oktober 5 8 59 0 November 0 153 0 0 Desember 0 756 163 0 Sumber: PT BUF (2012) 6.2. Risiko Pemasaran

Risiko pemasaran akan mempengaruhi tingkat penerimaan perusahaan dengan demikian terjadinya fluktuasi penjualan pada tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi risiko dalam

kegiatan penjualannya. Fluktuasi penjualan pada keempat komoditas perusahaan terjadi karena beberapa sumber risiko. Sumber-sumber risiko tersebut adalah: 1. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan faktor yang sangat berhubungan dengan penilaian subyekentif seseorang yang berhubungan dengan selera seseorang terhadap suatu produk. Preferensi konsumen tanaman hias merupakan sesuatu yang relatif dan cenderung berubah-ubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu cukup sulit untuk mengetahui dengan pasti selera konsumen terhadap kesukaan, pilihan, atau sesuatu hal yang lebih disukai oleh konsumen. Para konsumen tanaman hias tertarik untuk membeli tanaman hias karena kecintaannya atau kegunaan produk tersebut yang bisa dinikmati mulai dari bentuk dan warna bunga, tingkat kemekaran bunga, daya tahan bunga, bentuk daun, dan lain-lain. Sehingga perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan tanaman yang berkualitas dan berpenampilan menarik.

Preferensi konsumen tanaman hias pada perusahaan dapat dilihat pada selera yang dimiliki oleh konsumen tersebut serta kegunaan dari masing-masing tanaman hias. Konsumen tanaman hias vinca tertarik untuk membeli tanaman ini karena bentuk bunganya yang sederhana dan warnanya yang beranekaragam. Konsumen tanaman ini berasal dari konsumen akhir, florist ataupun grower. Konsumen pada tanaman hias gloxinia tertarik untuk melakukan pembelian karena tanaman ini memiliki bentuk bunga ganda yang indah. Konsumen dari tanaman ini biasanya merupakan konsumen akhir yang memajang tanamannya di atas meja. Pada tanaman hias petunia, konsumen tertarik karena bentuk bunganya yang indah serta warnanya yang sangat bervariasi dan unik. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias pot gantung ataupun sebagai tanaman lanskap karena sangat cocok untuk dikombinasikan dengan berbagai tanaman lainnya. Sedangkan pada tanaman hias pentas, konsumen lebih tertarik karena bunganya dapat mekar lebih tahan lama. Konsumen tanaman ini biasanya adalah grower.

Sebelumnya tanaman gloxinia sangat diminati oleh konsumen karena bunganya yang sangat indah, namun kini berubah seiring dengan selera konsumen yang juga ikut berubah. Hal ini terlihat dari penjualan gloxinia yang terus menurun setiap periodenya. Perubahan selera ini terjadi karena saat ini banyak

konsumen yang lebih suka untuk mengkombinasikan tanaman pot sehingga menghasilkan warna yang menarik, sedangkan tanaman hias gloxinia merupakan tanaman yang cocok untuk dipajang secara tunggal. Berbeda dengan tanaman vinca, petunia dan pentas yang dapat dikombinasikan dengan tanaman lainnya. Fluktuasi permintaan terhadap keempat tanaman hias merupakan factor eksternal yang sulit untuk dikendalikan oleh perusahaan. Permintaan jenis tanaman hias yang tidak menentu membuat perusahaan cenderung untuk mengusahakan berbagai jenis tanaman (diversifikasi) agar penerimaan perusahaan kontinu. Kegiatan ini juga harus diimbangi dengan perhatian perusahaan terhadap setiap jenis tanaman hias karena memiliki perlakuan pemeliharaan yang berbeda-beda. 2. Adanya event tertentu

Adanya event tertentu mempengaruhi kuantitas penjualan tanaman hias perusahaan. Jika ada event tertentu biasanya perusahaan mendapat pesanan tanaman hias di atas rata-rata. Namun sebaliknya, jika tidak ada trend atau event tertentu perusahaan hanya mampu menjual tanaman hiasnya pada kondisi normal, rendah bahkan tidak laku terjual. Hal ini dapat dilihat pada saat perusahaan mendapat pesanan dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta pada saat acara ulang tahun Kota Jakarta. Permintaan terhadap tanaman hias jauh melebihi permintaan rata- rata. Permintaan konsumen terhadap keempat tanamanan hias ini juga berhubungan dengan kegunaan dari masing-masing tanaman hias. Tanaman hias untuk dekorasi haruslah tanaman yang berbunga penuh, seperti vinca dan pentas. Sedangkan tanaman yang tidak berbunga penuh biasanya digunakan sebagai hiasan yang diletakkan di atas meja, ruang makan atau ruang tamu, ataupun digantung sebagai mini hanging garden. Potted plants dapat juga digunakan dalam rangkaian parcel sebagai hadiah kiriman yang menarik, bercita rasa tinggi tetapi sangat ekonomis. Konsumen biasanya berasal dari dekorator, landscaper, retailer atau hobbies.

3. Kurangnya informasi pasar

Produksi yang dilakukan oleh perusahaan selanjutnya akan melalui proses pemasaran yang sangat berkaitan dengan konsumen. Produk yang dihasilkan untuk dipasarkan harus disesuaikan dengan permintaan pasar, baikdari jenis, kuantitas sera kualitasnya. Namun dalam pemasaran dihadapkan pada keinginan

konsumen terhadap komoditas yang cenderung berubah-ubah. Perubahan pola pasar tersebut menuntut suatu perusahaan untuk dapat memantau perkembangan pasar melalui pencarian informasi. Begitu pula yang harus dilakukan oleh PT Bina Usaha Flora yang harus melakukan pencarian informasi terhadap selera konsumen tanaman hias.

Saat ini perusahaan melakukan pencarian informasi berdasarkan data pembelian pada periode-periode sebelumnya untuk mengetahui tren terhadap produk tanaman hias. Selain itu perusahaan mencari informasi dengan menanyakan secara langsung kepada konsumennya mengenai selera yang diinginkan terhadap tanaman hias. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan secara tidak langsung dapat memberikan informasi pasar dengan baik. Namun kegiatan pemasaran yang dilakukan saat ini masih belum luas hanya di daerah Jabodetabek sehingga perusahaan masih memiliki informasi yang terbatas untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

4. Kerusakan tanaman pada saat pengiriman

Proses pengiriman merupakan proses yang cukup penting dalam usaha penjualan tanaman hias yang dilakukan perusahaan. Konsumen tanaman hias ini terdapat di Bogor ataupun luar Bogor. Tanaman hias harus melalui tahapan distribusi untuk sampai kepada konsumen yang terdapat di daerah Bogor ataupun luar Bogor. Proses distribusi dilakukan perusahaan dengan menggunakan mobil

pick up yang dimiliki perusahaan. Risiko yang terjadi pada saat pengiriman adalah

adanya beberapa tanaman yang mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi adalah rusakya bunga dan patahnya bunga. Hal ini menyebabkan kerugian pada perusahanaan karena tanaman yang rusak tidak akan laku terjual.

Dokumen terkait