• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi sikap, perilaku dan konteks sebagai faktor yang mempengaruhi konflik

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK

4.3 Permasalahan Konflik Perikanan Tangkap

4.4.3 Identifikasi sikap, perilaku dan konteks sebagai faktor yang mempengaruhi konflik

Posisi

Kepentingan

Gambar 24 Konflik yang menggambarkan perbedaan

”kebutuhan-kepentingan-posisi” pada kasus cantrang

4.4.3 Identifikasi sikap, perilaku dan konteks sebagai faktor yang mempengaruhi konflik

Analisis ini didasarkan pada prinsip bahwa konflik memiliki tiga lembaga utama yaitu: konteks atau situasi (K), perilaku mereka yang terlibat (P) dan sikapnya (S). Ketiga prinsip ini ditunjukkan sebagai sebuah segitiga sama sisi. Selanjutnya dikatakan bahwa ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi, oleh karena itu tanda panahnya dua arah di setiap sudut (Gambar 25 sampai Gambar 33).

Wilayah konflik Nelayan cantrang (andon) Nelayan Lokal (Kal-Sel) Pelarangan keberadaan cantang beroperasi di sekitar perairan Kal-Sel karena penggunaan teknogi yang berbeda dengan masyarakat lokal -Memperoleh hasil tangkapan -Kelestarian SDI Memperoleh keadilan Belum jelasnya pelarangan cantrang beroperasi di sekitar perairan Kal-Sel -Memperoleh hasil tangkapan -Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya Keamanan berusaha

121 (1) Kasus purse seine

A Sikap

Kebutuhan:

Konteks

- Menegur nelayan purse seine dari

Jateng yang masuk keperairan sekitar Kabupaten Kotabaru

- Mengusir nelayan purse seine yang menjual hasil tangkapan di sekitar wilayah Kotabaru

- Melarang nelayan purse seine yang mengisi bahan bakar, air dan es di wilayah Kotabaru

- Melakukan pembakaran kapal purse seine

- Membentuk asosiasi dengan pihak

Pandangan nelayan mini purse seine terhadap nelayan purse seine

- Purse seine menyebabkan berkurangnya

hasil tangkapan

- Nelayan purse seine menggunakan

teknologi yang lebih tinggi (lampu 40.000 watt) menarik ikan-ikan yang berada di wilayah perairan Kotabaru)

- Nelayan purse seine mendapat izin dari

DKP Pusat

Pandangan nelayan mini purse seine terhadap diri sendiri

- menyadari pentingnya menjaga

kelestarian sumberdaya perikanan

- merasa sebagai pihak yang dirugikan

- tidak memiliki modal

- Situasi yang tidak tenang/resah untuk melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah sendiri

- Belum optimalnya hukum dalam menyelesaikan masalah

- Sumberdaya ikan dapat habis jika tidak dijaga dengan benar

Gambar 25 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan mini purse seine terhadap nelayan purse seine B Perilaku

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

(2) Kasus daerah penangkapan B Perilaku A Sikap Kebutuhan: C Konteks - Mengabaikan teguran-teguran yang dilakukan oleh nelayan tradisional

- Melakukan aksi perlawanan, berlindung kepada aparat - Intimidasi, pemukulan,

penyitaan, penenggelaman kapal

Pandangan nelayan yang melakukan pengkavlingan

terhadap nelayan lain yang masuk wilayahnya

- Nelayan lain jangan melakukan penangkapan di wilayah sekitar tempat tinggal mereka (hak property)

- Banyaknya nelayan lain yang masuk wilayah mereka dapat dapat mengurangi / menghabiskan sumberdaya udang/over fishing

Pandangan nelayan tradisional terhadap diri sendiri

- Tidak memiliki modal yang besar

- Tetap menggunakan alat tangkap tradisional yang dilakukan secara turun temurun

- Mempertahankan sumberdaya untuk anak cucu - Mendapat dukungan dari DKP

- Perairan laut bersifat milik bersama dimana setiap orang boleh memanfaatkannya - Belum optimalnya

hukum dalam

penyelesaian masalah

Gambar 26 Prinsip ”Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan yang melakukan pengkavilngan daerah penangkapan

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

123 (3) Kasus pengambilan teripang dan kerang mutiara

A Sikap

Kebutuhan:

C Konteks

- Menahan kapal nelayan andon dan mengancam untuk

meninggalkan perairan Tanah Laut

- Melakukan sweeping dan menyita kompresor nelayan andon

Pandangan nelayan Tanah Laut terhadap nelayan andon pencari teripang dan kerang

- Nelayan andon mempunyai modal untuk memiliki alat bantu penangkapan yang lebih tinggi/modern

- Nelayan andon sudah memiliki jaringan pemasaran teripang & kerang

- Nelayan andon bersikap tidak

bersahabat, terlaku banyak & merusak karang

Pandangan nelayan Tanah Laut terhadap diri sendiri

- menyadari pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan

- merasa sebagai pihak yang dirugikan

- Situasi yang tidak

tenang/merasa terganggu oleh aktivitas penyelam

- Belum optimalnya hukum dalam menyelesaikan masalah - Sumberdaya ikan dapat habis

jika tidak dijaga dengan benar

Gambar 27 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan Tanah Laut terhadap nelayan andon pencari teripang dan kerang

B Perilaku

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

(4) Kasus lampara dasar A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks - menegur dan mengusir nelayan lampara dasar Pandangan nelayan tradisional

terhadap nelayan lampara dasar - Nelayan lain mempunyai modal untuk memiliki alat tangkap yang lebih tinggi/modifikasi

- Dapat menghabiskan sumberdaya pesisir/over fishing di wilayah pesisir fihing ground nelayan tradisional

- Persaingan yang tidak seimbang

Pandangan nelayan tradisional terhadap diri sendiri

- Siap merubah alat, tetapi biaya / modal tidak mampu

- Mengetahui alat tangkap yang ramah lingkungan

- Sumberdaya ikan merupakan potensi namun bisa habis - Kepastian hukum/perda

tentang penggunaan lampara dasar

Gambar 28 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan tradisional terhadap nelayan lampara dasar

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

125 (5) Kasus gillnet A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks

Mengusir nelayan gillnet (andon) dari perairan Tanah Laut

Pandangan nelayan gillnet (Tanah Laut terhadap nelayan gillnet (andon)

- Pelarangan penggunaan gillnet yang melebihi kapasitas

- jangkar gillnet andon menyangkut pada alat tangkap nelayan lokal.

Pandangan nelayan gillnet (Tanah Laut) terhadap diri sendiri

- Mendapat dukungan dari pemerintah/aparat

- Mengetahui adanya pelarangan terhadap gillnet yang melebihi kapasitas

- Kepastian hukum dalam berusaha

- Adanya Kep. Mentan 392/99 yang mengatur penggunaan gillnet. Jalur Ia (3 mil)

terlarang bagi gillnet sepanjang 1.000m.

Gambar 29 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan gillnet (Tanah Laut terhadap nelayan gillnet (andon)

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

(6) Kasus penggunaan bom

A Sikap

Kebutuhan: B Perilaku

C Konteks

- Mengejar nelayan yang menggunakan bom untuk diadili

- pelaporan kepada aparat tentang adanya

penggunaan bom Pandangan nelayan terhadap

nelayan pengguna bom

- Merusak terumbu karang,

mematikan habitat ikan dan penyu, mengeruhkan kondisi perairan dan meningkatkan level sedementasi

serta over fishing, merusak

ekosistem dan sistem mata rantai makanan laut yang berakibat pada menurunan sumberdaya secara

drastis.bom

- praktik illegal fishing

Pandangan nelayan bukan pengguna bom terhadap diri sendiri

- menyadari pentingnnya menjaga sumberdaya perikanan

- mengetahui cara pemanfaatan SDI yang tidak merusak

- mendapat dukungan dari aparat

- Penggunaan bom merupakan pelanggaran

terhadap undang-undang dan tidak sesuai dengan norma-norma yang diberlakukan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan

- belum optimalnya hukum dalam memberantas illegal fishing

- sumberdaya ikan dapat habis jika tidak dijaga dengan benar

Gambar 30 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan terhadap nelayan pengguna bom Keamanan berusaha

dan ketersediaan sumberdaya ikan

127 (7) Kasus bagan apung

A Sikap

Kebutuhan: B Perilaku

C Konteks

Menghancurkan bagan apung Pandangan nelayan bagan

tancap terhadap nelayan bagan apung

- Bagan apung penyebab penurunan hasil tangkapan bagan tancap

- Bagan apung beroperasi di wilayah bagan tancap

Pandangan nelayan bagan tancap terhadap diri sendiri

- merasa sebagai pihak yang dirugikan - tidak memiliki keahlian dan ketahan

fisik melakukan penagkapan dengan bagan apung

Situasi yang tidak aman untuk melakukan

pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah sendiri

Gambar 31 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan bagan tancap terhadap nelayan bagan apung

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

(8) Kasus seser modern

A Sikap

Kebutuhan: B Perilaku

C Konteks

Mengusir nelayan seser modern dari fishing ground seser

Pandangan nelayan seser

terhadap nelayan seser modern - Nelayan seser modern

mempunyai modal untuk memiliki kapal, mesin tempel/modifikasi seser

- Dapat menghabiskan sumberdaya pesisir/over fishing di wilayah pesisir fihing ground nelayan tradisional

- Persaingan yang tidak seimbang

Pandangan nelayan seser terhadap diri sendiri

- Siap merubah alat, tetapi biaya / modal tidak mampu

Situasi yang tidak aman untuk melakukan

pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah sendiri

Gambar 32 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan seser terhadap nelayan seser modern

Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan

129 (9) Kasus cantrang A Sikap Kebutuhan: B Perilaku C Konteks

Melakukan penyandraan dan

penyitaan cantrang dan berjanji untuk tidak kembali lagi

Pandangan nelayan Kal-Sel

terhadap nelayan cantrang (andon) - Perbedaan teknologi perikanan

tangkap yang mana nelayan lokal tidak menggunakan cantrang - Cantrang menyebabkan hasil

tangkapan berkurang

Pandangan nelayan Kal-Sel terhadap diri sendiri

- merasa sebagai pihak yang dirugikan

- menyadari pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya ikan - mengetahui cara memanfaatan SDI

yang tidak merusak

belum ada Undang-undang yang merekomendasikan alat tangkap tersebut boleh dioperasikan di sekitar perairan Kalimantan Selatan

Gambar 33 Prinsip “Sikap-Perilaku-Konteks” nelayan Kal-Sel terhadap nelayan cantrang cantrang (andon) B Perilaku Keamanan berusaha dan ketersediaan sumberdaya ikan