• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. ANALISIS SISTEM

4.4 Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem adalah tahapan yang bertujuan mengenali sistem, menetapkan batasannya, menganalisis perilaku sistem dan hubungan antar pelaku sistem dan komponen lainnya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Identifikasi sistem juga bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem keberlanjutan agroindustri teri nasi dalam bentuk diagram. Diagram yang digunakan adalah diagram kausal (causal loop diagram) yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk

diagram input-output. Diagram kausal merupakan penggambaran sistem

keberlanjutan agroindustri teri nasi serta berbagai komponennya yang terkait, berikut interaksinya yang menjelaskan perilaku hubungan sebab akibat antar komponen sistem dalam mencapai tujuan. Diagram kausal sistem keberlanjutan agroindustri teri nasi secara makro disajikan pada Gambar 20. Diagram kausal batasan model prediksi keberlanjutan agroindustri teri nasi secara makro terdiri dari keterkaitan dimensi sumber daya, dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi teknologi dan dimensi lingkungan.

Pola hubungan yang terjadi antara dimensi dengan pencapaian keberlanjutan agroindustri teri nasi adalah hubungan positif. Artinya, apabila keberlanjutan pada dimensi sumber daya, ekonomi, sosial, teknologi dan lingkungan meningkat, maka peningkatan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan keberlanjutan agroindustri teri nasi.

Keberlanjutan sumber daya akan tercapai apabila terdapat kesinambungan bahan bahan baku baik dari segi jumlah maupun mutu bahan baku. Kesinambungan akan tercapai apabila sumber daya teri nasi dari yang berasal dari dalam kawasan (wilayah pesisir Kabupaten Tuban, Lamongan dan Gresik) maupun luar kawasan mencukupi.

Keberlanjutan ekonomi akan tercapai apabila agroindustri memperoleh

keuntungan (profit) dari proses produksinya. Volume produk yang dihasilkan

dipengaruhi oleh pasokan bahan baku. Apabila pasokan bahan baku menurun, maka volume produksi juga menurun, sebaliknya apabila pasokan bahan baku meningkat volume produksinya juga akan meningkat. Peningkatan harga jual produk ekspor berpengaruh terhadap peningkatan keuntungan agroindustri. Apabila pasokan bahan baku semakin rendah, maka beban biaya produksi yang ditanggung oleh agroindustri akan semakin besar sehingga dapat mengakibatkan kerugian, demikian juga sebaliknya. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh agroindustri, keberlanjutan pada dimensi ekonomi akan semakin besar.

Hasil tangkapan dari kawasan

Bahan baku luar kawasan

Kesinambungan jumlah & mutu bahan baku

+ Volume produksi agroindustri Produk ekspor Keuntungan agroindustri

Jumlah & pendapatan tenaga kerja agroindustri

Penjualan Produk Ketrampilan SDM Keberlanjutan sosial Efisiensi & diferensiasi produk + Keberlanjutan teknologi Keberlanjutan ekonomi + + + + + Limbah agroindustri Pengolahan limbah agroindustri Keberlanjutan Lingkungan Keberlanjutan agroindustri teri nasi

+ + + + + + Keberlanjutan Sumberdaya + + + + + + + + + + + Investasi SDM + Pendapatan nelayan Hasil tangkapan dari kawasan Biaya penangkapan + + -+ -K eterangan : R elasi peningkatan : : R elasi pengurangan

Gambar 20 Diagram kausal sistem keberlanjutan agroindustri teri nasi secara makro Keberlanjutan sosial akan tercapai apabila karyawan agroindustri dan nelayan memperoleh pendapatan yang layak dan agroindustri memperoleh SDM dengan tingkat ketrampilan yang memadai. Pendapatan karyawan akan meningkat seiring

dengan peningkatan keuntungan agroindustri, sedangkan pendapatan nelayan akan meningkat apabila harga teri nasi meningkat. Peningkatan keuntungan agroindustri pada akhirnya meningkatkan ketersediaan dana bagi investasi SDM sehingga ketrampilannya meningkat.

Keberlanjutan teknologi akan tercapai apabila proses produksi dapat dilakukan secara efisien dan mampu melakukan diferensiasi sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi. Tingkat efisiensi produksi dipengaruhi oleh ketrampilan SDM. Apabila ketrampilannya meningkat, maka proses produksi akan lebih efisien, sedangkan diferensiasi produk merupakan upaya untuk meningkatkan keuntungan agroindustri dengan teknologi yang dimiliki saat ini yang mana jumlah diferensiasinya ditentukan oleh kebijakan agroindustri.

Keberlanjutan lingkungan akan tercapai apabila agroindustri melakukan pengelolaan limbah hasil produksi sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari. Pengelolaan limbah akan berlangsung baik apabila agroindustri mempunyai sarana pengelolaan limbah yang memadai dan didukung dengan adanya kesadaran SDM akan peran penting lingkungan. Sarana pengelolaan limbah dan kesadaran SDM akan semakin baik seiring dengan peningkatan keuntungan agroindustri.

Selanjutnya, model prediksi keberlanjutan dibangun dengan cara mengakomodasikan berbagai komponen sistem yang terkait. Hubungan antar

komponen sistem, input maupun output dalam model dinyatakan dalam diagram

input-output (Gambar 21). Diagram input-ouput menggambarkan proses transformasi masukan model menjadi keluaran model. Model menggunakan dua jenis masukan, yaitu masukan dari luar sistem dan masukan dari dalam sistem. Masukan dari luar

sistem merupakan masukan lingkungan, yaitu peubah eksogenous yang dapat

mempengaruhi sistem (Eriyatno 1999). Apabila lingkungan sistem sesuai dengan kebutuhan sistem, maka akan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kinerja model dalam mewujudkan keberlanjutan agroindustri teri nasi.

Masukan yang berasal dari dalam sistem (endogenous), terdiri dari masukan

terkendali dan masukan tidak terkendali. Masukan terkendali merupakan peubah yang sangat perlu bagi sistem yang berpengaruh dalam menentukan perilaku sistem yang dikehendaki dan dapat ditetapkan di dalam perancangan sistem. Masukan terkendali dapat digunakan sarana perekayasaan model dapat mencapai tujuan atau

keluaran yang dikehendaki dengan cara meningkatkan penyediaan bahan baku kawasan dan BSJ, menghemat biaya produksi, memberikan insentif pajak, meningkatkan ketrampilan SDM, meningkatkan diferensiasi produk dan gaji karyawan serta menghemat air untuk proses produksi.

Model Prediksi Keberlanjutan Agroindustri Teri Nasi

Manajemen Pengendalian Masukan Tak Terkendali:

- Sumber daya teri nasi - Nilai tukar rupiah - Tingkat inflasi - Harga produk ekspor

Masukan Terkendali: - Penyediaan bahan baku kawasan - Peningkatan volume BSJ - Penghematan biaya - Insentif pajak

- Peningkatan ketrampilan SDM - Peningkatan diferensiasi produk - Penghematan air

- Peningkatan gaji karyawan

Input Lingkungan: - Kebijakan pemerintah - Iklim usaha

- Perubahan iklim global

-Keluaran Tidak Dikehendaki: Peningkatan biaya pengelolaan limbah Pengurangan kapasitas agroindustri Potensi konflik antar nelayan -Keluaran Dikehendaki: Keberlanjutan sumber daya Keberlanjutan ekonomi Keberlanjutan lingkungan Keberlanjutan sosial Keberlanjutan teknologi

Gambar 21 Diagram input-output model prediksi keberlanjutan agroindustri teri nasi Sementara itu, masukan tak terkendali adalah masukan yang secara langsung mempengaruhi keluaran model namun tidak dapat dikendalikan sepenuhnya dalam mengubah perilaku sistem. Yang termasuk ke dalam masukan tak terkendali adalah sumber daya ikan teri nasi, nilai tukar rupiah, inflasi dan harga produk ekspor.

Keluaran sistem terdiri dari dua, yaitu keluaran yang dikehendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki. Keluaran yang dikehendaki diperoleh dari pemenuhan kebutuhan yang ditentukan pada saat identifikasi kebutuhan komponen sistem. Dalam hal ini keluaran yang dikehendaki adalah meningkatnya indikator-indikator keberlanjutan pada setiap dimensi sehingga akan tercapai keberlanjutan pada setiap dimensinya, yaitu dimensi sumber daya, ekonomi, sosial, teknologi dan lingkungan. Keluaran yang tidak dikehendaki merupakan dampak yang ditimbulkan

akibat berjalannya sistem yang telah dirancang. Jika model menghasilkan keluaran yang tidak dikehendaki, maka manajemen pengendalian akan memberi umpan balik untuk dilakukan penyesuaian pada masukan terkendali sehingga sistem dapat berjalan lebih efektif dalam dalam mencapai keluaran yang dikehendaki