• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR INTENSITAS PENGGUNAAN SETIAP INDIKATOR ISBB No

Btr Indikator Strategi Skor f skor pilihan

SBB Rata-rata 1 2 3 4

18 Membaca sekilas untuk memahami ga-gasan pokok

2,87 7 32 44 31

38 Memonitor kemajuan belajar 2,89 4 33 49 26

20 Mengembangkan pemahaman kaidah

bahasa target

2,93 4 28 54 28

12 Berlatih mengucapkan bunyi bahasa tar-get

2,95 3 26 55 28

11 Berlatih berbicara seperti penutur asli 2,97 3 28 52 31 27 Membaca wacana tanpa melihat arti

setiap kata di kamus

3,01 1 26 58 29

29 Menggunakan kata/frase lain yang mak-nanya sama

3,04 1 22 62 29

42 Mendengarkan musik untuk mengatasi ketegangan atau emosi

3,05 7 24 39 44

24 Menerka makna kata 3,18 - 17 60 37

39 Mengatasi ketegangan tatkala berbicara bahasa target

3,18 - 22 50 42

22 Tidak menerjemahkan kata demi kata 3,21 3 16 49 46

15 Menonton film berbahasa target 3,23 - 17 54 43

45 Meminta lawan bicara untuk berbicara agak lambat

3,25 1 11 60 42

32 Memperhatikan orang yang berbicara bahasa target

3. Perbedaan intensitas Penggunaan SBB Pembelajar Bahasa Indonesia dengan Bahasa inggris sebagai BA

Bagian ini akan memaparkan perbedaan intensitas penggunaan SBB pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dengan pembelajar bahasa Inggris sebagai BA untuk menjawab pertanyaan penelitian nomor 3 yang berbunyi "Apa perbedaan penggunaan SBB pembelajar Bahasa Indonesia sebagai BA di Australia dengan penggunaan SBB pembelajar Bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia?" dan juga untuk menguji hipotesis nomor 1 yang berbunyi "Terdapat perbedaan penggunaan SBB oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dengan pembelajar Bahasa Inggris sebagai BA." Dalam menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis tersebut, digunakan analisis statistik deskriptif dan analisis varians.

Penggunaan setiap deskriptor SBB oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA yang dijadikan sampel dalam penelitian ini intensitasnya berbeda-beda. Ikhtisar intensitas penggunaan setiap deskriptor SBB tersebut dapat diamati pada Tabel 4.13 yang memperlihatkan bahwa pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA di Australia menggunakan SBB dengan urutan intensitas dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi sebagai berikut: strategi mengingat, strategi afektif, strategi metakognitif, strategi kognitif, strategi sosialisasi, dan strategi kompensasi.

Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa strategi mengingat merupakan strategi yang intensitas penggunaannya paling rendah sebagaimana ditunjukkan dengan skor rata-ratanya sebesar 2,59. Sebagaimana telah diketengahkan pada bagian lain dari bab ini, strategi mengingat untuk

pembelajar bahasa Indonesia sebagai 8A ini diliput dalam SILL oleh indikator strategi dari butir 1 sampai dengan butir 8. Dari kedelapan indi-kator strategi mengingat ini, yang paling rendah intensitas penggunaannya yaitu indikator SBB butir 6 yang berbunyi / physically act out the new word. Sedangkan indikator yang intensitas penggunaannya paling tinggi ialah indikator SBB butir 1 yang berbunyi / create associations between new material and what I already know.

Deskriptor SBB yang intensitas penggunaannya paling tinggi ialah strategi kompensasi sebagaimana ditunjukkan oteh skor rata-ratanya sebesar 3,91. Strategi kompensasi untuk pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA ini diliput dalam SILL oleh indikator strategi dari butir 22 sampai dengan butir 24. Dari keempat indikator strategi kompensasi ini, yang paling rendah intensitas penggunaannya yaitu indikator SBB butir 22 yang berbunyi In a conversation, I anticipate what a person is going to say based on what has been said so far. Sedangkan indikator yang intensitas peng-gunaannya paling tinggi ialah indikator SBB butir 21 yang berbunyi When I dont understand I read or hear, I guess the general meaning by using any clue I can find, for example, clues from the context or situation.

Pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia juga menggunakan SBB dengan intensitas yang berbeda dalam menggunakan setiap deskriptomya. Penggunaan setiap deskriptor SBB oleh pembelajar bahasa Inggris sebagai BA dapat diamati pada Tabel 4.27 memperlihatkan bahwa pembelajar bahasa Inggris sebagai BA di Indonesia menggunakan SBB dengan urutan intensitas dari yang terendah sampai dengan yang

tertinggi sebagai berikut: strategi mengingat, strategi sosialisasi, strategi metakognitif, strategi kognitif, strategi afektif, dan strategi kompensasi.

Apabila diamati Tabel 4.13 dan Tabel 4.27, dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa pembelajar bahasa Inggris sebagai BA juga menggunakan strategi mengingat dengan intenstas paling rendah sebagaimana ditunjukkan dengan skor rata-ratanya sebesar 2,30. Sebagaimana telah diketengahkan pada bagian lain dari bab ini, strategi mengingat untuk pembelajar bahasa inggris sebagai BA ini diliput dalam ISBB oleh indikator strategi dari butir 1 sampai dengan butir 9. Dari kesembilan indikator strategi mengingat ini, yang paling rendah intensitas penggunaannya yaitu indikator SBB butir 6 yang berbunyi Saya menggunakan flashcards (kartu kosa-kata) untuk mengingat kata-kata baru. Sedangkan indikator yang intensitas penggunaannya paling tinggi ialah indikator SBB butir 3 yang berbunyi Untuk mengingat sebuah kata, saya menghubungkan bunyi kata yang baru itu dengan bayangan benda atau gambar kata tersebut.

Deskriptor SBB yang intensitas penggunaannya paling tinggi ialah strategi kompensasi sebagaimana ditunjukkan oleh skor rata-ratanya sebesar 2,81. Strategi kompensasi untuk pembelajar bahasa Inggris sebagai BA ini diliput dalam ISBB oleh indikator strategi dari butir 24 sampai dengan butir 29. Dari keenam indikator strategi kompensasi ini, yang paling rendah intensitas penggunaannya yaitu indikator SBB butir 26 yang berbunyi Saya menciptakan kata baru dalam bahasa Inggris yang kira-kira maknanya mendekati apa yang saya maksud untuk menyampaikan sesuatu. Misalnya saya menggunakan kata paper holder untuk kata note book. Kata tersebut tidak ada dalam bahasa Inggris

Sedangkan indikator yang intensitas penggunaannya paling tinggi ialah indikator SBB butir 24 yang berbunyi Untuk memahami kata-kata bahasa Inggris yang tidak saya ketahui, saya mencoba menerka makna kata tersebut.

Kendatipun penggunaan SBB baik oleh pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA maupun oleh pembelajar bahasa Ingghs sebagai BA mempunyai pola intensitas yang serupa dalam hal strateginya, data menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dalam hal intensitas penggunaan strategi afektif dan strategi sosialisasi. Sebagaimana terlihat pada Tabel 4.13 dan Tabe! 4.27, pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA lebih banyak menggunakan strategi sosialisasi daripada strategi afektif sedangkan pembelajar bahasa Inggris sebagai BA lebih banyak menggunakan strategi afektif ketimbang strategi sosialisasi. Dengan demikian, pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing dalam hal penggunaan strategi sosialisasinya rendah sedangkan pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA dalam hal penggunaan strategi sosialisasinya tinggi. Sebaliknya, pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA, dalam hal penggunaan strategi afektifnya rendah sedangkan pembelajar bahasa Inggris sebagai BA dalam haf penggunaan strategi afektifnya tinggi.

Sebagaimana diuraikan terdahulu, SBB pembelajar bahasa Indonesia sebagai BA diukur dengan menggunakan SILL sedangkan SBB pembelajar bahasa Inggris sebagai BA diukur dengan menggunakan ISBB. Di dalam SILL, setiap butir indikator strategi mempunyai skor pilihan yang terendah ialah 1 dan tertinggi 5 sedangkan di dalam ISBB, skor pilihan terendahnya adalah 1 dan skor tertingginya 4. Untuk membandingkan

kedua kelompok pembelajar bahasa tersebut, kisaran nilai terendah ke nilai tertinggi disetarakan yaitu dengan cara mengalikan skor perolehan SBB pada SILL dengan 0,80 yaitu perbandingan skor tertinggi dari kedua alat ukur tersebut.

Selanjutnya dengan menggunakan skor yang telah disetarakan tersebut, data dianalisis dengan menggunakan analisis varians untuk setiap deskriptor strategi dan untuk intensitas penggunaan SBB secara total. Hasil analisis varians untuk setiap deskriptor dan juga secara total dapat dilihat pada Tabel 4.29 yang memperlihatkan tingkat signifikansi perbedaan penggunaan strategi mengingat berdasarkan kelompok pembelajarnya.

TABEL 4.29

ANALISIS VARIANS: STRATEGI MENGINGAT