BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Iklim Kerja
2.3.1 Sekolah sebagai Organisasi di Bidang Pendidikan
Sekolah menjadi tempat bekerja para guru, mereka berkumpul dalam satu
organisasi dan memiliki tujuan yang sama dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, karena memiliki tujuan yang sama maka sekolah dapat dikatakan sebagai organisasi. Menurut Hasibuan (2010:5) menyatakan bahwa “organisasi adalah
suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa sekolah menjadi organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, sebagai sebuah
organisasi tentu terjadi saling interaksi antar anggota di sekolah tersebut, interaksi
yang terjadi di sekolah akan membuat iklim kerja yang baik dan efektif. Para guru
berperan penting dalam kebermanfaatan organisasi sekolah, diharapkan para guru
akan profesional dalam menciptakan suasana kerja yang baik.
Secara umum manfaat yang diberikan oleh organisasi di bidang
pendidikan antara lain (Wukir, 2013:10) :
1. Menjaga level inovasi dan tetap kompetitif.
2. Menjadi lebih baik untuk menghadapi tekanan individu.
3. Mempunyai pengetahuan untuk menghubungkan sumber daya dengan kebutuhan pelanggan secara lebih baik.
4. Memperbaiki kualitas output pada semua level
5. Memperbaiki image perusahaan dengan lebih berorientasi kepada manusia.
6. Meningkatkan kecepatan perubahan dalam organisasi.
Sekolah menjadi sebuah organisasi di bidang pendidikan, tentu perlu
adanya kondisi yang baik agar dapat mendukung untuk tercapainya tujuan
tersebut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2009a:76) yang menyatakan bahwa “lingkungan yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar,
sebaliknya lingkungan yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan”. Pendapat tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya lingkungan yang kondusif. Guru perlu memiliki iklim kerja yang baik, jika para
guru memiliki hubungan yang baik dalam bersosialisasi dan bekerja, tentu dapat
2.3.2 Pengertian Iklim Kerja Sekolah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya guru, murid dan karyawan sekolah,
muncul berbagai macam karakteristik manusia yang ada di dalamnya, mereka
saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, tak terkecuali para guru
yang bekerja di sekolah tersebut. Para guru juga saling melakukan interaksi
kepada sesama guru dalam bekerja.
Saondi dan Suherman (2010:45) menjelaskan bahwa iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan budaya yang memengaruhi setiap individu dan kelompok dalam lingkungan sekkolah yang tercermin dari suasana hubungan kerja sama yang kondusif antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan guru lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai.
Jadi dari pengetian tersebut, iklim kerja adalah hubungan timbal balik dari setiap
individu yang mempengaruhi suasana hubungan kerja dari setiap warga sekolah
tersebut.
Pentingnya iklim kerja sekolah dijelaskan oleh Mulyasa (2009a:86)
bahwa “kemandirian guru dan kepala sekolah yang akan bermuara pada pembelajaran yang efektif dan menyenangkan perlu ditunjang oleh iklim sekolah
(school climate)”. Pendapat ini diperkuat oleh Saondi dan Suherman (2010:47) bahwa “terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat
guru berpikir dengan tenang dan terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan”. Kedua pengertian tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya iklim kerja bagi pekerjaan sebagai seorang tenaga pendidik, jika rekan-rekan guru
didukung oleh kenyamanan lingkungan, maka akan menimbulkan dampak positif
bagi sekolah.
2.3.3 Fungsi Iklim Kerja Sekolah
Suasana kerja di organisasi sekolah diharapkan akan membawa suasana
kerja yang baik bagi para guru. Mulyasa (2009a:235) menjelaskan bahwa “hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan sosial disekitarnya, disamping hasil perubahan yang bersifat fisik, seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah”. Pendapat tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya iklim yang baik diantara para guru,
kinerja guru dapat meningkat jika para guru memiliki semangat dan motivasi
bekerja. Semangat kerja dalam mengajar akan timbul jika para guru memiliki
motivasi kerja. Contohnya, dalam menghadapi karakteristik murid yang
bermacam-macam, beberapa guru mengajak untuk mengikuti pelatihan dan terus
berdiskusi dengan kepala sekolah agar mendapatkan masukan yang efektif dalam
mengatur berbagai macam karakteristik siswa. Iklim kerja guru yang baik dan
harmonis dijelaskan kembali oleh Saondi dan Suherman (2010:34) yang menyatakan bahwa “kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat diantara komponen sekolah sebab dengan
pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik”, maksudnya adalah jika para guru memiliki hubungan yang baik dalam bekerja, tentu profesionalisme guru dapat
dihadapi dalam pembelajaran. Saondi dan Suherman (2010:45) menyatakan bahwa “untuk menjamin interaksi-interaksi yang melahirkan hubungan harmonis dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk bekerja, diperlukan iklim kerja yang baik”. Guru bukanlah manusia yang mampu mengatasi segala permasalahan pendidikan seorang diri, namun jika permasalahan tersebut dikonsultasikan
dengan guru lain maka dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan.
Suasana kerja para guru di sekolah diharapkan tetap dalam kondisi yang baik agar
dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang optimal.
2.3.4 Indikator Iklim Kerja Sekolah
Iklim kerja tentu mendukung perasaan senang guru dalam menjalankan
profesi kependidikannya, indikator pengukuran iklim kerja sekolah dijelaskan
oleh Owens dalam Saondi dan Suherman (2010:46) bahwa faktor-faktor penentu
iklim organisasi sekolah adalah :
1. Ekologi, yaitu lingkungan fisik seperti gedung, bangku, kursi, alat elektronik, dll.
2. Milieu, yaitu hubungan sosial.
3. Sistem sosial, yakni ketatausahaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan dan pola komunikasi.
4. Budaya, yakni nilai-nilai kepercayaan, norma, dan cara berfikir orang- orang dalam organisasi.