• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Mengajar

Dalam dokumen PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR IKLIM KERJA (Halaman 33-37)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pengalaman Mengajar

2.2.1 Pengertian Pengalaman Mengajar

Seorang guru tentu tidak hanya dilihat dari kemampuan dan prestasi saja,

namun juga pengalaman kerja atau pengalaman mengajar yang dia peroleh dalam

membentuk kematangan dan kemantapan perilaku guru tersebut.Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, pengalaman artinya yang pernah dialami (dijalani,

dirasai, ditanggung, dan sebagainya), dan mengajar artinya memberi pelajaran.

Pengalaman mengajar berarti proses pemberian pelajaran yang telah guru alami

dari awal menjadi seorang tenaga pendidik.

Muslich (2007:13) menjelaskan bahwa “pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru (termasuk guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan)”.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka salah satu pengertian

pengalaman mengajar adalah masa kerja seorang tenaga pendidik dalam

melakukan pemberian pelajaran kepada siswa. Semakin lama pengalaman

seseorang guru, maka dipandang memiliki kematanganpribadi dalam menjalankan

tugas-tugas yang dipercaya kepadanya, sehingga kemungkinan untuk berhasil

dalam menjalankan tugas akan lebih besar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Mulyasa (2009b:28) bahwa “dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan

pengetauan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu”. Setiap guru tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda, semakin lama guru berada di dunia pendidikan akan makin besar pula pengalaman yang guru miliki. Saondi dan Suherman (2010:111) menjelaskan bahwa “tanpa kesanggupan untuk menarik pelajaran dari pengalamannya, seseorang tidak akan mengalami proses kemajuan dan pematangan dalam pekerjaannya”. Pendapat tersebut berarti profesionalisme guru dari pengalamannya selama mengajar akan berkembang jika

guru memiliki kesanggupan mengambil pelajaran dari setiap pembelajaran yang

guru lakukan.

2.2.2 Fungsi dan Tujuan Pengalaman Mengajar

Pengalaman dalam semua kegiatan sangat diperlukan, karena experience

is the best teacher, yang artinya pengalaman merupakan guru yang terbaik. Guru

sebagai pelaksana proses belajar mengajar tentu pernah mengalami suatu masalah

dalam mengajar. Selama mengajar tentu guru akan menemukan hal-hal baru, jika

memberi pelajaran yang berarti bagi guru itu sendiri. Pendapat oleh Saondi dan Suherman (2010:111) yang menyatakan “profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan”. Pengalaman yang diperoleh guru sangat beragam, masalah- masalah yang dihadapi guru sebagai pendidik tentu akan mendorong guru mencari

jalan keluar untuk menyelesaikannya, dari pengalaman guru menghadapi masalah

tersebut akan meningkatkan profesionalisme guru. Guru diharapkan terus

mengembangkan pengalaman mengajar, hal ini diimbangi dengan manajemen

sumber daya manusia di sekolah yang juga perlu memperhatikan pengalaman yang guru miliki. Wukir (2013:31) menjelaskan bahwa “seleksi, penempatan dan pelatihan staff harus diprioritaskan untuk memastikan tercapainya kinerja yang maksimum dari pegawai”. Maksudnya adalah jika sekolah menginginkan guru yang kompeten dibidangnya, tentu pengalaman guru perlu untuk ditingkatkan,

upaya sekolah untuk meningkatkan pengalaman guru dengan memperhatikan

manajemen sumber daya manusia. Pengalaman yang dimiliki guru juga nantinya

akan membantu bagi guru lain, terutama guru pemula yang perlu bimbingan dari

guru senior di sekolah.

2.2.3 Indikator Pengalaman Mengajar

Pengalaman kerja guru atau pengalaman mengajar menjadi sebuah

pemahaman dari guru terhadap hal-hal yang dialami dalam mengajar, sehingga

hal-hal yang dialami tersebut telah dikuasainya, baik mengenai pengetahuan serta

ketrampilan pada diri guru. Apabila dalam mengajarguru menemukan hal-hal

mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan tentang bidang kerjanya.

Pengalaman mengajar memiliki dua indikator, pendidikan dan pelatihan serta

masa kerja/lama mengajar.

a. Pendidikan dan pelatihan

Seseorang akan memiliki kemampuan yang baik bila dia terus dididik dan

dilatih, sama halnya dengan guru. Guru yang telah memiliki pendidikan yang

matang dan pelatihan lapangan, tentu memiliki kematangan dalam mengajar.

Pendapat tentang pengalaman mengajar dikemukakan oleh Wukir (2013:90) yang menjelaskan “pengalaman merupakan pelatihan dan pengembangan yang diperoleh dari pekerjaan sebelumnya yang diperlukan sebagai kualifikasi di posisi tersebut”. Pendapat tersebut senada dengan penjelasan pendidikan dan pelatihan guru menurut Muslich (2007:13) yaitu “pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/ atau peningkatan

kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional”. Pendapat pertama menjelaskan bahwa seorang guru yang berpengalaman tentu telah

mendapat pelatihan dan pengembangan yang guru dapatkan dari pengalaman

mengajarnya dari awal. Lalu pendapat kedua menjelaskan pengalaman dan

pendidikan yang diperoleh seorang guru akan menggambarkan bagaimana guru

tersebut berkompeten dibidangnya. Kedua pendapat tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa semakin banyak guru mendapatkan pendidikan dan pelatihan

keguruan, maka semakin matang pula guru tersebut dalam menjalankan tugas

b. Masa kerja/lama mengajar

Pengalaman mengajar guru juga termasuk dalam syarat sertifikasi guru,

guru dalam mencapai kualifikasi keprofesionalan tercantum dalam pasal 2,

Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam

Jabatan, yakni:

Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:kualifikasi akademik;pendidikan dan pelatihan; pengalaman mengajar; perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;penilaian dari atasan dan pengawas;prestasi akademik;karya pengembangan profesi;keikutsertaan dalam forum ilmiah;pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; danpenghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Penjelasan lebih rinci dari komponen 3 (pengalaman mengajar) dalam

permendiknas oleh Muslich (2007:44) yang menyatakan bahwa “komponen 3 ini berkaitan dengan masa kerja guru, yaitu masa ketika guru melakukan tugas profesionalnya”. Maksudnya adalah pengalaman mengajar guru dapat dilihat dari berapa lama guru tersebut mengajar, masa kerja/lama mengajar guru tersebut

ditunjukkan melalui waktu yang diberikan guru untuk menyampaikan materi ke

peserta didik.

Dalam dokumen PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR IKLIM KERJA (Halaman 33-37)

Dokumen terkait