BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Kompensasi
2.4.1 Pengertian Kompensasi
Pekerjaan apapun yang dilakukan seseorang tentu akan menghasilkan
pendapatan untuk kebutuhan hidup, begitupun dengan pekerjaan sebagai seorang
pendidik. Pekerjaan sebagai tenaga pendidik tentu perlu mendapat balas jasa agar
jasa atau kompensasi ini juga dapat memenuhi kebutuhan hidup guru dan
keluarganya. Hasibuan (2010:118) menjelaskan bahwa “kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”, berdasarkan pendapat ini jika dilihat dari pekerjaan seorang guru tentu dapat
diketahui bahwa kompensasi diberikan kepada guru atas jasa yang diberikan
dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai seorang pendidik. Kompensasi yang
diberikan diharapkan nantinya menjadi semangat bagi guru. Notoatmodjo (2003:153) mengatakan bahwa “apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi”. Pendapat tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan, dalam hal ini
tenaga pendidik atau guru. Kompensasi yang telah diberikan sekolah tentu
diharapkan dapat meningkatkan kerja guru baik dalam proses belajar mengajar
maupun dalam profesi keguruan. Selain itu, kompensasi juga diduga sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru dalam mengajar. Wukir (2013:20) menjelaskan bahwa “meningkatnya produktivitas bisa dicapai sebagai hasil dari semangat yang tinggi, yang dipengaruhi oleh jumlah pekerja dan perhatian yang diberikan pada pekerja”. Maksud dari perhatian yang diberikan tentu terkait dengan kompensasi. Hal ini senada dengan pendapat
Notoatmodjo (2003:154) yang menjelaskan bahwa “kerena program-program kompensasi adalah merupakan pencerminan supaya organisasi itu untuk
organisasi sekolah tentu dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah memberikan
kompensasi kepada guru juga dipandang sebagai salah satu cara dalam menjaga
agar guru lebih produktif dan tetap konsisten dalam menjalankan profesi
keguruannya, kompensasi penting bagi organisasi sekolah dalam mempertahankan
para guru tetap produktif.
2.4.2 Asas-asas Kompensasi
Pemberian kompensasi kepada guru tentu perlu memiliki prinsip agar
pemberiannya tepat dan dapat sesuai rencana sekolah. Asas-asas tersebut
dijelaskan oleh Hasibuan (2010:122) sebagai berikut:
1. Asas adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi.
2. Asas layak dan wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang berlaku.
Guru mendapatkan kompensasi bukan tanpa perhitungan, berdasarkan asas-asas
tersebut dapat diketahui bahwa bukan berarti setiap guru mendapatkan
kompensasi yang sama besarnya, adil yang dimaksud adalah setiap guru
mendapatkan kompensasi yang sesuai dilihat berdasarkan jam mengajar, jabatan
atau keikutsertaan menjadi pendamping ekstrakulikuler dan lain sebagainya. Pihak
sekolah tentu memantau dan menyesuaikan kompensasi yang akan diberikan
kepada guru, tujuannya agar guru yang qualified dapat terus mengembangkan
kemampuannya, dan bagi guru yang kurang dapat meningkatkan kemampuannya
2.4.3 Tujuan Sistem Kompensasi
Kompensasi diberikan kepada guru agar guru semangat dalam bekerja,
dalam pemberian kompensasi tentu perlu adanya perencanaan yang baik pula.
Wukir (2013:85) menjelaskan bahwa sistem kompensasi yang baik akan memberikan kepuasan pada karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan kayawan. Bagi organisasi, kompensasi juga memiliki arti pentind karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Sekolah sebagai suatu organisasi yang memiliki tenaga kependidikan tentu perlu
mengatur dan mengelola kompensasi yang diberikan kepada para guru. Tujuan
dengan diadakannya kompensasi dijelaskan oleh Notoatmodjo (2003:154)
menjadi 6 tujuan, antara lain:
a. Menghargai prestasi kerja b. Menjamin keadilan
c. Mempertahankan karyawan
d. Memperoleh karyawan yang bermutu e. Pengendalian biaya
f. Memenuhi peraturan-peraturan
Tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas dapat dijelaskan kembali bahwa
kompensasi mempunyai tujuan yang baik bagi organisasi sekolah. Kompensasi
menghargai prestasi kerja bagi guru yang berkompeten, menjamin keadilan bagi
guru yang konsisten terhadap keprofesionalannya, mempertahankan guru yang
kompeten untuk tetap bekerja di sekolah tersebut, memperoleh calon guru yang
profesional karena melihat guru di sekolah tersebut berkompeten, mengendalikan
biaya yang dikeluarkan sekolah untuk menmberikan gaji kepada para guru, dan
2.4.4 Indikator Kompensasi
Kompensasi yang diberikan oleh sekolah kepada guru dapat dilihat dari
kinerja dan performa guru tersebut. Hasibuan (2010:118) membagi kompensasi
menjadi dua bentuk, yaitu : Kompensasi berbentuk uang, artiya kompensasi
dibayar dengan sejenis uang kartal kepada karyawan bersangkutan. Kompensasi
berbentuk barang, artinya kompensasi dibayar dengan barang. Misalnya
kompensasi dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan.
Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu: kompensasi langsung (direct
compensation) berupa gaji, upah dan upah insentif; kompensasi tidak langsung
(indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan),
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.
2. Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya.
3. Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Upah insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukupng prinsip adil dalam pemberian kompensasi.
4. Benefit atau service adalah kompensasi tambahan (finansial atau nonfinansial) yang akan diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun, pakaian dinas, kafetaria, mushala, olahraga, dan darmawisata.
(Hasibuan, 2010:118)
Kompensasi langsung merupakan bayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk
gaji pokok, insentif, bonus, uang transport, uang lembur. Kompensasi tidak
langsung merupakan semua imbalan yang tidak termasuk dalam kompensasi
pemberian fasilitas dan berbagai tunjangan tidak langsung lainnya (Wukir,
2013:87).
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
pasal 15 ayat (1), mengemukakan bahwa penghasilan yang menjadi hak guru
antara lain :
1. Gaji pokok adalah satuan penghasilan yang ditetapkan berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja.
2. Tunjangan yang melekat pada gaji adalah tambahan penghasilan sebagai komponen kesejahteraan yang ditentukan berdasarkan tanggungan keluarga.
3. Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di daerah khusus.
4. Maslahat tambahan adalah tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
Kompensasi yang diterima guru sebagai tenaga pendidik sangat bervariasi, bukan
hanya dari gaji saja. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dijelaskan oleh
beberapa ahli dan undang-undang, maka dengan melihat kondisi di lapangan,
indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi sebagai berikut:
1. Kompensasi langsung, yaitu gaji dan upah insentif.
2. Kompensasi tidak langsung, yaitu benefit/service.