• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH DASAR

Dalam dokumen MENJADI GURU YANG ILMUWAN ILMUWAN YANG GURU (Halaman 168-172)

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY DENGAN MATRIKS PERBANDINGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI NEGARA-NEGARA TETANGGA DI KELAS VIE SD NEGERI 02 CAKRANEGARA,

KOTA MATARAM TAHUN 2008/2009 Husni Tamrin, Y. Harsoyo, & Rusmawan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengungkap, apakah pembelajaran IPS menggunakan metode discovery dengan matriks perbandingan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI E SD Negeri 02 Cakranegara tentang materi Negara-negara tetangga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas meliputi dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan,dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI E SD Negeri 02 Cakranegara, Kota Mataram Tahun Pelajaran 2008/2009. Data berupa hasil tes formatif dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan: pada siklus I 79,4% siswa mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II sebanyak 88,2%. Kesimpulan, metode discovery dengan matriks perbandingan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial.

Kata Kunci: metode discovery, matriks perbandingan, prestasi belajar.

Pada pelajaran IPS kelas VI SD/MI terdapat materi pokok tentang negara-negara tetangga yang membahas aspek geografi, sosial budaya, dan bidang ekonomi. Secara konseptual materi ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang negara lain khususnya negara-negara tetangga. Dalam era globalisasi, berbagai belahan dunia seolah-olah telah menjadi satu, maka informasi tentang negara lain sangat dibutuhkan.

Dari data dokumentasi, prestasi siswa SD Negeri 02 Cakranegara masih rendah pada materi ini. Menurut beberapa guru, siswa kurang bersemangat mempelajari materi ini, ditunjukkan dengan respon dan partisipasi siswa yang masih rendah. Bahkan beberapa siswa secara langsung menyatakan pada guru bahwa materi pelajaran ini sangat membosankan.

Menurut para guru, kondisi yang demikian disebabkan antara lain: (1) karena sifat materinya berupa fakta dan data yang sangat banyak, yang tidak mudah diingat oleh siswa; (2) cara mengajar guru kurang tepat karena lebih banyak menggunakan metode ceramah; dan (3) guru sendiri seringkali

MENJADI GURU YANG I LMUWAN & I LMUWAN YANG GURU

mengalami kesulitan mengajarkan materi ini karena banyaknya data dan fakta yang harus diingat atau dihafalkan agar dapat menyampaikan materi pelajaran dengan mantap.

Pengetahuan yang didominasi fakta dan data tidak mudah diajarkan dengan metode ceramah karena pengajarnya sendiri akan sulit mengingat semua materi tersebut dan siswa akan cepat bosan, bahkan tujuan pembelajaran bisa jadi mengalami kegagalan karena rendahnya prestasi belajar siswa.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran materi negara-negara tetangga, siswa mengalami kesulitan belajar sehingga prestasi belajar siswa kurang baik. Di samping itu guru sendiri mengalami kesulitan membelajarkan materi ini karena belum tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dicari metode pembelajaran yang tepat sehingga mampu menggairahkan siswa belajar, proses belajar berlangsung menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran IPS menggunakan metode discovery dengan matrik perbandingan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI E SD Negeri 02 Cakranegara tentang materi negara-negara tetangga tahun pelajaran 2008/2009?

Dalam penelitian ini perlu diberikan pembatasan terhadap materi negara-negara tetangga. Materi negara-negara tetangga di kelas VI membahas 11 negara yaitu semua negara-negara Asia Tenggara dan Australia. Dalam silabus alokasi waktu yang tersedia sebanyak 8 kali pertemuan. Sehubungan dengan waktu penelitian yang singkat, maka negara-negara tetangga yang dibahas hanya lima negara.

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat pada penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan antara lain: 1)Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Hasil belajar yang dimaksud dapat berupa pengetahuan ataupun dapat berupa pemahaman. 2) Metode Discovery adalah metode pembelajaran yang menekankan pada proses penemuan pengetahuan data dan fakta, makna data dan fakta agar pembelajaran mampu didapatkan secara mandiri. Proses pembelajaran seperti ini akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna dan terus melekat pada diri siswa. 3)Matrik perbandingan adalah suatu cara pembelajaran yang menggunakan matrik sebagai media utama dalam proses pembelajaran. Matrik tersebut terdiri dari beberapa kolom berisi wilayah yang dipelajari secara simultan dari

berbagai aspek geografi (letak/lokasi, bentang alam) aspek sosiologi (penduduk, sosial ekonomi dan kerjasama antar wilayah). 4)Negara-negara tetangga adalah negara-negara yang letaknya berdekatan atau berada disekitar wilayah negara kita (Indonesia).

Tujuan penelitian ini adalah: (a) ingin membantu guru mengembangkan metode pembelajaran yang tepat pada pembelajaran materi negara-negara tetangga; dan (b) ingin mengetahui seberapa tinggi prestasi belajar siswa terhadap materi yang dipelajari melalui metode discovery dengan matriks perbandingan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah. Manfaat bagi siswa: (a) terlatihnya siswa menggunakan kemampuannya menemukan sendiri fakta dan data sebagai hasil belajar materi negara-negara tetangga; (b) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS pada umumnya, dan materi negara-negara tetangga khususnya; dan (c) meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air dan cinta perdamaian.

Manfaat bagi guru: (a) ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran materi ini; (b) tumbuhnya ide/kreativitas guru untuk mengembangkan berbagai cara pembelajaran dalam berbagai materi pokok pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar; dan (c) meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.

Manfaat bagi sekolah: (a) meningkatkan prestasi belajar siswa berarti meningkatkan prestasi/kinerja sekolah; salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah meningkatnya prestasi belajar siswa; dan (b) berkembangnya strategi pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam usaha menciptakan pembelajaran PAKEM

.

Tinjauan Pustaka

Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil usaha. Sedangkan menurut Winkel (1985) prestasi didefinisikan sebagai suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Lebih jauh Winkel mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Prestasi dapat diukur dengan tes sehingga bersifat sementara dan dapat dipengaruhi beberapa faktor yang ada.

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Belajar adalah suatu aktivitas yang

dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajarinya. Dari uraian tersebut dapat dibuat pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar (Djamarah;1994).

Metode adalah cara-cara yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda dalam rangka mencapai kompetensi dasar pembelajaran yang telah ditetapkan (Supandi dan Zaenuri;2005). Salah satu macam metode yang dikenal adalah metode discovery.

Metode discovery dengan metode inquiry merupakan metode yang saling berkaitan. Inquiry artinya penyelidikan, sedang discovery artinya penemuan. Melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan (L.M. Azhar;1993).

Agar pembelajaran IPS dengan metode discovery dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Siswa diarahkan ke pokok permasalahan yang akan dicari jawabannya atau ditemukan jalan keluarnya. Untuk ini maka guru harus menjelaskan tujuan serta permasalahannya sampai siswa benar-benar memahaminya. b. Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa untuk

berdiskusi, bertanya, atau mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban. Peranan guru di sini adalah membatasi agar siswa jangan sampai keluar dari pokok permasalahan.

c. Guru diharapkan mampu memberikan pertanyaan pancingan bilamana siswa dinilai kurang mampu menganalisis masalah.

d.Guru tidak memberikan jawaban langsung terhadap masalah yang dihadapi.

Discovery merupakan metode yang dipandang memiliki kadar yang tinggi dalam pendekatan keterampilan proses karena menekankan siswa memproses perolehannya. Penyelidikan dilakukan siswa berdasarkan petunjuk guru. Petunjuk diberikan umumnya dalam bentuk pertanyaan membimbing. Dari jawaban siswa, guru mengajukan pertanyaan melacak dengan maksud mengarahkan siswa kekesimpulan yang diharapkan.

Melalui metode discovery diharapkan pembelajaran yang dilakukan guru mudah diingat, sajian materi pelajaran lebih bermakna, mempunyai arti dan menarik bagi siswa, dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam usaha menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan materi pelajaran yang akan dibahas dalam suatu

Bab 4 Gugus I lmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar skenario pembelajaran tentu bukan hal yang mudah, oleh karena itu dicoba dengan matriks perbandingan.

Matriks perbandingan adalah berupa matrik yang memuat beberapa kolom yang berisi wilayah yang dipelajari secara simultan dari beberapa aspek, seperti aspek geografi, aspek sosial ekonomi, aspek kerjasama antarwilayah dan seterusnya.

Dalam operasional pembelajaran dengan matrik perbandingan ini, siswa dilibatkan secara aktif, yaitu dimulai dari penjelasan oleh guru, penugasan pada siswa untuk mengisi kolom-kolom matrik dari buku teks yang dipelajari, kemudian tanya- jawab atau diskusi untuk dapat mengisi kolom-kolom pada matrik. Melalui cara ini secara tidak langsung siswa diarahkan mempelajari buku teks yang dimiliki agar dapat mengisi kolom-kolom pada matrik dari setiap aspek wilayah yang dibahas dalam pembelajaran. Ini berarti siswa dilibatkan secara aktif dengan belajar secara sistematis terpimpin. Selain itu dengan tanya-jawab guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keberanian, keterlibatan, dan pemahaman dalam proses pembelajaran. Melalui proses pencarian jawaban atau penugasan mandiri, tingkat keberanian dan keterlibatan siswa terus dipupuk, sehingga lama kelamaan partisipasi siswa dalam pembelajaran terus meningkat. Ini berarti metode discovery dengan matrik perbandingan dapat menghidupkan suasana kelas sehingga pembelajaran dapat menarik, mudah dipahami, dan dinikmati oleh siswa (Sugiyanto dalam Mukino;2005).

Langkah-langkah penggunaan matriks perbandingan dalam pembelajaran di kelas menurut Sugiyanto dalam Mukino (2005) adalah: a. Apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran khusus;

b. Pemasangan peraga berupa matrik perbandingan yang masih kosong dan peta wilayah yang akan dibahas;

c. Penjelasan oleh guru tentang aspek-aspek yang dibahas untuk setiap wilayah;

d. Pembagian lembar kerja siswa berupa matrik perbandingan kepada siswa (jika diperlukan);

e. Pengisian data oleh siswa baik secara individu maupun kelompok; f. Pengisian data oleh siswa baik secara individu maupun secara

kelompok pengisian jawaban pada kolom-kolom matrik peraga di depan kelas oleh siswa secara bergantian, termasuk mengisi kolom kesimpulan;

g. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dipahami; dan

h. Mengadakan post tes sebagai evaluasi.

MENJADI GURU YANG I LMUWAN & I LMUWAN YANG GURU

Melalui matriks perbandingan ini siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari sehingga pada akhirnya pemahaman siswa tentang materi pelajaran dapat meningkat.

Materi negara-negara tetangga dapat dikategorikan sebagai materi pelajaran yang bersifat pengetahuan, karena materinya berupa fakta dan data tentang aspek geografis, sosial budaya dan ekonomis. Hal yang penting dalam membelajarkan materi pelajaran yang berupa fakta dan data adalah bagaimana pengetahuan tersebut dipelajari agar proses penyimpanan pengetahuan dapat tahan lama berada dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu mudah dipanggil jika diperlukan.

Pada saat ini metode menemukan sendiri (discovery) dipandang sebagai teknik yang paling berguna dalam mengajar konsep. Bagian yang paling penting dari bentuk mengajar ini adalah agar siswa dapat memperoleh konsep sendiri dengan menyimpulkan dari data utama di bawah bimbingan guru (Abdul Aziz Wahab;2007).

Metode discovery dengan matrik perbandingan dalam operasionalnya meningkatkan interaksi antara siswa sebagai subyek yang belajar dan guru sebagai pembimbing. Dalam proses pembelajaran interaksi yang terbina dengan baik dapat meningkatkan daya tarik dan minat siswa untuk aktif dan berperan serta dalam pembelajaran tersebut, sehingga pada akhirnya pemahaman tentang materi yang sedang dipelajari akan menunjukkan peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas hasil akhir.

Berdasarkan kajian teori di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Metode discovery dengan matrik perbandingan dapat meningkatkan prestasi belajar tentang materi negara-negara tetangga pada siswa kelas VI E SDN 02 Cakranegara, Kota Mataram tahun pelajaran 2008/2009.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Cakranegara kelas VI E. Pemilihan kelas VI E sebagai lokasi penelitian karena di kelas ini sebagian besar hasil ulangan IPS pada materi Negara-negara tetangga masih rendah, kurang dari KKM yang ditetapkan, yaitu 65.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009. Materi yang diteliti adalah kompetensi dasar membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga. Materi ini biasanya diberikan pada bulan Agustus, oleh karena itu peneliti

merencanakan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun pelajaran 2008/2009. Subyek yang diteliti adalah pemahaman siswa tentang materi negara-negara tetangga.

Data yang dikumpulkan berupa data Prestasi Belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai mata pelajaran yang diberikan guru. Prestasi belajar biasanya dikaitkan dengan tes hasil belajar. Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan cara melakukan tes yang dirancang guru sesudah materi pelajaran diberikan. Kegiatan observasi digunakan untuk mengumpulkan data sebagai bahan untuk refleksi dan analisis. Observasi selain dilakukan oleh guru peneliti, juga dibantu oleh guru lain untuk mendapatkan data yang rinci dan akurat.

Indikator keberhasilan yang digunakan pada penelitian tindakan kelas iniadalah 85% siswa dari 34 siswa mengalami ketuntasan belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS 65. Jadi apabila 29 anak atau lebih memperoleh nilai 65 atau di atas 65 maka target prestasi dikatakan berhasil. Nilai ulangan siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes.

Rumus penilaian adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen MENJADI GURU YANG ILMUWAN ILMUWAN YANG GURU (Halaman 168-172)

Garis besar

Dokumen terkait