• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN

3.5. Implementasi dan Evaluasi Catatan perkembangan Tn. M

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Tanggal 4 Agustus 2015

1. Melakukan anamnesa pada pasien Tn. M

2. Melakukan pengkajian umum tentang kekuatan otot 3. Melakukan vital sign

sebelum dan sesudah dilakukan latihan rentang gerak sendi

4. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif

S:

 klien mengatakan kaki sebelah kanan tidak bisa digerakkan karena kaki kanannya tiba-tiba membengkak dan berisi cairan nanah.

O:

 kesadaran composmentis, pasien tampak lemah.

 TTV: TD: 130/90, HR: 92x/I, RR:24x/menit, T: 37,50C, hasil pengkajian kekuatan otot dengan menggunakan goniometri dorsofleksi : 240,

plantarfleksi : 500.

A: Gangguan mobilitas fisik belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan

 Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif dan mengubah posisi pasien. Tanggal 5 Agustus 2015

1. Melakukan pengkajian kekuatan otot

2. Melakukan vital sign sebelum dan sesudah dilakukan terapi latihan rentang gerak sendi

3. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif

4. Memberi penkes pada

keluarga dan pasien tentang manfaat latihan rentang gerak sendi

S:

 klien mengatakan kaki sebelah kanan sudah mulai bisa digerakkan dengan dibantu keluarga. O:

 kesadaran composmentis, pasien dan keluarga sangat kooperatif, keluarga dan pasien mampu menjelaskan ulang penjelasan yang disampaikan oleh perawat.

 TTV: TD: 130/70, HR: 90x/I, RR:22x/menit, T:370C, hasil pengkajian kekuatan otot dengan menggunakan goniometri gerakan dorsofleksi : 260 , plantarfleksi : 500

A: Masalah teratasi sebagian terlihat dari pasien mau berusaha mengangkat kaki kanannya.

P: Intervensi dilanjutkan

 Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif dan memberikan penkes pada keluarga dan pasien. Tanggal 7 Agustus 2015

1. Melakukan pengkajian kekuatan otot

2. Melakukan pengkajian sebelum dan sesudah dilakukan terapi latihan rentang gerak sendi

3. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif

S:

 klien mengatakan kaki sebelah kanan sudah bisa digerakkan tetapi masih dibantu oleh keluarga. O:

 Kesadaran composmentis, pasien terlihat sudah tidak lemas, pasien dan keluarga sangat kooperatif.

 TTV: TD: 130/70, HR: 88x/I, RR: 22x/menit, T:37,00C, hasil pengkajian kekuatan otot dengan menggunakan goniometri gerakan dorsofleksi : 280 , plantarfleksi : 520

A: Masalah teratasi sebagian dilihat dari kekuatan otot kaki meningkat 15.

P: Intervensi dilanjutkan

gerak sendi pasif. Tanggal 8 Agustus 2015

1. Melakukan pengkajian kekauatan otot

2. Melakukan vital sign sebelum dan susudah dilakukan latihan rentang gerak sendi

3. Melakukan latihan rentang gerak sendi

S:

 klien mengatakan kaki sebelah kanan sudah bisa digerakkan tetapi masih dibantu keluarga. O:

 kesadaran composmentis, pasien terlihat sudah tidak lemas, pasien dan keluarga sangat kooperatif.

 TTV: TD: 130/70, HR: 88x/I, RR: 20x/I, T: 37,00C, hasil pengkajian dengan kekuatan otot dengan menggunakan goniometri gerakan dorsofleksi : 280 , plantarfleksi : 550

A: Masalah teratasi sebagian terlihat dari kekuatan otot kaki 15 dan keluarga juga sudah mampu melakukan gerakan latihan rentang gerak sendi. P: Intervensi dilanjutkan

 Memberikan penkes kepada keluarga dan pasien.

2. Tanggal 4 Agustus 2015

1. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif

2. Memberikan posisi kaki terhindar dari tekanan 3. Menganjurkan klien untuk

mengkonsumsi 3 butir putih telur/hari

4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebrsihan kulit dan kelembapan kulit pasien dengan

menggunakan lotion

S:

 Klien mengatakan luka di kaki kanan (pedis dextra) nyeri seperti ditusuk dan berdenyut dan kulit disekitarnya terasa kering dan gatal.

O:

 Luas luka pada pedis dextra 7x7 cm

 Kulit daerah sekitar kering.

(pelembap). terdapat jaringan nekrotik.

 Terdapat pus (eksudat tipe serosa) dipinggiran luka nekrotik.

 Luka ditutup dengan wound dress (kassa lembap). A: Masalah teratasi sebagian, hal

ini disebabkan luka diabetikum pada bagian nektrotik belum dilakukan tindakan debridement sehingga pertumbuhan jaringan baru tidak maksimal.

P: Intervensi dilanjutkan

 Pantau keadaan umum klien

 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi banyak putih telur

 Anjurkan menjaga kelembapan kulit dengan penggunaan lotion.

 Lakukan perawtan luka lembap.

Tanggal 5 Agustus 2015

1. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif dan mengajarkan kepada keluarga untuk dapat melakukannya secara mandiri.

2. Memberikan posisi kaki terhindar dari tekanan. 3. Menganjurkan klien untuk

mengkonsumsi 3 butir telur/hari.

4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan kulit dan kelembapan kulit pasiendengan menggunakan lotion (pelembap).

S:

 Keluargapasien mengatakan sudah mengetahui langkah-langkah latihan rentang gerak sendi yang diajarkan perawat dan akan

membantu ayahnya melakukan disaat perawat tidak ada.

 Pasien mengatakan kaki terasa lebih ringan, nyaman dan mudah digerakkan setelah dilakukan latihan rentang gerak sendi. O:

 Klien dapat melakukan latihan rentang gerak sendi pasif dengan bantuan perawat.

 Luas luka pada pedis dextra 7x7 cm.

 Kulit daerah sekitar kering.

 Dasar luka kuning dan terdapat jaringan nekrotik.

 Luka ditutup dengan wound dress (kassa lembap).

 Anak pasien memberikan lotion untuk menghindari kulit pasien bertambah kering.

A: Masalah teratasi sebagian, hal ini disebabkan luka diabetikum pada bagian nekrotik belum dilakukan tindakan debridement, namun dengan tindakan latihan rentang gerak sendi yang dilakukan pasien merasa kakinya terasa lebih ringan dan tidak kaku.

P: Intervensi dilanjutkan

 Pantau keadaan umum klien

 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi banyak makan putih telur.

 Anjurkan klien

Menggunakan alas kaki yang lembut saat beraktivitas diluar rumah. Tanggal 7 Agustus 2015

1. Melakukan latihan rentang gerak sendi pasif.

2. Memberikan posisi kaki terhindar dari tekanan. 3. Memotivasi klien untuk

mengkonsumsi 3 butir putih telur/hari.

4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kulit dan kelembapan kulit pasien dengan menggunakan lotion (pelembap).

S:

 Klien mengatakan luka diabetikumnya nyeri tetapi nyerinya jauh lebih ringan dari pada sebelumnya. O:

 Pus sudah berkurang namun luka nekrotik masih ada.

 Luka ditutup dengan wound dress (kassa lembap).

 Kulit kering dan merah disekitar luka tampak

berkurang.

A: Masalah teratasi sebagian, pertumbuhan jaringan belum maksimal karena masih terdapat luka nekrotik. P: Intervensi dilanjutkan

 Pantau keadaan umum klien

 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi banyak putih telur.

 Anjurkanklienmenggunakan alas kaki yang lembut saat beraktivitas diluar rumah. Tanggal 8 Agustus 2015

1. Melakukan latihan rentang gerak sendipasif

2. Memberikan posisi kaki terhindar dari tekanan 3. Memotivasi klien untuk

mengkonsumsi 3 butih telur/hari.

4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan kulit dan kelembapan kulit pasiendengan menggunakan lotion (pelembap).

5. Memberikan penkes pada pasien dan keluarga tentang perawatan kaki diabetik.

S:

 Klien mengatakan luka diabetikumnya tidak ada nyeri.

O:

 Pus berkurang namun luka nekrotik masih ada.

 Luka ditutup dengan wound dress (kassa lembap).

 Kulit kering dan merah disekitar luka berkurang. A: Masalah teratasi sebagian,

pertumbuhan jaringanbelum maksimal sembuh karena masih terdapat luka nekrotik.

P: Intervensi dilanjutkan

 Pantau keadaan umum klien

 Anjurkan klien untuk mengkonsumsi banyak putih telur.

 Anjurkan klien

menggunakan alas kaki yang lembut saat

beraktivitas diluar rumah.

mengulangi penjelasan yang diberikan perawat.

3. Tanggal 4 Agustus 2015

1. Mengukur tanda-tanda vital 2. Mengkaji intensitas dan

karakteristik nyeri yang dirasakan klien: lokais, durasi, penyebab, regio, dan kualitas nyeri.

3. Memberikan posisi yang nyman.

4. Mengajarkan klien manajemen nyeri

nonfarmakologis yaitu tarik nafas dalam dan distraksi.

S:

 Klien mengatakan nyeri belum berkurang.

 Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk dan frekuensi hilang timbul.

 Wajah meringis. O:  TTV: TD: 130/90, HR: 92x/I, RR:24x/menit, T:37,50C  Skala nyeri: 4

 Kualitas nyeri seperti tertusuk-tusu.

A: Masalah belum teratasi. Hal in disebabkan karena intervensi yang diberikan belum maksimal oleh karena itu efek belum terlihat.

P: intervensi dilanjutkan

 Pantau vital sign klien

 Lakukan manajemen nyeri imajinasi terbimbing. Tanggal 5 Agustus

1. Mengkaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan klien, lokais, durasi, regio, penyebab dan kualitas nyeri.

2. Memberikan posisi yang nyaman. 3. Mengajarkan klien manajemen nyeri nonfarmakologis yaitu imajinasi termbimbing. 4. Kolaborasikan S:

 Klien mengatakan nyeri sudah berkurang. O:

 TTV: TD: 130/70, HR: 90x/I, RR:22x/menit, T:370C, skala nyeri: 3

 Nyeri terasa saat luka dibersihkan.

A: Masalah teratasi sebagian. Hal ini dikarenakan intervensi yang diberikan belum maksimal oleh

dalam pemberian medikasi

analgesik.

karena itu efek yang dari intervensi hanya terlihat sebagian.

P: intervensi dilanjutkan

 Pantau vital sign klien

 Motivasi pasien dalam penggunaan teknik

manjemen nyeri jika nyeri muncul.

Tanggal 7 Agustus 2015 1. Mengkaji intensitas dan

karakteristik nyeri yang dirasakan klien: lokasi, durasi, regio, penyebab, dan kualitas nyeri.

2. Memotivasi klien untuk menggunakan teknik manjemen nyeri yang sudah diajarkan saat nyeri muncul.

3. Kolaborasi

dalam pemberian medikasi pada klien.

S:

 Klien mengatakan nyeri berkurang.

 Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk tidak dirasakan lagi.

O:

 TTV: TD: 130/70, HR: 88x/I, RR:22x/menit, T:370C, skala nyeri:3 A: Masalah teratasi sebagian. Hal

ini disebabkan karena intervensi yang diberikan belum maksimal. P: Intervensi dilanjutkan

 Pantau tanda-tanda vital

 Pantau intensitas nyeri Tanggal 8 Agustus 2015

1. Mengkaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan klien: lokasi, durasi, regio, penyebab, dan kualitas nyeri.

2. Memotivasi klien untuk menggunakan teknik manajemen nyeri yang sudah diberikan saat nyeri muncul.

3. Kolaborasi

4. dalam pemberian medikasi S:

 Klien mengatakan tidak merasakan nyeri.

 Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk tidak dirasakan lagi.

O:

 TTV: TD: 130/70, HR: 88x/I, T: 370 C, RR: 20x/menit, skala nyeri: 2 A: Masalah teratasi. Hal ini

analgesik. disebabkan karena intervensi yang diberikan untuk mengatasi nyeri dan luka sudah maksimal oleh karena itu efek yang terjadi sudah dapat terlihat.

Pengkajian Keperawatan

I. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab a. Identitas Klien

Nama : Tn E

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 72 tahun

Status Perkawinan : Menikah Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pensiunan Perumnas

Suku : Batak

Alamat : Jl. Mangonsidi 2 No.30 Tanggal Masuk RS : 22 Agustus 2015 No.Register : 00.50.79.98 Ruangan/Kamar : RA 2/ I-1

Tanggal Pengkajian : 27 Agustus 2015 Diagnosa Medis : Diabetes Melitus tipe II b. Penanggung Jawab

Nama : Tn.T

Hubungan dengan Klien : Anak

Pekerjaan : Tidak Ada

Alamat : Jl.Mangonsidi 2 No.30

II. Keluhan Utama

Tn. E mengatakan saat ini mengeluh nyeri, merasa ngilu pada kedua kaki dan lututnya kiri dan kanan dan sulit digerakkan. Tn. E tidak dapat langsung berdiri apabila dari posisi tidur terutama pada pagi hari saat bangun tidur. Tn. E juga menderita penyakit diabtes mellitus selama 25 tahun.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang A. Provocative/Palliative

1. Apa penyebabnya: Tn. E tidak mengetahui penyebab dari penyakitnya.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat dan tidak melakukan kegiatan berat yang dapat membahayakan kondisinya.

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan: Nyeri

2. Bagaimana dilihat : Tn. E nengelus-ngelus kakinya sampai nyerinya hilang.

C. Region

1. Dimana lokasinya : Kedua lututnya kiri dan kanan 2. Apakah menyebar : tidak

D. Severity (menganggu aktivitas): iya

E. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya): timbul

pada pagi hari saat bangun tidur dan tidak dapat langsung berdiri apabila dari posisi tidur.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

A. Penyakit yang pernah dialami : Selain penyakit diabetes mellitus klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit berbahaya maupun memiliki penyakit keturunan.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : klien selama ini hanya berobat kepuskesmas.

C. Pernah dirawat/dioperasi : klien tidak pernah dirawat dirumah sakit.

D. Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan.

V. Riwayat Kesehatan Keluarga

A. Orang tua : Orang tua Tn. E sudah meninggal dan tidak memiliki riwayat penyakit.

B. Saudara kandung : Saudara kandung Tn. E dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit DM

C. Penyakit keturunan yang ada : Tidak ada penyakit keturunan yang dimiliki keluarga Tn. E

D. Anggota keluarga yang meninggal : Tidak ada anggota keluarga inti yang meninggal E. Genogram Keterangan : : Perempuan : Laki-laki : Meninggal : Tinggal serumah

VI. Riwayat/Keadaan Psikososial

A. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

B. Persepsi klien tentang penyakitnya : Klien mengatakan bahwa mau sehat ataupun sakit kita tetap harus bersyukur.

C. Konsep diri 1. Body image : Baik

2. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan kembali berkumpul dengan keluarga

3. Harga diri : Baik

4. Peran diri : Klien sebagai kepala rumah tangga

5. Personal identity : Klien sebagai tulang punggung keluarga. D. Keadaan emosi : Stabil

E. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara : Klien terbuka terhadap lawan

bicara.

F. Hubungan dengan orang lain : Klien tampak ramah dengan pasien dan keluarga pasien yang berada dalam satu ruangan dengan klien

G. Hubungan dengan saudara : Klien memiliki hubungan yang baik dengan saudara-saudaranya

H. Kegemaran : Membaca koran.

I. Daya Adaptasi : Klien mampu beradaptasi dengan ruangan, pasien dan keluarga pasien yang lain

J. Mekanisme pertahanan diri : Selalu berusaha untuk tidak sakit dan tidak menyulitkan orang disekitarnya dan selalu berdoa memohon kesembuhan.

VII. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum

Klien Compos Mentis, emosi stabil, mengeluh nyeri pada kedua lutut kanan dan kiri, serta sering terbangun tengah malam.

B. Tanda-Tanda Vital

Suhu tubuh : 36,5 0 C, Nadi : 78 x/menit, TD : 150/90mmHg,RR : 22x/menit, TB:167cm, BB: 72 kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher 1. Kepala dan rambut

Kepala

a. Bentuk : bulat dan simetris b. Ubun-ubun : keras

c. Kulit kepala : bersih

Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : merata b. Bau : rambut tidak berbau

c. Warna rambut : putih Wajah

a. Warna kulit : kuning langsat b. Struktur wajah : oval

2. Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata kanan-kiri lengkap dan simetris

b. Palpebra : tidak ada peradangan pada palpebra

c. Konjungtiva dan sklera : baik, anemia (-), tidak ada perdarahan pada konjungtiva

d. Pupil : pupil isokor, respon cahaya (+)

e. Cornea dan iris :tidak ada peradangan, iris berwarna hitam, respon cahaya (+)

f. Visus : baik

g. Tekanan bola mata : tidak ada nyeri saat diberi tekanan pada bola mata, tekanan bola mata sama antara mata kiri dan kanan

3. Hidung

a. Tulang hidung/posisi septum nasi : posisi septum nasi berada di medial

b. Lubang hidung : lubang hidung kanan-kiri simetris,sekret (-), peradangan (-), perdarahan (-)

c. Cuping hidung : tidak terlihat pernafasan cuping hidung 4. Telinga

a. Bentuk telinga : normal, simetris kanan-kiri b. Ukuran telinga : normal

c. Lubang telinga : serumen dalam batas normal, tidak ada peradangan, perdarahan (-)

d. Ketajaman pendengaran : pendengaran baik 5. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering, pucat (-) b. Keadaan gigi dan gusi : gigi bersih, gusi berdarah (-)

c. Keadaan lidah : bersih, tidak ada lesi, berwarna merah jambu d. Orofaring : uvula berada di medial

6. Leher

a. Posisi trakea : berada di tengah

b. Thyroid : pembesaran kelenjar thyroid (-) c. Suara : suara jelas

d. Kelenjar limfe : pembesaran (-)

e. Vena jugularis : tidak ada peningkatan pada vena jugularis f. Denyut nadi karotis : teraba

D. Pemeriksaan Integumen

1. Kebersihan : klien tampak bersih 2. Hangatan : akral hangat 36,5 0 C 3. Warna : warna kulit kuning langsat

4. Turgor : turgor kulit kembali lambat, CRT> 3” 5. Kelembaban : kulit klien kering

6. Kelainan pada kulit : tidak ada E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

1. Ukuran dan bentuk payudara : normal, simetris kanan-kiri, tidak ada benjolan

2. Warna payudara dan areola : sesuai dengan warna kulit, areola pigmentasi

3. Kelainan payudara dan puting : tidak ada kelainan pada payudara dan putting

F. Pemeriksaan Thoraks dan Dada 1. Inspeksi thoraks

a. Bentuk thoraks : normal b. Pernafasan

Frekuensi : 18x/menit Irama : reguler 2. Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : fremitus taktil b. Perkusi : sonor

c. Auskultasi

 Suara nafas : vesikuler  Suara ucapan : jelas

 Suara tambahan : tidak ada suara tambahan pada paru 3. Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : tidak terlihat kardiomegali b. Palpasi

 Pulsasi : normal c. Auskultasi

 Bunyi jantung : bunyi jantung S1 dan S2 normal  Bunyi tambahan : tidak ada bunyi tambahan  Frekuensi : 78 x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen 1. Inspeksi

a. Bentuk abdomen : soepel

b. Benjolan/ Massa : tidak ada benjolan c. Bayangan pembuluh darah : (-) 2. Auskultasi

a. Peristaltik usus : 10x/menit b. Suara tambahan : tidak ada 3. Palpasi

a. Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan pada abdomen b. Benjolan/massa : tidak teraba massa pada abdomen c. Hepar : tidak ada hepatomegali

4. Perkusi

a. Suara abdomen : timpani

b. Pemeriksaan ascites : tidak ada tanda ascites H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya 1. Genitalia

a. Rambut pubis : rambut pubis (+) 2. Anus dan perineum

a. Lubang anus : lubang anus normal b. Kelainan pada anus : tidak ada c. Perineum : tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstermitas 1. Kesimetrisan otot : simetris kanan-kiri

2. Pemeriksaan edema : ada edema pada tungkai kanan 3. Kekuatan otot : kekuatan otot baik, nilai skor = 5

4. Kelainan pada ektermitas dan kuku : tidak ada terlihat tanda-tanda infeksi

J. Pemeriksaan neurologi

1. Tingkat kesadaran : GCS= 15, E= 4 M= 6, V=5 2. Meningeal sign : tidak ada kaku kuduk

3. Status mental

a. Kondisi emosi/perasaan : stabil

b. Orientasi :orientasi waktu, tempat, orang baik c. Proses berpikir : tidak ada masalah

d. Motivasi (kemauan) : ingin cepat sembuh e. Persepsi : baik ingin cepat sembuh f. Bahasa : Bahasa Indonesia

4. Nervus cranialis

Nervus I-XII : Normal VIII. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

1. Pola tidur dan kebiasaan a. Waktu tidur : tidak menentu

b. Waktu bangun : tidak menentu

c. Masalah tidur : klien mengatakan sulit tidur dimalam hari d. Hal-hal yang mempermudah tidur : keadaan yang tenang

e. Hal-hal yang mempermudah bangun : sering terbangun pada malam hari ketika tidur untuk buang air kecil dan sulit kembali tidur. 2. Pola eliminasi

a. BAB

Pola BAB : 1x sehari dengan konsistensi padat Penggunaan laksatif : tidak ada

Karakter feses : normal BAB terakhir : pagi

Riwayat perdarahan : tidak ada Diare : tidak ada

b. BAK

Pola BAK : 6-8x sehari Inkontinensia : tidak ada Karakter urin : kuning jernih Retensi : tidak ada

Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada Riwayat penyakit ginjal : tidak ada

Penggunaan diuretic : tidak ada Upaya mengatasi masalah : tidak ada 3. Pola makan dan minum

a. Gejala (subjektif) :

Diet : klien mengkonsumsi makanan dari rumah sakit dengan diet DM.

Jumlah makan per hari : 3 kali/hari Pola diet : makanan biasa

Kehilangan selera makan : klien mengatakan nafsu makan tidak berkurang.

Alergi/intoleransi makanan : tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.

Klien mengatakan sering minum dengan frekuensi ±4 kali, di siang hari 1-2kali, di malam hari 5-6 kali/hari jadi dalam satu hari sebanyak 6-8 kali karena sering merasa haus dan biasanya menghabiskan 1 gelas (250cc) sekali minum.

b. Tanda (Objektif):

Berat badan biasa : 72 kg Tinggi badan : 167 cm Bentuk tubuh : gemuk

c. Waktu pemberian makan : pagi, siang , malam d. Jumlah dan jenis makanan : makanan biasa 1 porsi

e. Waktu pemberian cairan : klien minum kurang lebih 5-6 gelas/hari

f. Masalah makan dan minum : tidak ada Kesulitan mengunyah : tidak ada

Kesulitan menelan : tidak ada

Tidak dapat makan sendiri : klien dapat makan sendiri g. Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah 4. Pola kegiatan/aktivitas

Klien masih bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain

Pemeriksaan Penunjang Tn. E

Pemeriksaan Hasil Rujukan

Hematologi Darah Lengkap Haemoglobin Eritrosit Leukosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV PCT PDW Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Basofil Neutrofil abs Limfosit abs Monosit abs Eosinofil abs Basofil abs Hati Albumin Metabolisme KH Gula darah puasa Gula darah 2 jam PP Hb-A1 7,00 g% 2,52x 106/mm6 10,58 x 103/mm3 18,70% 134 x 103/mm3 74,20 fl 27,80 pg 37,40 g % 13,10 % 10,20 fl 0,68 % 12,6 fl 66,50 % 5,50 % 6,70 % 0,20 % 0,100% 27,99 x 103/ μL 1,75 x 103/ μL 1,79 x 103/ μL 0,06 x103/ μL 0,04 x 103/ μL 1,4 g/ dl 214 mg/dl 278 mg/dl 6,5 % 11,7-15,5 4,20-4,87 4,5-11,0 43,0-49,0 150-450 85-95 28-32 33-35 11,6-14,8 7,0-10,6 37-80 20-40 2-8 1-6 0-1 2,7-6,5 1,5-3,7 0,2-0,4 0-0,10 0-0,1 3,5-5,0 70-120 <200 4,8-8,9 %

3.2 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS:

- Klien mengatakan nyeri pada lutut kanan dan kiri. Nyeri bersifat hilang timbul, nyeri dirasakan pada pagi hari ketika bangun tidur, saat berjalan dan melakukan aktivitas berat.

DO:

- Klien tampak meringis. - Skala nyeri 4 - TTV : TD : 150/90mmhg, HR:78x/menit, RR:18x/menit, T :36,5 0C Proses penuaan ↓

Jumlah sel pankreas menurun ↓ Defisiensi insulin ↓ Hiperglikemia ↓ Fleksibilitas darah merah ↓ Pelepasa O2 ↓ Hipoksia perifer ↓ Gangguan rasa nyaman : nyeri Gangguan rasa nyaman : nyeri 2. DS:

- Klien mengatakan kedua lutut kanan dan kiri tidak bisa digerakkan.

DO:

- Klien tampak lemah - TTV : TD: 150/90mmHg,

HR :78x/menit, RR : 22x/menit, T : 36,50 C

Diabetes Mellitus ↓

Kondisi lutut yang susah digerakkan ↓ Penurunan kekuatan otot Gangguan mobilisasi fisik Gangguan mobilisasi fisik

3. DS:

- Klien mengatakan sering BAK pada malam hari. - Setiap bangun tidur pada

pagi hari kedua lutut sering nyeri dan tidak mengetahui penyebab penyakitnya. - Klien mengatakan pernah

melakukan pemeriksaan kesehatan yang terkait dengan test gula darah hanya apabila klien merasa tidak enak badan

DO:

- Klien banyak bertanya kepada perawat mengenai informasi tentang penyakitnya. Diabetes mellitus ↓ Kurang informasi mengenai penyakit diabetes mellitus ↓ Kurang pengetahuan tentang penyakitnya Kurang pengetahuan 3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada kedua ekstremitas bawah kanan dan kiri ditandai dengan klien mengatakan kedua lututnya nyeri setiap bangun tidur pada pagi hari, skala nyeri 4 dan klien tampak meringis.

2.Kurang pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus berhubungandengan kurangnya informasi tentang penyakit diabetes mellitus ditandai dengan klien banyak bertanya tentang penyakit diabetes mellitus, klien tidak mengetahui penyebab dari penyakit yang dialaminya dan cara penangannya.

3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan diabetes mellitus, kondisi lutut kanan dan kiri gilu dan sulit digerakkan ditandai dengan Tn. E tampak lemah, TTV : 150/90 mmHg, HR: 78x/menit, RR: 22x/menit, T: 36,50C.

Diagnosa keperawatan

Tujuan/Kriteria

Hasil Intervensi Rasional

Gangguan rasa nyaman : nyeri Diharapkan nyeri hilang atau terkontrol, dengan kriteria hasil : 1. Klien terlihat rileks 2. Nyeri berkurang 3. Peningkatan kenyamanan 4. Berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan 1. Kaji faktor penyebab nyeri, skala nyeri (0-10), durasi, frekuensi, lokasi dan intensitas. Catat faktor-faktor memperberat nyeri dan perhatikan ekspresi nonverbal klien terhadap nyeri. 2. Berikan tindakan yang dapat memberikan kenyamanan seperti: kompres air panas atau dingin, mesase, perubahan posisi, istirahat, menggunakan kasur busa, bidai dan teknik relaksasi. 3. Dorong klien untuk mengutarakan perasaanya tentang nyeri 1. Membantu untuk mnetapkan intervensi yang tepat untuk dilakukan kepada klien

2. Meningkatkan hormon endorfin pada klien sehingga klien merasa rileks dan nyeri berkurang.

3.Memberikan rasa nyaman klien untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.

serta sifat kronik penyakitnya 4. Kolaborasi pemberian terapi. 4. Pemberian analgetik memberikan efek dilatasi pembuluh darah yang dapat mengurangi nyeri 2. Gangguan mobilisasi fisik Diharapkan terjadi peningkatan mobilisasi fisik, dengan kriteria hasil :

klien dan keluarga mau berpartisipasi secara aktif melakukan latihan rentang gerak sendi aktif (ROM).

1. Anjurkan untuk melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) tiap shift dan mobilisasi. 2. Ubah posisi

setiap 2 jam sekali

3. Berikan penkes pada pasien dan keluarga tentang latihan rentang gerak sendi.

1. Meningkatkan aliran darah ketubuh

2.Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah.

3.Memberikan informasi kepada keluarga akibat

Dokumen terkait