Ada banyak tahapan dalam siklus kebijakan dan salah satu siklus tahapan yang penting dalam sebuah kebijakan adalah implementasi dari kebijakan itu sendiri. Implementasi dalam praktiknya sering dianggap hanya sebagai pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para pengambil keputusan, terkadang tahapan ini dianggap kurang berpengaruh. Akan tetapi pada kenyataannya, tahapan implementasi merupakan bagian yang sangat penting karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dilaksanakan dengan baik dan benar. Dengan kata lain dapat dikatan bahwa implementasi merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal untuk mencapai tujuan dari kebijakan itu sendiri.
Suatu kebijakan tidak mempunyai arti tanpa tindakan-tindakan riil yang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang ada seperti program, kegiatan atau proyek. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi kebijakan menurut Nugroho, (2004: 163) yaitu:
commit to user
a. Implementasi strategi yaitu kebijakan dapat langsung dilaksanakan atau memerlukan kebijakan turunan sebagai kebijakan pelaksanan.
b. Pengorganisasian, yaitu merumuskan prosedur implementasi, yang diatur dalam model dasar mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan.
c. Penggerakan dan kepemimpinan, yaitu melakukan alokasi sumber daya, menyesuaikan prosedur implementasi dengan sumber daya yang digunakan, saat kebijakan pada fase ini sekaligus diberikan pedoman diskresi atau ruang gerak bagi individu pelaksana untuk memilih tindakan sendiri yang otonom dalam batas wewenang apabila menghadapi situasi khusus dan menerapkan prinsip-prinsi dasar good governance.
d. Pengendalian, yaitu mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan proses monitoring secara berkala.
Menurut Tachjan (2006: 35) hal-hal atau program yang harus dilakukan dalam implementasi kebijakan adalah sebagai berikut:
a. Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu.
b. Melaksanakan (aplication) program dengan mendayagunakan struktur-struktur dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang tepat.
c. Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana pengawasan yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan.
Hal-hal atau program maupun kegiatan yang harus diperhatikan dalam implementasi kebijakan yaitu:
a. Menyusun strategi atau desain.
Sebelum benar-benar dilaksanakan, Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014 memerlukan kebijakan turunan. Dalam hal ini harus dilakukan dengan cara dengan cara menentukan prosedur yang digunakan, perumusan tugas, tujuan, biaya dan waktu. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
commit to user
Hal pertama yang dilakukan sekolah sebelum benar-benar melaksanakan kebijakan pendidikan gratis SMA Negeri se kabupaten Sukoharjo yakni dengan melakukan sosialisasi tentang pendidikan gratis, mendata jumlah siswa yang berhak mendapatkan bantuan, membuat proposal untuk pengadaan maupun perbaikan sarana dan prasana serta melaporkannya ke pemerintah. Selanjutnya sekolah membuat RAKS dan RAB yang disesuaikan dengan petunjuk teknis maupun peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. RAKS dan RAB inilah yang digunakan sebagai prosedur dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan gratis. RAKS dan RAB juga mempertimbangkan jumlah dana yang diterima.
2) Perincian Tugas
Pada tingkat sekolah pelaksanaan pendidikan gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo dikelola oleh tim atau panitia yang terdiri dari unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah (Wakasek), guru, dan komite. Kepala sekolah dalam hal ini bertanggungjawab terhadap seluruh pengelolaan dana pendidikan gratis. Bendahara sendiri bertanggungjawab terhadap pengelolaan keuangan yang dituntuk oleh kepala sekolah yang bisa diambilkan dari perwakilan guru. Wakasek bertugas untuk memberi pertimbangan dan masukan. Peran komite sendiri yaitu untuk memberikan bantuan tenaga maupun pemikiran, pengontrol kualitas pelaksanaan program, dan sekaligus mediator antara sekolah dengan masyarakat.
3) Perumusan Tujuan
Tujuan dari diadakannya pendidikan gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua masyarakat terutama bagi masyarakat yang tidak mampu guna memperoleh
commit to user
pendidikan di tingkat SMA serta mengurangi angka putus sekolah di tingkat SMA.
4) Biaya dan Waktu
Besar dana BOS dan beasiswa yang diterima sekolah adalah sebesar Rp. 1.000.000,00/tahun/siswa atau sebesar Rp 500.000,00/semester/siswa dan disalurkan setiap semester. Kemudian untuk investasi besar dana yang diterima sekolah tergantung dari kebijakan pemerintah dengan mempertimbangkan proposal dari sekolah. Untuk mendanai kegiatan siswa seperti pensi, lomba, dan ekstrakurikuler dengan bantuan dari sponsor dan masyarakat jumlah dana yang diterima tergantung dari ketersediaan sponsor dan masyarakat.
Sekolah Menengah Atas (SMA) se Kabupaten Sukoharjo telah menyusun strategi atau desain yang merupakan kebijakan turunan dari kebijakan pendidikan berupa penentuan prosedur, perumusan tugas, tujuan, biaya dan waktu. Penggunaan prosedur, perumusan tugas, tujuan, biaya dan waktu telah dilakukan sesuai dengan mengacu petunjuk teknis dan aturan yang ada.
b. Melaksanakan kebijakan dengan mendayagunakan serta
mengorganisasikan semua sumber daya yang dimiliki.
Semua sumber daya yang dimiliki dalam implementasi kebijakan haruslah digunakan dan diorganisasikan secara maksimal supaya tercipta kesatuan dari berbagai sumber daya tersebut sehingga dapat membantu tercapainya tujuan dari kebijakan itu sendiri.
Menggunakan dan mengorganisasikan sumber daya yang dimaksud disini adalah mendayagunakan sumber daya manusia (SDM) dan dana baik berupa koordinasi, komunikasi ataupun sosialisai sesuai dengan prosedur yang digunakan. Hal ini dilakukan pada saat kebijakan
commit to user
sedang dilaksanakan agar pelaksanaan kebijakan berjalan sesuai prosedur atau pedoman yang digunakan.
Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo, semua sumber daya manusia dan dana yang dimiliki telah didayagunakan dan diorganisasikan sesuai dengan prosedur maupun pedoman yang dimiliki.
c. Melakukan monitoring atau pengawasan, pelaporan serta melakukan evaluasi.
Pengawasan atau monitoring bertujuan agar pelaksanaan dari sebuah kebijakan dapat berjalan sesuai dengan prosedur. Pengawasan juga dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan maupun penyimpangan dalam implementasi kebijakan. Dapat dikatakan pula bahwa pengawasan merupakan alat kontrol agar sebuah kebijakan bisa berjalan sesuai dengan batasan-batasan yang tertera dalam prosedur.
Pada saat Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri di implementasikan, pengawasan dilakukan oleh pihak intern maupun ekstern. Pengawasan dari pihak intern dilakukan oleh Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten melalui pengawas sekolah, sedangkan pengawasan ekstern dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA.
Pemantauan/pengawasan ini dilakukan selama kebijakan dijalankan, artinya pengawasan dapat dilakukan sewaktu-waktu atau bisa dikatakan inspeksi mendadak (sidak). Pihak sekolah juga harus siap setiap saat jika ada pengawasan yang dilakukan oleh pihak intern maupun ekstern. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui betul perkembangan, proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan.
Kemudian, untuk pelaporan BOS SMA sendiri dibedakan menjadi dua macam, yakni laporan ringkas dan laporan lengkap. Laporan lengkap terdiri berisi narasi laporan, SK Kepala Sekolah, Pertanggungjawaban penggunaan dana BOS, dan foto dokumentasi.
commit to user
Laporan ringkas terdiri dari penggunaan dana dari sisi pembelanjaan, penggunaan dana dari sisi penerimaan, dan daftar siswa miskin yang dan/atau dibantu biaya sekolahnya. Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban sekolah terhadap pemerintah.
Laporan lengkap harus ada setiap saat ketika diperiksa oleh tim audit/pemeriksa, sedangkan laporan ringkas dikirim kepada Direktorat Pembinaan SMA serta Dinas Pendidikan Kabupaten dengan tembusan Dinas Pendidikan Provinsi paling lambat 15 (lima belas) hari setelah akhir waktu pelaksanaan jatuh tempo. Laporan tersebut dinyatakan sah apabila sudah ditandatangani oleh ketua komite sekolah, kepala sekolah, dan bendahara rutin sekolah serta dilengkapi dengan stempel sekolah dan stempel komite sekolah.
Sumber dana lain seperti beasiswa, DAK, dana pendamping, sponsor dan masyarakat harus dilaporkan pada akhir pelaksanaan program atau setelah dana yang diterima dipergunakan. Setiap sumber dana dilaporkan sesuai dengan jumlah dana yang diterima.
Selama kebijakan pendidikan gratis dilaksanaan, baik pihak sekolah maupun pemerintah juga telah melakukan evaluasi. Hal ini terbukti dengan adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan pemerintah baik melalui aturan penggunaan dana, maupun perbaikan sarana dan prasarana.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam Implementasi Kebijakan