• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala-kendala yang dihadapi dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo Tahun

Ajaran 2013/2014.

Kendala utama dari pendidikan gratis ini adalah pagu dana BOS yang terbatas dimana salah satu penyebabnya adalah karena ditariknya bantuan dana operasional oleh Pemerintah Kabupaten. Terbatasnya dana ini mengakibatkan timbulnya banyak kendala-kendala lain yang tidak kalah penting. Hal ini dikarenakan sumber utama dalam kebijakan ini adalah dana, dengan terbatasnya dana ini maka akan sangat berpengaruh pada pelaksanan

commit to user

kebijakan secara umum. Adapun beberapa kendala lain yang muncul diantaranya:

a. Sarana dan prasarana kurang maksimal

Sarana dan prasana sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. Dengan adanya sarana dan prasana yang lengkap dan bermutu maka akan meningkatkan mutu dari proses pembelajaran itu pula. Secara umum sarana dan prasarana sekolah adalah alat penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, tanpa adanya sarana dan prasarana yang lengkap maka proses pembelajaran akan terganggu.

Dengan adanya kebijakan pendidikan gratis secara tidak langsung menyebabkan sarana dan prasarana kurang maksimal. Hal ini disebabkan sekolah hanya bisa menunggu dan berharap bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.

b. Kegiatan keorganisasian di Sekolah terganggu

Kegiatan keorganisasian yang dimaksud disini adalah kegiatan OSIS, Pramuka, PMR, dan organisasi lainnya yang ada di sekolah. Kegiatan organisasi di sekolah terganggu juga disebabkan oleh terbatasnya dana yang tersedia. Akibatnya beberapa kegiatan harus ditiadakan karena ketidak tersediaan dana.

c. Pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler tidak maksimal

Kegiatan ekstrakulikuler merupakan sarana siswa untuk mengembangkan karakternya. Selain mengembangkan karakter, kegiatan ekstrakulikuler juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sarana untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Tidak sedikit siswa yang bisa berprestasi dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler ini.

Kegiatan ekstrakurikuler tidak bisa berjalan maksimal dikarenakan fasilitas yang digunakan seadanya dan cenderung tidak lengkap. Hal inipun juga disebabkan oleh terbatasnya dana yang tersedia

commit to user

sehingga sekolah tidak mampu untuk memperbaiki atau memperbaharui fasilitas yang ada.

d. Fasilitas penunjang praktik siswa tidak maksimal

Siswa membutuhkan alat praktik yang lengkap dalam kegiatan praktikum. Lengkapnya alat praktik yang diperlukan oleh siswa ini tentu saja akan lebih mempermudah siswa untuk memahami teori yang digunakan.

Fasilitas penunjang praktik siswa dapat dikatakan tidak bisa maksimal dan terkesan secukupnya. Hal ini disebabkan fasilitas yang tersedia menyesuaikan dengan dana yang tersedia pula sehingga untuk menyediakan alat praktik yang mahal sekolah belum mampu. Akan tetapi, dengan memanfaatkan fasilitas yang ada proses pembelajaran tetap masih bisa berjalan lancar.

e. Kegiatan lomba baik akademik maupun maupun non akademik terganggu

Siswa yang memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik dapat mengharumkan nama sekolahnya melalui berbagai macam lomba yang dapat diikuti. Dengan adanya lomba baik akademik maupun non akademik baik itu tingkat kabupaten, karisidenan, provinsi, nasional atau bahkan tingkat internasional dapat menunjukkan kualitas sekolah dimana siswa tersebut bersekolah.

Tidak semua lomba bisa diikuti oleh sekolah dikarenakan dana yang tersedia terbatas. Sekolah membuat skala prioritas dengan cara menentukan lomba yang tidak terlalu memakan banyak biaya seperti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk lomba-lomba yang memerlukan banyak biaya kemungkinan besar tidak dapat didikuti.

commit to user

Sesuai dengan Petunjuk Teknis BOS SMA tahun 2014 dan pernyataan informan bahwa dana BOS tidak bisa digunakan untuk honor guru maupun warga sekolah. Honor hanya bisa diberikan kepada tenaga ahli dalam bidangnya yang berasal dari luar sekolah. Padahal honor ini dubutuhkan apabila guru atau warga sekolah melakukan kegiatan di luar sekolah seperti menjadi Pembina ekstrakulikuler, mengawasi ujian semester, menjadi pendamping maupun pembimbing lomba siswa, dan lain-lain karena telah mengeluarkan tenaga dan waktu yang lebih dibanding guru ataupun warga sekolah lain yang tidak terlibat. Honor juga akan sangat membantu bagi guru honorer atau guru tidak tetap yang bergaji rendah.

g. Anggapan bahwa pendidikan gratis adalah gratis sepenuhnya oleh orang tua siswa

Pendanaan pendidikan sebagaimana tertuang dalam PP No 48 tahun 2008 tentang Penganggaran Pendidikan dinyatakan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Biaya pendidikan dibagi menjadi :

4) Biaya Satuan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, biaya operasional, bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.

5) Biaya Penyelenggaraan dan/ atau Pengelolaan Pendidikan, adalah biaya penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemprov, pemkot/ pemkab, atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat/ Yayasan.

6) Biaya Pribadi Peserta Didik, adalah biaya operasional yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003, pendanaan pendidikan sudah diatur secara khusus dalam Bab XIII:

4) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.

commit to user

5) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.

6) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

Meskipun sudah dilakukan sosialisasi kepada orangtua pada saat tahun ajaran baru, penerimaan rapor, maupun melalui surat, tetap saja ada orangtua yang tidak paham mengenai kebijakan pendidikan gratis ini. Beberapa orang tua beranggapan bahwa pendidikan gratis adalah gratis sepenuhnya. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang sepersenpun untuk anaknya meskipun untuk pengeluaran pribadi siswa sendiri. Padahal dalam dalam PP No 48 tahun 2008 maupun Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 sumber biaya pendidikan bukan dari pemerintah saja.

h. Penyusunan laporan pertanggungjawaban yang rumit

Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban sekolah mengenai penggunaan dana dalam rangka Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis kepada pemerintah. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan pertanggungjawaban, baik dari laporan lengkap maupun laporan ringkas. Hal inilah yang merupakan salah satu kendala dalam pelaksanan pendidikan gratis di SMA karena penyusunannya dapat dikatakan rumit.

3. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014.

Menurut Barnadib dalam Hasbullah (2005: 9-10) Perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yaitu:

5) adanya tujuan yang hendak dicapai

6) adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik) yang melakukan pendidikan

7) yang hidup berasama dalam lingkungan hidup tertentu 8) yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan

commit to user

Senada dengan barnadib, Hafid (2013: 32-42), menguraikan bahwa penjabaran dari faktor-faktor dalam proses pendidikan harus dilihat sebagai suatu sistem, setiap komponen atau faktor tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Secara rinci ia menguraikan faktor pendidikan terdiri dari (1) faktor tujuan, (2) faktor pendidik, (3) faktor peserta didik, (4) faktor alat pendidikan, dan (5) faktor lingkungan.

Antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya, tidak bisa dipisahkan, karena kesemuanya saling pengaruh memengaruhi. Pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas agar mampu meningkatkan kualitas hidup bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik pendidik maupun anak didik yang melakukan pendidikan, selain itu diperlukan juga alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.

Untuk memberikan solusi dari permasalahan dalam implementasi kebijakan gratis ini diperlukan adanya kesinambungan dari semua faktor pendidikan yang ada, baik itu tujuan, pendidik maupun siswa, serta alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, solusi yang diambil dapat berasal dari tujuan hendak dicapai, pendidik dan siswa serta alat yang digunakan untuk mencapai tujuan (peraturan, keputusan, lembaga pendidikan dan lain-lain).

Seperti yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014 bahwa kendala utama dari pendidikan gratis ini adalah pagu dana BOS yang terbatas dimana salah satu penyebabnya adalah karena ditariknya bantuan dana operasional oleh Pemerintah Kabupaten.

Dengan adanya kendala ini pihak sekolah berusaha untuk menggunakan dana yang diperoleh dengan semaksimal mungkin. Adapun solusi dari permasalahan lain yang terjadi dalam Implementasi Kebijakan

commit to user

Pendidikan Gratis di SMA Negeri se Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan proposal ke pemerintah untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

b. Mencari bantuan dari sponsor

c. Memungut biaya suka rela dari siswa oleh siswa

d. Melaksanakan kegiatan praktik dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada

e. Selektif dalam memilih lomba yang akan diikuti serta melibatkan orangtua/wali siswa secara suka rela dalam membantu pendanaan lomba f. Sosialisasi intern tentang peruntukan dana

g. Sosialisasi mengenai kebijakan pendidikan gratis kepada orangtua/wali siswa