• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Implementasi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Terhadap

Limbung Kabupaten Gowa

Proses belajar mengajar terjadi pada saat berlangsung interaksi antara guru dan siswa. Untuk mencapai tujuan pengajaran sebagai proses belajar mengajar memerlukan perencanaan yang mantap, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.

1. Tahapan-tahapan Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Menurut Sitti Maryam Saleh selaku guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits menyatakan bahwa tahapan-tahapan yang dilakukan guru Al-Qur‟an Hadits pada saat proses pembelajaran adalah :

a. Membuka pelajaran dengan salam dan membaca do‟a

b. Memulai pelajaran dengan taddarus Al-Qur‟an selama 10 menit c. Guru mengabsen kehadiran siswa

d. Mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya

e. Menyampaikan Kompetensi Dasar (KD) dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

f. Melaksanakan kegiatan inti, seperti : mengamati, menanya, eksperimen, asosiasi dan komunikasi.

2. Pelaksanaan Implementasi Mata pelajaran Al-Qur’an hadits Terhadap Bacaan Al-Qur’an Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

Pelaksanaan implementasi mata pelajaran Al-Qur‟an hadits dapat meningkatkan kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung kabupaten Gowa. Hal ini, dikarenakan adanya pembiasaan yang dilakukan siswa untuk membaca al-Qur‟an pada saat pembelajaran Al-Qur‟an hadits. Selain itu, yang menunjang untuk meningkatkan kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa adalah materi pelajaran Al-Qur‟an hadits yang terdapat banyak dalil al-Qur‟an dan metode yang digunakan guru Al-Qur‟an hadits saat mengajar.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sitti Maryam Saleh, selaku guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits yang mengatakan bahwa :

Untuk meningkatkan bacaan al-Qur‟an siswa pada saat pembelajaran mata pelajaran Al-Qur‟an hadits dilakukan beberapa hal, diantaranya :

1. Setiap mengawali pembelajaran (jam pertama pelajaran) siswa diharuskan membaca al-Qur‟an secara bersamaan selama 10 menit.

2. Menggunakan metode bervariasi seperti metode privat dan metode bimbingan bagi siswa yang belum lancar dalam membaca al-Qur‟an serta metode pemberian tugas setelah proses pembelajaran sebagai evaluasi bagi siswa.

3. Menugaskan siswa dengan membiasakan untuk membaca dalil al-Qur‟an yang terdapat pada materi mata pelajaran Al-Qur‟an hadits dengan baik dan benar sesuai dengan hukum kaidah tajwid. (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan materi pelajaran berupa sumber belajar atau buku paket. Untuk mengetahui banyaknya siswa yang memiliki sumber belajar atau buku paket Al-Qur‟an hadits dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel VII

Siswa Yang Memiliki Sumber Belajar Atau Buku Paket Al-Qur‟an Hadits

No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Ya 45 100%

2. Kadang-kadang 0 0%

3. Tidak Ada 0 0%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 1

Dari 45 siswa yang dijadikan sebagai responden, terdapat 45 orang siswa atau 100% yang menyatakan memiliki sumber belajar/buku paket al-Quran hadits, kadang-kadang dan tidak ada siswa atau 0% yang tidak memiliki sumber belajar/buku paket al-Qur‟an hadits. Dari persentase tersebut secara keseluruhan siswa memiliki sumber belajar/buku paket Al-Qur‟an hadits.

Dengan banyaknya siswa yang memiliki sumber belajar/buku paket Al-Qur‟an hadits dapat memudahkan guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits untuk memberikan pengajaran.

Sitti Maryam Saleh selaku guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits mengemukakan bahwa :

Pendukung dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk mata pelajaran Al-Qur‟an hadits adalah tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung diantaranya buku ajar/buku paket untuk siswa. (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Mata pelajaran Al-Qur‟an hadits ini mengandung materi-materi yang berperan penting dalam meningkatkan kemampuan membaca

al-Qur‟an. Memberikan kemampuan dasar supaya siswa mampu membaca, menulis, membiasakan diri dengan mengamalkan isi kandungan ayat atau hadits.

Belajar Al-Qur‟an hadits berbeda dengan ketika belajar bahasa Indonesia atau Sejarah Kebudayaan. Dalam pembelajaran Al-Qur‟an hadits terdapat ilmu-ilmu lain seperti tajwid.

Secara subsantial dalam materi Al-Qur‟an hadits terdapat banyak dalil-dalil al-Qur‟an yang terkait dengan materi pelajaran. Oleh karena itu, selain membekali siswa dengan dalil-dalil al-Qur‟an sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, dengan adanya dalil al-Qur‟an dalam materi Al-al-Qur‟an hadits dapat membiasakan siswa untuk membaca al-Qur‟an sesuai dengan kaidah hukum-hukum tajwid. Pembiasaan tersebut, dilakukan dengan cara guru menugaskan siswa membaca dalil al-Qur‟an pada saat proses pembelajaran.

Salah satu dalil Al-Qur‟an dalam buku Al-Qur‟an Hadits yang dibaca oleh siswa pada saat proses pembelajaran adalah :















































(

Q.S Yunus:37

)

Terjemahnya :

“Tidaklah mungkin al Quran Ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang Telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (Departemen Agama RI, 2006:214)

Penjelasan hukum tajwid :

Mad Tha‟bii :  Lam Qamariyah :   Idgham bilaghunnah :   Ikhfa : 

Keterangan tersebut, sesuai dengan penjelasan yang terdapat dalam tabel berikut ini :

Tabel VIII

Guru Menugaskan Siswa Membaca ayat Al-Qur‟an Pada Saat Pembelajaran

No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Sering 28 62%

2. Sering 17 38%

3. Kurang Sering 0 0%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 2

Berdasarkan angket di atas menunjukkan bahwa guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits sangat sering menugaskan siswa membaca al-Qur‟an pada saat proses pembelajaran dengan jawaban responden 28 orang siswa atau 62% mengatakan sangat sering, yang mengatakan

sering sebanyak 17 orang siswa atau 38% dan tidak ada siswa yang mengatakan kurang sering.

Hal tersebut di atas, menunjukkan bahwa guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits sangat sering menugaskan kepada siswanya untuk membaca al-Qur‟an berupa dalil atau ayat yang terdapat dalam materi mata pelajaran Al-Qur‟an hadits.

Setelah menugaskan siswa untuk membaca ayat al-Qur‟an, guru Al-Qur‟an hadits menerangkan isi kandungan setiap ayat yang dibaca dan menjelaskan hukum tajwid yang terkait dengan bacaan al-Qur‟an.

Keterangan ini sesuai dengan pernyataan Sitti Maryam Saleh selaku guru mata pelajaran Al-Qur‟an hadits :

Setiap pelajaran Al-Qur‟an hadits siswa ditugaskan untuk membaca ayat al-Qur‟an yang terkait dengan materi kemudian kami selaku guru memberikan penjelasan kandungan ayat tersebut dan penjelasan tentang hukum bacaan tajwid yang terkait dengan bacaan al-Qur‟an tersebut. (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Selain dengan membiasakan siswa membaca dalil al-Qu‟ran saat proses pembelajaran, guru Al-Qur‟an hadits memberikan tugas evaluasi setelah pembelajaran yaitu tugas berupa teks uraian dan serta tugas hafalan.

Salah satu tugas teks uraian dan hafalan yang diberikan kepada siswa adalah :

I. Teks Uraian

1. Jelaskan pengertian Qur‟an secara etimologi menurut pendapat al-Farra‟!

2. Jelaskan pengertian al-Qur‟an secara istilah menurut pendapat Syeikh Muhammad Khudhary Beik dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islami! 3. Jelaskan pengertian Qur‟an secara etimologi menurut pendapat

al-Farra‟!

4. Jelaskan pengertian al-Qur‟an secara istilah menurut pendapat Syeikh Muhammad Khudhary Beik dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islami! 5. Sebutkan unsur-unsur dalam definisi al-Qur‟an!

6. Jelaskan nama-nama al-Qur‟an! II. Hafalan Q.S Yunus (10) : 37



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ



ْ

Penjelasan mengenai guru Al-Qur‟an hadits memberikan tugas kepada siswa setelah pembelajaran dapat dilihat melalui keterangan tabel berikut :

Tabel IX

Guru memberikan tugas setelah pembelajaran Al-Qur‟an Hadits

No Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Sering 16 36%

2. Sering 27 60%

Jumlah 45 100% Sumber Data :Hasil tabulasi angket no.3

Dari hasil angket di atas menunjukkan bahwa 16 orang siswa atau 36% yang menjawab sangat sering, 27 orang siswa atau 60% yang menjawab sering dan 2 orang siswa atau 4% yang menjawab kurang sering.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa guru Al-Qur‟an hadits sering memberikan tugas kepada siswa setelah pembelajaran sebagai bentuk penilaian dalam evaluasi setelah pembelajaran.

Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan metode dan penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar. Oleh karena itu, guru harus memahami penggunaan metode bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa termotivasi untuk meningkatkan bacaan Qur‟annya selama belajar al-Qur‟an hadits serta untuk meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Keterangan ini sejalan dengan penyataan dari Sitti Maryam Saleh selaku guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits :

Selain membiasakan siswa membaca Al-Qur‟an dalam meningkatkan bacaan Al-Qur‟an siswa saat pembelajaran mata pelajaran al-Qur‟an hadits adalah dengan menggunakan metode bervariasi yaitu dengan metode penugasan membaca Al-Qur‟an dan metode bacaan terbimbing bagi siswa yang belum lancar serta bacaan privat, dimana siswa yang telah lancar membaca Al-Qur‟an membantu dan membimbing siswa lain yang belum lancar membaca al-Qur‟an dan metode latihan. (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Berdasarkan penjelasan dari wawancara tersebut, salah satu metode yang digunakan adalah metode bacaan terbimbing dimana hal ini berarti jika siswa mengalami kesulitan pada saat membaca al-Qur‟an, guru mata pelajaran al-Qur‟an hadits akan senantiasa membantu dan membimbing siswa.

Penjelasan tersebut dapat dilihat melalui tabel hasil tabulasi angket sebagai berikut :

Tabel X

Guru Al-Qur‟an Hadits Membantu dan Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan Saat Membaca Al-Qur‟an

No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Sering 31 69%

2. Sering 14 31%

3. Kurang Sering 0 0%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 4

Dari hasil yang diperoleh melalui responden di atas menunjukkan bahwa 31 orang siswa atau 69% yang menjawab guru Al-Qur‟an hadits sangat sering membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan saat membaca al-Qur‟an, 14 orang siswa atau 31% yang menjawab sering guru Al-Qur‟an hadits membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan membaca al-Qur‟an dan tidak ada siswa yang menjawab kurang sering.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa guru Al-Qur‟an hadits sangat sering membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan saat membaca al-Qur‟an.

Mempelajari Al-Qur‟an hadits berarti harus memahami isi kandungan dalam al-Qur‟an dan hadits sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Untuk dapat memahami al-Qur‟an dibutuhkan kemampuan untuk membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar, dan dengan mempelajari Al-Qur‟an hadits selain berisi dengan materi Al-Al-Qur‟an hadits juga disertai dengan ilmu tajwid untuk menuntun siswa membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Menurut Sitti Maryam Saleh selaku guru Al-Qur‟an hadits menerangkan bahwa :

Implementasi mata pelajaran Al-Qur‟an hadits terhadap bacaan al-Qur‟an siswa sangat berperan karena pada saat belajar Al-al-Qur‟an hadits, siswa dibiasakan untuk memahami al-Qur‟an dengan membacanya sesuai dengan ilmu tajwid. (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa implementasi mata pelajaran Al-Qur‟an hadits selama proses pembelajaran memberikan kontribusi dalam membiasakan siswa untuk membaca al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah hukum tajwid.

C. Kemampuan Bacaan Al-Qur’an Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

Sebelum siswa mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan lancar tentunya siswa harus mampu mengenal dasar dari membaca al-Qur‟an yaitu dengan mengenal dan mengetahui huruf hijaiyyah.

ض ص ش س ز ر ذ د خ ح ج ث ت ب ا

۶ و ن م ل ك ق ف غ ع ظ ط

Untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mengenal dan mengetahui huruf hijaiyyah dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel XI

Siswa Yang Mengetahui Huruf Hijaiyyah

No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Mengetahui 36 80%

2. Mengetahui 6 13%

3. Kurang Mengetahui 3 7%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 5

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 36 orang siswa atau 80% yang sangat mengetahui huruf hijaiyyah, 6 orang siswa atau 13% yang mengetahui huruf hijaiyyah dan 3 orang siswa atau 7% yang kurang mengetahui huruf hijaiyyah.

Berdasarkan data tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa banyak siswa yang mengetahui huruf hijaiyyah selebihnya siswa

yang mengetahui huruf hijaiyyah namun tidak hafal satu persatu huruf hijaiyyah tersebut.

2. Kemampuan Pengetahuan Siswa Tentang Ilmu Tajwid

Membaca al-Qur‟an yang baik dan benar tidak bisa meninggalkan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Apabila kita mampu menguasai ilmu tajwid berarti kita bisa memenuhi hak-hak setiap huruf, baik dari aspek makhraj, cara baca, hukum bacaan dan lain-lain.

Salah satu tes bacaan al-Qur‟an siswa serta kemampuan mengetahui hukum tajwid :















































(Q.s Yunus:37)

Penjelasan hukum tajwid :

Mad Tha‟bii :  Ikhfa : 

Lam Qamariyah :   Idgham bilaghunnah :  

Mengenai kemampuan siswa mengetahui hukum tajwid akan diperlihatkan dari hasil tabulasi angket pada tabel berikut ini :

Tabel XII

Siswa yang Mengetahui Hukum Tajwid Saat Membaca Al-Qur‟an No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Mengetahui 18 40%

2. Mengetahui 21 47%

3. Kurang Mengetahui 6 13%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no.6

Berdasarkan data yang diperlihatkan di atas menunjukkan bahwa 18 orang siswa atau 40% yang menjawab saat mengetahui hukum tajwid saat membaca al-Qur‟an, 21 orang siswa atau 47% yang menjawab mengetahui dan 6 orang siswa atau 13% yang menjawab kurang mengetahui hukum tajwid saat membaca al-Qur‟an.

Melalui hasil tabulasi angket tersebut penulis menyimpulkan bahwa telah banyak siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah yang termasuk kategori mengetahui hukum tajwid saat membaca al-Qur‟an.

3. Kemampuan Siswa Membaca Al-Qur’an

Kemampuan membaca dan memahami al-Qur‟an selalu bervariasi, terkadang orang yang mampu membaca al-Qur‟an dengan baik akan pandai memahami isi kandungannya, ada juga orang yang begitu bagus dalam membaca al-Qur‟an akan tetapi tidak pandai memahami isi kandungan al-Qur‟an, ada pula orang yang kurang begitu bagus dalam membaca al-Qur‟an akan tetapi ia mampu memahami isi kandungan dan

yang terakhir adalah orang yang seimbang, dalam artian ia mampu membaca dan memahami al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Tingkat kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa, dapat dilihat pada saat proses pembelajaran al-Qur‟an hadits. Yang dapat dilihat melalui penjelasan dari tabel berikut ini :

Tabel XIII

Kemampuan Bacaan Al-Qur‟an Siswa Kelas X M.A Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Lancar 35 78%

2. Lancar 6 13%

3. Kurang Lancar 4 9%

Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 7

Hasil tabulasi angket di atas, menunjukkan bahwa kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa dengan jawaban responden 35 orang siswa atau 78% yang menyatakan kemampuan bacaan al-Qur‟annya sangat lancar, 6 orang siswa atau 13% yang menyatakan kemampuan bacaan al-Qur‟annya lancar dan 4 orang siswa atau 9% yang menyatakan kemampuan bacaan al-Qur‟annya kurang lancar.

Dari tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan bacaan al-Qur „an siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa telah banyak siswa yang mampu membaca al-Qur‟an dengan sangat lancar dan selebihnya masih tergolong belum dapat membaca al-Qur‟an dengan lancar.

Mengenai kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa, penulis melakukan tes bacaan al-Qur‟an dengan meminta beberapa siswa untuk membaca ayat al-Qur‟an yang terdapat pada materi al-Qur‟an hadits.

Tabel XIV

Hasil Kemampuan Bacaan Al-Qur‟an Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

No. Nama

Aspek Penilaian

Total Nilai Tajwid Makhrajul Huruf Kelancaran

1. Lathifah Ramli 95 98 99 97 A 2. Lutfiah 94 96 98 96 A 3. Muh. Risaldi 92 93 97 94 A 4. Nur Alam 90 91 94 92 A 5. Haeruddin 90 89 92 90 A 6. Nur Ainun 88 87 89 88 B 7. Hardianti 88 87 89 88 B 8. Nur Falaq 85 85 87 87 B 9. Ridwan 78 80 79 79 C 10. Mirdawati 75 78 76 76 C

Sumber Data : Buku Penilaian Siswa Kelas X Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Tahun 2015

Keterangan : N= T+ M+ K 3

N= Nilai T= Tajwid M= Makhrajul Huruf K= Kelancaran

Berdasarkan hasil kemampuan bacaan al-Qur‟an siswa yang diperlihatkan di atas, menunjukkan bahwa dari penelitian ini telah banyak siswa yang mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar, dan selebihnya masih tergolong belum dapat membaca al-Qur‟an dengan lancar, sehingga perlu diupayakan agar mereka juga mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar sebagaimana dengan rekan-rekannya. Di sinilah diperlukan panduan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang kurang memenuhi target, misalnya dalam hal latihan secara rutin membaca al-Qur‟an.

Salah satu faktor latihan yang dapat menjadikan siswa lebih banyak tahu tentang al-Qur‟an adalah keseringan membaca al-Qur‟an, keseringan membaca akan mengantar kita untuk dapat lebih faham dalam membaca atau lebih lancar dalam membaca al-Qur‟an.

4. Kemampuan Siswa Menghafal Al-Qur’an

Setiap guru memiliki metode atau cara agar siswa mampu dan mudah menerima hafalan yang diberikan, oleh karena itu sebagai dalam memberikan hafalan harus memiliki metode atau cara tersendiri dalam menghadapi siswa.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Sitti Maryam Saleh selaku guru Al-Qur‟an hadits mengatakan bahwa :

Metode yang digunakan ketika memberikan hafalan kepada siswa adalah :

1. Diajarkan menghafal secara klasikal (kelas) 2. Diajarkan menghafal secara kelompok

3. Diajarkan menghafal secara perorangan (Wawancara tgl, 4 Agustus 2015)

Dengan menerapkan metode tersebut membuat siswa merasa senang ketika diberikan hafalan karena memudahkan siswa untuk menghafalkan ayat al-Qur‟an sebagai tugas dari guru Al-Qur‟an hadits.

Setelah proses pembelajaran Al-Qur‟an hadits, guru memberikan tugas hafalan kepada siswa sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan prestasi siswa untuk evaluasi. Hal ini dapat dilihat melalui tabel dari hasil tabulasi angket berikut ini :

Tabel XV

Pemberian Tugas hafalan saat pembelajaran Al-Qur‟an hadits No. Jawaban Responden Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat sering 15 33%

2. Sering 23 51%

3. Kurang Sering 7 16%

Jumlah 45 100

Sumber Data : Hasil tabulasi angket no. 8

Berdasarkan angket di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa 15 orang siswa atau 33% mengatakan guru Al-Qur‟an hadits sangat sering memberikan tugas hafalan setelah proses pembelajaran Al-Qur‟an hadits, 23 orang siswa atau 51% yang mengatakan sering dan 7

orang siswa atau 16% yang mengatakan guru Al-Qur‟an hadits kurang sering memberi tugas hafalan setelah proses pembelajaran.

Guru al-Qur‟an hadits memberikan tugas hafalan sebagai tugas tambahan dalam menilai kemampuan siswa selama belajar Al-Qur‟an hadits, tugas hafalan tersebut diberikan pada saat akhir semester.

D. Pengaruh Mata Pelajaran Qur’an Hadits Terhadap Bacaan Al-Qur’an Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa

Belajar Qur‟an itu sangat penting dan untuk dapat membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar maka harus ditempuh melalui proses pendidikan karena al-Qur‟an adalah salah satu pedoman hidup bagi umat Islam.

Kegiatan pembelajaran Al-Qur‟an hadits merupakan suatu proses yang diharapkan mampu memberikan pengaruh baik pada siswa agar dapat meningkatkan kemampuan bacaan al-Qur‟an.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh mata pelajaran al-Qur‟an hadits terhadap bacaan al-al-Qur‟an siswa kelas X dapat dilihat melalui penjelasan tabel berikut ini:

Tabel XVI

Peningkatan Bacaan Al-Qur‟an Siswa Dengan Belajar Al-Qur‟an Hadits

1. Sangat Meningkat 27 60%

2. Meningkat 18 40%

3. Kurang Meningkat 0 0%

Jumlah 45 100%

Sumber Data: Hasil tabulasi angket no. 9

Hasil data di atas menunjukkan bahwa 27 orang siswa atau 60% mengalami peningkatan bacaan al-Qur‟an dengan memberikan jawaban sangat meningkat dengan belajar Al-Qur‟an hadits, sedangkan 18 orang siswa atau 40% yang mengalami peningkatan bacaan al-Qur‟an yang meningkat, dan tidak ada siswa atau 0% yang menjawab kurang meningkat.

Menurut Lathifah salah satu siswa responden yang peneliti mintai penjelasannya, mengatakan bahwa :

Dengan belajar Al-Qur‟an hadits pastinya kami akan terbiasa membaca al-Qur‟an sehingga akan mempengaruhi peningkatan bacaan al-Qur‟an kami. (Wawancara tgl, 30 Juli 2015)

Berdasarkan uraian tersebut, pengaruh mata pelajaran Al-Qur‟an hadits terhadap bacaan al-Qur‟an siswa memiliki pengaruh yang signifikan dengan meningkatnya bacaan al-Qur‟an siswa pada saat pembelajaran Al-Qur‟an hadits. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sitti Maryam Saleh selaku guru Al-Qur‟an hadits :

Pengaruh mata pelajaran Qur‟an hadits terhadap bacaan Al-Qur‟an siswa sangat signifikan karena dalam pelajaran Al-Al-Qur‟an hadits otomatis mengharuskan siswa belajar bacaan al-Qur‟an dan bacaan al-Qur‟an siswa tersebut terintegrasi ke dalam pembelajaran mata pelajaran Al-Qur‟an hadits. (Wawancara tgl, 4

Dokumen terkait