• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi menjadi Pendidik Profsional pada Surat Al-Baqarah Ayat 247 dalam Pendidikan Formal

QUR’AN SURAT AL BAQARAH AYAT

C. Implementasi menjadi Pendidik Profsional pada Surat Al-Baqarah Ayat 247 dalam Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang dimaksudkan penulis disini meliputi MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA. Di dalam jenjang pendidikan tersebut untuk dapat menjadi tenaga pendidik atau guru sudah ada persyaratan tersendiri. Adapun syarat pokok menjadi pendidik profesional menurut Surat Al-Baqarah ayat 247 tersebut akan dipaparkan penulis berikut ini: 1. Sehat dalam jasmani maupun ruhani

Kesehatan merupakan hal paling pokok dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam mengajar seorang calon pendidik harus memenuhi persyaratan salah satunya adalah kesehatan jasmani. Karena kesehatan jasmani dapat mempengaruhi semangat pendidik dalam mengajar. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang pendidik harus berbadan sehat dan tidak memiliki cacat fisik juga mempunyai stamina baik. Banyak cara untuk menjaga untuk menjaga agar staminanya selalu prima, seperti menjaga pola makan, istirahat cukup, dan olahraga teratur, yang akan menunjang penampilan ketika mengajar di depan kelas. Sehingga akan tercapai pendidikan dengan hasil maksimal.

Selain sehat secara jasmani pendidik juga harus sehat ruhani, kesehatann ruhani lebih ditekankan pada kesehatan kejiwaan pendidik. Kestabialan emosi pendidik juga berpengaruh terhadap peserta didik.

47

Pendidik yang dapat mengontrol emosinya dengan baik akan berdampak baik bagi peserta didik dan sebaliknya apabila pendidik tersebut tidak bisa mengendalikan emosinya akan berdampak buruk kepada peserta didik. Dilihat dari segi keruhanian, orang gila berbahaya ketika mendidik karena tidak bisa melaksanakan tanggungjawab sebagai pendidik.

Di sekolah-sekolah pada hari jum‟at sudah banyak yang

mengadakan ini diadakan jum‟at sehat, kegiatannya yaitu senam

bersama sebelum memulai pembelajaran. Tujuan utama bagi pendidik adalah meningkatkan semangat dalam memberikan materi pelajaran. Dan peserta didik pun juga akan merasakan semangat ketika berada dalam kelas. Karena tubuhnya merasa fit setelah berolahraga. Walaupun hanya satu minggu sekali tubuh akan merasa lebih segar ketika melakukan olahraga. Tidak hanya badannya saja yang sehat tetapi fikiran juga lebih jernih dan selalu berfikir positif.

Banyak cara yang telah dilakukan sekolah-sekolah untuk menjaga kesehatan rohani bagi pendidik khususnya dan peserta didik pada umumnya. Seperti melakukan berdoa dan tadarus bersama dengan peserta didik sebelum memulai pelajaran. Mengajak peserta

didik sholat dhuha setiap pagi dan jama‟ah sholat dzhuhur. Bisa juga pada hari jum‟at membaca Asmaul Husna dan membaca surat Yasiin bersama-sama.

48

Kesehatan ruhani juga bisa dikaitkan dengan kompetensi spiritual. Dalam konsepsi pendidikan, seorang guru harus mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses konkret baik dalam pembelajaran (Asdiqoh, 2015:29). Keimanan dan ketakwaan yang tinggi akan berdampak pada peserta didik. Guru tidak hanya akan digugu dan ditiru tetapi juga dapat menginspirasi peserta didik untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap sang Maha Kuasa.

Pada saat ini calon pendidik yang mempunyai cacat fisik, tetapi masih bisa mengajar peserta didik, diperbolehkan untuk mengajar di sekolah-sekolah asalkan cacatnya tidak mengganggu dalam kegiatan belajar mengajar. Keadaan tersebut sekaligus memotivasi peserta didik agar lebih giat lagi untuk menuntut ilmu. Sebab tidak ada alasan untuk tidak belajar walaupun mempunyai kekurangan dalam diri.

Kesehatan fisik yang masih memungkinkan pendidik mengajar masih bisa diterima oleh pihak sekolah dengan catatan harus profesional. Ruhani yang tidak sehat atau sedang mengalami gangguan itu yang seharusnya diperhatikan saat memilih calon pendidik. Karena kesehatan ruhani itu sangat berpengaruh terhadap perilaku pendidik terhadap peserta didik. Agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan ketika akan menerima calon pendidik, proses seleksi

49

diperketat lagi. Suapaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 24 ayat 1 telah dipaparkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimal, dan sertifikasi sesuai jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan ruhani, serta mempunyai kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Jadi kesehatan jasmani dan ruhani adalah salah satu syarat menjadi pendidik profesional di pendidikan formal. Dengan kesehatan yang dimiliki baik jasmani maupun ruhani, dapat menciptakan rasa aman peserta didik sebagaimana telah dijelaskan di atas.

2. Mempunyai ilmu pengetahuan luas

Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam akan membantu peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Dengan dasar ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pendidik, diharapkan pendidik dapat membuka wawasan lebih luas sehingga dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Persyaratan berilmu pengetahuan luas juga menjadi penunjang dan pembentukan profesionalan pendidik.

Tentang kemampuan mendidik, juga harus orang yang benar- benar ahli dibidangnya. Melalui pengerahuannya akan lebih mudah dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah. Pendidik

50

juga harus mempunyai keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik pendidik pun dituntut agar mengamalkan ilmunya, dan memberikan bimbingan ketika ada peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Dalam setiap akhir pembelajaran pendidik melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik sudah sejauh mana memahami pelajaran.

Pendidik sekarang ini adalah pengganti Rasulullah yang akan mengajarkan, mempeejuangkan ajaran-ajarannya sesuai dengan pribadi yang dimiliki Rasulullah. Di sekolah pendidik mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Tidak hanya itu saja yang harus pendidik persiapkan dalam proses belajar mengajar, pendidik diwajibkan menguasai bahan ajar, menciptakan suasana kelas kondusif, menguasai media pembelajaran, memberikan penilaian terhadap peserta didik, dan membimbing peserta didik dalam memahami materi sampai menguasai.

Pengetahuan luas menjadi prioritas untuk menjadi pendidik profesional. Penguasaan metodologi pembelajaran dalam mengembangkan materi yang akan diajarkan juga sangat penting. Saat ini metodologi yang dapat digunakan ada banyak macamnya. Penggunaan metodologi pembelajaran disesuaikan kebutuhan peserta didik. Sebelum menerapkan metodologi pendidik seharusnya mengetahui potensi dalam diri peserta didik. Karena dalam satu kelas kemampuan peserta didik berbeda-beda. Jadi pendidik harus kreatif

51

dalam mengaplikasikan metode pembelajaran dalam mengajarkan materi pelajaran, agar materi yang disampaikan dapat diterima dan dipraktikkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidik dituntut menguasai materi pelajaran dan secara terus menerus mengkaji materi agar ketika menyampaikan di depan peserta didik menjadi lebih mudah. Mampu menjabarkan bahan ajar sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Selain itu pendidik harus menguasai pengetahuan tentang psikologi peserta didik.

Sekarang ini banyak pendidik yang telah menekuni bidang tertentu, tetapi ketika mengajar di sekolah pendidik di minta untuk mengajar mata pelajaran yang lain. Karena sekolah tersebut kekurangan tenaga pengajar, yang terpenting dapat profesional dengan tugas mengajar. Tidak menutup kemungkinan pengajar harus lebih menekuni, mempelajari materi baru untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Dalam sebuah lembaga pendidik mengajar juga terdapat kompetensi yang harus dicapai yaitu: menguasai konsep materi, standar kompetensi, kompetensi dasar mata pelajaran, mengembangkan materi secara kreatif dan juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Rugaiyah & Atik Sismiati, 2013:88). Pertama kali yang harus pendidik kuasai sebelum kegiatan belajar mengajar adalah konsep materi. Konsep materi dirancang dengan baik agar tujuan dari mata pelajaran tersebut dapat tercapai.

52

Salah satu indikator keberhasilan guru dalam pelaksanaan tugas, adalah dapatnya guru itu menjabarkan, memperluas, menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:68). Melalui guru pengajar nilai- nilai yang terkandung dapat disampaikan kepada peserta didik, dan aktualisasi serta transformasi nilai-nilai atau sikap, pengetahuan yang terkandung di dalam kurikulum tersebut dilakukan oleh guru pengajar melalui implementasi kurikulum di dalam proses belajar mengajar (Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:75).

Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh pendidik untuk melaksanakan tugas mengajarnya harus dipelajari dari lembaga pendidikan khusus, berkonsentrasi pada meneliti, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga peran dari lembaga perguruan tinggi adalah mencetak sumber daya manusia yang berpengetahuan luas, memiliki pemahaman mendalam terhadap proses belajar mengajar.

Dalam menguasai ilmu pengetahuan pendidik sekaligus membangun keahliannya, dan melindungi peserta didik dari penyalahgunaan penggunaan ilmu untuk kepentingan orang-orang tidak bertanggung jawab. Pendidik juga bertanggung jawab mengembangkan kurikulum. Mencari gagasan baru dalam praktik penyempurnaan pendidikan di sekolah. Terkadang fasilitas di sekolah

53

tempat pendidik mengajar tidak terdapat fasilitas lengkap sebagai penunjang kegiatana belajar mengajar, tugas pendidik yaitu mengatasi kekurangan alat peraga atau bahkan buku-buku pelajaraan tidak tersedia.

Pendidik juga harus bertanggung jawab dengan profesinya. Profesi sebagai pendidik bukanlah main-main karena menyangkut orang banyak. Demikian pula, pendidik dituntut harus sadar bahwa dalam melaksanakan tugasnya sselalu bersungguh-sungguh dilakukan dengan perasaan senang dan bahagia. Tidak ada beban ketika mengajar. Oleh sebab itu pendidik dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki untuk tercapai pembelajaran yang baik di sekolah. Pendidik juga harus peka terhadap perubahan- perubahan dalam pengajaran karena ilmu itu selalu berkembang tidak pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal baru.

Adanya pembaharuan ilmu pengetahuan, pendidik lebih dahulu mengetahui daripada peserta didik. Agar kewibawaannya selalu terjaga. Tidak menutup kemungkinan apabila peserta didik ada yang lebih mengetahui tentang sesuatu dan pendidik juga harus bisa menerima dan belajar lebih intensif lagi.

Berpengetahuan luas dapat dikaitkan dengan kompetensi profesional yaitu pendidik diharapkan menguasai dasar-dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi jaminan bahwa peserta didik belajar sesuatu yang bermakna dari guru tersebut (Asdiqoh, 2015:26).

54

Sebelum melakukan pembelajaran di kelas pendidik harus menguasai ilmu pengetahuan dari dasar dahulu dan ketika di hadapan peserta didik pendidik mengembangkan sesuai apa yang dipelajari.

Apabila dihubungkan dengan kode etik guru, antara guru dengan peserta didik. Guru membimbing, mengarahkan, melatih mengevaluasi, menghimpun informasi, mengembangkan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar efektif serta efisien (Mudlofir, 2013:213-214).

Kompetensi kinerja profesi keguruan adalah kompetensi yang mendeteksi sejauh mana seorang pendidik memahami profesinya. Kompetensi yang dikembangkan oleh Proyek Pembinaan pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Mudlofir, 2013:76-81) tersebut adalah pertama merencanakan proses belajar mengajar, kemampuan ini merupakan muara dari pengetahun teori, keterampilan dasar, dan pemahaman mendalam tentang objek belajar serta situasi pembelajaran. Artinya hal apa yang harus peserta didik lakukan selama kegiatan berlangsung. Agar materi dapat sampai kepada peserta didik dalam kegiatan belajar diperinci secara jelas. Di dalam kelas pendidik saat menjelaskan sesuai dengan apa rencana sebelumnya.

Kedua melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses kegiatan belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan dari program yang telah dibuat. Dalam kegiatan ini pendidik dituntut untuk

55

mengambil keputusan atas dasar penilaian tepat, apakah kegiatan belajar mengajarnya dihentikan, atau diubah metodenya, apa mengulang materi pelajaran lalu, apabila peserta didik belum memahami dan menguasai materi. Disinilah praktik pengalaman lapangan seorang calon pendidik menjadi penting serta dapat membantu bagaimana cara menghadapi peserta didik melalui pengalaman.

Ketiga menilai kemajuan proses belajar mengajar , melakuakan penilaian meliputi iluminatif-observatif dan struktural-objektif. Iluminatif-observatif adalah penilaian dengan melakukan pengamatan secara terus-menerus tentang perubahan serta kemajuan peserta didik. Sedangkan penilaian struktural-objektif berhubungan dengan skor, atau angka. Pada saat ini pendidik lebih populer menggunakan penilaian yang kedua.

Keempat penguasaan akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, proses dan hasil belajar peserta didik tergantung penguasaan pelajaran pendidik dan keterampilan mengajarnya. Besar pengaruhnya antara penguasaan meteri pelajaran dengan prestasi belajar peserta didik semakin luas pengetahuan pendidik maka semakin tinggi pula prestasi peserta didik.

Kompetensi guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang harus dicapai dalam setiap pertemuan yaitu: menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan

56

mata pelajaran terkait. Serta menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan mata pelajaran terkait (Rugaiyah & Atik Sismiati, 2013:89).

Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 39 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelaksanakan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2 berbunyi pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan penelitian.

Jadi dapat disimpulkan, adanya keterkaitan antara konsep pendidik profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 dengan implementasi pendidik profesional dalam pendidikan formal.

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kajian yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Pendidik Profesional

Menjadi pendidik profesional harus mempunyai beberapa kompetensi yang dipenuhi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan komoetensi spiritual. Apabila semua kompetensi tersebut dimiliki oleh pendidik maka pendidikan akan mencapai keberhasilan.

2. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat 247

Konsep pendidik profesional dalam Surat Al-Baqarah ayat 247 untuk dapat mencapai pendidikan yang diinginkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, apabila memenuhi syarat yaitu sehat jasmani dan ruhani serta berilmu pengetahuan luas yang ditunjukkan dengan potongan ayat

اللهو ,ىسجناو ىهعنا ىف حطست ,ِدازو ىكيهع ّفطصا الله ٌإ لال

ىتؤي

ءآشي ٍي ,ّكهي

:

a. Sehat dalam jasmani maupun ruhani

Kesehatan jasmani dan ruhani adalah hal yang sangat penting bagi seorang pendidik karena kesehatan pangkal segalanya. Dengan

58

bertubuh sehat maka akan ada gairah untuk mengajar. Ketika mengajar tidak ada hambatan sebab kesehatannya terjaga.

b. Mempunyai ilmu pengetahuan luas

Mempunyai ilmu pengetahuan luas juga termasuk syarat menjadi pendidik karena dengan ilmunya pendidik bisa mengembangkan materi yang telah dipelajari.

3. Implementasi menjadi Pendidik Profsional pada Surat Al-Baqarah Ayat 247 dalam Pendidikan Formal

Adanya keterkaitan antara konsep pendidik profesional yang ada dalam Surat Al-Baqarah ayat 247 dengan syarat menjadi pendidik profesional di dalam pendidikan formal sebagai berikut:

a. Sehat dalam jasmani maupun ruhani

Bentuk implementasi menjadi pendidik profesional dijelaskan melalui Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 42 ayat 1 telah dipaparkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimal, dan sertifikasi sesuai jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan ruhani, serta mempunyai kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Mempunyai ilmu pengetahuan luas

Implementasi dalam pendidikan formal menurut Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun

59

2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 39 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelaksanakan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2 berbunyi pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan penelitian.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, penulis akan menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Sebagai pendidik harus selalu menjaga kesehatannya. Istirahat cukup, pola makan diatur, dan berolahraga teratur. Itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar pada saat mengajar di depan peserta didik tidak ada hambatan. Juga bisa memberi semangat peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar karena melihat pendidiknya bersemangat dan staminanya tetap fit. Selain kesehatan jasmani, kesehtan rohani juga perlu diperhatikan. Cara menjaga kesehatan rohani yaitu dengan selalu mengingat Allah SWT dimana pun berada. 2. Pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan bagi pendidik agar isu-

isu terkini tidak ketinggalan. Pendidik juga tidak boleh gaptek (gagap teknologi) harus bisa mengoperasikan teknologi masa kini. Dan mengaplikasikan pada materi pelajaran. Untuk membuat peserta didik

60

tidak merasa bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pendidik dituntut kreatif mengkolaborasikan metodologi pembelajaran. Pendidik tidak boleh buta akan informasi yang sedang trending topik, serta up to date mengenai isu-isu masa kini.

Dokumen terkait