• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIK PROFESIONAL DALAM Al-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIK PROFESIONAL DALAM Al-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi) SKRIPSI"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIK PROFESIONAL

DALAM Al-

QUR’AN SURAT AL

-BAQARAH AYAT 247

(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Qurota A’yun

111-14-002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

i

PENDIDIK PROFESIONAL

DALAM Al-

QUR’AN SURAT AL

-BAQARAH AYAT 247

(Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Qurota A’yun

111-14-002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

Artinya: “...niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang-orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(Q.S. Al-

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orangtua tercinta, Ahmad Kamilin dan Siti Warosah yang selalu

membimbingku, tiada henti memanjatkan do‟a demi kesuksesanku,

memberikan kasih sayang, memberikan nasihat, dan memberikan dukungan secara materiil maupun non materiil.

2. Adik-adik Choirul Anwar dan Saniatuz Zahra, terima kasih atas motivasi yang telah diberikan kepadaku sehingga proses memperoleh gelar sarjana ini bisa tercapai.

3. Keluarga Bapak Muhammad Mas‟ud, Ibu Desy, Kak Linta, dan Dek Mahya yang selalu memberikan motivasi disetiap langkah perjalanan selama kuliah sampai proses skripsi.

4. Keluarga besar tercinta yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam meraih keseksesan ini.

5. Sahabat tercinta di kamar Maemunah yang bersedia mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang yang telah memberi motivasi.

7. Keluarga besar ITTAQO IAIN Salatiga yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

(9)

viii

9. Sahabat-sahabat seperjuangan satu dosen pembimbing yang tidak hentinya saling memotovasi agar skripsi ini terselesaikan.

10. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2014. 11. Teman-teman khususnya PAI Kelas A angkatan 2014. 12. Untuk calon suami yang masih dirahasiakan oleh Allah.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang selalu memberikan nikma, karunia, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pendidik Profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi).

Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, yang senantiasa setia dan menjadikan suri tauladan, beliaulah yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yaitu dengan ajarannya agama Islam.

Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Haryadi, M.Pd. 2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.

3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. 4. Bapak Dr. Imam Sitomo, M.Ag., selalu pembimbing akademik.

(11)
(12)

xi

ABSTRAK

A‟yun, Qurota. 2018. Pendidik Profesional Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi). Skripsi, Salatiga:

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.

Kata kunci: Pendidik, Profesional, Al-Qur‟an

Penelitian ini tentang pendidik profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 bahwa pendidik profesional yaitu dalam mendidik guru tidak hanya menguasai materi pelajaran, metode pengajaran serta mempunyai keterampilan dalam mengaplikasikan materi pelajaran, tetapi juga harus mempunyai kesehatan dalam jasmani maupun rohani. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)Bagaimana konsep pendidik profesional dalam Surat Al-Baqarah ayat 247?, (2)Bagaimana implikasi pendidik profesional yang dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya. Sumber data penelitian ini penulis bagi menjadi dua kelompok, yang pertama adalah sumber primer yang berasal dari Al-Qur‟an dan yang kedua adalah sumber sekunder yang berasal dari sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian, serta buku-buku lain yang relevensinya berkaitan dengan pembahasan.

(13)

xii

(14)

xiii

BAB II KOMPILASI AYAT

A. Surat Al-Baqarah ayat 247... B. Mufrodat... BAB III POKOK KANDUNGAN AYAT DAN MUNASABAH

A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 247 ... B. Munasabah ... BAB IV KONSEP dan IMPLEMENTASI PENDIDIK PROFESIONAL dalam SURAT AL-BAQARAH AYAT 247

A. Konsep Pendidik Profesional... B. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah sarana paling strategis untuk menanamkan nilai-nilai, ajaran-ajaran, keterampilan, pengalaman dan sebagainya yang datang dari luar dan ke dalam diri peserta didik (Nata, 2010:31). Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, guru, murid, manajemen, sarana prasarana, biaya, lingkungan dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pendidikan juga harus ada dasar-dasarnya yaitu, segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran, dan gagasan yang mendasari pendidikan. Agar bangunan pendidikan menjadi kuat dan kukuh, harus memiliki dasar-dasar (Nata, 2010:90).

(16)

2

Pendidik adalah pelaku utama yang merancang, merencanakan, menyiapkan, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Fungsi pendidik tidak hanya dalam mengembangkan bakat, minat, wawasan, dan keterampilan, melainkan juga pengalaman, dan kepribadian peserta didik (Nata, 2010:170). Pendidik adalah seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sebagainya (Nata, 1997:62). Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan yang memiliki nilai moral dan agama yang patut diteladani oleh siswa (Suparlan, 2005: 28).

Pendidik adalah seseorang yang mentransfer ilmu yang telah ia miliki kepada peserta didik, bukan hanya ilmu yang harus diberikan tetapi contoh etika dalam kehidupan sehari-hari, gerak-gerik pendidik akan diperhatikan oleh peserta didik. Sebagai pendidik harus berperilaku yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang guru, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sekarang ini ada banyak pendidik belum mencerminkan bahwa dia adalah pendidik seperti di sekolah sudah ada slogan dilarang merokok di lingkungan sekolah tetapi ada pendidik yang merokok, bahkan ketika mengajar di kelas masih merokok. Tindakan tersebut belum mencerminkan sikap pendidik profesional, dan masih banyak lagi contoh menunjukkan bukan pendidik profesional.

(17)

3

adalah orang-orang yang sudah menempuh jenjang pendidikan lebih tinggi, guru dipercaya oleh orang tua dapat mendidik anak-anak mereka untuk menjadi pribadi yang baik, cerdas, intelektual, spiritual maupun emosionlanya. Maka dari itu pendidik sangat berperan dalam pendidikan.

Pendidik memiliki peranan dan tugas yang penting di dalam suatu proses pendidikan, selain harus mengajar dan mendidik, pendidik juga harus menunjukkan kewibawaannya kepada peserta didik karena, pendidik tidak hanya dijadikan contoh ketika berada di dalam ruangan, tetapi segala yang dilakukan pendidik di luar ruang merupakan cerminan seorang pendidik. Sehingga menjadi seorang pendidik harus sadar terhadap posisi di dalam lingkup pendidikan maupun masyarakat karena, pendidik selalu menjadi sorotan kapan pun dan dimana pun (Nasution, 1999:91).

Di lapangan, citra guru diibaratkan sebagai ujung tombak proses pendidikan. Sebagai ujung tombak, guru memiliki beberapa persyaratan utama, antara lain: satu, harus tajam, artinya harus memiliki kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. Dua, harus lurus, artinya harus mempunyai kejujuran yang murni, objektif dalam memberikan penilaian kepada peserta didik. Tiga, harus berfikir panjang, artinya memiliki ketulusan dan keikhlasan. Berfikir panjang, ibaratnya seorang ibu, cinta kasih kepada anaknya (Suparlan, 2005:9).

(18)

4

perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor, kognitif, maupun afektif (Tafsir, 1992:74). Potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sampai tingkat setinggi mungkin. Agar dapat menjadi pendidik profesional harus memperhatikan tugas dan perannya.

Dalam mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan salah satunya adalah keprofesionalan pendidik. Karena pendidik adalah faktor utama dalam dunia pendidikan. Profesionalisme pendidik sangat menentukan baik atau tidaknya kualitas peserta didik, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Menjadi pendidik bukanlah tugas mudah, maka dari itu pendidik sering dikatakan menjadi seorang pendidik adalah tugas yang mulia.

(19)

5

mental yang senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan diri sebagai pendidik profesional (Surya.dkk, 2010:66).

Kriteria profesional yang harus dipenuhi pendidik adalah sehat jasmani dan ruhani, berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal, memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami dan menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan, serta memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain (Hamalik, 2002:38). Kriteria tersebut menjadi pondasi pandidik dalam melaksanakan tugasnya.

Kebanyakan pendidik diberbagai lembaga pendidikan sulit untuk melaksanakan amanah yang telah diembannya sebagai seorang pendidik. Karena menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya. Melihat kenyataan sekarang ini profesi pendidik banyak diminati oleh orang-orang yang tidak diterima di jurusan-jurusan favorit, dan kemudian memilih jurusan keguruan sebagai pilihan terakhir. Sehingga saat ini pendidik diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki dedikasi tinggi dalam bidang pendidikan.

(20)

6

etik profesi (Nata, 2010:168). Oleh karena itu tingkat keberhasilan peserta didik tergantung pada keprofesionalan pendidik.

Dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 247 dijelaskan bahwa untuk menjadi pendidikan profesional harus mempunyai beberapa karakteristik yang pertama adalah dia mempunyai bakat secara fitrah dalam dirinya, kedua mempunyai ilmu luas, dengan ilmunya ia mengetahui kelemahan dan potensi peserta didik, ketiga bertubuh sehat dan kuat, dengan kesehatan dan kekuatan tubuhnya memungkinkan untuk mendidik dengan optimal (Al-Maraghi, 1993:375). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dengan judul skripsi “PENDIDIK PROFESIONAL DALAM AL-QUR‟AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247 (Kajian Tafsir al-Misbah dan al-Maraghi)”.

B. Rumusan Masalah

Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi telaah pada Al-Qur‟an Surat Al -Baqarah ayat 247. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana konsep pendidik profesional?

2. Bagaimana pendidik profesional menurut Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247?

3. Bagaimana implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal?

C. Tujuan Penelitian

(21)

7

2. Mengetahui pendidik profesional Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 3. Mengetahui implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat

Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingi dicapai penulis yaitu: 1. Manfaat Teoritik

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan wawasan, terutama mengenai pendidik profesional yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, ada beberapa manfaat penyampaian pesan melalui penelitian ini yaitu:

a. Bagi bidang kepenulisan, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat karya buku yang sarat dengan pendidik profesional.

b. Bagi bidang pendidikan, bermanfaat bagi para pendidik atau calon pendidik dalam mengimplementasikan menjadi pendidik profesional. c. Bagi civitas academika, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

E. Metode Penetilian

(22)

8

tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan

yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian.

2. Pendekatan

Dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kajian tafsir muqarin atau perbandingan yaitu perbandingan penafsiran satu ayat atau lebih antara seorang mufasir dengan mufasir yang lain (Shihab, 2013:384). Dalam hal ini peneliti akan membahas mengenai satu topik yaitu pendidk profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Kemudian peneliti membahas dan menganalisis kandungan ayat tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mendapatkan pemahaman mengenai

esensi dari kandungan ayat dalam Al Qur‟an sehingga memperoleh

suatu konsep yang lebih relevan. 3. Sumber Data

a. Data Primer

(23)

9

b. Data Sekunder

Yaitu data yang berupa bahan pustaka yang memiliki kaitan yang sama dihasilkan dari beberapa sumber lain. Sehingga dapat membantu memecahkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian skripsi ini. Salah satu buku tersebut adalah dengan judul, Kiat Menjadi Guru Profesional karya Muhamad Nurdin.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi. Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai ha-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah Content Analysis (analisis isi), yaitu upaya menggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan ulama-ulama tafsir terdahulu. Disini peneliti hanya menafsirkan pendidik profesional dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Kemudian dari hasil penafsiran surah tersebut dianalisis secara mendalam dan seksama mengenai pendidik profesional.

F. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

(24)

10

penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan topik dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Mucharom Syarifudin Zuhri dengan judul Sifat-sifat Pendidik Perspektif Al-Qur‟an Surat Fushilat Ayat 34-35. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Surat Fushilat ayat 34-35 terdapat beberapa sifat-sifat sebagai seorang pendidik yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. yang dapat dijadikan teladan bagi para pendidik, yaitu: memiliki sifat kesabaran, selalu berbuat baik, lemah lembut, kasih sayang terhadap peserta didik, mampu menahan amarah dan memiliki sifat pemaaf.

Penelitian yang dilakukan Anggi Dwi Saputra dengan judul Kompetensi Guru dalam Perspektif Al-Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi harus dimiliki guru menurut Al-Qur‟an Surat An-Najm ayat 5-10 adalah memiliki kepribadian seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna pengembangan ilmu pengetahuan dan media komunikasi dengan orang lain. Adapun kompetensi guru dalam Surat An-Najm ayat 5-10 adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

(25)

11

Al-Qur‟an Surat Ar-Rahman ayat 1-4, diantaranya adalah memiliki sifat kasih sayang, dapat mengajarkan ilmu pengetahuan, mampu mengembangkan potensi peserta didiknya, dan memiliki kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi.

Ketiga skripsi tersebut memiliki perbedaan yaitu skripsi yang pertama menjelaskan tentang sifat-sifat pendidk, kedua memaparkan mengenai kompetensi guru, ketiga mengenai karakteristik pendidik. Persamaan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang guru atau pendidik. Tetapi pada penelitian ini penulis akan menelaah Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247. Dengan menelaahnya maka akan didapat hasil bagaimana cara menjadi pendidik profesional untuk menjadikan peserta didik cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.

2. Kerangka Teori

Pendidik profesional adalah pendidik yang menguasai ilmu pengetahuan dan mampu mengajarkannya kepada peserta didik tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Surya.dkk, 2010:7).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam tiga bagian, yaitu: 1. Bagian Awal

(26)

12

motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bagian inti dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua berisi kompilasi ayat-ayat yang berkenaan dengan pendidik profesional. Kompilasi ayat dalam bab ini memaparkan terjemahan, kosa kata atau mufrodat.

Bab ketiga merupakan Munasabah dari ayat-ayat lain. Pada bab ini dijelaskan mengenai hubungan keterkaitan Surat Al-Baqarah ayat 247 dengan yang lain.

Bab keempat berisi pembahasan mengenai konsep pendidi profesional menurut Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 247 serta implementasi menjadi pendidik profesional pada Surat Al-Baqarah ayat 247 dalam pendidikan formal.

(27)

13

3. Bagian Akhir

(28)

14

BAB II

KOMPILASI AYAT

A. Surat Al-Baqarah Ayat 247

Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi ayat yang menjadi tema dalam skripsi ini. Kompilasi sendiri berarti kumpulan yang tersusun secara teratur mengenai daftar informasi, karangan dan sebagainya (https://kbbi.web.id). Adapun redaksi ayat 247 daru surat Al-Baqarah, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

Artinya: Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah

telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak

mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak

diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya

Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang

luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada

(29)

15

B. Mufrodat

Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosa kata penting terkait dengan ayat tersebut. Kosa kata yang disajikan sesuai dengan Al-Qur‟an Surat Al -Baqarah ayat 247.

1. Kata

لاامي ـ حنامي ـ لايل ـ لاىل ـ لىمي ـ لال

dalam kamus Arab-Indonesia

artinya berkata, bercakap (Yunus, 2010: 260).

لال ,ِاف ,ىهكت

artinya berkata (Munawwir & Fairuz, 2007:397).

لال

berarti berkata mengisyaratkan gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Karena itu huruf pertama digunakan haruslah yang bergerak, karena bukankah dia upaya untuk berbicara. Dan huruf terakhir dari kata ini harus huruf mati, untuk mengakhiri perkataan bearti diam atau tidak bergerak (Shihab, 2013:38).

2.

ىهيثَ

. berasal dari kata

ئثَ ـ ى

ثَ

yang berarti nabi (Yunus, 2010: 437).

يثُناو

artinya nabi (Munawwir, 1984:1375).

ءايثَا ـ ءيثُناو ـ ىثُنا

berarti

nabi(Al-Habsyi, 1985:457).

(30)

16

4.

دل

di kamus Arab-Indonesia artinya sesungguhnya, sebenarnya (Yunus, 2010: 332). Perlu diketahui bahwa tanda fi’il dengan huruf

دل

bisa masuk pada fi’il madhi artinya tahqiq atau sesungguhnya bisa juga untuk

menanyakan sesuatu, dan masuk pada fi‟il mudhari‟, artinya kadang -kadang (Anwar, 1995: 9).

5. Kata

اثعت ـ ثعثي ـ ثعت

artinya mengutus, mengirim, (Yunus, 2010: 68).

ثعثي ـ ثعت

berarti mengutus,

مسري ـ مسرأ

artinya juga mengutus

(Munawwir & Fairuz, 2007:937).

اثعت ـ ثعت

artinya mengutus, mendorong (Al-Habsyi, 1985:33).

6.

خىناط

adalah isim alam

.

Isim alam adalah kata benda yang menunjukkan

nama seseorag atau tempat tertentu (Hafidz, 2009:12).

خىناط

sama dengan

kata

لاىط ج ميىط

aratinya yang panjang.

خىن

اط

adalah seseorang yang

dipilih oleh Allah untuk menjadi raja, akan tetapi dia tidak mempunyai harta banyak, namun dia berilmu luas dan bertubuh sehat. Kelebihan itu yang Allah jadikan prioritas dalam memilih pemimpin (ash-Shiddieqy, 2000:430).

خىناط

ialah nama julukan seorang raja. Dikatakan demikian karena orangnya sangat tinggi. Dalam perjanjian lama kitab samuel diceritakan, diantara rakyat Bani Israil (al-maraghi, 1974:396).

7.

كهًنا

berarti raja (Munawwir, 1984:1358).

حكهًنا

artinya kerajaan

(31)

17

8.

كحأ

berasal dari kata

قىمح ج كح

berarti hak, kebenaran,kepunyaan

ـ كح

امح ـ كحي

berarti tetap dan wajib (Yunus, 2010: 106).

امح ـ كح

artinya

nyata, pasti, tetap (Munawwir, 1984:282).

9.

كهًنات

,

ب

adalah huruf jer

كهًنا

majrur, tanda jernya adalah kasrah.

Maksudnya

كهًنات

kalimat jer majrur karena

كهًنا

didahului oleh huruf jer berupa

ب

.

كهًنا

berarti milik (Munawwir, 1984:1358).

كهي

artinya kerajaan, kekuasaan, kebesaran (Yunus, 2010:426).

10.

خؤي

berasal dari kata

ءاتيا ـ خؤي ـ ىتآ

berarti memberikan (Yunus, 2010:33).

11.

حعس

artinya luas atau lapang (Yunus. 2010: 170).

حعسىناو ـ حعسنا

keluasan, kelapangan (Munawwir, 1984:1558).

12.

لاًنا ٍي

لاي

atau

لىي

artinya harta (Yunus, 2010: 409).

لاىيا ج لاًنا

berarti harta benda (Munawwir, 1984:1368).

13.

ّفطصا

dalam kamus Arab-Indonesia

ةتجًنا ,فطصًنا

berarti yang

terpilih (Baharun, 1980:205).

14.

ديسي ـ داز

artinya bertambah,

ِديسي ـ داز

memberi,

ـ داز ,فيضي ـ فاضأ

ّيًُي ,ءىشنا ,ديزو

berarti menambah (Munawwir & Fairuz, 2007:854).

15.

حطست

dalam kamus Arab-Indonesia artinya keluasan (Yunus, 2010:64).

حطسثنا

artinya keluasan dalam ilmu pengetahuan (Munawwir, 1984:84).

(32)

18

17.

ىسجنا

dalam kamus Arab-Indonesia artinya tubuh atau badan (Yunus,

2010: 88).

واسجا ج ىسجنا

berarti badan (Al-Habsyi, 1985:46).

ج دسجنا

داسجا

berarti badan (Al-Habsyi, 1985:45).

ىسجنا ,داسجا ج دسجنا

artinya

badan, tubuh, jasad(Munawwir, 1984:192).

18. Kata

ءآشي

. dalam kamus Indonesia-Arab berasal dari kata

ءاش ,ديري ـ دارأ

berarti menghendaki (Munawwir & Fairuz, 2007:317).

ءآش

artinya menghendaki, membutuhkan objek. Tidak semua sebutkan objeknya, tidak disebutkan objeknya disebabkan karena pelakunya sangat terhormat atau sebaliknya bisa juga karena takut kepada sang pelaku (Shihab, 2013:60). 19.

عساو

dalam kamus Arab-Indonesia

ءآشي

عستي ـ عسو ـ عساو

Yang lapang,

Yang luas (Yunus, 2010:499).

(33)

19

BAB III

POKOK KANDUNGAN AYAT dan MUNASABAH

A. Pokok Kandungan Surat Al-Baqarah ayat 247

Beberapa pokok kandungan ayat 247 dari Surat Al-Baqarah menurut para mufasir. Adapun redaksinya, sebagaimana disajikan dalam teks berikut ini:

Artinya: Nabi mereka mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya Allah

telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.” Mereka menjawab, “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak

mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun tidak

diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata, “Sesungguhnya

Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang

luas dan tubuh yang perkasa.” Allah memberikan pemerintahan kepada

siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

1. Tafsir al-Maraghi

(34)

20

musuh-musuh (al-Maraghi, 1993:371). Pengusiran tersebut disebabkan beberapa hal yaitu kemungkaran kaum Bani Israil terhadap nabi masa tersebut.

Allah mengetahui orang-orang zalim terhadap dirinya sendiri, yang menganggap dirinya aman dan tenteram jika meninggalkan jihad demi mempertahankan eksistensinya sendiri. Akibatnya hidup dalam kehinaan (al-Maraghi, 1993:373). Diayat tersebut dijelaskan bahwa kaum Bani Israil sudah meninggalkan jihad di jalan Allah maka hidup dalam kehinaan dan diinjak-injak oleh musuh.

Dalam Tafsir al-Maraghi Surat Al-Baqarah ayat 247, dijelaskan bahwa syarat menjadi seorang raja adalah keturunan terhormat, mempunyai banyak harta (al-Maraghi, 1993: 375). Kaum Bani Israil berpendapat bahwa raja itu harus keturunan bangsawan yang mempunyai banyak harta karena dengan hartanya seorang raja dapat mengatur kerajaannya. Tanpa harus mempertimbangkan ilmu pengetahuan luas dan juga sifat-sifat dalam pribadinya.

Dalam ayat ini Allah menjelaskan melalui Nabi-Nya

الله ٌإ لال

ست ,ِدازو ىكيهع ّفطصا

ءآشي ٍي ,ّكهي ىتؤي اللهو ,ىسجناو ىهعنا ىف حط

artinya

(35)

21

Allah, sehingga mudah ia dapat mengadaptasikan dirinya sebagai seorang raja (al-Maraghi, 1993: 375).

Menurut tafsir al-Maraghi syarat untuk menjadi pemimpin itu ada empat, yaitu berbakat dalam memimpin orang banyak atau umat, berpengetahuan luas yakni menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan. Seorang pemimpin harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas agar dapat mengetahui langkah baik apa untuk dapat memimpin umat agar tujuan pemerintahannya dapat tercapai sesuai dengan harapan rakyat. . Dan bisa mengendalikan pemerintahannya dengan baik, dapat membawa umatnya menjadi lebih maju untuk mengembangkan daerahnya.

Kaumnya beranggapan bahwa dengan harta banyak, dapat memimpin sebuah kerajaan dan juga akan ditaati oleh umatnya. Orang-orang tersebut berfikir keturunannya lebih pantas menjadi raja dari pada Thalut, karena memiliki kekayaan harta dan Thalut adalah seorang fakir miskin.

(36)

22

dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang sehat dan kuat. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta itu akan dapat dengan mudah didapat.

Setelah membahas ayat 247 disini juga akan dihabas ayat 248, di ayat tersebut nabi berkata kepada kaumnya, sesungguhnya sebagai salah satu pertolongan Allah ialah dikukuhkannya Thalut sebagai raja dan kembalinya Tabut, yang menjadikan ketenangan hati (al-Maraghi, 1993:381). Nabi berkata bahwa Allah sudah mengukuhkan Thalut sebagai raja sebagai bentuk kasih sayang Allah untuk kaum Bani Israil. Juga kembalinya Tabut yang dulu dirampas musuh.

. Kriteria selanjutnya adalah bertubuh kuat, pada zaman dahulu pemimpin itu diwajibkan untuk memimpin umatnya berperang, untuk dapat melaksanakan kewajiban itu maka harus mempunyai tubuh yang kuat dan kekar. Dan kekurangan harta tidak menjadi masalah dalam memimpin pemerintahan. Karena dengan ilmu pengetahuannya maka harta itu akan dapat dengan mudah didapat.

(37)

23

2. Tafsir Al-Misbah

Sebelum membahas ayat 247 disini akan dibahas ayat 246 terlebih dahulu dalam ayat 246 ini dipaparkan bahwa para pemuka Bani Israil

sesudah Nabi Musa, mereka berkata kepada seorang nabi “angkatlah

seorang raja untuk kami agar kami berperang di jalan Allah” (Shihab, 2002:624). Pemuka Bani Israil meminta agar diangkatnya seorang raja untuk memimpin kaumnya berperang di jalan Allah. Tetapi ketika sudah ditetapkan seorang raja untuk memimpin berperang kaum tersebut berpaling dan tidak mau melaksanakan karena takut kalah dengan musuh.

Mengapa Bani Israil takut sehingga tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya telah diusir dari kampung halaman dan dijauhkan dari anak-anak itu jawabannya (Shihab, 2002:624). Penyebab ketakutannya adalah sebab telah diusir serta dijauhkan dari anak istrinya. Pada akhir ayat mereka dicap zalim, karena kaum Bani Israil sendiri yang memohon dan menolak raja yang dipilih Allah, kaum Bani Israil memohon kemenangan walau tanpa berperang (Shihab, 2002:643).

(38)

24

Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan mengenai Surat Al-Baqarah ayat 247 bahwa Nabi kala itu menyampaikan wahyu Ilahi sesungguhnya Allah telah memilih Thalut atas kamu dan melebihkan untuknya keluasan dalam ilmu serta keperkasaan dalam jasmani (Shihab, 2002:643). Menurut Tafsir Al-Misbah, untuk menjadi pemimpin yang baik itu ada dua syarat yaitu ilmunya luas dan sehat jasmaninya. Maksudnya pemimpin itu harus mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, tidak hanya ilmu pengetahuan umum saja tetapi ilmu agama juga harus dipahami oleh seorang pemimpin. berpengetahuan karena dengan pengetahuan tersebut pemimpin akan dengan mudah mengatur dan mengarahkan umatnya. Dengan keilmuan yang dimiliki seorang pemimpin akan terlihat kewibawaannya Karena dengan ilmunya dia dapat mengetahui keadaan umatnya. Kesehatan jasmani juga penting dimiliki oleh pemimpin, ketika memimpin dia dalam keadaan sakit maka tidak akan berjalan pemerintahannya. Kaum Bani Israil menolak Thalut dengan alasan, Thalut bukan keturunan bangsawan, fakir, dan juga tidak berkelapangan harta sedang para pemuka masyarakat itu adalah bangsawan secara turun-temurun dilain sisi Thalut juga tidak berkelapangan harta (Shihab, 2002:644). Karena alasan semacam itu Thalut di tolak untuk menjadi raja. Padahal menjadi raja bukanlah harta yang menjadi patokan. Keberatan kaum tersebut dibantah oleh Allah, dengan memberikan Thalut kelapanagan ilmu dan keperkasaan tubuh .

(39)

25

keturunannya, atau bahkan popularitasnya. Menentukan pemimpin itu tidak mudah karena harus benar-benar memahami karakter dari pemimpin yang nantinya akan menjadi panutan atau tauladan bagi umatnya.

Setelah ayat 247 dibahas maka disini juga akan dihabas kandungan ayat 248, dalam ayat 248 dijelaskan bahwa masyarakat Bani Israil berkata bahwa ketenangan dari Allah itu datang apabila Tabut itu telah kembali pada kaum tersebut. Tabut adalah peti yang selalu dibawa kemanapuun berperang, yang ketika dalam perjalanan berperang dirampas oleh sekelompok orang (Sihab, 2002:645). Kaum Bani Israil akan tenang apabila Tabut yang terampas oleh musuh telah kembali kepadanya.

Konon isinya adalah lauh, yaitu papan berisikan tulisan sepuluh ayat, juga tongkat Nabi Musa a.s. dan beberapa pakaian, ayat ini juga membahas bahwa Tabut itu dibawa oleh malaikat yang menurut beberapa ulama Tabut turun antara bumi dan langit, kemudian diletakkakan ditangan Thalut (Sihab, 2002:645).

(40)

26

B. Munasabah

Kata munasabah berasal dari kata

حثساُي ـ ةساُي ـ ةساَ

.

Menurut etimologi Munâsabah berarti kedekatan dan kemiripan. Kemiripan tersebut bisa terjadi antara dua hal atau lebih, sedangkan kemiripan bisa terjadi pada seluruh unsur-unsurnya atau bisa juga terjadi pada sebagian saja. Munasabah menurut terminologi adalah kecocokan, kepantasan, dan keserasian antara ayat dengan ayat atau surat dengan surat, Munasabah bisa juga berarti kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam

Al-Qur‟an baik pada surat maupun pada ayat-ayatnya yang menghubungkan antara uraian yang satu dengan yang lainnya (Budiharjo, 2012: 39).

Munasabah dari segi bahasa bermakna kedekatan. Nasab adalah kedekatan hubungan antara seseorang dengan yang lain disebabkan oleh hubungan darah atau keluarga. Ulama-ulama Al-Qur‟an menggunakan kata Munâsabah untuk dua arti. Pertama, hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat-ayat Al-Qur‟an satu dengan yang lainnya. Kedua, hubungan makna satu ayat dengan ayat yang lain, misalnya pengkhususannya, atau penetapan syarat ayat lain yang tidak bersyarat (Shihab, 2013:243-244). Ilmu munasabah yaitu menjelaskan korelasi atau hubungan antara suatu ayat dengan ayat lainnya, surat sebelum dan surat sesudah baik yang ada di belakang maupun yang ada di awal (Syadali &

Rofi‟i, 1997:168).

(41)

27

yang saling berkaitan, serta Munasabah surat yaitu antara surat Al-Baqarah dengan surat sebelumnya (Al-Fatihah) serta antara Surat Al-Baqarah dengan surat sesudahnya (Ali-Imran).

1. Munasabah ayat

Tidak semua ayat yang ada di dalam Al-Qur‟an mempunyai keterkaitan khusus dengan ayat sebelum maupun sesudahnya. Jadi munasabah ayat secara global yang akan dijelaskan penulis disini adalah munasabah antara ayat 246-252 karena dalam ayat tersebut cerita tentang Thalut yang menjadi raja Bani Israel. Berikut akan dipaparkan penulis mengenai munasabah tersebut. Munasabah antara ayat 246 dengan ayat 247, ayat 247 dengan ayat 248. Berikut ini akan dipaparkan mengenai munasabah tersebut:

a. Munasabah antara ayat 246 dengan ayat 247

Pada ayat 246, Allah menjelaskan tentang kisah suatu kaum dari kalangan Bani Israil yang telah diusir dari kampung halamannya dan dipisahkan dari anak isterinya secara paksa. Bani Israil pun meminta kepada seorang nabi, agar mengangkat seorang raja atau panglima perang yang baru untuk memimpin menumbangkan musuh. Akan tetapi ketika raja baru telah diangkat, diperintah untuk berperang, namun hanya sedikit dari yang bersedia memenuhi perintah itu.

(42)

28

menanggapi secara negatif. Jawabannya, “Thalut itu bukan seorang

yang kaya.” Ketika itu Nabi menjelaskan bahwa Allah telah

memilih Thalut untuk menjadi raja sesuai kehendak-Nya dengan memberi keluasan ilmu dan keperkasaan tubuh.

b. Munasabah antara ayat 247 dengan 248

Pada ayat 247 diterangkan ketika Thalut menjadi raja, sedang dia adalah orang yang tidak berhak menjadi raja. Karena masih ada orang yang lebih patut menduduki jabatan ini. Dan lagi Thalut tidak memiliki sarana yang pantas dimiliki oleh seorang raja, yang berbentuk harta benda. Dia bukan turunan para raja, dan juga bukan turunan para nabi.

Dalam ayat 248, dibahas tentang pembuktian Thalut pantas menjadi raja, dengan kembalinya Tabut atau peti yang diletakkan di tangan Thalut. Tabut tersebut peninggalan keluarga Nabi Musa dan nabi Harun. Isi dari Tabut tersebut adalah peralatan berperang, konon katanya apabila Tabut telah berada di samping mereka maka akan ada ketenangan dalam berperang.

2. Munasabah Surat Al-Baqarah dengan Surat Al-Fatihah

(43)

29

kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani israil. Dalam pelaksanaan penyembelihan sapi betina itu tampak dengan jelas sifat dan watak orang-orang Yahudi pada umumnya (Departemen Agama, 2007:31).

Melalui Surat Al-Baqarah ada bukti kebenaran petunjuk-petunjuk Allah, walaupun pada awalnya kelihatan tidak dapat dipahami. Kisah penyembelihan sapi juga membuktikan kekuasaan Allah, menghidupkan kembali yang telah mati, serta menjatuhkan sanksi untuk orang bersalah walau ketika melakukan kejahatannya secara diam-diam (Sihab, 2002:100).

Surat Al-Fatihah adalah surat yang terdiri dari 7 ayat, sering

disebut dengan Ummul Qur‟an atau Ummul Kitab. Dinamakan Ummul

Kitab karena isi Al-Fatihah meliputi tujuan-tujuan pokok Al-Qur‟an, antara lain pujian kepada Allah, ibadah kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menjelaskan janji dan ancaman Allah. Disebut Surat Al-Fatihah disebabkan dia menduduki urutan pertama atau merupakan surat pertama yang diturunkan secara lengkap (al-Maraghi, 1993:25).

Adapun munasabah surat Al-Fatihah dengan surat Al-Baqarah menurut Departemen Agama RI (2007: 32) adalah sebagai berikut: a. Surat Al-Fatihah merupakan pokok-pokok pembahasan yang akan

(44)

30

b. Dibagian akhir surat Al-fatihah disebutkan permohonan hamba, agar diberi petunjuk oleh Allah ke jalan yang lurus, sedangkan surat Al-Baqarah dimulai dengan ayat yang menerangkan bahwa Al-qur‟an adalah kitab yang menunjukkan jalan yang dimaksudkan itu.

c. Di akhir surat Al-Fatihah disebutkan tiga kelompok manusia, yaitu yang diberi nikmat, yang dimurkai Allah dan orang yang sesat, sedangkan di awal surat Al-Baqarah juga disebutkan tiga kelompok manusia yaitu orang yang bertakwa, orang kafir, dan orang munafik.

3. Munasabah Surat Al-Baqarah dengan Surat Ali-Imran

(45)

31

menaati petunjuk-petunjuk surat ini di kemudian hari (Sihab, 2002:100).

Surat Ali-Imran diturunkan di Madinah, terdiri dari 200 ayat diturunkan sesudah surat al-Anfaal (ash-Shiddieqy, 2000:521). Surat Imran adalah surat ketiga artinya keluarga Imran. Dinamakan Ali-Imran, karena dalam surat ini terdapat kisah keluarga Imran beserta keturunannya, kelahiran Nabi Isa a.s yang dilahirkan Maryam putri Iran, persamaan kejadian Isa a.s. dengan Adam a.s., dan mukjizat Allah untuk Nabi Isa a.s (Departemen Agama, 2007:450).

Surat Al-Baqarah dan Surat Ali-Imran disebut dengan az-Zahrawani (dua surat yang cemerlang), karena kedua surat ini mengungkapkan hal-hal yang disembunyikan Ahli Kitab, seperti kejadian Nabi Isa a.s. kedatangan Nabi Muhammad saw. pokok-pokok kandungannya adalah: pertama keimanan, dalil yang membantah perkataan orang Nasrani yang mengaku sebagai Nabi Isa a.s. ketauhidan adalah dasar dari agama-agama yang dibawa para nabi. Kedua hukum-hukum, asas musyawarah: mubahalah dan hukum riba.

Ketiga kisah-kisah, kisah keluarga Imran, Perang Badar, dan Perang

(46)

32

pengambilan perjanjian para Nabi Allah (Departemen Agama, 2007:450).

Adapun munasabah antara Surat Al-Baqarah dengan Surat Ali-Imran menurut ash-Shiddeqy (2000:522 ) adalah sebagai berikut: a. Surat Al-Baqarah dimulai dengan menjelaskan tentang Al-Qur‟an

dan keadaan manusia dalam mengambil petunjuk dari Al-Qur‟an. Surat ini juga dijelaskan mengenai orang-orang beriman kepada Al-Qur‟an, orang tidak beriman, dan orang munafik. Disurat ini, Tuhan menjelaskan kaum yang jalan hidupnya tidak lurus dan hanya mengikuti hawa nafsu untuk membuat fitrah. Selain itu, juga menjelaskan golongan berilmu bagitu kukuh serta mendalam, mengimani ayat-ayat muhkamat (yang jelas maknanya) dan ayat-ayat mutasyabihat (masih memerlukan penjelasan) semua itu datang dari Allah.

b. Di Surat Al-Baqarah, Tuhan memperingatkan tentang penciptaan Adam, sedang dalam Surat Ali-Imran, Tuhan memperingatkan kejadian Isa. Keduanya, Adam dan Isa, diciptakan tidak menurut Sunnah (hukum) yang lazim, sebagaimana manusia lain. Dikedua surat itu, Tuhan membantah pendapat dan keyakinan ahlul kitab. c. Dalam Surat Al-Baqarah, Tuhan memberikan uraian panjang

(47)

33

sebaliknya. Hal ini karena kaum Nasrani lahir sesudah bangsa Yahudi, sehingga pembicaraan mengenai mereka ditempatkan sesudah pembicaraan mengenai bangsa Yahudi.

d. Pada akhir masing-masing surat terdapat doa. Dalam Surat Al-Baqarah terdapat doa tentang permohonan menolak kedurhakaan orang-orang yang mengingkari seruan agama dan menjadi musuh-musuh yang memerangi umat Islam, selain meminta agar diperingan bebannya. Hal tersebuat sesauai keadaan umat Muslim pada permulaan kelahiran Islam.

(48)

34

BAB IV

KONSEP dan IMPLEMENTASI PENDIDIK PROFESIONAL dalam

AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 247

A. Konsep Pendidik Profesional

Pendidik adalah orangtua kedua sekaligus penanggungjawab pendidikan peserta didik, bertugas dalam proses pendidikan formal karena tanggungjawab merupakan konsekuensi amanat yang harus dipikul seorang pendidik . Pendidik berkewajiban membawa peserta didik kearah jalan lebih baik. Cerdas dalam berfikir serta berakhlakul karimah. Dengan tugas yang berat tersebut pendidik harus profesional melakukan tugasnya melalui proses pembelajaran sehingga akan diperoleh peserta didik tangguh dalam menghadapi keganasan zaman sekarang.

Profesional adalah dapat didefinisikan sebagai pekerjaan atau yang dilakukan seseorang yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pendidik profesional adalah seseorang yang mengajar dan juga mendidik peserta didik dengan keahlian yang dimiliki serta memperhatikan kode etik profesi.

(49)

35

Guru profesional harus mempunyai kompetensi dan sertifikat agar dapat mengajar dengan baik karena ada dorongan untuk mewujudkan pendidikan sesuai tujuan nasional dalam dirinya.

Syarat profesional yang harus dipenuhi adalah: pertama memiliki kode etik yaitu acuan dalam melaksanakan tugas beserta fungsinya. Kedua memiliki klien tetap yang berkesinambungan seperti guru dengan peserta didik. Ketiga mendapat pengakuan masyarakat karena jasanya sangat diperlukan oleh masyarakat (Priansa, 2014:115). Syarat tersebut harus dimiliki pendidik profesional untuk dapat melaksanakan tugas yang telah dipikulnya.

Keberhasilan pendidik profesional ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan sangat penting untuk dimiliki. Penguasaan materi serta pemahaman kurikulum adalah prioritas paling penting disamping kreatif mendayagunakan media pembelajaran (Asdiqah, 2015:8). Dikatakan pendidik profesional bukan hanya dilihat dari kecapan melakukan profesinya tetapi harus berdasarkan wawasan keilmuan perlu kembangkan.

(50)

36

menjadi panutan bagi peserta didiknya jadi pendidik harus berkepribadian baik.

Tugas guru profesional antara lain yaitu bertindak sebagai model bagi para anggota lainnya, merangsang pemikiran dan tindakan, memimpin perencanaan dalam mata atau daerah pelajaran tertentu, memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memeberikan komentar atau laporan, bertindak sebagai pengajar dalam timnya (Hamalik, 2002:28). Setelah mengetahui tugas sebagai pendidik profesional, guru juga harus memperhatikan prinsip profesioal guru diantaranya adalah memiliki bakat minat, panggilan jiwa, memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tuganya, memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, (Rugaiyah & Atik Sismiati. 2013:12). Bakat dan minat menjadi seorang guru penting dimiliki bagi setiap calon pendidik karena akan sangat berpengaruh terhadap kinerjanya selama mengajar peserta didik.

(51)

37

terdapat beberapa tambahan diantaranya kompetensi dan juga kompetensi spiritual yang akan dijelaskan berikut ini:

1. Kompetensi Personal

Kompetensi personal sangat penting membentuk kepribadian anak. Guru mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih produktif dalam persaingan masyarakat era milenial, serta mensejahterakan masyarakat, memajukan bangsa juga negara (Asdiqah, 2015:22).

2. Kompetensi Profesional

Dalam kompetensi ini guru dituntut lebih cakap, mampu bekerjasama mengelola kelas secara terorganisasi. Pendidik yang menguasai dasar-dasar keilmuan akan dapat memberi jaminan bahwa peseta didik belajar sesuatu dari guru tersebut (Asdiqah, 2015:26).

3. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik (Asdiqah, 2015:26). Kompetensi ini meliputi kemampuan guru mengembangkan kurikulum, yang sudah ada agar dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik.

4. Kompetensi kepribadian

(52)

38

5. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagian masyarakat untuk bergaul secara efektif terhadap peserta didik, orang tua wali, dan masyarakat sekitar (Asdiqah, 2015:29). Seorang pendidik membutuhkan orang lain dalam kehidupannya lingkungan masyarakat. 6. Kompetensi Spiritual

Setiap pendidik harus mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena bekal bekal keimanan dan ketakwaannya pendidik akan memiliki konsep yang baik dalam proses pembelajaran (Asdiqah, 2015:29).

Dalam hubungan dengan kegiatan pembelajaran, kompetensi guru sangat penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar tidak ditentukan oleh sekolah, struktur dan isi kurikulum akan tetapi sebagian besar ditentukan kompetensi guru yang membimbing dan mengajar peserta didik (Asdiqah, 2015:21). Kompetensi guru dan hasil belajar peserta didik sangat menentukan tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami materi pelajaran maupun tingkah laku di kehidupan sehari-hari.

(53)

39

efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu mengajar di kelas, mampu menjadi model bagi peserta didik, menguasai teknik bimbingan dan layanan, mampu melaksanakan evaluasi. Ketiga tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, untuk melaksanakan pembangunan masyarakat yakni guru mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat. Keempat tanggungjawab bidang keilmuan, bertanggungungjawab memajukan ilmu pengetahuan serta melaksanakan penelitian, pengembangan.

Guru sebagai pemimpin mempunyai fungsi pokok yang dapat menciptakan sekolah efektif, fungsi tersebut antara lain: task related atau problem solving function yaitu guru harus terampil memberikan saran dan mampu memecahkan berbagai masalah di sekolah sekaligus menyajikan solusi. Selanjutnya group maintenance function atau social function yakni guru membantu sumber daya manusia untuk mengoptimalkan kemampuannya (Priansa, 2014:164).

Guru adalah partner peserta didik dalam hal kebaikan. Seorang guru yang baik akan berjuang demi terciptanyan peserta didik yang unggul dalam prestasi, beeakhlak muli, arif serta bijaksana. Tanggungjawab guru bukan hanya di dunia saja tapi di akhirat pun guru akan dimntai pertanggung jawaban atas apa yang diajarkan pada peserta didik.

(54)

40

(55)

41

B. Pendidik Profesional dalam Surat Al-Baqarah Ayat 247

Adapun konsep pendidik profesional dalam Surat Al-Baqarah ayat 247 adalah sebagai berikut:

1. Sehat dalam jasmani maupun ruhani

Kesehatan jasmani adalah keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani, disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang terdapat dalam lingkungan, disamping secara positif merasa gesit, kuat, dan bersemangat (Daradjat, 1974:36). Jadi kesehatan jasmani yaitu berfungsinya semua anggota tubuh dengan baik dan mampu menggunakannya dalam hal kebaikan.

Kesehatan jiwa atau ruhani adalah kemampuan seseorang menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dan lingkungan alam sekitar sehingga dapat dicapai kebahagiaan dalam kehidupannya (Daradjat, 1974:39). Kesehatan jiwa atau ruhani yakni kemampuan seseorang dalam menyesuaikan keadaan agar mencapai kebahagiaan.

(56)

42

keterampilan fisiknya menuju kepada pencapaian tubuh yang kuat

atau fit. Ada sebuah ungkapan “Mens sana in corpore sano”, di dalam

tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, walaupun tidak seluruhnya benar (Nurdin, 2010:130).

Apabila kemampuan fisik saja yang diprioritaskan, hal itu hanya akan membanggakan individualnya saja. Islam memandang kekuatan fisik orang beriman bukan hanya dilihat dari postur tubuhnya yang kuat, tapi juga memandang terhadap keyakinan dan keimanannya (ruhaniyah). Ini artinya pendidik harus sehat jasmani dan rohani. Apabila jasmaninya yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan (Nurdin, 2010:131). Pendidik yang sakit-sakitan terpaksa kerap kali absen dan tentunya merugikan peserta didik (Asdiqoh, 2015:31).

Disamping itu, pendidik yang mempunyai penyakit tidak akan bergairah dalam mengajar. Di samping itu, seorang pendidik harus sehat rohaninya. Orang yang ruhaninya tidak sehat akan sangat berpeluang untuk menderita stress (Husein, 2017:25). Agar seorang pendidik selalu sehat ruhaninya, maka harus bertakwa kepada Allah SWT. Takwa merupakan suatu bangunan tumpuan causa pendidikan. Pendidik selalu ingat bahwa Tuhan, selalu mengawasi setiap langkah, sehingga akan selalu ingat akan Tuhannya (Nurdin, 2010:135).

(57)

43

Allah, sedangkan cinta akan menumbuhkan motivasi positif dan berkreativitas tinggi. Sebab guru adalah tauladan bagi peserta didik (Husein, 2017:25). Dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah, pendidik akan selalu berfikiran positif tidak mudah terserang depresi sehingga dapat melakukan proses belajar mengajar dengan optimal. 2. Mempunyai ilmu pengetahuan luas

Setiap orang apalagi pendidik harus meningkatkan keilmuannya. Tanpa mempunyai ilmu pengetahuan, maka pendidik akan meninggalkan generasi yang tidak siap berkompetisi. Seorang pendidik setiap saat harus membekali dirinya dengan ilmu dan kesediaan membiasakan diri untuk mengkajinya. Seorang pendidik harus benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji, dan memiliki pemahaman mendalam, sehingga anak didik menghormati dan mempercayainya (Nurdin, 2010:137).

Ilmu adalah penghias diri yang mengantarkan kepada keilmuan. Karenanya, seorang guru harus menenggelamkan diri ke tengah samudera pengetahuan untuk mengambil mutiara ilmu yang bermanfaat. Setiap hari para pendidik harus menambah ilmu sebagai sarana pengabdian kepada-Nya (Nurdin, 2010:138). Walaupun tidak banyak, setiap akan mengajar pendidik wajib menambah keilmuannya setiap hari.

(58)

44

tingkat tinggi. Itu dapat diperoleh dengan cara belajar (menuntut ilmu), karena syarat seorang guru secara administrasi harus dibuktikan dengan ijazah sarjana (Husein, 2017:26). Ijazah dapat diperoleh seorang pendidik ketika sudah selesai menempuh jenjang pendidikan. Dengan dibuktikan melalui ijazah, dapat dipastikan pendidik sudah memahami apa saja yang dipelajari pada waktu belajar di suatu lembaga pendidikan.

Oleh sebab itu, ilmu sangat penting bagi manusia. Namun lebih penting lagi adalah sosok pendidik sebagai pembawa ilmu pengetahuan yang disampaikan kepada peserta didiknya. Sehingga ilmu tidak hanya memperluas cakrawala berpikir, tetapi juga membawa perubahan terhadap anak didik dalam menghambakan dirinya kepada Allah swt. pendidik yang kaya akan ilmu pengetahuan akan menjadi sumber bagi anak didik untuk menggalinya (Nurdin, 2010:138).

(59)

45

menguntungkan. Peserta didik mendapat ilmu baru dan pendidik dapat berbagi dengan ilmunya.

Sebagai seorang yang profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terus menerus. Guru harus bersikap selalu mengadakan pembaharuan sesuai dengan tuntutan tugasnya (Soetjipto & Raflis Kosasi, 1999:55). Salah satu indikator keberhasilan guru dalam pelaksanaan tugas, adalah dapatnya guru itu menjabarkan, memperluas, menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:68). Yang dimaksud dengan menguasai bidang yang ditekuni adalah seorang guru yang ahli dalam mata pelajaran tertentu. Tidak menutup kemungkinan seorang guru mamapu menagajar dua mata pelajaran, yang penting dia profesional dan menguasai mata pelajaran tersebut (Husein, 2017:28).

(60)

46

C. Implementasi menjadi Pendidik Profsional pada Surat Al-Baqarah Ayat 247 dalam Pendidikan Formal

Pendidikan formal yang dimaksudkan penulis disini meliputi MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA. Di dalam jenjang pendidikan tersebut untuk dapat menjadi tenaga pendidik atau guru sudah ada persyaratan tersendiri. Adapun syarat pokok menjadi pendidik profesional menurut Surat Al-Baqarah ayat 247 tersebut akan dipaparkan penulis berikut ini: 1. Sehat dalam jasmani maupun ruhani

Kesehatan merupakan hal paling pokok dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam mengajar seorang calon pendidik harus memenuhi persyaratan salah satunya adalah kesehatan jasmani. Karena kesehatan jasmani dapat mempengaruhi semangat pendidik dalam mengajar. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang pendidik harus berbadan sehat dan tidak memiliki cacat fisik juga mempunyai stamina baik. Banyak cara untuk menjaga untuk menjaga agar staminanya selalu prima, seperti menjaga pola makan, istirahat cukup, dan olahraga teratur, yang akan menunjang penampilan ketika mengajar di depan kelas. Sehingga akan tercapai pendidikan dengan hasil maksimal.

(61)

47

Pendidik yang dapat mengontrol emosinya dengan baik akan berdampak baik bagi peserta didik dan sebaliknya apabila pendidik tersebut tidak bisa mengendalikan emosinya akan berdampak buruk kepada peserta didik. Dilihat dari segi keruhanian, orang gila berbahaya ketika mendidik karena tidak bisa melaksanakan tanggungjawab sebagai pendidik.

Di sekolah-sekolah pada hari jum‟at sudah banyak yang

mengadakan ini diadakan jum‟at sehat, kegiatannya yaitu senam

bersama sebelum memulai pembelajaran. Tujuan utama bagi pendidik adalah meningkatkan semangat dalam memberikan materi pelajaran. Dan peserta didik pun juga akan merasakan semangat ketika berada dalam kelas. Karena tubuhnya merasa fit setelah berolahraga. Walaupun hanya satu minggu sekali tubuh akan merasa lebih segar ketika melakukan olahraga. Tidak hanya badannya saja yang sehat tetapi fikiran juga lebih jernih dan selalu berfikir positif.

Banyak cara yang telah dilakukan sekolah-sekolah untuk menjaga kesehatan rohani bagi pendidik khususnya dan peserta didik pada umumnya. Seperti melakukan berdoa dan tadarus bersama dengan peserta didik sebelum memulai pelajaran. Mengajak peserta

didik sholat dhuha setiap pagi dan jama‟ah sholat dzhuhur. Bisa juga

(62)

48

Kesehatan ruhani juga bisa dikaitkan dengan kompetensi spiritual. Dalam konsepsi pendidikan, seorang guru harus mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses konkret baik dalam pembelajaran (Asdiqoh, 2015:29). Keimanan dan ketakwaan yang tinggi akan berdampak pada peserta didik. Guru tidak hanya akan digugu dan ditiru tetapi juga dapat menginspirasi peserta didik untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap sang Maha Kuasa.

Pada saat ini calon pendidik yang mempunyai cacat fisik, tetapi masih bisa mengajar peserta didik, diperbolehkan untuk mengajar di sekolah-sekolah asalkan cacatnya tidak mengganggu dalam kegiatan belajar mengajar. Keadaan tersebut sekaligus memotivasi peserta didik agar lebih giat lagi untuk menuntut ilmu. Sebab tidak ada alasan untuk tidak belajar walaupun mempunyai kekurangan dalam diri.

(63)

49

diperketat lagi. Suapaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 24 ayat 1 telah dipaparkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimal, dan sertifikasi sesuai jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan ruhani, serta mempunyai kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Jadi kesehatan jasmani dan ruhani adalah salah satu syarat menjadi pendidik profesional di pendidikan formal. Dengan kesehatan yang dimiliki baik jasmani maupun ruhani, dapat menciptakan rasa aman peserta didik sebagaimana telah dijelaskan di atas.

2. Mempunyai ilmu pengetahuan luas

Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam akan membantu peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Dengan dasar ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pendidik, diharapkan pendidik dapat membuka wawasan lebih luas sehingga dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Persyaratan berilmu pengetahuan luas juga menjadi penunjang dan pembentukan profesionalan pendidik.

(64)

50

juga harus mempunyai keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik pendidik pun dituntut agar mengamalkan ilmunya, dan memberikan bimbingan ketika ada peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Dalam setiap akhir pembelajaran pendidik melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik sudah sejauh mana memahami pelajaran.

Pendidik sekarang ini adalah pengganti Rasulullah yang akan mengajarkan, mempeejuangkan ajaran-ajarannya sesuai dengan pribadi yang dimiliki Rasulullah. Di sekolah pendidik mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Tidak hanya itu saja yang harus pendidik persiapkan dalam proses belajar mengajar, pendidik diwajibkan menguasai bahan ajar, menciptakan suasana kelas kondusif, menguasai media pembelajaran, memberikan penilaian terhadap peserta didik, dan membimbing peserta didik dalam memahami materi sampai menguasai.

(65)

51

dalam mengaplikasikan metode pembelajaran dalam mengajarkan materi pelajaran, agar materi yang disampaikan dapat diterima dan dipraktikkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidik dituntut menguasai materi pelajaran dan secara terus menerus mengkaji materi agar ketika menyampaikan di depan peserta didik menjadi lebih mudah. Mampu menjabarkan bahan ajar sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Selain itu pendidik harus menguasai pengetahuan tentang psikologi peserta didik.

Sekarang ini banyak pendidik yang telah menekuni bidang tertentu, tetapi ketika mengajar di sekolah pendidik di minta untuk mengajar mata pelajaran yang lain. Karena sekolah tersebut kekurangan tenaga pengajar, yang terpenting dapat profesional dengan tugas mengajar. Tidak menutup kemungkinan pengajar harus lebih menekuni, mempelajari materi baru untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

(66)

52

Salah satu indikator keberhasilan guru dalam pelaksanaan tugas, adalah dapatnya guru itu menjabarkan, memperluas, menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:68). Melalui guru pengajar nilai-nilai yang terkandung dapat disampaikan kepada peserta didik, dan aktualisasi serta transformasi nilai-nilai atau sikap, pengetahuan yang terkandung di dalam kurikulum tersebut dilakukan oleh guru pengajar melalui implementasi kurikulum di dalam proses belajar mengajar (Nurdin & Basyirudin Usman, 2002:75).

Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh pendidik untuk melaksanakan tugas mengajarnya harus dipelajari dari lembaga pendidikan khusus, berkonsentrasi pada meneliti, menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga peran dari lembaga perguruan tinggi adalah mencetak sumber daya manusia yang berpengetahuan luas, memiliki pemahaman mendalam terhadap proses belajar mengajar.

(67)

53

tempat pendidik mengajar tidak terdapat fasilitas lengkap sebagai penunjang kegiatana belajar mengajar, tugas pendidik yaitu mengatasi kekurangan alat peraga atau bahkan buku-buku pelajaraan tidak tersedia.

Pendidik juga harus bertanggung jawab dengan profesinya. Profesi sebagai pendidik bukanlah main-main karena menyangkut orang banyak. Demikian pula, pendidik dituntut harus sadar bahwa dalam melaksanakan tugasnya sselalu bersungguh-sungguh dilakukan dengan perasaan senang dan bahagia. Tidak ada beban ketika mengajar. Oleh sebab itu pendidik dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan yang dimiliki untuk tercapai pembelajaran yang baik di sekolah. Pendidik juga harus peka terhadap perubahan-perubahan dalam pengajaran karena ilmu itu selalu berkembang tidak pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal baru.

Adanya pembaharuan ilmu pengetahuan, pendidik lebih dahulu mengetahui daripada peserta didik. Agar kewibawaannya selalu terjaga. Tidak menutup kemungkinan apabila peserta didik ada yang lebih mengetahui tentang sesuatu dan pendidik juga harus bisa menerima dan belajar lebih intensif lagi.

(68)

54

Sebelum melakukan pembelajaran di kelas pendidik harus menguasai ilmu pengetahuan dari dasar dahulu dan ketika di hadapan peserta didik pendidik mengembangkan sesuai apa yang dipelajari.

Apabila dihubungkan dengan kode etik guru, antara guru dengan peserta didik. Guru membimbing, mengarahkan, melatih mengevaluasi, menghimpun informasi, mengembangkan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar efektif serta efisien (Mudlofir, 2013:213-214).

Kompetensi kinerja profesi keguruan adalah kompetensi yang mendeteksi sejauh mana seorang pendidik memahami profesinya. Kompetensi yang dikembangkan oleh Proyek Pembinaan pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Mudlofir, 2013:76-81) tersebut adalah pertama merencanakan proses belajar mengajar, kemampuan ini merupakan muara dari pengetahun teori, keterampilan dasar, dan pemahaman mendalam tentang objek belajar serta situasi pembelajaran. Artinya hal apa yang harus peserta didik lakukan selama kegiatan berlangsung. Agar materi dapat sampai kepada peserta didik dalam kegiatan belajar diperinci secara jelas. Di dalam kelas pendidik saat menjelaskan sesuai dengan apa rencana sebelumnya.

(69)

55

mengambil keputusan atas dasar penilaian tepat, apakah kegiatan belajar mengajarnya dihentikan, atau diubah metodenya, apa mengulang materi pelajaran lalu, apabila peserta didik belum memahami dan menguasai materi. Disinilah praktik pengalaman lapangan seorang calon pendidik menjadi penting serta dapat membantu bagaimana cara menghadapi peserta didik melalui pengalaman.

Ketiga menilai kemajuan proses belajar mengajar , melakuakan penilaian meliputi iluminatif-observatif dan struktural-objektif. Iluminatif-observatif adalah penilaian dengan melakukan pengamatan secara terus-menerus tentang perubahan serta kemajuan peserta didik. Sedangkan penilaian struktural-objektif berhubungan dengan skor, atau angka. Pada saat ini pendidik lebih populer menggunakan penilaian yang kedua.

Keempat penguasaan akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, proses dan hasil belajar peserta didik tergantung penguasaan pelajaran pendidik dan keterampilan mengajarnya. Besar pengaruhnya antara penguasaan meteri pelajaran dengan prestasi belajar peserta didik semakin luas pengetahuan pendidik maka semakin tinggi pula prestasi peserta didik.

(70)

56

mata pelajaran terkait. Serta menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan mata pelajaran terkait (Rugaiyah & Atik Sismiati, 2013:89).

Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), di UU RI No. 20 Tahun 2003 dalam bab XI yang menjelaskan tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 39 ayat 1 dan 2. Ayat 1 tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelaksanakan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat 2 berbunyi pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini merupakan aplikasi dari analisa yang terjadi di lapangan bagaimana prosedur penyewaan fasilitas yang ada digambarkan ke dalam rancangan sistem

Dalam proses pembuatannya menggunakan alur yang sesuai cara kerja dari metode MVC atau CodeIgniter , disini juga membuat Exception Handling untuk memastikan data yang

Literasi keuangan sebagai pengetahuan perencanaan keuangan untuk mengelola keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan (Chen dan Volpe, 1998) Mengelola keuangan

Kemudi­ an anggota keluarga yang sudah terbiasa dengan aturan syar’i berbaur dalam masyarakat secara pelan akan mengajak anggota masyarakat lainnnya melakukan hal sama dan lama

annulicornis, lama hidup imago yang diamati mulai dari proses ganti kulit nimfa instar ke–5 menjadi imago hingga kematiannya sangat singkat, yaitu hanya 48 ± 6 hari untuk

Untuk peserta Seleksi Tertulis dan Keterampilan Komputer harap mengambil undangan di kantor KPU Kota Jakarta Pusat pada Hari Sabtu tanggal 2 Juli 2016 pukul 01.00 WIB

Aplikasi ini nantinya akan memberikan informasi letak – letak ATM dalam bentuk peta dan dapat menentukan lokasi ATM terdekat dari posisi nasabah menggunakan formula

Penelitian ini menunjukkan bahwa e-learning yang dikembangkan dengan Moodle melalui tiga tahapan, yaitu : pertama perencanaan, desain, dan pengembangan, kedua e- learning tersebut