HIDDEN CURRICULUM
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM HIDDEN CURRICULUM
B. Implementasi Nilai-nilai pendidikan Multikulturaldalam Hidden Curriculum d
SMA N 2 Grabag
SMA N 2 Grabag menerapkan sistem pembiasaan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan multikultural seperti yang diungkapkan oleh guru PAI Bu Dian sebagai berikut:
Penerapannya yang sering dilakukan pembiasaan. Pembelajaran PAI pada awal pembelajaran dilakukan membaca Asmaul Husna, dan 5 menit membaca Al-Qur‟an, pendidikan moral, dan akidah. PAI adalah penentu perilaku siswa, attitude/ sikap siswa yang ada di sini ditentukan bagaimana dia bertindak menghormati gurunya, saling tutur sapa tidak buli antar teman, menghindari hal-hal kekerasan, karena sekarang yang lebih ditakutkan buli, kekerasan antar teman tapi untuk sekolah kami sudah terminimalisir, tapi untuk buli masih ada satu atau dua, karena pengaruh teman dan lingkungan.
Nilai yang lain guru ajarkan juga kepada siswa tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhannya, bahkan guru ajarkan juga bagaimana berhubungan dengan manusia
39
Wawancara dengan Bahrodin, Guru PAI SMA N I Grabag, 26 Juli 2018. 40
Wawancara dengan Fa‟izal Masduqi, Siswa Kelas XI IPS I SMA N I Grabag, 26 Juli 2018.
41
Wawancara dengan Hanum Jazimah Puji Astutik, Guru PAI SMA N I Grabag, 26 Juli 2018. 42
35
tidak hanya kepada Tuhannya, seperti yang disampaikan oleh Kustia siswa kelas XI
IPA II SMA 2 Grabag sebagai berikut:”Pembelajaran PAI tidak hanya tentang
hubungan kepada Allah saja, tapi juga hubungan kepada sesama manusia.” Tentang hubungan dengan manusia guru ajarkan untuk saling tolong-menolong kepada sesama, seperti yang disampaikan oleh Santi Rahayu siswa kelas X IPA I sebagai
berikut:”guru agama mengajari menghormati, menghargai, saling tolong menolong,
dan tidak membeda-bedakan teman.” Berbuat baik dan tolong-menolong dilakukan pada praktek-praktek pembagian zakat, pembagian daging kurban, dan lain-lain,
seperti yang diungkapkan oleh guru PAI Bu Dian sebagai berikut: “Kegiatan bakti
sosial, ada yang dari agama Islam dan juga agama lain, Idul Adha berkurban, pembagian zakat ada yang muslim dan non muslim tapi mmbaur jadi satu.”
Selain penerapan nilai di atas di SMA N 2 Grabag juga menerapkan nilai saling memahami, menghormati dan toleransi.Penerapan nilai tersebut guru lakukan dengan antusias dan sungguh-sungguh agar siswa terbentuk karakter yang baik. Nilai-
nilai tersebut seperti yang diugkapkan oleh guru pai Pak Isa sebagai berikut: “Pada
saat pembelajaran agama Islam sendiri,agama lain sndiri, ketika agama Islam sedang pelajaran agama yang agama lain langsung mencari guru agama yang di anutnya,saling menghargai, tidak berbenturan.” Hal tersebut membuat semua merasa nyaman dan damai, seperti yang disampaikan oleh Peta siswa kelas XI IPA II sebagai
berikut:”Dan adanya pemisahan dalam berdoa, sama sama enak, nyaman muslim
semua, gak ada yang ganjel atau cangung.” Adanya rasa saling memahami akan
timbul rasa saling menghormati antar yang lain dalam berbagai hal, seperti yang
diungkapkan oleh Pak Isa guru PAI sebagai berikut:”Saat waktu dzuhur yang non
muslim menghargai mempersilahkan untuk solat dzuhur.” Nilai tersebut diterapkan tidak hanya dalam hal agama tapi juga dalam menghormati guru atau yang lebih tua,
36
dan bergaul dengan teman, seperti yang disampaikan oleh Bu dian guru PAI sebagai
berikut: “
Secara sikap attitude, yang paling terlihat sopan- santun, unggah- ungguh, saling menghormti, ketika bertmu dengan bapak ibu guru selalu berjabat tangan, entah di manapun atau kapan pun selala berjabat tangan, entah ketemu di jalan atau dimana, sudah menjadi kebiasaan, entah sehari ketemu 5 kali, ya menjabat lima kali, sudah menjadi kebiasaan, tanpa disuruh sudah dengan sendrinya lebih ada rasa hormat.
Dalam hal bergaul dengan teman tampak seperti yang disampaikan oleh Zulia
siswa kelas XI IPA Ii sebagai berikut: “ Untuk menghormati, menghargai, tidak pilih-
pilih teman, dan saling tolong menolong.” Dari nilai saling menghormati diharapkan akan timbul rasa toleransi yang dicontohkan langsung oleg guru di sekolah, seperti yang diungkapkan oleh Pak Isa guru PAI sebagai berikut:”Setiap kegiatan apapun baik wajib atau ekstra tidak menganaktirikan, walaupun yang non Islam minoritas tidak menganaktirikan, mereka memiliki hak yang sama.” Selain guru yang mencontohkan langsung, siswa juga dituntut untuk selalu memperkokoh rasa toleransi tehadap sesame, seperti yang disampaikan oleh peta siswa kelas XI IPA II sebagai
berikut:”untuk memperkokoh sikap toleransi pada siswa, mengurangi konflik yang
ada di tengah masyarakat.” Dengan penerapan nilai-nilai tersebut diharapkan akan tercipta suasana sekolah yang kondusif dan nyaman.
a. Tauhid (mengesakan Tuhan), adalah hal penting yang harus diterapkan kepada siswa, karena nilai ketauhidan adalah dasar bagaimana siswa mengenal Tuhannya, dan mengenal siapa yang menciptakannya. Tidak hanya mengenalkan saja tetapi juga, memberikan pengetahuan dan bimbingan apa yang wajib dilaksanakan dan apa yang dilarang oleh Tuhannya. Dalam pembelajaran PAI banyak sikap yang guru terapkan atau tanamkan, baik dari segi akidah ataupun ibadah. Penerapannya yang sering dilakukan yaitu melalui pembiasaan, dengan carapembacaan Asmaul
37
Husna dan lima menit membaca Al-Qur‟an sebelum awal pelajaran di mulai.43 Pada pembelajaran PAI guru tidak hanya mengajarkan tentang hubungan kepadaAllah, tetapi juga mengajarkan hubungan kepada manusia.44
b. Ta‟aruf, ih san (saling mengenal dan berbuat baik), yaitu kesadaran dan keinginan untuk tinggal bersama berdampingan dengan yang lain yang berbeda budaya, etnis, dan agama, agar dicapai wawasan sosial yang luas, saling bekerja sama, saling memberi dan menerima, serta siap berkurban. Penerapan nilai di atas diajarkan guru pada acara pembagian zakat dan pembagian daging kurban dengan cara di atas siswa akan terlatih untuk selalu member dan berbuat baik.45 Guru juga mengajarkan saling tolong menolong antar sesama.46
c. Tafahum (saling memahami), kesadaran bahwa nilai-nilai mereka dan kita adalah berbeda. Bahwa kita bisa melengkapi satu sama lain dan memberikan kontribusi pada hubungan yang dinamis terhadap pihak lain. Sahabat yang sejati adalah partner dialog yang senantiasa memperlihatkan komitmen mereka untuk mencapai platform yang sama, memahami perbedaan, persamaan dan keunikan masing- masing. Penerapan sikap ini tampak pada pelajaran agama, pada saat akan dilakukan pembelajaran agama Islam, siswa yang yang beragama lain atau non Islam, langsung memahami dan mencari guru agama sesuai dengan yang siswa anut, sehingga tidak berbenturan.47 Selain pada saat pelajaran, saling memahami
perbedaan khususnya agama juga terjadi pada saat prosesi berdoa‟a, pada saat
prosesi do‟a dipersilahkan para siswa menempatkan diri sesuai dengan keyakinan
43
Wawancara dengan Dian Indriyani, Guru PAI SMA N 2 Grabag, 25 Juli 2018. 44
Wawancara dengan Kustia Ningsih Sri Wardani, Siswa Kelas XI IPA 2 SMA N II Grabag, 15 Mei 2018. 45
Wawancara dengan Dian Indriyani, Guru PAI SMA N 2 Grabag, 25 Juli 2018. 46
Wawancara dengan Santi Rahayu, Siswa Kelas X IPA I SMA N 2 Grabag, 15 Mei 2018. 47
38
masing-masing, jadi merasa sama-sama enak dan tidak ada rasa canggung antar yang lain.48
d. Takrim (saling menghormati), saling menghormati merupakan nilai-nilai universal yang ada dalam semua agama dan budaya di mana kita dapat mempersiapkan diri kita untuk mendengarkan pendapat dan perpektif yang berbeda, juga untuk menghormati nama baik (kemuliaan) dari berbagai individu maupun kelompok. Penerapan nilai ini dilakukan pada saat waktu sholat dzuhur telah tiba yang non muslimmenghormati dan mempersilahkan untuk melaksanakan sholat dzuhur.49 Sikap menghormati, guru ajarkan pada pembiasaan ketika bertemu guru untuk selalu menjabat dan mencium tangan guru, sehingga akan timbul rasa hormat dan memuliakan orang lain.50 Nilai ini juga guru terapkan pada siswa untuk menghormati teman dan tidak pilih-pilih saat berteman.51
e. Tasamuh, toleransi, artinya menerima kebebasan beragama dan berekspresi serta menghormati perbedaan dan keragaman dalam agama, budaya, dan etnis. Sikap ini guru ajarkan pada siswa untuk tidak membeda-bedakan teman di dalam kegiatan ekstra atau wajib baik itu yang beragama Islam atau Non-Islam, guru juga memperlakukan semua murid dengan sama tidak ada perbedaan atau menganaktirikan siswa pada kegiatan apapun.52 Selain di atas, guru juga mengajarkan untuk memperkokoh rasa toleransi pada siswa dan menganggap perbedaan itu sama.53
48
Wawancara dengan Peta Sukarno, Siswa Kelas XI IPA II SMA N 2 Grabag, 15 Mei 2018. 49
Wawancara dengan Nurul Isa, Guru PAI SMA N 2 Grabag, 25 Juli 2018. 50
Wawancara dengan Dian Indriyani, Guru PAI SMA N 2 Grabag, 25 Juli 2018. 51
Wawancara dengan Zulia Maulidatul Munawaroh, Siswa Kelas XI IPA II SMA N 2 Grabag, 15 Mei 2018. 52
Wawancara dengan Nurul Isa, Guru PAI SMA N 2 Grabag, 25 Juli 2018. 53
39
BAB IV
HASIL IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL