• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Narapidana dan warga binaan Pemasyarakatan

Pasal 5 berbunyi sebagai berikut :

B. Implementasi Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Narapidana dan warga binaan Pemasyarakatan

Pembinaan narapidana penempatannya di Pemasyarakatan, Dr Saharjo, S.H, melontarkan gagasan untuk merubah tujuan pembinaan narapidana dari sistem kepenjaraan ke sistem Pemasyarakatan, menurut beliau memperlakukan narapidana memerlukan landasan sistem pemasyarakatan. yang artinya harus di jalankan melalui proses landasan sistem pemasyarakatan.

Ada beberapa landaan hukum agar pembinan dapat berlangsung dengan sempurna, diantaranya adalah:

a Peraturan Pemerintah RI nomor 99 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.

Peraturan Pemerintah ini adalah peraturan pemerintah yang

mengatur tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan

pemasyarakatan, dalam rangka meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada

profosional, kesehatan, jasmani dan rohaninarapidana dan anak difik

pemasyarakatan218. Peraturan `Pemerintahan Peraturan Pemerintah RI nomor 99 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan

pemerintah nomor 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara

pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan. menujukan bahwa yang

berubah yaitu pada Pasal 34, 34A -23C, Pasal 36, 36 A, 38A, Pasal 39

dan Pasal 43. 43A, 43B dan 54A ( mengatur tentang remisi , asimilasi,

dan pemberian pembebasan bersyarat, dan pernyataan tentang mulai

berlakunya PP ini) sehingga dalam pembahasan pembinaan kepribadian

dan pembinaan kemandirian tidak ada perubahan.

Pada Peraturan Pemerintah ini dijelas Usaha memberikan pembinaan kepribadian yang harus diperhatikan adalah hal untuk mendapatkan pembinaan meningkatkan kualitas ketaqwaan kepadaTuhan Yang Maha Esa yaitu Hak narapidana dan anak didik pemasyarakatan untuk mendapatkan pembinaan rohani dan jasmani, serta dijamin hak mereka untuk menjalankan ibadah dan berhubungan dengan pihak lain baik yang ada hubungan keluarga maupun tidak, memperoleh informasi baik melalui media cetak maupun elektronika, memperoleh pendidikan dan sebagainya.

Peraturan Pemerintah RI nomor 99 tahun 2012 tentang

perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1999 tentang

218Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI nomor 99 tahun 2012 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1999 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.

syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan., telah menyatakan pada bidang ibadah diatur dalam Pasal 2,3, dan 4 sebagai berikut :

a) Setiiap Narapidana anak dan anak didik Pemasyarakat berhak untuk melakukan ibadah sesuai sesuatu dengan agama atau kepercayaan (pasal 2 ayat (1))

b) Ibadah dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakat atau di luar Lembaga Pemasyarakat sesuai dengan program pembinaan (pasal 2 ayat (2)

c) Pada setiap Lembaga Pemasyarakatan wajib disediakan petugas untuk memberikan pendidikan dan Pertimbangan kepada Lembaga pemasyarakatan(pasal 3 ayat (3))

e) Dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan keagamaan Kepala Lembaga Pemasyarakatan setempat dapat mengadakan kerja sama dengan instansi terkait, badan kemasyarakatan atau perorangan (pasal 3 ayat(3)).

f) Setiap Narapidana dan anak didik pemasyarakatan wajib mengikui program pendidikan dan bimbingan dan bimbingan agama sesuai dengan agama dan kepercayaan (pasal 4).

Setiap Narapidana dan anak didik Kemasyarakatan berhak

mendapatkan perawatan rohani dan jasmani:

a). Perawatan rohani sebagaimana dimana dalam Pasal 5 diberikan melalui bimbingan rohani dan budi pekerti.

b) Pada setiap Lembaga Pemasyarakatan wajib disediakan petugas bimbing rohani dan pendidik budi pekerti

c) Dalam melaksanakan bimbingan dan pendidikan sebagaimana dimaksud dalpat berkerja sama dengan instansi terkait, badan kemasyarakatan atau pemasyarakatan.

d) Setiap narapidana dan anak didik pemasyarakatan berhak mendapatkan perawatan jasmani berupa:

1. Pemberian kesempatan melakukan olahraga dan rekreasi. 2. Pemberian perlengkapan pakaian; dan

e) Pemberian Perlengkapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dan c dilaksanakan segera setelah terpidana dan anak negara selesai didaftar.

f) Narapidana, anak pidana dan anak negara wajib memekai pakaian seragam yang telah ditetapkan

Pembinaan kemandirian terhadap narapidana anak adalah

Pembinaan yang diharapkan dapat mendukung kehidupan narapidana

anak di Lembaga Pemasyarakatan maupun setelah selesai menjalani

pidana, Anak yang ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan

mempunyai hak untuk tumbuh kembang, mendapat perlindungan dan

hak untuk berfartisipasi secara normatif, begitu juga meskipun anak

tersebut berada di Lembaga Pemasyarakatan di harapkan anak tersebut

mendapat pendidikan latihan kerja dan keterampilan,

Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI

No.M,02-PK.04.10 Tahun 1990, Menjelaskan, Pembinaan Kemandirian ini

diberikan melalui program-program:

1. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri Misalnya kerajinan tangan, industri rumah tangga, referasi mesin dan alat-alat elektronika dan sebagainya.

5 Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil contoh mengolah rotan menjadi perabotan rumah tangga, pembuatan batu bata, genteng dan bataku dan lain sebagainya

6 Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakat masing-masing misalnya memiliki bakat dibidang seni, maka diusahakan untuk disalurkan ke perkumpulan seniman untuk dapat mengembangkan sekaligus mendapatkan nafkah.

7 Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau kegiatan pertanian misalnya industri kulit, sepatu, usaha tambak udang dan lain-lain

Pembinaaan kemandirian diusahakan pembinaan yang

diberikan kepada Warga binaan terutama narapidana anak harus

sesuai dengan bakat dan minat Narapidana tersebut, serta jenis

pembinaan yang diberikan harus bersifaf positif dan bukan hanya

sekedar mengisi waktu, akan terapi benar-benar bermanfaat bagi

pengembangan diri, perbaikan akhlak dan tingkah laku

narapidana tersebut219.

b. Keputusan Presiden Nomor 36/1990,77`/2003 dan 95/M/2004 Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Keputusan Presiden Nomor 36/1990,77`/2003 dan 95/M/2004

adalah merupakan salah satu bentuk dasar hukum pembentukan lembaga

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga

independen Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang saat ini telah di ubah

dengan Undang-undan RI Nomo 35 tahun 2014 , hal ini adalah dalam

rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak.

Keputusan Presiden Nomor 36/1990, 77/2003 dan 95/M/2004 merupakan

dasar hukum pembentukan lembaga ini. Anggota KPAI pusat

terdiri dari 9 orang, berupa 1 orang ketua, 2 wakil ketua, 1 sekretaris, dan 5

219 Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M,02-PK.04.10 Tahun 1990, tentang Pola pembinaan narapidana dan tahanan

orang anggota. lembaga perlindungan anak indonesia (KPAI) mempunyai

tugas khusus dalam menangani masalah anak. Tugas Komisi Perlindungan

Anak Indonesia adalah Sebagai lembaga yang bergerak di issue anak,

Komnas PA memiliki tugas sebagai berikut : Melaksanakan

mandate/kebijakan yang ditetapkan oleh Foru Nasional Perlindungan

Anak; Menjabarkan Agenda Perlindungan Anak dalam Program Tahunan

; Membentuk dan memperkuat jaringan kerjasama dalam upaya

perlindungan anak, baik dengan LSM, masyarakat madani, instansi

pemerintah, maupun lembaga internasional, pemerintah dan

non-pemerintah; Menggali sumber daya dan dana yang dapat membantu

peningkatan upaya perlindungan anak;serta - Melaksanakan

administrasi perkantoran dan kepegawaian untuk menunjang kinerja

Lembaga Perlindungan Anak.

Sementara Peran dari KPAI inu adalah melakukan pemantauan

dan pengembangan perlindungan anak. :Melakukan advokasi dan

pendampingan pelaksanaan hak-hak anak. ;- Menerima pengaduan

pelanggaran hak-hak anak. ; Melakukan kajian strategis terhadap berbagai

kebijakan yang menyangkut kepentingan terbaik bagi anak. ; Melakukan

koordinasi antar lembaga, baik tingkat regional, nasional maupun

international; Memberikan pelayanan bantuan hukum untuk beracara di

pengadilan mewakili kepentingan anak ; Melakukan rujukan untuk

dan pelatihan, pengenalan dan penyebarluasan informasi tentang hak anak

c. Keputusan Menteri Kehakiman Repiblik Indonesia Nomor. M 02.PK.04.10 Tanggal 10 April 1999 Tentang Keputusan Menteri Pola pembinaan/Tahanan

Keputusan Menteri Kehakiman Repiblik Indonesia Nomor. M

02.PK.04.10 Tanggal 10 April 1999 Tentang Keputusan Menteri Pola

pembinaan/Tahanan adalah menjelaskan tentang pembinaan ke kribadian

dan pola pembinaan kemandirian

Dalam hal pelaksanaan Pembinaan narapidana di lembaga

Pemasyarakatan telah disuaikan dengan surat keputusan Menteri

Kehakiman RI No.M,02-PK.04.10 Tahun 1990, tentang Pola Pembinaan

Narapidana yang membagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu pembinaan

kepribadian dan pembinaan kemandirian. Di mana yang dinyatakan ;

Sistem Pemasyarakatan dilaksanakan dalam rangka membentuk Warga

binaan kemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, dan menyadari

kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga

dapat diterima kembali di masyarakatnya, untuk itu agar tercapainya

pembinaan di lembaga pemasyarakatan.

Pemerintah telah merumuskan Undang-undang Nomor 12 Tahun

1995 Tentang Pemasyarakatan dimana. menjelaskan Pembinaan

Pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas yaitu : a.Pengayoman; b

.Persamaan perilaku dan pelayanan: c Pendidikan dan pembimbingan: d

satu-satu nya penderitaan: f. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan

dengan keluarga dan orang-orang tertentu.220Serta menurut Pasal 12 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemayarakatan

menyatakan dalam rangka pembinaan terhadap narapidana LAPAS di

lakukan penggolongan atas dasar, umur, jenis kelamin, lama pidana yang

dijatuhkan, jenis kejahatan ;dan kreteria lain sesuai dengan kebutuhan atau

perkembangan pembinaan.

Sementara pelaksanaan Pembinaan kepribadian adalah Pembinaan

kesadaran beragama, Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara,

Pembinaan kemampuan intelektual. Pembinaan kesadaran hukum,.

Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat . Sedangkan

Pembinaan Kemandirian ini diberikan melalui program-program antara lain

yaitu :

6. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri misalnya kerajinan tangan, industri rumah tangga, referasi mesin dan alat-alat elektronika dan sebagainya., Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri kecil contoh mengolah rotan menjadi perabotan rumah tangga, pembuatan batu bata, genteng dan bataku dan lain sebagainya ; 7. Keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan bakat masing-masing

misalnya memiliki bakat dibidang seni, maka diusahakan untuk disalurkan ke perkumpulan seniman untuk dapat mengembangkan sekaligus mendapatkan nafkah;

8. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha industri atau Warga binaan terutama narapidana anak harus sesuai dengan bakat dan minat Narapidana tersebut, serta jenis pembinaan yang diberikan harus bersifaf positif dan bukan hanya sekedar mengisi waktu, akan terapi benar-benar bermanfaat bagi pengembangan diri, perbaikan akhlak dan tingkah laku narapidana tersebut .221

220 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan 221 Keputusan Menteri Kehakiman RI No.M,02-PK.04.10 Tahun 1990,tentang Pola Pembinaan Narapidana dan tahanan

C. Hak-Hak Narapidana Anak di lembaga Pemasyarakatan Tidak