• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan dari dibentuknya Direktur jenderal pemasyarakatan`

Pasal 5 berbunyi sebagai berikut :

2. Tujuan dari dibentuknya Direktur jenderal pemasyarakatan`

Direktur jenderal pemasyarakatan yang membawahi lembaga pemasyarakatan , tentunya dengan fungsi

1) Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

214https://id.wikipedia.org/wiki/Direktorat_Jenderal_Pemasyarakatan, di akses pada tanggal 15 April 2018 DIRIKTORAT. BINA PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DIRIKTORAT KEAMANAN DAN KETERTIBAN DIRIKTORAT. BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN NARAPIDANA DAN TAHANAN DIRIKTORAT BINA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT BINA BIMBINGAN KEMASYARAKA TAN DAN PENGENTASAN ANAK DIRIKTORAT BINA NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDRAL PEMASYARAKATAN

2) Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah Tahanan Negara dalam rangka memperlancar proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan

3) Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan / para pihak berperkara serta keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita untuk keperluan barang bukti pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan serta benda-benda yang dinyatakan dirampas untuk negara berdasarkan putusan pengadilan.

Dengan uraian tugas dan fungsi tersebut diatas diharapkan dapat menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. (Pasal 3 UU .Nomor 12 tahun .1995 tentang pemasyarakatan ).215 Selanjutnya

Sasaran pembinaan dan Pembimbingan agar Warga Binaan

Pemasyarakatan adalah meningkatkan kualitas Warga Binaan

Pemasyarakatan yang pada awalnya sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang, yaitu ;

1. Kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kualitas intelektual

3. Kualitas sikap dan perilaku

4. Kualitas profesionalisme / ketrampilan ; dan 5. Kualitas kesehatan jasmani dan rohani216

Sasaran pelaksanaan sistem pemasyarakatan ini pada dasarnya bertujuan mewujudnya pemasyarakatan yang merupakan bagian dan upaya meningkatkan ketahanan sosial dan ketahanan nasional, serta merupakan

215Pasal 3 Undang-undang nomor .12 tahun .1995 tentang pemasyarakatan.

216 Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan sebagai berikut :

1. Isi Lembaga Pemasyarakatan lebih rendah daripada kapasitas; 2. Menurunnya secara bertahap dari tahun ke tahun angka pelarian

dan gangguan kamib;

3. Meningkatnya secara bertahap jumlah Narapidana yang bebas sebelum waktunya melalui proses asimilasi dan integrasi;

4. Semakin menurunya dari tahun ketahun angka residivis;

5. Semakin banyaknya jenis-jenis institusi sesuai dengan kebutuhan berbagai jenis / golongan Narapidana;

6. Secara bertahap perbandingan banyaknya narapidana yang bekerja dibidang industri dan pemeliharaan adalah 70:30;

7. Prosentase kematian dan sakit Warga Binaan Pemasyarakatan sama dengan prosentase di masyarakat;

8. Biaya perawatan sama dengan kebutuhan minimal manusia Indonesia pada umumnya;

9. Lembaga Pemasyarakatan dalam kondisi bersih dan terpelihara, dan;

10. Semakin terwujudnya lingkungan pembinaan yang

menggambarkan proyeksi nilai-nilai masyarakat ke dalam Lembaga Pemasyarakatan dan semakin berkurangnya nilai-nilai sub kultur penjara dalam Lembaga Pemasyarakatan.217

Di bawah ini diuraikan beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh DIRJENPAS yang menegaskan masalah pembinaan narapidana di lembaga pemasyarakatan :

1) Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-95.PK.01.05.06 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Intruksi Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-02.OT.03.01 Tahun 2014 Tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat;

2). Peraturan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS – 132.OT.03.01 TAHUN 2010 TANGGAL : 05 JULI 2010 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti

217 https://lpkedungpane.wordpress.com/profil/tujuan-sasaran/di akses tanggal 15 April 2018

Bersyarat Serta Pemberian Remisi Terhadap Narapidana Yang Dipidana Selain Pidana Pokok Juga Dipidana Tambahan Membayar Uang Pengganti (UP tidak dilakukan penggabungan dgn Pid. Pokok, Napi yg menjalani Subsider denda/UP tidak diberikan remisi)

3) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS.PK.01.05.06-184 Tanggal 24 Juli 2013 tentang Pelaksanaan Cuti Bersyarat Narapidana Tindak Pidana Narkotika, Prekursor Narkotika dan Psikotropika sebagaimana diatur dalam Pasal 70 ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 21 Tahun 2013;

4) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-PK.01.01.02-43 Tanggal 6 Mei 2010 Tentang Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-01.PK.02.02 Thn 2010 Tentang Remisi Susulan;

5) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-PK.01.05.06-134 Tanggal 7 April2014 Tentang Perhitungan mulai menjalani Pidana Kurungan Pengganti Denda Berdasarkan Instruksi Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: M.HH-02.OT.03.01 Thn 2014 Tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat;

6) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS.7-PK.01.05.06-6261 Tanggal 23 Oktober 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-13.PK.01.05.06 Tahun 2014;

7) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-PK.01.01.02-259 Tanggal 8 Juni 2015 Tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : M.HH-21.PK.01.01.02 Thn 2015 Tentang Penetapan Pengurangan Hukuman Secara Khusus Pada Peringatan Tujuh Puluh Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI (Dasawarsa 2015);

8) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-PK.01.01.02-346 Tanggal 14 Juli 2015 Tentang Penjelasan Remisi Dasawarsa tahun 2015.

Dengan uraian di atas terlihat tugas dan fungsi dari DIRJEN PAS

merupakan petunjuk dari pelaksanan pembinaan narapidana yaitu .dengan

petunjuk /pedoman pelaksanaan pembinaan narapidana di lembaga

pemasyarakatan

. Secara umum lembaga pemasyarakatan berada dibawah

pengawasan direktur jenderal pemasyarakatan, untuk ini konsep dan wacana

dalam pelaksanaan pembinaan diharapkan dapat benar-benar memegang

peranan untuk membina dan membangun sehingga dapat menciptakan

pemasyarakatan yang mencerminkan jiwa pancasila yang menuju

pemasyarakatan berkeadilan .

B. Implementasi Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Narapidana dan