• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Praktik Mengurus Jenazah dalam Program Abdi Masyrakat (PAM) di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

B. Penyajian Data dan Analisis

2. Implementasi Praktik Mengurus Jenazah dalam Program Abdi Masyrakat (PAM) di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Gambar 4.7 Prosedur Pelaksannaan PAM

2. Implementasi Praktik Mengurus Jenazah dalam Program Abdi

kita mau nantinya mereka bisa membantu untuk melakukan hal seperti ini di masyarakat. Jadi mereka di Pesantren tidak hanya mendapatkan materinya saja, tetapi juga cara-cara yang benar untuk mengurus jenazah.”76

Pola pelatian peraktik mengurus jenazah dalam Program Abdi Masyarakat ini terdiri dari dua langkah yaitu pra praktik, dan pelakanaan praktik dengan deskripsi kegiatan seperti berikut:

1. Pra praktik

Pra praktik mengurus jenazah pertama melakukan indentifikasi kebutuhan untuk praktik dimana panitia dan asatid pembimbing mengamati kebutuhan terkait kepengurusan jenazah.

Kemudian merumuskan sasaran dan tujuan praktik yang diberikan, dimana panitia dan asatid merumuskan tujuan dilaksanakannya praktik mengurus jenazah agar peserta PAM mampu memahami, memperaktikkan dan meningkatkan kemampuan mengurus jenazah di masyarakat. Ketiga menyiapkan materi dimana panitia dan asatid menyiapkan materi yang dirangkum menjadi buku pedoman yang disesuaikan dengan tujuan praktik serta menyiapkan alat-alat dan metode yang digunakan. Seperti yang diungkapkan asatid pendamping:

“sebelum melakukan praktik kita para asatid sudah menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk kelengkapan praktinya, juga materi ajar sudah dibentuk menjadi pedoman yang rinci dan jelas yang memudahkan menunjang penyampaian materi.”77

76 Rofiki fahim, diwawancarai oleh peneliti, Jember 10 Mei 2022.

77 Ismatuz Adzkiyah diwawancarai oleh peneliti, Jember 10 Mei 2022

Materi yang digunakan sudah terbentuk secara ringkas dan jelas yang dibagikan pada peserta PAM untuk menjadi acuan dan pedoman dan dibawa pada setiap pelaksanaan mengurus jenazah.

Metode yang digunakan oleh asatid untuk menyampaikan materi saat pembekalan PAM menggunakan metode ceramah, dan Tanya jawab untuk memberikan peluang terhadap peserta PAM.

Adapun alat-alat yang dibutuhkan saat memandikan jenazah seperti ember, gayung, sabun, kapur barus, daun bidara, dan kain penutup. Alat-alat yang dibutuhkan saat mengkafani jenazah adalah kain kafan, tikar, minyak wangi, kapur barus, serbuk kayu cendana, dan kapas. Kegiatan pra praktik ini dilaksanakan dengan kegiatan berikut:

a. Pra praktik memandikan

Tahap pra praktik memandikan ini dilakukan dengan menyampaikan materi tata cara memandikan jenazah dan menyiapkan bahan-bahan untuk pelaksanaan memandikan jenazah antara lain: kain sebagai penutup, gayung, timba, air, sahmpo, sabun, sarung tangan, dan daun bidara.

“pra praktik diawali dengan penyampaian materi terkait perawatan jenazah dan menyiapkan bahan-bahan setiap kegiatan praktik. untuk praktik memandikan ini membutuhkan gayung, timba, air, kain penutup, sabun, shampo, sarung tangan untuk jaga-jaga membuang kotoran sisa yang ada pada jenazah dan jelasnya peserta sebagai jenazah yang

akan dimandikan sesuai kelompok masing-masing.”78

b. Pra praktik mengkafani

“sama halnya dengan praktik memandikan cuma bedanya hanya alat-alat yang dibutuhkan saja saat melaksanakan praktik mengkafani ini”79

Sama halnya seperti pernyataan pendamping :

“materi-materi sudah disampaikan secara bersamaan dalam satu hari cuma bedanya dalam plaksanaan praktiknya saja beda juga alat-alat yang digunakan sesuai kebutuhannya.”80

Bahan yang dibutuhkan saat mengkafani jenazah adalah kain kafan, kapas, wewangian, kapur barus, sisir.

c. Pra praktik mensholati

“Dalam kegiatan pra praktik mensholati jenazah ini dilakukan dengan menyiapkan peserta yang menjadi jenazah yang sudah dikafani serta memposisikan dengan benar jenazah sesuai posisi jenazah perempuan yang kepalanya terletak di sebelah kanan imam, dan pada kelompok yang kebagian bertugas nantinya akan menjadi imam juga makmum sholat jenazahnya.”81

Sesuai dengan pernyataan dari peserta pam:

“kami mendapatkan pembekalan soal materi mengurus jenazah oleh ustadah Ismatus itu kemaren selama dua hari sebelum lanjut ke praktinya.”82

78 Rofiki diwawancarai oleh penulis, Jember 10 Mei 2022.

79 Rofiki diwawancarai oleh penulis, Jember 10 Mei 2022.

80 Ismatuz Adzkiyah diwawancarai oleh peneliti, Jember 10 Mei 2022.

81 Ismatuz Adzkiyah diwawancarai oleh peneliti, Jember 10 Mei 2022.

82 Shilatul Alivin, diwawancarai oleh penulis, Jember 10 Mei 2022.

2. Pelakanaan praktik

Dalam pelaksanaan praktik mengurus jenazah ini terdapat ketentuan yang sudah diatur oleh asatid, yaitu sesuai dengan pernyataan ustadzah Ismatul zakiah:

dalam praktek mengurus jenazah disini diberlakukan system perkelompok yang dimana nantinya setiap kelompok mendapatkan tugas masing-masing dan kelompok yang tidak mendapat tugas pada saat itu harus memperhatikan temannya yang sedang melakukan praktik, supaya bisa mengoreksi satu sama lain83

Diungkapkan juga oleh Fia Hamidatul salah satu peserta PAM generasi ke sepuluh:

“waktu peraktik mengurus jenazah kita dibagi menjadi empat kelompok, yang dimana nanti tugas perkelompok berda waktu itu kelompok satu melakukan tugas memandikan jenazah, kelompok dua dan tiga melakukan tugas mengkafani jenazah, untuk kelompok empat mendapatkan tugas giliran mensolati jenazah. Kita hanya peraktik untuk memandikan, mengkafani dan mensholati jenazah saja mbak soalnya untuk tugas menguburkan hanya untuk laki-laki saja.”84

Pada saat peraktik mengurus jenazah dilaksanakan asatid pembimbing melakukan pengamatan dan memberikan penilaian yang nantinya akan direkap dalam buku nilai kegiatan PAM keseluruan.

Pelaksanaan praktik mengurus jenazah di pondok pesantren putri dibagi menjadi tiga tahapan yakni:

a. Memandikan jenazah

83 Ismatul Zakiah, diwawancarai oleh penulis, Jember, 10 Mei 2022.

84 Fhia Hamidatul, diwawancarai oleh penulis, Jember 10 Mei 2022.

Pelaksanaan memandikan jenazah dimulai dari membaringkan peran sebagai jenazah sesuai tugas giliran per kelompok yang nantinya mereka akan melakukan sesuai urutan tata cara memandikan jenazah mulai dari tahap awal membaringkan, menyiram seluruh tubuh jenazah, membersihkan kotoran yang masih ada, mewudukan sampai bilasan terakhir. Seperti yang disampaikan oleh sela:

“praktik memandikan jenazah ini dilakukan tahap membaringkan jenazah, menekan perut secara perlahan untuk memastikan tidak ada kotoran sisa, membasuh seluruh tubuh jenazah dan membersihkan qubul duburnya, kemudian diwudukan, dan dibersihkan menggunakan sabun hingga tahap basuhan terakhir.”85

b. Mengkafani jenazah

“praktik mengkafani jenazah ini dilakukan sesuai dengan kelompok yang bertugas dengan cara-cara yang telah disampaikan saat pra praktik dari menyiapkan kain kafan, menempelkan kapas pada

85 Sela diwawancarai oleh peneliti, 10 Mei 2022.

lubang tubuh jenazah, melipat kain kafan secara urut dan mengikat kain kafannya.”86

Gambar 4.8 pelaksanaan praktik mengkafani

c. Mensholatkan jenazah

Pelaksanaan sholat jenazah dilakukan dengan : 1) Niat

2) Berdiri dan takbiratul ihram sebanyak 4 kali 3) Takbir pertama membaca al fatihah

4) Takbir kedua membaca sholawat

5) Takbir ketiga membaca doa untuk jenazah 6) Dan takbir keempat salam

“pelaksanaan sholat jenazah ini dilakukan dengan cara yang suudah kita dapatkan saat penyampaian materi tetapi saat bertugas mensholatkan jenazah ini hanya kelompok yang bertugas saja yang melakukannya, untuk yang lain menyimak saat ada bacaan yang salah”87

86 Ismatus diwawancarai oleh peneliti, 10 mei 2022.

87 Ismatus diwawancarai oleh peneliti 10 mei 2022.

Gambar 4.9 praktik mensholatkan jenazah

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada peraktik mengurus jenazah dalam Program Abdi Masyarakat ini menunjukkan hasil yang senada bahwa praktik mengurus jenazah dilakukan pada saat masa pembekalan Program Abdi Masyarakat yang dilakukan secara berkelompok dengan ketentuan kelompok yang tidak mendapat giliran pada saat itu harus memperatikan dan mengoreksi pekerjaan teman atau kelompok yang sedang bertugas. Sesuai dengan hasil wawancara kepada ustadzah ismatuz adkiyah:

“Untuk praktik jenazah diputri mentok dikegiatan mensholatkan saja dikarenakan pekerjaan menguburkan itu dalam ketentuan syariat islam dilakukan oleh kaum laki-laki saja. Jadi praktik melakukan penguburan jenazah diputri ditiadakan hanya diberikan materi tentang penguburan jenazah saja setidaknya mereka tau step-step dan hal-hal yang perlu dilakukan.”88