• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM ABDI MASYARAKAT(PAM) DALAM PRAKTIK MENGURUS JENAZAH DI PONDOK PESANTREN PUTRI NURUL ISLAM ANTIROGO JEMBER SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM ABDI MASYARAKAT(PAM) DALAM PRAKTIK MENGURUS JENAZAH DI PONDOK PESANTREN PUTRI NURUL ISLAM ANTIROGO JEMBER SKRIPSI"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Aprilia Nur Navy Al Hafidz NIM : T20181264

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

i

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Aprilia Nur Navy Al Hafidz NIM: T20181264

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(3)

ii

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Aprilia Nur Navy Al Hafidz Nim: T20181264

Disetujui Pembimbing,

Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd. I.

NIP. 196502211991031

(4)

iii SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Selasa

Tanggal : 20 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua Sekertaris

Dr. Rif’an Humaidi, M.Pd.I.

NIP.197905312006041016

Moh. Rofid Fikroni, M.Pd.

NIDN.2003069303

Anggota :

1. Dr. Khotibul Umam, MA. ( )

2. Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.

NIP.196405111999032001

(5)

iv

ِرسَأ: َلاَق ملسو هيلع ّللّا ىلص ِّبِّنلا نَع هْنَع ّللّا ِضَر َةَريَرُه ِبَِأ ْنَع ُكَت نإَف ِةَزاَنِلجبااوُع

مُكِباَقِر نَع ُهَن وُعَضَت ُّرَشَف َكِلَذ ىَوِس ُكَي نِإَو اَنهوُمَّدَقُ ت ُيرخَف ًةَِلِاَص

Artinya : Segera urus jenazahnya. Karena jika jenazahnya adalah orang yang shalih, berarti kamu telah mempercepat kebaikan untuknya.

HR Bukhari no 1315 dan Muslim no 944

(6)

v

dapat menjadikan penulis orang yang bersabar, berfikir, dan berilmu. Dengan selesainya karya tulis ini semoga dapat menjadikan langkah awal penulis untuk menuju kesuksesan yang lainnya di masa depan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan saya, yang selalu mendukung saya dalam melakukan hal positif apapun.

1. Kedua orang tua saya, yaitu ayah tercinta Abdul Hafidz dan mama terkasih Husnul Khotimah, yang selalu memberikan do’a, semangat, nasihat dan kasih sayangnya tiada tara serta pengorbananya yang tidak pernah tergantikan sepanjang hidup penulis. Terimakasih atas semua yang diberikan kepada penulis. Tampa kehadiran ayah dan mama, penulis tidak akan menjadi apa-apa. Semoga Allah Swt, senantiasa melindungi, memberikan cinta kasih serta ridho-Nya kepada kalian.

2. Adik-adikku yang sangat saya cintai Muhammad Syaifudin Zuhri Al Hafidz dan Muhammad Fahmiuddin Kaffah Al Hafidz serta keluarga besar saya, yang selalu memberikan semangat dan do’a serta yang menjadi penguat untuk penulis, dan dapat menjadikan diri sebagai contoh yang baik bagi adik-adiknya.

(7)

vi

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur yang tercurahkan kepada Allah Swt atas rahmat dan karunianya atas tercapainya penyelesaian skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana pendidikan, dapat terselesaikan dengan lancar.

Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, serta seluruh pihak yang senantiasa selalu memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat positif kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, yakni kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Soeharto, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam menuntut ilmu di kampus UIN KHAS Jember ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Dr. Rif’an Humaidi, M. Pd.I selaku ketua Jurusan pendidikan Islam yang telah membantu kelancaran dalam skripsi ini.

4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

(8)

vii skripsi ini.

6. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN KHAS Jember yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang luas selama penulis menempuh pendidikan.

7. Ust. Hosaini, M.Pd.I yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Nurul Islam.

8. Ust. Rofiki Fahim, S.Si selaku ketua panitia PAM yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis selama proses penelitian.

9. Seluruh Ustadzah dan para santri PAM dan teman-teman saya yang telah banyak membantu kelancaran penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Tak ada yang dapat penulis berikan untuk menyampaikan rasa terimakasih melainkan dengan doa semoga amal baik dari seluruh pihak tercatata sebagai amal ibadah yang diridhoi Allah Swt, Amiin.

Jember, 10 November 2022 Penulis

(9)

viii

Kata Kunci: Program Abdi Masyarakat, Praktik Mengurus Jenazah

Program abdi masyarakat adalah salah satu program Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember yang seluruh pesertanya berasal dari santri kelas IX Madrasah Aliyah untuk melaksanakan pengabdian selama satu bulan ditempat yang telah ditentukan oleh panitia. Dimana mereka sudah mendapatkan bekal pelatihan dan bimbingan untuk menyebarkan dan mengamalkan ilmunya nanti selama pengabdian. Santri dilatih untuk bisa mengembangkan wawasan, keterampilan dan pengalaman dalam belajar dan mengajar yang baik dikalangan tempat pengabdian. Pengurusan Jenazah adalah suatu pekerjaan yang bersifat fardu kifayah bagi setiap muslim yang masih hidup kepada muslim lain yang telah meninggal dunia. Dalam pengurusan terhadap jenazah ada beberapa bagian yang wajib dikerjakan yaitu memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan jenazah.

Untuk fokus dalam penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana implementasi program abdi masyarakat (PAM) di pondok pesantren Nurul Islam Antirogo Jember, 2) Bagaimana implementasi praktik mengurus jenazah dalam program abdi masyarakat (PAM) di pondok pesantren putri Nurul Islam Antirogo Jember.Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan implementasi program abdi masyarakat (PAM) di pondok pesantren Nurul Islam Antirogo Jember,2) Untuk mendeskripsikan implementasi praktik mengurus jenazah dalam program abdi masyarakat (PAM) di pondok pesantren putri Nurul Islam Antirogo Jember.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, untuk teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini sampai pada simpulan bahwa 1) pelaksanaan kegiatan PAM ada tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. 2) Praktik mengurus jenazah adalah salah satu bagian dari tahap persiapan dalam PAM, praktik mengurus jenazah ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap pra praktik dan pelaksanaan praktik, pelaksanaan praktik mengurus jenazah di pondok pesantren putri ada tiga: memandikan jenazah, mengkafani jenazah, dan mensholatkan jenazah.

(10)

ix

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 39

(11)

x E. Analisis Data

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 84

B. Saran-saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 44

F. Keabsahan Data ... 47

G. Tahap-tahap Penelitian ... 48

... 52

B. Penyajian Data dan Analisis ... 58

C. Pembahasan Temuan ... 78

(12)

xi

Tabel 4.3 Jadwal Pelatihan Peserta PAM ... 66

(13)

xii

Gambar 4.3 Prosedur Pelaksanaan pembacaan burdah ... 64

Gambar 4.4 Pembekalan perawatan jenazah ... 65

Gambar 4.5 Setoran doa dan wirid sholat ... 66

Gambar 4.6 Sertifikat PAM ... 70

Gambar 4.7 Prosedur pelaksanaan PAM ... 71

Gambar 4.8 Pelaksanaan praktik mengkafani ... 77

Gambar 4.9 Praktik mensholatkan jenazah ... 78

(14)

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu jalan pintas untuk mencapai keberhasilan yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak paham menjadi paham, di dalam pendidikan bukan hanya mendidik saja tetapi juga terdapat bimbingan, pengajaran, serta pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, serta dapat mengamalkan pada lingkungan masyarakat dengan baik dan benar. Pendidikan merupakan berbagai usaha yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik untuk tercapainya perkembangan yang positif.1

Pendidikan juga merupakan usaha sadar yang teratur dan sistematis, yang dilaksanakan atau dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tanggung jawab untuk bisa mempengaruhi peserta didik agar memiliki sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan, pendidikan adalah sebuah bantuan yang diberikan kepada peserta didik secara sengaja dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan.2

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Kita sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan fikiran sebaiknya harus bisa memanfaatkan dan mengembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendidikan

1Akrim, Ilmu Penidikan dalam Prepektif Islam, (Yogyakarta: CV Bildung Nusantara, 2020), 7.

2St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 32.

1

(15)

sebuah upaya untuk mencerdaskan generasi dan untuk memajukan suatu negara. Dengan adanya pendidikan dapat mencetak generasi-generasi muda yang bermartabat dan bermanfaat bagi kehidupan disekitarya dan memiliki pengetahuan yang luas. Dari proses pendidikan diharapkan setiap orang yang menempuhnya dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan diharapkan dari proses pendidikan ini dapat menjadi bekal yang matang ketika terun di lingkungan masyarakat.

Program Abdi Masyarakat adalah sebuah program Pondok Pesantren Nurul Islam Jember, bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan wawasan, pengalaman, dan keterampilan santri dalam belajar dan berlatih.

Masyarakat yakni sekelompok manusia yang sudah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.3 Sama halnya dengan masyarakat beragama islam yang terikat dengan hukum Al-Quran dan Hadist serta hukum-hukum islam yang lain, berbicara tentang hukum islam masyarakat bukan hanya diatur tentang tata cara berwudhu, tata cara zakat, tata cara umrah dan haji, serta tata cara shalat wajib dan sunnah dan lain sebagainya. Sehubungan dengan tujuan program abdi masyarakat ini yaitu mengharapkan santri yang telah mengikuti program bisa memiliki keterampilan yang dapat diamalkan kepada masyarakat, seperti halnya dalam kepengurusan jenazah dimasyarakat.

3Idad suhada, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 54.

(16)

Pengurusan jenazah adalah hal yang sangat penting yang memiliki hukum fardu kifayah, yang wajib dilaksanakan disaat ada seseorang yang meninggal dunia. Namun jika tidak ada seorangpun yang mengerjakannya maka semua terkena dosanya, tetapi jika sudah ada yang memenuhi maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Dalam Program Abdi Masyarakat ini praktik mengurus jenazah merupakan kegiatan dari salah satu tahapan yang dilaukan ketika proses pembekalan dimana para santri atau peserta PAM mengikuti dan melaksanakan praktik mengurus jenazah dengan didampingi para asatidz yang telah dipilih oleh panitia.

Program Abdi Masyarakat atau biasa disingkat dengan PAM ini, dilakukan atau dilaksanakan oleh para santri putri Nurul Islam yang berada dijenjang Madrasah Aliyah Kelas IX. Program ini dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan, dan tempat pelaksanaan Program Abdi Masyarakat ini adalah pesantren lain yang bekerja sama dengan pesantren Nurul Islam Antirogo yang telah mendapat persetujuan dari pesentren yang dituju.

Berdasarkan observasi awal bentuk dari kegiatan Program Abdi Masyarakat meliputi tiga tahapan yakni: pertama, tahap persiapan yang didalanya meliputi penentuan peserta PAM, peserta mengikuti semua pembekalan dan pelatihan oleh para panitia, kemudian menentukan asatidz atau pembimbing bagi peserta PAM. Kedua, tahap pelaksanaan penyerahan peserta PAM kepada pesantren yang telah ditentukan untuk mengabdi dan mengamalkan ilmu yang telah diajarkan saat tahapan pembekalan. Ketiga, merupakan tahap penyelesaian yakni berupa penyusunan dan pembuatan

(17)

laporan kegiatan yang telah dilakukan selama berada Program Abdi Masyarakat dilaksanan.4

Dalam Program Abdi Masyarakat, praktik mengurus jenazah adalah salah satu kegiatan praktik yang merupakan tahapan pertama dalam PAM, mengurus jenazah merupakan kegiatan yang sering dilakukan pada kegiatan praktik di pondok pesantren sebagai bentuk menerapkan teori-teori yang telah didapat untuk masalah mengurus jenazah dengan tata cara yang benar.

Mengurus jenazah adalah kegiatan yang di dalamnya memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum jenazah dikuburkan, antara lain yakni memandikan mayit, mengkafani, mensholati dan yang terakhir menguburkan.

Mengurus jenazah yang memiliki hukum fardu kifayah atas orang-orang yang masih hidup, dimana jika salah satunya telah melaksanakan maka kewajiban itu telah cukup dan dapat menggugurkan kewajiban muslim yang lain.5 Dan apabila yang berkewajiban tidak ada yang melaksanakan, maka setiap yang berkewajiban itu berdosa.

Dalam kepengurusan jenazah yang berkewajiban melaksanakan empat hal memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan adalah wali orang yang bertanggung jawab terhadap mayit dimanapun ia berada. Semua orang yang mengetahui bahwa si mayit benar-benar meninggal dunia. Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa, bagi yang

4Rofiqi Fahim, Ketua Panitia PAM 2022, diwawancarai oleh Aprilia, Jember , 2022 februari 2022.

5Tim panitia PAM, Perawatan Jenazah, (Jember: Nuris, 2022), 13.

(18)

mengurus jenazah diharapkan tidak membeberkan aib si mayit, atau dapat menjaga rahasia dari mayit yang terjadi saat proses kepengurusan.6

Jenazah adalah seseorang yang telah keluar ruh atau nyawa dari jasadnya, yang dapat disebut mayat. Berkewajiban bagi umat islam yang masih hidup untuk mengurusinya, yang artinya melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan mayat sesuai dengan syara’. Hukum penyelenggaraan jenazah menurut kesepakatan ulama yaitu fardu kifayah.7

Disunnahkan untuk menyegerakan memandikan mayat dan menyiapkan penguburan apabila jasad benar-benar mati, seperti mati dikarenakan suatu sebab atau munculnya tanda-tanda kematiannya semisal kedua telapak kaki dan kedua telapak tangannya berubah menjadi lembek dan tidak kaku, atau hidungnya miring atau kedua bola matanya copot, atau meleleh kulit wajahnya, apabila tidak ada tanda-tanda dan ragu tidak adanya sebab yang membuatnya mati, atau kemungkinan jasad diam saja maka hendaknya untuk menunggu hingga benar-benar bahwa jasad telah mati, misalnya dengan baunya yang berubah atau lainnya.8

Setiap mahluk hidup yang bernyawa akan merasakan kematian, artinya bahwa kematian adalah sebuah ketetapan bagi seluruh mahluk yang telah diciptakan, tidak ada yang abadi dan kekal kecuali hanya tuhan itu sendiri.

6Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Kepengurusan Jenazah.

7Moh Jazuli & Ahmad Yani Nasution, “Pelatihan Pemulasaran Jenazah Bagi Siswa/I MTS Insan Madani Desa Tegal Lega Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor,” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, no 01 (2020): 124.

8Andi Trisnowali et al., “Pelatihan Pengurusan Jenazah Di Desa Pattimpa,” Jurnal ABDIMASA Pengabdian Masyarat, no.01 (2022): 34.

(19)

Seperti yang terdapat dalam firman Allah yang tertulis dalam Al-Quran surat Ali Imran (3): 185.

ِتْوَمْلا ُةَقِئٓاَذ ٍسْفَ ن ُّلُك ِةَمٰيِقْلا َمْوَ ي ْمُكَرْوُجُا َنْوم فَوُ ت اَمنَّ ِاَو ۗ

ُاَو ِر امنلا ِنَع َحِزْحُز ْنَمَف ۗ

َلِخْد َز اَف ْدَقَ ف َةمن َْلْا

ِرْوُرُغْلا ُع اَتَم ملَِّا ۤاَيْ نُّدلا ُةوٰيَْلْا اَمَو ۗ

Terjemah:

“setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenagan yang memperdaya.”9

Ayat diatas menjelaskan dan menganjurkan kepada kita untuk selalu mengingat kematian yang nantinya pasti akan datang dengan secara tiba-tiba dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menyambut kematian tersebut.

Lokasi penelitian ini terlaksana di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Sumbersari Jember. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut berdasarkan alasan untuk menjadi sumber pengetahuan sosial keagamaan, Sehingga mengambil judul tentang

“Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM) Dalam Praktik Mengurus Jenazah Di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Antirogo Jember”.

9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahnya, Al Hikmah, (Bandung:

CV Penerbit Diponegoro, 2010), 74.

(20)

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus penelitian. Pada bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitiannya sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM) di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Antirogo Jember?

2. Bagaimana Implementasi praktik mengurus jenazah dalam Program Abdi Masyrakat (PAM) di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Antirogo Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran arah yang akan dituju dalam penelitian. Adapun tujuan tersebut yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM) di Pondok Pesantren putri Nurul Islam Antirogo Jember.

2. Untuk mendeskripsikan implementasi praktik mengurus jenazah dalam Program Abdi Masyarakat (PAM) di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Antirogo Jember.

(21)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa saja yang akan diberikan setelah melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, peneliti diupayakan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis kepada penulis dan pihak-pihak yang berkaitan dalam penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu agama dan dapat menambah keilmuan pengetahuan tentang kepengurusan jenazah baik bagi peneliti maupun pembaca, dan dapat menjadi refrensi untuk melanjutkan penelitian yang lebih lanjut

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan wawasan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah sebagai bekal penelitian untuk mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

Dan penelitian diharapkan mampu menambah wawasan ilmu agama Islam, terutama dalam hal kesadaran hidup sosial keagaaan.

(22)

b. Bagi lembaga Pondok Pesantren Nurul Islam

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif sehingga lembaga dapat mengembangkan kegiatan yang positif khususnya pada Program Abdi Masyarakat dalam praktik mengurus jenazah di Pondok Pesanren.

c. Bagi UIN KH Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi baru yang bermanfaat dan sebagai inovasi ilmiah tentang kontribusi Pondok Pesantren dalam menambahkan kesadaran hidup sosial keagamaan untuk kampus UIN KH Achmad Siddiq Jember khususnya mahasiswa Fakultas Tarbiyah.

d. Bagi pembaca

Hasil peneltian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan baru tentang ilmu keagamaan khususnya ilmu dalam proses mengurus jenazah secara detail.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah merupakan isi tentang pengertian-pengertian penting yang menjadi titik perhatian peneliti yang ada pada judul penelitian. Tujuan dari definisi istilah ini adalah supaya tidak ada kesalah pahaman terhadap

(23)

makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.10 Adapun definisi istilah yang ditegaskan dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM)

Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan yang sudah dirancang untuk menjalankan sebuah kegiatan dengan terprogram.

Program Abdi Masyarakat adalah sebuah program wajib yang diadakan oleh pondok Pesantren Nurul Islam bagi siswa Madrasah Aliyah kelas XI untuk belajar mengabdi sekaligus mengamalkan ilmunya dimasyarakat.

Yang didalamnya ada beberapa tahapan yang dilaksanakan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Implementasi Program Abdi Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan program yang diadakan dalam rangka belajar mengabdi sekaligus mengamalkan ilmu yang sudah didapat dalam Pesantren untuk masyarakat.

2. Mengurus Jenazah

Mengurus jenazah sebuah kegiatan melaksanakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim yang masih hidup kepada muslim yang telah meninggal dunia, membantu dalam proses memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholatkan jenazah, hingga memakamkan jenazah.

10Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah, 45.

(24)

Hukum mengurus jenazah ini fardu kifayah, yaitu kewajiban yang dibebankan bagi seluruh muslim secara keseluruhan. Jika tidak ada yang mengerjakannya, maka semua akan terkena dosanya. Namun jika telah ada seseorang yang telah mengerjakan maka semua muslim gugur tanggung jawabnya.

F. Sitematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi atau pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga penutup.11 Dalam pembuatan skripsi perlu adanya uraian yang sistematis guna mempermudah pembaca untuk mengetahui pembahasan yang dijabarkan dalam penyusunan skripsi ini.

Adapun pembahasan dalam skripsi ini akan menyusun sistematika sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan. Pada bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah.

Bab dua kajian pustaka. Berisi tentang kajian kajian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan pada saat ini, dilanjutkan dengan kajian teori yang membahas tentang teori apa yang dijadikan pijakan dalam penelitian.

Bab tiga metode penelitian. Pada bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan saat penelitian berlangsung. Meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik

11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 98.

(25)

pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan data, dan langkah-langkah berikutnya.

Bab empat penyajian data dan analisis. Berisi tentang penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan. Yang berfungsi sebagai bahan kajian mpirik untuk memaparkan data yang diperoleh serta untuk menemukan kesimpulan.

Bab lima penutup. Merupakan bagian terakhir yang menjadi penutup dan isinya terdiri dari kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran.

Fungsi dari bab ini adalah diperolehnya suatu gabaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, dengan kesimpulan ini akan dapat membantu memahami isi dari penelitian yang telah di laksanakan.

(26)

13 A. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang peneliti angkat sebagai judul adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan oleh Nur Hamida, Skripsi, 2018, Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM) Sebagai Proses Rekrutmen Guru Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Sumbersari Jember Tahun 2017.12

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif hasil yang diperoleh adalah tahap rekrutmen guru dan pelaksanaan Program Abdi Masyarakat di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas implementasi Program Abdi Masyarakat dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian ini menjelaskan prosedur reikrutmen guru madrasah diniyah.

2. Penelitian dilakukan oleh Dwi Imanora Inayati, Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, Vol 8 No 2, 2018, Meningkatkan Pemahaman Anak Dalam Mengurus Jenazah Dengan Metode

12 Nur Hamida,”Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM) Sebagai Proses Rekrutmen Guru Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren Nurul Islam (NURIS) Antirogo Sumbersari Jember Tahun 2017”, (Skripsi: IAIN Jember, 2018), 80.

(27)

Demontrasi Di Kelas X Agama MAN Kota Mojokerto Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.13

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, hasil yang diperoleh adalah dengan metode demontrasi yang digunakan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan mengurus jenazah.

Persamaan dalam peneliatian ini yaitu sama-sama membahas tentang pengurusan jenazah dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaanya penelitian ini menggunakan maetode demontrasi dalam meningkatkan pemahaman anak dalam mengurus jenazah.

3. Penelitian yang dilakukan Siti Rohemi, Skripsi, 2018. Efektifitas Metode Demontrasi Terhadap Pembelajaran Fiqih Tentang Materi Pengurusan Jenazah Kelas X Di MAN 2 Tanggerang Tahun Ajaran 2018.14

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan bentuk metode deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah tingkat efektifitas metode demontrasi terhadap pembelajaran fiqih tentang materi kepengurusan jenazah kelas X MAN 2 Tanggerang masuk dalam kategori yang tinggi.

13 Dwi Imanora Inayati, “Meningkatkan Pemahaman Anak Dalam Mengurus Jenazah Dengan Metode Demonstrasi Di Kelas X Agama MAN Kota Mojokerto Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019”, (Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 2018), 134.

14 Siti Rohemi, “Efektifitas Metode Demonstrasi Terhadap Pembelajaran Fiqih Tentang Materi Pengurusan Jenazah Kelas X Di MAN 2 Tanggerang Tahun Ajaran 2018”, (Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2018), 84.

(28)

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang kepengurusan jenazah. Sedangkan perbedaannya penelitian ini cenderung fokus terhadap efektifitas metode demontrasi.

4. Penelitian dilakukan oleh Siti Fatimatus Zahro, Skripsi, 2020, Upaya Pembentukan Karakter Santri Melalui Program Abdi Masyarakat Di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember.15

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif, hasil yang diperoleh adalah pembentukan karakter yang terjadi pada santri melalui Program Abdi Masyarakat.

Dalam penelitian ini persamaan terletak pada metode penelitian yang dimana sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga sama-sama membahas Program Abdi Masyarakat.

Perbedaannya adalah dalam penelitian ini berfokus dalam pembentukan karakter santri.

5. Penelitian dilakukan oleh Tanti Prasetiowati, Skripsi, 2021, Pelatihan Tajhizul Janaiz Pada Siswa SMPIT Al Basyar Jayanti Untuk Meningkatkan Kopetensi Mengurus Jenazah Di Masyarakat.16

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, hasil yang diperoleh adalah meningkatnya kopetensi mengurus jenazah pada siswa SMPIT Al Basyar.

15 Siti Fatimatus Zahro,” Upaya Pembentukan Karakter Santri Melalui Program Abdi Masyarakat Di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember”,(Skripsi :IAIN Jember 2020), 64.

16 Tanti Prasetiowati” Pelatihan Tajhizul Janaiz Pada Siswa SMPIT Al Basyar Jayanti Untuk Meningkatkan Kopetensi Mengurus Jenazah Di Masyarakat”, (Skripsi: UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, 2021), 113.

(29)

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang mengurus jenazah dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu No Nama, Judul,

dan Tahun

Hasil Penelitian

Perbedaan Persamaan

1. 2. 3. 4. 5.

1. Nur Hamida, Skripsi, 2018, Implementasi Program Abdi

Masyarakat (PAM) Sebagai Proses Rekrutmen Guru Madrasah Diniyah Di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Sumbersari Jember Tahun 2017.

Hasil yang diperoleh proses rekrutmen guru madrasah diniyah

1. Penelitian ini meneliti tentang rekrutmen guru madrasa diniyah melalui program Abdi

Masyarakat.

Sedangkan dalam penelitian ini program abdi masyarakat dalam praktik mengurus

jenazah

1. Variabelnya sama membahas program abdi masyarakat 2. Tempat

penelitian

terdahulu dan penelitian saat ini sama di Pondok

Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember

2. Dwi Imanora Inayati, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Agama Islam, Vol 8 No 2, 2018,

Meningkatkan Pemahaman Anak Dalam Mengurus Jenazah

Peningkatan pemahaman anak dalam mengurus jenazah dengan metode demontrasi

1. Lokasi penelitian terdahulu

berlokasi di MAN Mojokerto sedangkan penelitian saat ini dilaksanakan

di Pondok

Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember.

1. Penilitian

terdahulu dan penelitian yang peneliti lakukan Sama-sama membahas kepengrusan jenazah

(30)

Dengan Metode Demontrasi Di Kelas X Agama MAN Kota

Mojokerto Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Subjek variabel yang berbeda.

3. Siti Rohemi, Skripsi, 2018.

Efektifitas Metode Demontrasi Terhadap Pembelajaran Fiqih Tentang Materi

Pengurusan Jenazah Kelas X Di MAN 2 Tanggerang Tahun Ajaran 2018.

Efektifitas metode demontrasi terhadap materi

kepengurusan jenazah

1. Penelitian

terdahulu lebih fokus dengan efektifitas metode demonstrasi 2. Penelitian

terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif 3. perbedaannya

penelitian ini cenderung fokus terhadap

program abdi masyarakat dalam praktik mengurus

jenazah

4. lokai penelitian terdahulu di Tanggerang sedangkan penelitian ini dilaksanakan di Pondok

Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember

1. sama-sama meneliti tentang kepengurusan jenazah.

4. Siti Fatimatus Zahro,

Skripsi, 2020, Upaya

hasil yang diperoleh adalah pembentukan

1. Penelitian

terdahulu ini berfokus dalam pembentukan

1. sama-sama menggunakan metode penelitian

(31)

Pembentukan Karakter Santri Melalui Program Abdi

Masyarakat Di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember.

karakter yang terjadi pada santri melalui Program Abdi

Masyarakat.

karakter santri sedangkan penelitian ini fokus pada program abdi masyarakat dalam praktik mengurus

jenazah

kualitatif dan juga sama-sama membahas Program Abdi Masyarakat 2. lokasi penelitian

terdahulu dan penelitian saat ini di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember

5. Tanti

Prasetiowati, Skripsi, 2021, Pelatihan Tajhizul Janaiz Pada Siswa SMPIT Al Basyar Jayanti Untuk Meningkatkan Kopetensi Mengurus Jenazah Di Masyarakat

hasil yang diperoleh adalah

meningkatnya kopetensi mengurus jenazah pada siswa SMPIT Al Basyar.

1. Lokasi penelitian terdahulu

bertempat di

SMPIT Al

Basyar sedangkan penelitian ini terlaksana di Pondok

Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember

2. Subjek

penelitian dalam penelitian

terdahulu berfokus meningkatkan kopetensi mengurus jenazah

1. sama-sama membahas kepengurusan jenazah 2. menggunakan

metode penelitian kualitatif.

Berdasarkan tabel diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang terdapat beberapa perbedaan dan juga persamaan. Adapun perbedaan berada pada fokus penelitian atau variabel penelitian, lokasi penelitian, dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya terdapat pada jenis pendekatan yaitu pendekatan kualitatif.

(32)

Selain itu peneliti juga menyimpulkan bahwa program abdi masyarakat dalam praktik mengurus jenazah merupakan hal yang menarik untuk dibahas, yang mana melanjutkan fokus penelitian dan fokus yang belum digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

B. Kajian Teori

1. Implementasi Program Abdi Masyarakat (PAM)

Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan, atau aktifitas, aksi tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem.17 Implementasi bukan hanya sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan yang dilakukan sungguh-sunuh berdasarkan acuan kegiatan. Implementasi merupakan pelaksanaan yang sudah dirancang untuk menjalankan sebuah kegiatan dengan terperogram.

Pengabdian masyarakat bukan sebuah hal yang istimewa jika dikaitkan dengan keberadaan manusia, pengabdian bagi manusia adalah suatu keniscayaan, jika dikaitkan dengan kehidupan manusia atau hubungannya dengan masyarakat. Hampir tidak ada kehidupan tampa adanya pengabdian, dengan kata lain pengabdian merupakan hal yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Di dalam istilah keagamaan sering diberi makna pengabdian dan penghambaan diri, yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan diri secara keseluruhan kepada yang abdi atau Tuhan sang pencipta.

17 Ali Miftakhul Rosyad, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran Di

Lingkungan Sekolah, Jurnal Keilmuan Manajement Pendidikan, Vol 5, No 02 Tahun 2019, 176.

(33)

Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah berikut ini:

ُتْقَلَخاَمَو منِْلْا

َسْنِْلَّاَو ِنْوُدُبْعَ يِل ملَِّا

﴿ ۵٤

Artinya:

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az Dzariyat : 56)18 Dalam arti ini pengabdian itu mengandung pengertian pengarahan secara keseluruhan, pikiran, tenaga, dan materi yang bertujuan kepada niat mulia dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Jadi jika pengabdian itu tidak dapat dibenarkan jika dilakukan secara sembarangan atau hanya sekedar memenuhi target suatu proyek.

Dengan demikian manajement pengabdian harus benar-benar tertata dengan cermat dan perhitungan yang sangat pasti, agar pengabdian itu akan menghasilkan suatu yang optimal. Orientasi pengabdian bukanlah materi, walau tidak terlepas dari faktor ini, tetapi lebih kepada pelayanan prima dengan penuh semangat. Sebelum melakukan pengabdian dibutuhkan perencanaan yang jelas, disertai

18 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahnya Al Hikmah, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010), 523.

(34)

dengan program yang realistis dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.

Program Abdi Masyarakat disini merupakan sebuah program yang dilakukan selama satu bulan di pondok pesantren yang telah ditetapkan oleh panitia. Dengan tujuan dapat menambahnya wawasan, pengalaman, dan keterampilan santri. Harapannya santri yang telah mengikuti program ini bias memiliki pandangan dan pengalaman lebih baik untuk bias mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang dimiliki sebagai modal untuk hidup di masyarakat.19

Implementasi program abdi masyarakat ini merupakan program yang sudah direncanakan yang dilaksanaan untuk melakukan pengabdian selama satu bulan penuh di tempat yang telah ditentukan oleh pihak panitia yang bersangkutan. Dalam Program Abdi Masyarakat ini (PAM) memiliki prosedur pelaksanaan kegiaan yang diatur dengan tiga tahapan yaitu20:

a) Persiapan

Tahap persiapan ini merupakan tahapan awal yang merupakan rencana awal untuk penentuan pemilihan peserta, asatid, dan pembuatan rencana kerja untuk tahap berikutnya. Pada tahap persiapan ini peserta yang akan melaksanakan Program Abdi Masyarakat ditentukan oleh panitia, kemudian peserta PAM ini

19 Rofiqi Fahim, Penanggung jawab PAM 2022, Interview, Jember 2 Februari 2022

20 Pedoman Pelaksanaan Program Abdi Masyarakat 2022, 10.

(35)

mengikuti pembekalan dan pelatihan yang diadakan oleh panitia, dan astidz pembimbing bagi peserta diusulkan oleh panitia dan ditetapkan oleh pengasuh. Dengan urutan sebagai berikut:

1) Peserta yang akan mengikuti PAM ditentukan oleh panitia, pada bagian ini panitia menentukan peserta PAM dengan ketentuan yang sudah ada yaitu peserta PAM merupakan santri kelas XI Madrasah Aliyah.

2) Asatidz pembimbing bagi peserta diusulkan oleh panitia dan ditetapkan oleh pengasuh. Pada bagian ini pemilihan asatid pembimbing PAM dipilih langsung oleh panitia yang dapat bertanggung jawab dalam kegiatan pembimingan selama proses PAM, setelah terpilih asatidz ditetapkan oleh pengasuh.

3) Konsultasi dan membuat rencana kerja, pada bagian ini setelah melakukan pemilian peserta dan asatid seluruh panitia kemudian membuat rencana kerja seperti jadwal kegiatan pembekalan, anggaran yang digunakan, peroses pembagian peserta dll.

b) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini semua peserta sudah memulai kegiatan pengabdian dengan kegiatan:

1. selama pelaksanaan PAM, santri diwajibkan membuat dan mengisi buku jurnal kegiatan harian yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap hari, dimana jurnal ini berfungsi sebagai kartu kendali yang sudah disediakan oleh

(36)

panitia jurnal kegiatan tersebut harus disahkan oleh pengurus pondok pesantren lokasi PAM.

2. Mematuhi peraturan dan tata tertib. Selama pelaksanaan PAM, santri wajib mengikuti peraturan dan tata tertib Pondok Pesantren Nurul Islam dan Pondok Pesantren tempat pelaksanaan PAM.

3. Pemantauan dan peninjauan oleh asatidz pembimbing atau tim supervisor selama pelaksanaan kegiatan PAM akan dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali. Pada saat peninjauan, jurnal kegiatan harus ditunjukkan untuk dievaluasi dan disahkan oleh pembimbing nantinya.

c) Penyelesaian

Tahap penyelesaian ini merupakan tahap terakhir dalam program abdi masyarakat yang dilaksanakan selama satu bulan ini.

Dalam tahap penyelesaian ini peserta melakukan:

1. wajib membuat laporan tertulis secara mandiri selambat-lambatnya satu minggu setelah pelaksanaan PAM yang berisi kegiatan setiap hari yang dilakukan saat pelaksanaan PAM.

2. laporan dikonsultasikan dengan asatidz pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan pengesahan.

3. Kesesuaian isi laporan, kesesuaian diperiksa oleh asatid pembimbing dan mendapatkan pengesahan jika telah sesuai.

Setelah mendapatkan pengesahan setiap peserta PAM

(37)

mendapatkan sertifikat PAM yang berisi nilai perolehan selama PAM.

2. Praktik Mengurus Jenazah

Dijelaskan oleh Allah SWT di dalam Al Quran surat Ali Imran pada ayat 185 yang mempunyai arti tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Setiap mahkluk hidup yang memiliki nyawa akan merasakan kematian, karena mahkluk hidup yang Allah ciptakan tidak bersifat abadi, yang abadi hanyalah Allah SWT. Adapun orang yang mati atau meninggal dunia dan disebut dengan jenazah.

Kata jenazah dalam tinjauan dari segi bahasa (etimologis) berasal dari bahasa arab yaitu Jinaazah jamaknya janaaiz yang memiliki arti usungan mayat atau mayat.21 Dalam KBBI arti jenazah yaitu badan atau tubuh yang sudah mati.22 Menurut istilah jenazah adalah tubuh yang sudah tidak memiliki nyawa yang mana ruhnya telah keluar dari badannya, yang kemudian diletakkan pada usungan dan biasa disebut dengan mayat.

Dapat disimpulkan dari kalimat diatas bahwasannya jenazah adalah seorang yang telah berpisahnya antara ruh dan jasadnya serta telah terputusnya masa kehidupannya di dunia. Mengurus jenazah adalah suatu kegiatan yang dimana kewajiban bagi setiap orang muslim yang masih hidup untuk seorang muslim yang telah

21 Hidayatun Ulfa, Sholeh Kurniandini, & Misbachul Munir,” Pendidikan Perawatan Jenazah Perempuan Di Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung” Jurnal Abdimas Unwahas, no.1 (April,2021): 57.

22 Kamus KBBI Online, diakses pada 21 September 2022 pada jam 14:38.

(38)

meninggal dunia, kewajiban yang harus dilakukan diantaranya meliputi empat perkara, yaitu memulai dengan memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholati jenazah hingga menguburkan jenazah.23

Mengurus jenazah adalah salah satu bagian etika dalam islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Dalam ajaran islam hal paling inti dan wajib dilakukan dalam pengurusan jenazah ada empat hal: memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholatkan jenazah, dan menguburkan jenazah. Hukum pengurusan jenazah adalah fardu kifayah yang dibebankan kepada seluruh umat islam, artinya jika tidak ada satupun yang dapat memenuhinya maka akan terkena dosanya, tetapi, jika sudah ada yang melakukan atau melaksanaannya maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya.24 Maka wajib dikerjakan oleh kerabat, tetangga, keluarga, maupun saudara muslim yang meninggal dunia.

Adapun tahap-tahap pengurusan jenazah lebih jelasnya seperti berikut:

a. Memandikan jenazah

Pekerjaan yang paling awal atau pertama yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan pengurusan jenazah yaitu

23 Muhamad Tri Panunggal Aprianto, Saida Ulfa, & Arafah Husna, “Pengembangan Multimedia Interaktif Mobile Learning Pengurusan Jenazah” Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, no.1 (Februari 2021): 24, http://journal.um.ac.id/index.php/jktp/index

24 Hidayatun Ulfa, Sholeh Kurniandini, & Misbachul Munir,” Pendidikan Perawatan Jenazah Perempuan Di Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung” Jurnal Abdimas Unwahas, no.1 (April,2021): 57.

(39)

memandikannya, orang yang memandikan secara umum, bila jenazahnya laki-laki maka yang memandikan hendaknya juga laki-laki demikian juga bagi jenazah perempuan maka yang memandikan juga harus perempuan.

Selain itu, orang yang akan memandikan jenazah hendaknya orang-orang yang jujur, shalih dan juga dapat dipercaya, agar tidak tersebarnya aib sijenazah. Rasulullah bersabda:

َنوُنوُمأَلما ُمُكَتَوَم لِسغَيِل

Artinya :

“Hendaklah yang memandikan jenazah-jenazah itu orang yang dapat dipercaya.”25

Kemudian jenazah wajib dimandikan untuk menghilangkan hadast dan najis pada tubuh jenazah, seperti yang diperintahkan oleh Rasullulah saw dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ummu Athiyah Al-Anshariyyah, beliau berkata, Rasullulah saw menemui kami ketika kami sedang memandikan anak perempuannya. Beliau berkata, “mandikanlah dia sebanyak tiga kali, lima kali, atau lebih. Jika kalian memandangnya perlu, gunakannlah air daun bidara dan jadikan kali terakhir dengan dicampur kapur barus (kamper). Setelah selesai memandikannya, kami memberitahu belaiu, lalu beliau memberikan kain sarungnya

25 Tim DPPA, Da’watuna Panduan Ibadah Dan Dakwah Praktis Bagi Mahasiswa Untuk Pengabdian Masyarakat (Yogyakarta: DPPAI UII, 2019), 133.

(40)

seraya bersabda, „Jadikanlah ia kafan yang langsung menempel ke badannya.”26

Memandikan jenazah hendaknya secara ganjil, tiga, lima, tujuh atau lebih sesuai pertimbangan kalian. Mempertimbangkan penyiraman air keseluruh badan jenazah secara ganjil dengan menggunakan air bersih dan suci, kemudian dicampur dengan daun bidara, dan untuk siraman terakhir air dicampur dengan kamper atau kapur barus, hingga pengurus jenazah merasa jenazah telah bersih dan cukup untuk dimandikan.

Berdasarkan syarat wajib memandikan jenazah adalah :

1) Jenazah orang islam.

2) Adanya tubuh meskipun tidak utuh.

3) Jenazah tidak mati syahid.

4) Jenazah tidak mati terbakar, dimana seluruh tubuhnya sudah hangus terbakar.27

Adapun ketentuan dalam memandikan jenazah yakni:

1) Menggunakan air suci dan dapat mensucikan, memandikan jenazah menggunakan air dingin kecuali adanya ketentuan mengunakan air hangat dikarenakan sangat dingin atau susahnya menghilangkan kotoran pada tubuh jenazah.

Menggunakan sabun atau sejenisnya kecuali pada basuhan

26 Musthafa Dib Al Bugha, Fiqih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam Madzhab Syafi’I, (Solo: Media Zikir, 2016),167.

27Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Hukum Fiqh Islam Lengkap), (Bandung: Sinar Baru,2016), 165.

(41)

terakhir. Air untuk basuhan terakhir hendaknya diberikan kapur barus atau sejenis wewangian yang lainnya.

2) Tempat untuk memandikan jenazah dianjurkan tertutup, dimasuki oleh orang-orang yang bertugas dan yang memiliki kepentingan saja, meletakkan jenazah pada tempat yang tinggi dan menutup auratnya dengan kain atau sebuah benda yang dapat menutupinya.

3) Orang yang memandikan jenazah harus berjenis kelamin yang sama dengan si jenazah kecuali istri terhadap suaminya ataupun sebaliknya suami terhadap istrinya. Jika ada beberapa orang yang berhak untuk memndikan jenazah, maka yang pertama berhak adalah keluarga terdekat dengan jenazah, jikalau mereka mengetahui kewajiban memandikan jenazah serta dapat dipercaya, jika tidak, maka berpindahlah hak itu terhadap keluarga jauh yang berpengetahuan dan amanah.

Antara jenazah laki-laki dan perempuan berbeda atas urutan orang yang berhak dan paling utama untuk memandikan jenazah, yaitu sebagai beriku:

a. Bagi jenazah laki-laki

1) Orang yang mendapatkan wasiat dari si jenazah

2) Bapak, kakek, kerabat dekat, muhrim laki-laki dan istri dari si jenazah

b. Bagi jenazah perempuan

(42)

1) Ibunya, nenek, kerabat dekat dari pihak perempuan 2) Suami dari sijenazah28

Alat-alat yang digunakan dan disiapkan untuk memandikan jenazah adalah :

a) Tempat untuk meletakkan jenazah

b) Air suci secukupnya dalam ember atau tempat yang lainnya sekitar enam hingga delapan ember

c) Gayung secukupnya empat sampai enam biji

d) Teko atau kendi yang berisi air suci untuk mewudhukan si jenazah

e) Kain tabir untuk menutupi saat pemandian jenazah

f) Gunting untuk berjaga-jaga jika baju susah untuk dilepaskan g) Sarung tangan untuk memandikan sijenazah apabila ia memiliki

penyakit yang dapat tertular h) Sabun mandi cair maupun padat

i) Sampo untuk mencuci rambut sijenazah

j) Kapur barus atau kamper yang telah dihaluskan untuk dicampurkan kedalam air

k) Daun bidara

l) Kapas untuk membersihkan bagian yang lembut seperti mata, hidung, telinga dan bibir. Dan berguna untuk menutup bagian tubuh yang berlubang.29

28 Sahmiar Pulungan, Sahliah, Sarudin, dan Dharmawati, “Peningkatan Keterampilan Pengurusan Jenazah di MTs Ulumul Quran Medan”, Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, Vol. 12, No. 1, 2020, 29.

(43)

Tata cara memandikan jenazah:

a) Membaringkan Jenazah, membaringkan jenazah ditempat yang tinggi.

b) Jenazah dibaringkan ditangan kanan orang yang memandikan c) Membasuh wajah dan kepala dengan sabun

d) Membasuh sisi kanan terlebih dahulu e) Menutupi kain pada jenazah saat dimandikan f) Menyiram seluruh tubuh jenazah dengan air

g) Membersihkan sisa-sisa kotoran yang mungkin masih ada dalam perutnya dengan cara menekan secara perlahan perut jenazah

h) Membasuh kemaluan dan dubur jenazah

i) Membersihkan mulut, lubang hidung, dan diwudhukan seperti halnya orang yang masih hidup

j) Membasuh dan menyiram tubuh jenazah secara ganjil, dan mendahulukan bagian sisi sebelah kanan.

k) Basuhan terakhir hendaknya air dicampur dengan daun bidara yang telah ditumbuk

l) Setelah selesai jenazah dikeringkan menggunakan kain handuk atau sejenisnya.30

29Suyitno,Irwan Suryadi, Moh. Adzkiyaunuha, “Pelatihan tentang Kepengurusan Jenazah di Masjid Hidayatul Muttaqin Desa Karang Kemiri Kecamatan Belitang Kabupaten Oku Timur”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, 2020, 90-91.

https://jurnal.stitmugu.ac.id/index.php/mengabdi/article/view/40

30Ahmad Bisri Syakur, The Pocket Fiqh, (Bandung : Grafindo, 2011), 291.

(44)

b. Mengkafani jenazah

langkah yang selanjutnya setelah memandikan jenazah adalah mengkafani jenazah. Dalam persoalan ukuran kain kafan tidak dibatasi dengan ukuran meter, tetapi disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya badan jenazah. Ukuran minimalnya adalah satu lembar yang bisa menutupi badan jenazah baik laki-laki maupun perempuan.

Rasulullah saw bersabda:

َحَأ مَلََو اَذِإ وَنَفَك ْنِسحُيْلَ ف ُهاَخَأ ْمُكُد

ُۗ

Artinya :

“Bilamana seseorang dari kamu membungkus jenazah saudaranya, hendaklah membaguskan kafannya (mengkafani dengan baik-baik)31

Sedangkan hal-hal yang sunnah menurut Imam Syafi’I dan ulama-ulama pada umumnya untuk kain kafan jenazah laki-laki sebanyak tiga lembar yang dapat menutupi sempurna tubuhnya.

Sedangkan untuk jenazah perempuan menggunakan lima kain kafan yang dapat menutupi tubuhnya dengan sempurna. Lebih baik kain kafan diberi atau dibaluri wewangian.32

Alat-alat yang perlu disiapkan saat mengkfani jenazah adalah:

31 Tim DPPAI, Da’watuna, (Yogyakarta: DPPA, 2019), 138.

32 Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqh Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2016), 226.

(45)

1) Kain kafan yang berukuran kurag lebih 12 meter 2) Kapas dan kapur barus yang telah dihaluskan 3) Sisir untuk menyisir rambut jenazah

4) Tempat untuk membentangkan kain kafan yang telah dipotong-potong

Tata cara membuat kain kafan untuk membungkus jenazah, dengan menggunting kain kafan menjadi beberapa bagian yakni dengan cara seperti berikut:

1) Mengkafani dengan tiga lapis kain bagi jenazah laki-laki, dan lima lapis bagi jenazah perempuan.

2) Kain kafan digunting sesuai dengan kebutuhan si jenazah dilebihi 50 cm

3) Menyiapkan tali untuk mengikat jenazah sebanyak 8 helai, 7 helai untuk kain kafan dan 1 helai untuk cawat dengan minimal perhelai sepanjang 5 sampai 7 cm

4) Cara membuat cawat yaitu dengan menggunting kain kafan sebanyak 50 cm dan dilipat menjadi tiga bagian yang sama, kemudian salah satunya dari ujungnya dilipat krang lebih 10 cm dan digunting ujung kanan kirinya untuk memasukkan tali cawat. Kemudian dalam cawat diberikan kapas dan taburan kapur barus.

5) Membuat kerudung atau sorban menggunting kain kurang lebih sepanjang 90-115 cm lalu lipat menjadi segitiga, sorban

(46)

atau krudung ini berguna untuk mengikat dagu jenazah supaya mulut tidak terbuka.

6) Membuat sarung gunting kain kafan sesuai dengan ukuran jenazah

7) Membuat baju, kain sesuai ukuran badan jenazah dilipat hingga menjadi persegi, lalu gunting bagian tengahnya hingga berbentuk baju.33

Cara mengkafani jenazah:

a) Taruh tali-tali pengikat kain kafan yang berjumlah 7 helai tadi, dengan yang akan ditali bagian atas kepala, bawah dagu, bagian bawah tangan yang sudah disendekapkan, bagian pantat, bagian lutut, bagian betis dan bagian bawah telapak kaki.

b) Bentangkan kain kafan sesuai susunan antara setiap lapisan

c) Taburi kain kafan dengan kapur barus yang telah halus d) Taruh kain serban atau kerudung dibagian kepala jenazah

untuk jenazah perempuan.

e) Letakkan kain baju yang telah dibuat

f) Kain cawat dibujurkan untuk menutup kemaluan si jenazah

33 Muhammad Munir, “Pelatihan Keterampilan Penyelenggaraan Jenazah di Gampong Paya Beurandang Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara”, Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian 2018, 365-366.

(47)

g) Membaringkan jenazah diatas hamparan kain kafan dengan tangan bersendekap diatas dada

h) Menemelkan kapas yang sudah ditaburi kapur barus pada setiap anggotatubuh yang berlubang (mata, hidung, telinga, dan antara dua pantat. Dan anggota sujud (telapak tangan, dahi, kedua lutut, dan jari-jari kedua kaki.

i) Melipat kain kafan secara satu persatu. Untuk jenazah laki-laki melipatnya bisa mulai dari sisi sebelah kiri seperti saat memakai sarung, sedangkan untuk jenazah perempuan dimulai dari sisi sebelah kanan seperti memakai jarik. Saat melipat kain pertama dan kdua tidak perlu menutup wajah si jenazah kecuali untuk lapisan ketiga. Hal ini untuk mempermudah saat menempelkan wajah jenazah ke tanah dalam proses penguburan.

j) Kain kafan diikat dengan tali yang telah dibentangkan, proses penalian harus rapi supaya saat dipikul tidak terlipat.

c. Mensholatkan jenazah

Sholat jenazah adalah sholat yang dilakukan atas jenazah secara langsung, jika jenazahnya tidak ada di tempat maka disebut dengan sholat ghaib. Sholat jenazah dilaksanakan ketika jenazah telah dimandikan dan dikafani. Sholat jenazah dilaksanakan empat kali takbir, setelah takbir pertama membaca Al fatihah,

(48)

takbir kedua membaca sholawat Nabi, takbir ketiga dan keempat membaca doa untuk jenazah, dan umat islam semua.34

Sholat jenazah adalah fardu kifayah yang dimana artinya jika sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban bagi yang lain.35

Sholat jenazah memiliki syarat-syarat seperti syarat shalat yang lainnya, diantaranya adalah suci badan, menghadap kiblat, dan menutup aurat. Untuk waktu pelaksanaannya terdapat perbedaan antara sholat yang lainnya. Sholat jenazah dilaksanakan kapan saja ketika jenazah telah siap untuk disholatkan.

Rukun-rukun dalam melaksanakan sholat jenazah sebagai berikut:

1. Niat mengerjakan sholat jenazah, sholat jenazah hendaknya dilaksanakan secara berjamaah dan terdiri dari tiga barisan, pada setiap baris minimal terdiri dari dua orang. Seperti sabda Rasulullah saw :

َبَجوَأ ْدَقَ ف ٍفوُفُص َةَثََلََث ِويَلَع ىملَص ْنَم

Artinya :

“Barang siapa yang (jenazahnya) disholatkan oleh tiga barisan, maka sudah bisa dipastikan (diampunkan mayitnya)36

34 Mustafa Dib Al Bugha, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-hukum Islam Madhab Syafi’I, (Solo: Media Zikir, 2009), 173.

35 Muhammad Habibillah, Panduan Ibadah Muslim Sehari-hari, (Yogyakarta: Saufa, 2015), 93.

36 Tim DPPAI, Da’watuna, (Yogyakarta: DPPA, 2019), 152

(49)

2. Berdiri bagi yang mampu, adapun cara sebagai berikut:

1) Takbir sebanyak empat kali

2) Setelah takbir pertama membaca surat Al Fatihah 3) Membaca shalawat kepada Nabi setelah takbir kedua 4) Setelah takbir ketiga membaca doa untuk mohon

ampunan dan diterima seluruh amal shalih si jenazah 5) Setelah takbir ke empat berdoa memohon pahala untuk

jenazah dan terjauhkan dari fitnah dan memohonkan ampun untuk jenazah dan yang mensholatkan

6) Diakhiri dengan dua salam

Posisi jenazah untuk laki-laki, posisi bagian kepala berada di sebelah kiri imam dan jika jenazah perempuan, maka kepalanya berada di sebelah kanan imam. Untuk posisi imam berada didekat kepala jenazah untuk jenazah laki-laki dan untuk jenazah perempuan imam berada didekat pantat. Jika dibalik tidak mempengarui keabsahan sholatnya, hanya saja menyalai sunnah Nabi.37

d. Mengubur jenazah

Tahapan terakhir dalam pengurusan jenazah yakni menguburkannya, untuk penguburan bisa dilakukan pada waktu

37 Panitia PAM, Pedoman Perawatan Jenazah, (Jember: Nuris Media, 2022), 30.

(50)

kapanpun.38 Kecuali disaat matahari terbit, saat matahari berada ditengah-tengah, saat matahari tenggelam dan pada malam hari, kecuali dalam keadaan darurat.39 Setelah jenazah disholatkan hendaknya segera dibawa untuk dikuburkan. Jangan dibiarkan terlalu lama dirumah.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menguburkan jenazah antara lain:

1) Membuat lobang liang lahat harus dalam, agar aroma jenazah tidak tercium dan untuk mencegah dimakan oleh hewan pemakan daging

2) Memasukkan jenazah dari bagian kepala terlebih dulu dan lakukan dari arah kaki kubur (bukan dari samping)

3) Jenazah diletakkan dalam posisi miring diatas lambung kanannya dan mengadap kiblat

4) Pipi dan kaki jenazah harus menempel ke tanah dan semua tali dilepas

5) Ketika meletakkan jenazah hendaknya membaca doa :

ِلوُسَرِةملِم ىَلَع ّللّا ِمسِب ّللّا

6) Setelah liang lahat ditutup, pengantar dianjurkan untuk menimbun kubur dengan memaukkan tanah tiga kali ke dalam kubur dan dilanjutkan hingga selesai Setelah selesai, diakhiri

38 Panitia PAM, Pedoman Perawatan Jenazah, (Jember: Nuris Media, 2022), 34.

39 Tim DPPAI, Da’watuna, (Yogyakarta: DPPA, 2019), 160.

(51)

dengan membaca doa agar jenazah diampuni dosanya dan diteguhkan ketika menghadapi pertanyaan dari malaikat.40

40 Agus Riyadi, Upaya Pemberdayaan dan Peningkatan Keterampilan Pemulasaraan Jenazah di Wilayah Kecamatan Mijen Kota Semarang, Dimas, Vol. 13, No. 2 Tahun 2013, 213-214.

(52)

39 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif ialah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan sebuah data secara deskriptif berupa tulisan, ucapan atau prilaku-prilaku orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu memberikan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, atau prilaku yang bias diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, atau sebuah organisasi tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.41

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian studi kasus, jenis penelitian studi kasus suatu proses pengumpulan data dan informasi secara mendalam, insentif, detail, dan sistematis tentang orang, kejadian, latar social atau kelompok menggunakan bermacam-macam metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami, itu beroprasi atau berfungsi sesuai konteksnya.42

41 Basuki, Pengantar Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: CV Media Saian Indonesia,2021), 6,https://books.google.com/books/about/Pengantar_Metode_Penelitian_Kuantitatif.html?hl=id&i d=doAqEAAAQBAJ

42 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan,(Jakarta:PRENADAMEDIA,2014), 339.

(53)

B. Lokasi Peneltian

Lokasi penelitian adalah lokasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk menjalankan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitiaan di lokasi Pondok Pesantren Nurul Islam atau biasa disebut NURIS, yang terletak di jln pangandaran no 48 Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Pondok Pesantren tersebut karena ketertarikan peneliti dalam sebuah Program Abdi Masyarakat yang dilakukan setiap tahunnya, hal ini peneliti ketahui secara langsung setelah melakukan observasi ke pondok pesantren Nurul Islam.

Jadi peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi program abdi masyarakat (PAM) dalam praktik mengurus jenazah di Pondok Pesantren putri Nurul Islam Antirogo Jember.

C. Subjek Penelitian

Dalam sebuah penelitian kualitatif, subjek penelitian adalah orang dalam yang latar penelitian yang menjadi sumber informasi. Subjek penelitian juga diartikan sebagai orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi kondisi latar penelitian. Yang dimana nanti dapat membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.43

Penelitian ini untuk penentuan subjeknya menggunakan teknik model purposive. Model purposive adalah sebuah teknik pengambilan sumber

43 Rahmawati, Pengantar Metode Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 62.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul pengelolaan santri di pondok pesantren Nurul Hijrah pecangaan Jepara ini dalam penelitiannya menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan

Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengenalan Status Identitas Remaja dengan Aktualisasi Diri di Pondok Pesantren Nurul Qarnain Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember ”

Berdasarkan hasil penelitian hubungan jenis kelamin dan tingkat pegetahuan dengan kejadian skabies di pondok pesantren nurul islam jember dapat ditarik kesimpulan

PENANAMAN NILAI-NILAI MAHABBATULLOH DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SANTRI (Studi Multi Situs di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar. dan Pondok Pesantren Nasyrul Ulum

disebabkan oleh sarana dan prasana serta pengetahuan petugas tentang promosi kesehatan. 2) Sebagian besar santri Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Kabupaten

Dari tabel diatas tergambar jawaban responden tentang program dakwah dilingkungan pondok pesantren Nurul Islam terhadap pembinaan akhlak santri ,mendapat jawaban

Berdasarkan hasil penelitian hubungan jenis kelamin dan tingkat pegetahuan dengan kejadian skabies di pondok pesantren nurul islam jember dapat ditarik kesimpulan

Pendidikan formal bagi santri Pondok pesantren Asy Syifa’ diberikan dalam sekolah Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA) yang dikelola oleh lembaga