SEKRETARIS II Ketua Komite
B. Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Sekolah Sehat di SD N Tegalrejo 1 Yogyakarta
Berdasarkan sumber data yang ada di SD N Tegalrejo 1, Visi SD N Tegalrejo 1 adalah “Terwujudnya Komunitas Belajar yang Kreatif, Inovatif, Berbudi Pekerti Luhur, dan Cinta Lingkungan”. Sedangkan salah satu Misinya adalah “Menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan”. Harapannya dengan visi dan misi tersebut adalah siswa mampu mengembangkan kreativitasnya, mampu memberikan inovasi terhadap belajarnya dan mencintai lingkungan. Mencintai lingkungan ini yang menjadi salah satu misinya, karena dengan menjaga kebersihan badan dan melestarikan lingkungan akan memberikan rasa nyaman dalam proses belajar mengajar guru maupun siswa. Dalam menjaga kesehatan badan dan melestarikan lingkungan ini dilakukan dengan cara membiasakan hidup sehari-hari yang sesuai syarat kesehatan atau berperilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan untuk mencintai lingkungan dilakukan dengan membuat penghijauan yang ada di sekolah dengan cara menanam pohon disekitar sekolah. SD N Tegalrejo 1 ini memiliki kebun sayuran dan green house kecil yang ditanami berbagai jenis tanaman dan pepohonan. Tujuan adanya green house ini adalah untuk media pembelajaran siswa dan pengenalan tanaman, di green house ditanami beberapa macam seperti; tanaman langka, obat keluarga dan pembibitan pohon nangka. Selain sebagai pembelajaran,
66
adanya green house ini juga memberikan kenyamanan, keindahan dengan adanya pohon dan memberikan kesejukan di sekolah.
Tujuan dari Misi tersebut adalah menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan, dalam menjaga kebersihan tersebut yaitu dengan berperilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan untuk mencintai lingkungan yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, membuat lingkungan sekolah yang hijau dan bersih. Sebagaimana tujuan tersebut maka salah satu strategi yaitu adanya Program Sekolah Sehat yang merupakan kebijakan dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam Surat Keputusan Bersama, Nomor 1/U/SKB/2003; NOMOR 1067/MENKES/VII/2000; NOMOR MA/230 A/2003; NOMOR 26 Tahun 2003) dari Direktorat Jendral Menteri yang dilakukan oleh SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri yaitu Kementerian Pendidikan, Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama.
SD N Tegalrejo 1 mengimplementasikan Program Sekolah Sehat sejak tahun 2000 berawal dari sekolah Adiwiyata dan menjuarai lomba Sekolah Sehat tingkat provinsi pada tahun 2006. Dari kebijakan UKS tersebut sejalan dengan kebijakan nasional dan kebijakan daerah. Kebijakan lokal sekolah disusun dan disepakati bersama dengan warga sekolah agar bisa mempercepat pelaksanaan Sekolah Sehat. Kebijakan ini menjadi acuan dalam pelaksanaan Sekolah Sehat oleh seluruh warga sekolah. SD N
67
Tegalrejo menerapkan lingkungan sekolah yang sehat sudah menjadi kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehari-hari ini terlihat dari hasil pengamatan penulis saat siswa membuang sampah sembarangan, siswa langsung ditegur guru untuk membersihkannya. Sedangkan untuk pembinaan dan pengembangan UKS di SD N Tegalrejo 1 berpedoman pada Trias UKS sebagai berikut:
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan seorang guru untuk memberikan pengetahuan kesehatan. Pendidikan kesehatan ini dapat dilakukan secara intrakurikuler yaitu melakukan pendidikan kesehatan pada saat jam pelajaran olahraga. Sedangkan untuk ekstrakurikuler dapat dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan yang sama yaitu memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada siswa agar nantinya siswa dapat berperilaku baik dalam menjaga kesehatan dirinya dan menjaga lingkungan sekitarnya.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak S selaku petugas Puskesmas bahwa:
“Saya mengajarkan pendidikan kesehatan secara teori dan praktek. Materi yang biasa diajarkan yaitu tentang PHBS, kemudian gizi anak sekolah, penyakit menular, penyakit tidak menular, ketrampilan dalam hal penyuluhan, ketrampilan P3K, dan ketrampilan pemilihan makanan sehat”. (W-1/ tanggal 30 Juli 2016)
Pendapat lain diungkapkan oleh A selaku Dokter kecil di SD N Tegalrejo 1 sebagai berikut:
68
“Menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler yaitu pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran dengan materi yang mencakup menjaga kebersihan diri, mengenal pentingnya imunisisasi, mengenal penyakit, mengenal kesehatan reproduksi dll”. (W-5/ Tanggal 11 Agustus 2016).
Untuk menguatkan pernyataan dari narasumber di atas, peneliti melakukan pengamatan pada saat kegiatan pendidikan kesehatan. SD N Tegalrejo melaksanakan pendidikan kesehatan secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Peneliti mengamati saat itu sedang ada Petugas Puskesmas yang memberikan materi pendidikan kesehatan melalui pelatihan P3K dengan beberapa pelatihan seperti pembalutan luka pada tangan, penanganan korban patah tulang, penanganan korban cedera kepala, dan cara mengangkat korban yang sakit dengan tandu. Metode pengajaran yang digunakan yaitu dengan teori dan praktik, siswa akan diberikan materi tersebut dan siswa harus bisa mempraktikkannya agar nantinya saat ada kejadian tersebut bisa menanganinya.
Sedangkan siswa yang menjadi Dokter kecil harus bisa mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan kesehatan badan kepada teman-temannya yang sebelumnya telah dibimbing oleh Tim TPU UKS.
b. Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan pelayaanan kesehatan di sekolah membantu pemberian informasi kesehatan kepada siswa. Pelayanan kesehatan ini tujuanya untuk mengetahui gangguan kesehatan anak sejak dini, melakukan pencegahan penyakit menular, membantu dan mencegah penyakit dan memberikan layanan darurat. Adapun jenis-jenis layanan
69
kesehatan yang bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan instansi terkait yaitu Penjaringan kesehatan atau imunisasi yang bekerjasama dengan puskesmas, Pengawasan kantin sekolah dari Badan POM, Pemeriksaaan ketajaman mata secara berkala, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan pengobatan ringan di ruang UKS.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak S selaku Petugas Puskesmas sebagai berikut:
“Pelayanan kesehatan yaitu dengan pemeriksaan kesehatan siswa baru dan pelatihan dokter kecil. Dari pelatihan dokter kecil diharapkan kegiatan UKS dapat dilakukan oleh dokter kecil dan petugas UKS. Dokter keil sudah sebagai modal, maka petugas puskesmas sebagai pembina yang membantu jika ada kekurangan tentang PHBS atau kantin sehat”. (W-1/ tanggal 30 Juli 2016) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di SD N Tegalrejo dilakukan diantaranya dengan pemeriksaaan kesehatan siswa baru dan pelatihan dokter kecil tentang PHBS dan kantin sehat. Sedangkan dari hasil observasi dan dari data dokumentasi yang dilakukan bahwa pelayanan kesehatan yang dilakukan secara rutin yaitu dengan Penyuluhan Kesehatan pada tahun 2016 sebanyak 10 kali, Imunisasi juga dilakukan untuk kelas 1-3 yaitu sebanyak 176 peserta didik dan pemeriksaan berkala sebanyak 2 kali yang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali oleh guru dan pihak Puskesmas dengan jumlah 359 peserta didik.
c. Pembinaan Lingkungan
Lingkungan sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan melakukan kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang sehat
70
adalah lingkungan yang dapat mendukung perilaku hidup bersih dan sehat siswa karena lingkungan yang sehat merupakan faktor keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Jadi kebersihan dan kesehatan gedung maupun halaman sekolah harus benar-benar dijaga kebersihannya.
Pembinaan lingkungan sekolah sehat dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler biasanya dengan memberikan materi tentang kesehatan jasmani pada saat jam pelajaran olahraga, karena keterbatasan waktu pembinaan lingkungan lebih banyak dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di SD N Tegalrejo 1 yaitu dengan perbaikan dan pemenuhan sarana prasarana, lomba sekolah sehat, kerja bakti, lomba kebersihan kelas dan piket kelas. Dalam membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat SD N Tegalrejo mengadakan kegiatan sepuluh menit untuk lingkungan sekolah (SEMUTLIS) sebelum pelajaran dimulai.
Kebersihan lingkungan sekolah merupakan hal yang sangat penting karena dengan halaman atau lingkungan sekolah yang bersih diharapkan kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. Dari hasil pengamatan penyelenggaraan kebersihan dan kesehatan lingkungan di SD N Tegalrejo 1 meliputi hal-hal beriku ini yaitu, Penataan sarana prasarana sekolah, setiap ruangan dibersihkan dua kali sehari, penyiangan rumput secara berkala, Pengelolaan sampah secara terpilah, dan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala.
71
Berikut ini ada pendapat dari Ibu S selaku pengurus UKS mengenai Sekolah Sehat bahwa :
“Sekolah Sehat adalah salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia dalam upaya pendidikan kesehatan sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengjar yang menjadi hal promoting school yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya”. (W-2/ tanggal 18 Juli 2016) Ditambahkan pula oleh bapak S selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:
“Sekolah sehat itu merupakan suatu usaha sekolah untuk memberikan budaya/kebiasan anak untuk berperilaku secara sehat disekolah termasuk warga sekolah”. (W-3/ tanggal 23 Juli 2016)
Jadi dapat disimpulkan bahwa Program Sekolah Sehat adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan kesehatan kepada semua warga sekolah tentang perilaku hidup bersih dan sehat. SD N Tegalrejo dalam mengimplementasikan program sekolah sehat berpedoman pada Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan. Dengan adanya Program Sekolah Sehat diharapkan siswa dapat menjaga kebersihan, kesehatan badan dan kebersihan lingkungan sekolah.
Berikut ini akan dijabarkan tentang Trias UKS yang dilakukan sebagai berikut.
72
No Trias UKS
1. Pendidikan Kesehatan a. Kegiatan Intrakurikuler
1) Melalui mata pelajaran pendidikan jasmani yang sesuai dengan GBPP
2) Melalui kegiatan olahraga b. Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Pemeriksaan Kesehatan secara rutin 12 kali 2) Pemeriksaan berkala 2 kali
3) Lomba Sekolah Sehat
4) Lomba Kebersihan Kelas 12 kali 5) Kerja bakti kebersihan 12 kali 2. Pelayanan Kesehatan
1) Penjaringan kesehatan, Imunisasi 2) Penyuluhan sebanyak 10 kali 3) Pemeriksaan ketajaman mata 4) Penimbangan berat badan 5) Pengukuran tinggi badan 6) Pengobatan ringan
7) Pemeriksaaan berkala sebanyak 2 kali
8) Pengobatan peserta didik dirujuk sejumlah 3 peserta didik 3. Pembinaan Lingkungan
1) Perbaikan serta pengadaan air bersih 2) Pembuatan biopori
3) Pemeliharaan WC/Kamar mandi yang cukup 4) Pemilahan sampah
5) Pengadaan green house dan taman
6) Kerja bakti warga sekolah dan orangtua murid 7) Pemantaun jentik
8) Pemantauan jajanan makanan di luar sekolah Sumber : Olah Data Penelitian dan Data Laporan TPU UKS
Sedangkan dalam Implementasi Program Sekolah Sehat di SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta, maka pelaksanaannya akan dijabarkan menggunakan teori Edward III sebagai berikut.
73 a. Komunikasi (Communication)
Komunikasi merupakan bagaimana suatu program dikomunikasikan pada setiap organisasi, komunikasi digunakan oleh setiap pelaksana program untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Dalam mengkomunikasikan program Sekolah Sehat ini dilakukan secara internal yaitu yang dilaksanakan oleh semua warga sekolah yang berada di SD N Tegalrejo 1 Yogyakarta, sedangkan komunikasi eksternal dilakukan oleh TPU UKS tingkat (Kecamatan, Kota, Kabupaten), Puskesmas, dan masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak S selaku Petugas Puskesmas sebagai berikut.
“Saya mengimplementasikan program sekolah sehat ini karena saya mendapat perintah dari kepala Puskesmas, jadi saya harus menjalankan perintah tersebut. Selain itu dalam memberikan informasi tentang kesehatan dengan mengadakan pertemuan rutin dengan puskesmas, TPU (Tim Pembina UKS) tingkat sekolah, kecamatan dan Kota. Di dalam pertemuan itu kita memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program sekolah sehat dan membahas tentang UKS, kesehatan badan, kesehatan makanan dan lain sebagainya yang menyangkut tentang kesehatan”. (W-1/ Tanggal 30 Juli 2016)
Adapun ditambahkan oleh Ibu S selaku Pengurus UKS SD N Tegalrejo 1 sebagai berikut.
“Kita mengadakan rapat koordinasi dengan warga sekolah, selain itu kita mengajak dengan sosialisasi melalui slogan yang ada Kemudian kita ada kerja bakti setiap hari jumat sehat yaitu senam bersama dan jumat bersih dengan TPU UKS kerja bakti keliling sekolah, selain itu dalam rapat sosialisasi di sekolah membahas tentang tujuan diadakannya program sekolah sehat, salah satunya menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat”. (W-2 Tanggal 18 Juli2016)
74
Hal ini juga didukung oleh keterangan yang disampaikan A selaku Ketua Dokter kecil SD N Tegalrejo 1 sebagai berikut.
“Saya mempunyai tanggung jawab menjadi kader kesehatan jadi saya menyebarkan informasi kesehatan dan memberi contoh kepada teman saya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Contohnya yaitu untuk membuang sampah pada tempatnya.” (W-5 Tanggal 11 Agustus 2016).
Komunikasi dengan pihak internal dilakukan untuk memberikan kejelasan program sekolah sehat agar nantinya semua warga sekolah bisa menjalankan program dan dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk menguatkan pendapat di atas peneliti melakukan pengamatan pada saat rapat. Dalam rapat tersebut komunikasi yang dilakukan dengan cara mengadakan rapat rutin/sosialisasi setiap bulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah untuk memberikan wawasan tentang kesehatan. Sosialisasi Sekolah Sehat yang dilakukan oleh sekolah kepada semua warga sekolah. Dalam sosialisasi tersebut materi yang dibahas tentang Kesehatan, UKS, program-program dan tujuan program sekolah sehat. Tujuan dari adanya program sekolah sehat
untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Sedangkan komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Puskesmas, TPU UKS (Kecamatan, Kota, Kabupaten) adalah dengan cara memonitoring dan mengevaluasi keberlangsungan program sekolah sehat. Monitoring yang dilakukan dengan mengawasi kebersihan
75
perorangan yaitu kebersihan kuku, kulit, rambut, telinga, hidung, gigi dan mulut, dan kaki. Selain mengawasi kebersihan perorangan dilakukan juga monitoring lingkungan secara teratur dan berkala yaitu dengan pemantuan jentik nyamuk dan pemantuan lingkungan sekitar sekolah. Selanjutnya yaitu dengan mengawasi kebersihan makanan di sekolah yang dilakukan oleh siswa yang menjadi Duta kantin dan Badan POM. Makanan atau jajanan yang dijual di kantin SD N Tegalrejo1 harus memenuhi 10 gizi seimbang yaitu syukuri dan nikmati keanekaragaman makanan, biasakan mengkomsumsi lauk pauk yang berprotein tinggi, Makan aneka ragam sayuran dan cukup buah, biasakan mengkomsumsi aneka ragam makanan sumber karbohidrat, batasi mengkomsumsi makanan manis, asin dan berlemak tinggi, biasakan sarapan, minum air putih yang cukup dan aman, biasakan membaca label pada kemasan makanan, biasakan cuci tangan sebelum makan dengan air mengalir, dan Melakukan aktifitas fisik/ olahraga secara teratur dan mempertahankan berat badan ideal.
b. Sumber Daya ( Resources)
Pada pelaksanaan program sekolah sehat ini akan dipaparkan beberapa sumber daya sebagai berikut.
1) Sumber Daya Manusia
Secara struktural agen atau komponen yang ikut terlibat dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat di SD N Tegalrejo 1 adalah Guru
76
Olahraga dan Petugas UKS. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh bapak S selaku Kepala Sekolah SD N Tegalrejo sebagai berikut.
“Secara menyuluruh sumber daya manusia yang utama dalam pelaksanaan sekolah sehat adalah Guru UKS dan Guru Olahraga. Tetapi semua harus didukung oleh stakeholder yg ada artinya semua warga sekolah ikut terlibat di dalam peranan penting itu”. (W-3 Tanggal 23 Juli 2016)
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Petugas Puskesmas Bapak S sebagai berikut.
“Di dalam suatu sekolah tentu harus ada sumber daya manusia, Sarana prasarana dan Dana operasional, apalagi ini dalam menunjang Program Sekolah Sehat. Sumber daya manusia yang harus ada yaitu Tenaga Sekolah, Puskesmas, KUA, Kecamatan, Polsek, Dinas pendidikan, Dinas Kesehatan, BABINSA (Badan Binaan Masyarakat) dan Masyarakat RT, RW. Semua tenaga tersebut ikut terlibat dalam sekolah sehat ini, semua harus berperan aktif dalam pelaksanaan program sekolah sehat ini”. (W-1 Tanggal 30 Juli 2016)
Hal di atas juga didukung oleh pernyataan Bapak D selaku Guru Olahraga di SD N Tegalrejo sebagai berikut.
“Yang menjadi sumber daya utama pelaksanaan sekolah sehat adalah Guru olahraga dan Guru UKS karena sebagai penggerak utama. Kita mengajar pendidikan jasmani jadi dikaitkan dengan sekolah sehat. Tetapi semua warga sekolah Sangat mendukung, bahkan kita harus selalu memotori mengutamakan PHBS bahkan untuk PHBS tidak diremehkan. Karena semua kegiatan harus slaling mendukung”. (W-4 Tanggal 26 Juli 2016)
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas bahwa sumber daya pelaksana program sekolah sehat dilakukan oleh guru Olahraga dan Petugas UKS adalah motor penggerak utama dalam pelaksanaan program ini. Sedangkan komponen lain yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan program sekolah sehat adalah
77
Kepala sekolah, Komite sekolah, Guru dan Siswa, mereka merupakan agen pelaksana yang langsung melaksanakan penyelenggaraan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan sekolah. Sedangkan sumber daya manusia yang ikut terlibat dalam keberhasilan program sekolah sehat yaitu KUA, Kecamatan, Polsek, Dinas pendidikan, Dinas Kesehatan, BABINSA (Badan Binaan Masyarakat) dan Masyarakat. Semua sumber daya manusia yang ada di sekolah ataupun pihak luar ikut membantu dan saling mendukung dalam pelaksanaan sekolah sehat dengan memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan prasarana sesuai ketentuan yang berlaku. Karena program ini merupakan tugas bersama maka harus dilakukan bersama-sama agar berjalan secara optimal.
2) Sumber Daya Dana
Pelaksanaan Program Sekolah Sehat didukung dengan alokasi dana yang berasal dari berbagai sumber. Untuk mensukseskan Program Sekolah Sehat di SD N Tegalrejo 1 Yogyakarta didukung oleh Dana Bos/Pemerintah, Dana Anggaran Sekolah, APBD tingkat kota, kabupaten dan kecamatan, CSR (Corporate Social Responsibility) bantuan dari dunia industri (nestle).
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut.
“Untuk masalah pendanaan kita menggunakan include anggaran sekolah, tetapi kita mendapat subsidi dari instansi terkait kaitanya dengan lomba. Kita dapat tambahan modal ketika maju lomba, mungkin secara prinsip dana rutin dari pemerintah (rutin)
78
tetapi tidak secara spesifik, ini tidak diperuntukan untuk sekolah sehat saja tetapi untuk pembiayaan secara umum. Umpamannya dalam sarana prasarana, beli obat-obat an itu kan sudah secara umum ada jadi saling mendukung tidak dipisahkan”. (W-3/, 23 Juli 2016).
Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu S selaku Pengurus UKS sebagai berikut.
“Kita mendapatkan bantuan dari Bos/pemerintah, selain itu kita juga mendapatkan bantuan dari CSR bantuan dari dunia industri (nestle, Dancow)”. (W-2/18 Juli 2016)
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pembiayaan dalam pelaksanaan program sekolah sehat SD N Tegalrejo 1 sudah mendapatkan anggaranya sendiri dari berbagai sumber. Anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki atau untuk pemenuhan sarana prasarana yang belum ada. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa sumber dana dari CSR (Corporate Social Responsibility) , sekolah biasanya menggunakan slogan/banner peringatan dari indutri tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan kesehatan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bidang kebersihan dan kesehatan secara keseluruhan dan sekaligus mempromosikan produk dari dunia industri tersebut.
3) Sumber Daya Sarana Prasarana
Program Sekolah Sehat merupakan program yang menekankan kebersihan lingkungan sekolah dan kesehatan pada tujuan utamanya. Jadi dalam mencapai tujuan tersebut tentunya membutuhkan sarana prasarana yang dapat mendukung berlangsungnya program tersebut.
79
Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa sarana prasarana yang ada di SD N Tegalrejo 1 sudah mencukupi dalam pelaksanaan program sekolah sehat. Berikut ini dipaparkan bagan kondisi sarana dan prasarana penunjang yang ada di SD N Tegalrejo 1 Yogyakarta sebagai berikut.
Hal di atas menunjukkan bahwa sarana prasarana yang ada di SD N Tegalrejo 1 sudah mencukupi untuk mengimplementasikan Program Sekolah Sehat itu terlihat dari lengkapnya sarana prasaran yang ada di sana. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak S selaku Petugas Puskesmas.
“Di dalam suatu sekolah tentu harus ada sarana prasarana, apalagi ini dalam menunjang program sekolah sehat. Sarana prasaran yang harus ada di sekolah antara lain ruang UKS dan kelengkapanya. Sarana penunjangnya yaitu adanya tempat cuci tangan, tempat sampah, tempat gosok gigi dan lain sebagainya”. (W-1/ tanggal 30 Juli 2016) Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Kepala Sekolah sebagai berikut.
“Sarana prasarana yang ada di sekolah ini sudah sangat mendukung dalam pelaksanaan program sekolah sehat”. (W-3/ tanggal 23 Juli 2016)
Hal di atas dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana penunjang Program Sekolah Sehat yang ada di SD N Tegalrejo 1 sudah mencukupi untuk melaksanakan program sekolah sehat ini. Selain itu sarana prasarana yang ada juga sudah sesuai dengan standar operasional yang ditentukan untuk program sekolah sehat. Dari hasil observasi yang dilakukan, SD N Tegalrejo 1 sudah memiliki tempat cuci tangan disetiap depan ruang kelas,
80
adanya tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampahnya, adanya slogan-slogan tentang larangan, halaman yang luas, terawat dan bersih. Sarana prasarana tersebut telah mendukung dalam melakukan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Disposisi
Aspek disposisi merupakan salah satu komponen dalam pelaksanaan Program Sekolah Sehat. Komitmen dan sikap dari agen pelaksana merupakan faktor penting dalam keberhasilan program ini. Keberhasilan pelaksanaan pengembangan Sekolah Sehat sangat ditentukan oleh seberapa besar komitmen Kepala Sekolah, Guru, Peserta Didik, Warga Sekolah dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah terhadap program sekolah sehat. Hal ini sesuai dengan keterangan Ibu S selaku pengurus UKS sebagai berikut.
“Sangat mendukung, karena pelaksanaan program sekolah sehat merupakan tugas bersama jadi tidak lepas dari tugas dan tangung jawab. Karena perilaku hidup bersih dan sehat itu merupakan budaya karakter yang sesuai dengan misi visi SD N Tegalrejo 1. Jadi semua punya komitmen untuk mewujudkan menjadi SD Tegalrejo 1 sekolah yg sehat”. (W-2 Tanggal 18 Juli 2016)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak S selaku Kepala Sekolah sebagai berikut.
“Sekolah sehat merupakan suatu kegiatan secara bersama warga sekolah, untuk betul-betul mengoptimalkan semua potensi yang ada dalam menunjang potensi sekolah sehat. Jadi komitmen bersama juga dukungan orang tua, masyarakat dan instansi terkait”. (W-3 Tanggal 23 Juli 2016)
Adapun ditambahkan pendapat oleh Bapak D selaku guru olahraga sebagai berikut.
“Sangat mendukung, bahkan kita harus selalu memotori mengutamakan perilaku hidup bersih dan sehat bahkan untuk PHBS
81
tidak diremehkan. Karena semua kegiatan harus saling mendukung”. (W- 4 Tanggal 26 Juli 2016).
Dari yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek disposisi di SD N Tegalrejo 1 Sekolah sangat baik. Salah satu komitmen yang dilakukan oleh warga sekolah dan masyarakat yaitu adanya kerjasama