• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Pengorganisasian Program Sekolah Bersih Sehat

A. Konsep Implementasi Program 1. Pengertian Implementasi Program

6. Perencanaan dan Pengorganisasian Program Sekolah Bersih Sehat

Tujuan program sekolah sehat agar berjalan secara optimal, perlu dirancang tahapan/proses persiapan program sehingga pelaksanaanya di lapangan dapat berjalan dengan baik dan didukung oleh semua pihak. Tahapan persiapan program sekolah sehat adalah sebagai berikut (Panduan Pelaksanaan SD Bersih sehat, 2013: 22-23)

1) Sosialisasi Pengembangan SD Bersih Sehat

Keberhasilan pelaksanaan pengembangan SD Bersih Sehat ditentukan oleh seberapa besar komitmen kepala sekolah, guru, peserta didik, warga sekolah dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah terhadap pentingnya pelaksanaan dan pengembangan sekolah dasar yang bersih dan sehat. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan sosialisasi secara intensif terhadap seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Sosialisasi tersebut dilakukan terhadap kepala sekolah, guru,

37

peserta didik, warga sekolah, orangtua siswa dan komite sekolah serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

2) Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana SD Bersih sehat

Implementasi program SD Bersih sehat diperlukan struktur organisasi tim pelaksana seperti berikut.

Organisasi Tim Pelaksana SD Bersih dan sehat di sekolah dasar: a) Penanggung jawab : Kepala Sekolah

b) Ketua : Guru

c) Sekretaris : Guru/Tenaga Kependidikan d) Anggota : Guru/Peserta didik

Tim pelaksana di sekolah dan perguruan agama berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana program SD bersih sehat di sekolah berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijakan yang ditetapkan oleh TP UKS Kab/kota. Tugas tim pelaksana yaitu (1) melaksanakan Trias UKS; (2) menjalin kerjasama dengan orangtua/komite sekolah, instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS; (3) Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan; (4) melaksanakan ketatausahaan Tim pelaksana di sekolah.

3) Penyusunan Rencana Kegiatan SD Bersih sehat a) Rencana kegiatan SD Bersih sehat

Rencana kegiatan SD Bersih sehat merupakan rangkaian dan tahapan kegiatan yang disusun dan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran

38

oleh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Rencana kegiatan SD Bersih sehat merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS)/Rencana dan Anggaran Sekolah (RKAS).

b) Penyusunan rencana kegiatan SD Bersih sehat

Rencana kegiatan SD Bersih sehat merupakan hasil kordinasi sekolah dengan pihak terkait, yang pelaksanaanya diatur dan didistribusikan pada seluruh anggota tim sesuai dengan bidangnya. Rencana kegiatan mencakup; memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja tim, melaksanakan pengelolaan sampah dan sarana sanitasi, melaksanakan pembinaan, pemantauan kebersihan dan kesehatan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bidang kebersihan dan kesehatan secara keseluruhan dan membuat dokumentasi kegiatan.

c) Hal-hal yang diperhatikan dalam penyusunan rencana kegiatan SD Bersih sehat

Penyusunan rencana kegiatan SD Bersih sehat mencakup hal berikut ini; (1) pendidikan kebersihan dan kesehatan; (2) penyelenggaraan pelayanan kesehatan; (3) peningkatan kompetensi guru dan peserta didik dalam bidang kebersihan dan kesehatan; (4) pengadaan sarana prasarana kebersihan dan kesehatan; (5) pembinaan lingkungan sekolah bersih dan sehat; (6) penciptaan budaya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

39 7. Pentingnya Kesehatan Anak

Pertumbuhan jasmani, rokhani dan sosial seorang anak merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. permasalahan kesehatan tersebut umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. (Puskesmas Baqa, 2012 : Diakses 13 Oktober 2016)

Peranan orang tua dan guru sebagai sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. 8. Dasar Hukum Sekolah Sehat

1) Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

40

4) Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1/U/SKB/2003, Nomor: 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

5) Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 2/P/SKB/2003, Nomor: 1069/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230B/2003,Nomor: 4415-404 Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat.

6) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XH/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. B.Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Ade Saputri, dengan judul “Implementasi Kebijakan Pendidikan Jasmani di SMP 3 Girimulyo Kulon Progo, DIY”. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Implementasi kebijakan pendidikan jasmani di SMP 3 Girimulyo yaitu strategi implementasi kebijakan pendidikan jasmani terdiri dari Program Kebijakan Pendidikan Jasmani, Pengembangan Sarana Prasarana dan Pendiptaan Lingkungan Sekolah yang kondusif dan supervisi. Faktor pendukung dalam penerapanan pendidikan jasmani adalah sumber daya manusia dan prestasi peserta didik. Sedangkan faktor penghambat letak geografis sekolah, sarana prasarana dan minat peserta didik. Upaya yang dilakukan dalam

41

meningkatkan implementasi kebijakan pendidikan jasmani di SMP 3 Girimulyo adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, dalam penelitian tersebut mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pendidikan jasmani di SMP 3 Girimulyo sedangkan tujuan yang akan dilakukan penulis yaitu mendeskripsikan implementasi program sekolah sehat di SD N Tegalrejo 1.

2. Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Mey Indiana Zulfa, dengan judul “Implementasi kebijakan pendidikan lingkungan hidup di SD N Ungaran 1 Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: bentuk implementasi pendidikan lingkungan hidup (PLH) yaitu dilihat dari (1) segi aspek pengorganisasian, pelaksana dari pembelajaran dan kegiatan PLH terstruktur dan sesuai dengan tugas masing-masing, (2) Aspek Intepretasi dalam hal respon sekolah, guru dan siswa antusias dan partisipatif, dalam hal interaksi guru dengan siswa melalui pendekatan personal dan kelompok, dalam hal keefektifan waktu PLH, sudah efektif, (3) aspek aplikasi, pengintegrasian materi PLH pada mata pelajaran yang relevan namun masih belum adanya bukan panduan PLH. (4) faktor pendukung implementasi PLH adalah latar belakang ekonomi orang tua siswa yang termasuk berkecukupan, pengajaran guru di kelas dan di luar kelas dengan ceramah, demonstrasi, praktek, dan pengamatan, kebiasaan guru, siswa dan karyawan yang saling mengingatkan untuk menjaga lingkungan sekolah. (5) faktor penghambat dan pendukung implementasi pendidikan lingkungan

42

hidup adalah masalah biaya yang tidak ada nominal anggaran khusus PLH, buku PLH yang belum tersedia, tamu dari luar sekolah yang mengabaikan peraturan dilarang merokok di sekolah, sumber daya manusia yang masih kurang disebabkan adanya kebijakan pemerintah yaitu pergantian guru tiap tahunnya sehingga sekolah harus membekali lagi guru-guru baru melalui workshop/seminar PLH dan workshop pengolahan sampah mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh Mey Indiana tersebut ada relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terkait pendidikan lingkungan hidup. Dalam penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, penelitian tersebut juga meneliti tentang lingkungan hidup sekolah.

C.Kerangka Berfikir

Gambar 2. Kerangka Berfikir Implementasi Program Sekolah Sehat (SKB, Nomor 1/U/SKB/2003;Nomor 1067/Menkes/VII/2000; Nomor MA/230

A/2003; Nomor 26 tahun 2000) dan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008

PROGRAM SEKOLAH SEHAT Implementasi Program Sekolah Sehat di SD N

Tegalrejo 1 Yogyakarta

Pelaksana Program Sekolah Sehat: Kepala Sekolah Guru Olahraga Pengurus UKS Petugas Puskesmas Siswa Aspek: Komunikasi Sumber daya Disposisi Struktur birokrasi Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Siswa Sehat

43

Berdasarkan bagan kerangka pikir di atas, dapat dijelaskan bahwa, kebijakan yang telah dibuat oleh Direktorat Jendral Kementrian yang bekerjasama dengan SKB 4 Menteri yaitu kebijakan tentang UKS yang berlandaskan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/ MENKES/SK/IX/2008 Tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kebijakan UKS ini mempunyai program yaitu program sekolah sehat dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat agar siswa menjadi pribadi yang berkarakter. Kebijakan ini kemudian direalisasikan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Kota Yogyakarta.

SD N Tegalrejo 1 adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan PHBS atau perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di SD N Tegalrejo 1 sendiri sudah menerapkan Program Sekolah Sehat sejak tahun 2000 sampai sekarang. Selain itu SD N Tegalrejo 1 telah mendapatkan Penghargaan Adiwiyata pada tahun 2012. Dalam implementasi kebijakan sekolah sehat di SD N Tegalrejo 1, peneliti akan melihat dari segi komunikasi, ketersediaan sumber daya, sikap dan komitmen dari pelaksana program dan struktur birokrasi. Disamping keempat hal tersebut, akan dilihat pula faktor pendukung dan faktor penghambat. Dalam penerapan Program Sekolah Sehat di SD N Tegalrejo 1 dan demi kelancaran selama penelitian, maka diperlukannya saling kerjasama antara peneliti, kepala sekolah, Guru, Pengurus UKS, Petugas Puskesmas dan Siswa.

44 D.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan konsep dan alur dari kerangka pikir di atas, ada beberapa pertanyaan penelitian sebagai dasar untuk mengeksplorasi, menggali lebih jauh terkait dengan implementasi sekolah sehat di SD N Tegalrejo 1. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi program sekolah sehat jika dilihat dari segi komunikasi di SD N Tegalrejo 1?

2. Bagaimana implementasi program sekolah sehat jika dilihat dari segi sumber daya?

3. Bagaimana keterlibatan aktor pelaksana dalam implementasi program sekolah sehat?

4. Bagaimana implementasi program sekolah sehat jika dilihat dari segi disposisi?

5. Bagaimana implementasi program sekolah sehatjika dilihat dari struktur birokrasi?

6. Faktor apa saja yang menjadi pendukung (facilitating conditions) dalam implementasi program sekolah sehat di SD N Tegalrejo 1?

7. Faktor apa saja yang menjadi penghambat (impending conditions) dalam implementasi program sekolah sehat di SD N Tegalrejo 1?

45 BAB III

Dokumen terkait