• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap strategi menuntut adanya suatu implementasi. Karena tanpa adanya suatu implementasi, strategi menjadi tidak berarti. Implementasi mencakup kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh bermacam aktor pelaku dengan menggunakan berbagai peralatan sehingga sasaran yang dikendaki dapat terwujud. Implementasi tidak dapat beroperasi tanpa adanya factor internal (dalam lingkungan) dan factor eksternal (luar lingkungan) yang selalu memengaruhinya. Sehingga dapat diartikan bahwa Implementasi adalah satu proses yang terarah dan terkoordinasi serta melibatkan banyak sumber daya.

Implementasi menurut Salusu (1996:409), adalah

“seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusul suatu keputusan untuk mencapai sasaran tertentu.”

Dari pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran tertentu. Guna

merealisasikan pencapaian sasaran itu, diperlukan serangkaian aktifitas. Jadi dapat dikatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu.

Dalam rumusan Higgins :

“Implementasi adalah rangkuman dari berbagai kegiatan yang dalamnya sumber daya manusia menggunkan suber daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Kegiatan itu menyentuh semua jajaran manajemen mulai dari manajemen puncak sampai pada lini paling bawah.”

Jadi dapat dikatakan implementasi itu mencakup kegiatan dan tindakan, dan sering kali juga tanpa bertindak seperti kalau hanya duduk menunggu, yang dilakukan actor dengan menggunkan berbagai macam peralatan, sedemikian rupa sehingga sasaran yang dikendaki dapat tercapai. Singkatnya, implementasi adalah suatu proses yang terarah dan terkoordinasi, serta melibatkan banyak sumber daya.

Implemenatsi strategi adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Implemantasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijkan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program , anggaran, dan prosedur (Hunger dan Wheelen, 2003:296). Lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Program, yaitu pernyataan aktifitas – aktifitas atau langkah – langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan.

b) Anggaran, yaitu program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

c) Prosedur, yaitu system langkah – langkah atau teknik teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. (J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, 2003:11)

Menurut Hunger dan Wheelen, untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut :

· Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun?

· Apa yang akan dilakukan?

· Bagaimana Sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam

implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan? (Hunger dan Wheelen, 2003:297)

Lebih lanjut Hunger dan Wheelen menjelaskan bahwa program, anggaran, dan prosedur hanyalah bentuk rencana yang disusun lebih mendetail yang pada akhirnya membawa pada implementasi strategi yang telah dibuat. Proses manajemen strategis secara keseluruhan mencakup beberapa jenis aktivitas krusial yang berorientasi pada tindakan untuk

implementasi strategi : pengorganisasian, penyususnan staf, pengarahan, dan pengawasan. (Hunger dan Wheelen, 2003: 303-304)

Dalam international journal of management Reviews (strategy-as- practice: A review and future directions for the field) :

“this review has contributed to the a-as-p field in three ways. First, it has provided an overview and map of the field, based on its own terminology and issues, which has helped to better explain those terminology and issues. Second, it has exposed gaps in fulfilling the as-a- p research agenda, particularly with empirical work. Third, it has proposed altenative theoretical recources from other fields of research, which may be used to address those gaps.” (Paula Jarzabkowski and Andreas Paul Spee, 2009:90)

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa dalam jurnal tersebut disumbangkan tiga langkah dalam hal pelaksanaan strategi. Pertama, disiapkan pandangan yang luas dan memetakan bidang, berdasarkan pada istilah dan isu. Kedua, menyingkap celah yang memenuhi agenda penelitian strategi. Ketiga, dikemukakan sumber alternative teoritis dari penelitian bidang lain, yang digunakan untuk menunujukan celah tersebut.

Jadi implementasi suatu strategi menuntut suatu kehati – hatian, karena menyangkut bagaimana melaksanakan strategi tersebut. Apabila strategi tersebut merupakan hasil keputusan strategis yang inkrimental maka implementasinya tidak menimbulkan masalah yang terlalu banyak. Tetapi kalau merupakan keputusan yang baru ditetapkan, maka akan sulit pelaksanaannya.

Dalam tahapan implementasi strategi, strategi yang telah diformulasikan kemudian diimplementasikan. Menurut Cown (2001 :14), pada tahap implementasi ini beberapa aktivitas yang mendapat penekanan kegiatan antara lain :

a. Menetapkan tujuan tahunan. b. Menetapkan kebijakan.

c. Memotovasi karyawan.

d. Mengembangkan budaya yang mendukung.

e. Menetapkan struktur organisasi yang efektif.

f. Menyiapkan budget.

g. Mendayagunakan sistem informasi.

h. Menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja perusahaan.

Menurut Fred R. David (1989 : 408 -409), terdapat beberapa karakteristik dari Implementasi Strategi. Yaitu :

a. Implementasi Strategi mengelola sumber daya dan berbagai kekuatan yang berkaitan dengan persiapan dan pengarahan tenaga serta sumber daya sebelum bertindak sementara berlangsung kegiatan operasional. b. Implementasi strategi lebih berfokus pada efisiensi.

c. Implementasi strategi lebih merupakan pada proses operasional.

d. Implementasi strategi membutuhkan motivasi dan ketrampilan

kepemimpinan.

Sedangkan menurut Hadari nawawi, implementasi strategi terdiri dari beberapa langkah, seperti : sasaran operasional, program/proyek tahunan, kebijakan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal,

pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), pengangguran, dan

pengawasan. (Nawawi, 2003: 149-150)

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi strategi mencangkup dua unsur pokok, yaitu :

· Pengembangang strategi dalam proyek / program, anggaran, dan prosedur

Mengacu pada teori David Hunger dan Thomas Wheelen, definisi program adalah pernyataan aktivitas – aktivitas atau langkah – langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai (Hunger dan Wheelen, 2003: 17)

Operasionalisasi program biasanya ditetapkan dalam bentuk proyek / kegiatan. Anggaran adalah program yang dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Prosedur adalah sistem langkah atau teknik – teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. (Hunger dan Wheelen, 2003: 17-18)

· Pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen.

Fungsi – fungsi manajemen menurut G. R. Terry terdiri dari :

planning (perencaan), organizing (pengorganisasian), actuacting

(penggerakan), controlling (pengawasan). Fungsi perencaan dalam manajemen strategis merupakan suatu proses tersendiri tidak menjadi bagian dalam implementasi, demikian pula fungsi pengawasan dakam manenjemen strategis adalah suatu proses tersendiri yang terdapat pada proses control dan evaluasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa garis besar dari implementasi strategi adalah mengembangkan program, anggaran (perkiraan biaya), dan prosedur (rincian berbagai aktivitas yang digunakan dalam menyelesaikan program), serta pelaksanaan fungsi fungsi manajemen seperti : pengeorganisasian, pelakasaan, dan control atau pengawasan.

a. Hambatan dalam implementasi strategi

Menurut Hunger&Whellen (2003:297) dalam menerapkan strategi sering ditemui beberapa masalah/hambatan yang dihadapi. Masalah mulai muncul terjadi saat pelaksanaan suatu strategi. Masalah yang sering muncul dalam organisasi antara lain:

1) Implementasi berjalan lebih lambat dari perencanaan awalnya. 2) Munculnya masalah-masalah utama yang tidak terduga. 3) Koordinasi kegiatan yang tidak efektif.

4) Perhatian terhadap aktivitas persaingan dan penanganan krisis yang berlebihan sehingga mengalihkan perhatian terhadap implementasi yang harus dijalankan.

5) Kurangnya kemampuan para karyawan yang terlibat dalam implementasi strategi.

6) Tidak memadainya pendidikan dan pelatihan karyawan tingkat bawah.

7) Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal.

8) Tidak memadainya kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen.

9) Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci. 10)Tidak memadainya pemantauan aktivitas oleh sistem informasi

yang dimiliki.

Alexander dalam penelitiannya terhadap hampir seratus presiden dan divisi perusahaan (1991) mengungkapkan beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pelaksanaan strategi (J.Salusu, 2004:431). Masalah yang sering timbul adalah jangka waktu pelaksanaan. Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh lebih lama dari yang direncanakan karena timbulnya banyak masalah baru yang tidak diprediksi sebelumnya. Sementara itu koordinasi tidak berjalan efektif, pengarahan dari unit kerja yang kurang tepat sehingga eselon bawah belum begitu paham dengan strategi yang digunakan. Masalah lain yang juga sering dihadapi adalah

kualitas kepemimpinan yang kurang memadai dan kurangnya pengarahan dan informasi yang bisa diterima eselon bawahan yang menyebabkan intrpretasi yang diterima karyawan berbeda dari yang sebenarnya. Selain itu, kurangnya informasi mengenai faktor yang berkaitan dengan strategi sehingga produk atau pelayanan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

5) Pelestarian Pasar Tradisional

Dokumen terkait