• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemerintah kota surakarta dalam melestarikan pasar tradisional.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Strategi pemerintah kota surakarta dalam melestarikan pasar tradisional.

Pada dasarnya kebijakan mempertahankan, menjaga dan melestarikan pasar merupakan suatu cara untuk mengatasi masalah masalah yang ditimbulkan dalam perubahan dan persaingan dengan pasar Modern. Kebijakan tersebut tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan pasar tradisional.

Pelaksanaan pelestarian pasar dilakukan secara terpadu antara berbagai pihak yang menentukan dan menunjang keberhasilan. Berbagai pihak yang membantu pelestarian ini sebenarnya dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu Pemerintah Kota Surakarta, Pedagang dan Masyarakat. Pemerintah kota surakarta jelas memiliki kepentingan terhadap keberadaan dan pelestarian pasar tradisional, karena Pemerintah Kota Surakarta adalah

seluruh aset di Kota Surakarta, termasuk pasar tradisional sebagai aset ekonomi dan Budaya. Selain Pemerintah Kota Surakarta, para pedagang atau paguyuban yang berada di pasar tradisional juga memiliki kepentingan dengan keberadaan serta pelestarian pasar tradisional. Peranan pedagang / paguyuban pasar memiliki andil yang cukup besar dalam mengembangkan promosi pasar tradisional. Fungsi utama dari paguyuban-paguyuban tersebut adalah untuk mengelola konflik internal dan mempermudah distribusi informasi dalam internal pasar. Persatuan dari paguyuban - paguyuban pedagang tersebut adalah PAPAT SUTA atau Persatuan Paguyuban Pasar Tradisional Surakarta. Peran dan fungsi PAPAT SUTA adalah sebagai berikut:

· Melakukan advokasi regulasi yang terkait untuk kemakmuran pasar dan pedagang

· mengidentifikasi, malakukan tabulasi, dan mencari solusi masalah di pasar tradisional yang sifatnya lebih general

· Menjalin network dengan supplier, pembeli, pemerintah kota, pengelola pasar untuk kepentingan pedagang

· Menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak terkait pasar tradisional

· Menjembatani komunikasi antara pedagang / paguyuban dengan pemerintah kota (terkait berbagai program revitalisasi pasar)

komponen masyarakat. Karena masyarakat merupakan pengguna dari keberadaan pasar tradisional secara umum, namun secara khusus, masyarakat memiliki peran lebih dari sekedar pengguna yakni keberadaan pasar tradisional dalam sebuah wilayah lingkungan masyarakat. Yang artinya pasar tradisional merupakan wujud dari budaya yang terbentuk karena masyarakat.

Mengenai Strategi pelestarian pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. Pompi Wahyudi, MM selaku Kepala Bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar kota surakarta yang menyatakan berikut ini :

“dalam melakukan pelestarian pasar, DPP melalui dua upaya mbak…pertama, dengan pengembangan secara fisik melalui pembangunan – pembangunan baik sarana dan prasarana pasar. Dan yang kedua, pengembangan non fisik seperti berupa peningkatan sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitasnya bisa melalui pembinaan, diklat serta promosi – promosi untuk pengembangan daya tarik pasar.”

(sumber: hasil wawancara 11April 2012)

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa strategi Pelestarian Pasar Tradisional yang dilakukan oleh Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1) program pembangunan (Revitalisasi) pasar. 2) Program pemeliharaan pasar

3) Pembinaan pedagang pasar 4) Promosi.

commit to user

oleh Bapak Drs. Pompi Wahyudi, MM selaku Kepala Bidang kebersihan dan pemeliharaan pasar kota surakarta tersebut, mengacu pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan pasar tradisional yang tertuang dalam Bab VII tentang Penyelenggaraan, Pengelolaan dan Perlindungan Pasar, pada Paragraf 1 Pasal 14. Adapun isi dari pasal 14 adalah sebagai berikut;

Paragraf 1 Umum Pasal 14

(1) Pengelolaan pasar meliputi fisik dan Non fisik (2) Pengelolaan pasar dari segi fisik meliputi:

a. Perencanaan operasional dan pelaksanaan pengelolaan pasar b. Penguasaan dan penggunaan lahan pada lokasi yang telah

ditentukan oleh Walikota; dan

c. Pengadaan, pemanfaatan, pemasaran, pemeliharaan serta pengembangan lahan dan bangunan sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

(3) Pengelolaan pasar dari segi Non Fisik meliputi pemciptaan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan jual beli barang dan / atau jasa secara wajar, tertib, aman, dan nyaman serta berkelanjutan.

commit to user pelayanan pasar;

b. Evaluasi, pembinaan, pengawasan, penertiban, dan pengamanan;

c. Perlindungan dan pengendalian kegiatan pennyelenggaraan pelayanan pasar; dan

d. Koordinasi dengan instansi dan pemangku kepentingan terkait.

Pelaksanaan dari strategi strategi tersebut dibuat dalam program program dan proyek - proyek disertai rincian anggaran dan langkah - langkah pelaksanaanya (prosedur) dengan sasaran jangka pendek dan harus senangtiasa berpedoman pada Rencana Stretegis 2010 – 2015 yang telah ditetapkan.

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pelaksanaan strategi pelestarian pasar tradisional yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Selain menjelaskan mengenai pelaksanaan strategi, pada bagian ini juga akan membahas hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program serta tahap pencapaian tujuan dalam keberhasilan program akan dikaji dalam penelitian ini. Berikut pelaksanaan strategi pelestarian pasar tradisional akan dijelaskan secara berurutan sebagai berikut ;

a. Program pembangunan (Revitalisasi ) pasar tradisional.

Pembangunan pasar (revitalisasi) adalah serangkaian tindakan yang bertujuan untuk membangun kembali bangunan – bangunan pasar yang telah disetujui bersama untuk di revitalisasi. Pembangunan ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas bangunan pasar. Sehingga pasar tradisional dapat lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada para pembeli. Selain membangun ulang, konsep revitalisasi juga diarahkan pada peningkatan fasillitas sarana dan prasarana pasar. Sehingga meningkatkan kenyamanan di dalam pasar. Sehingga pembangunan (revitalisasi) pasar tradisional menjadi program yang penting dalam melestarikan pasar tradisional.

Pembangunan (Revitalisasi) pasar tadisional sangat diperlukan mengingat usia pasar – pasar tradisional di Kota Surakarta yang sudah

harapakan dapat meningkatkan kenyamanan pasar, karena dalam pembangunan pasti juga di ikuti dengan penambahan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di pasar. Hal tersebut sesuai seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku kepala seksi bidang Pemeliharaan bangunan pasar Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta.

“ dalam pengembangan secara fisik, ya kita melakukan renovasi kepasar – pasar yang bangunannya memang sudah layak untuk diperbaiki, bangunan – bangunan yang sudah tua kita renovasi dan perbaiki sarana dan prasananya. Kita juga menambahkan fasilitas-fasilitas dalam pasar yang tujuannya agar pedagang dan pembeli merasa nyaman bertransaksi di pasar tradisional.” (Sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Meskipun pembangunan pasar difokuskan kearah peningkatan kenyamanan, namun mempertahankan bangunan pada area bersejarah lebih di inginkan, sehingga nilai – nilai kebudayaan masih terjaga. Tetapi pembangunan baru juga tidak dapat di hindarkan terutama pada bangunan – bangunan yang telah usang dan sangat tidak layak pakai. Jadi pembangunan juga harus menghormati, menghargai dan meningkatkan bentuk – bentuk urban dan karakteristiktual / identitas lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Ir. Suhardi, MM. Selaku kepala seksi bidang pemeliharaan pasar kota surakarta.

“kalau melestarikan ya kita berarti harus lebih jeli lagi dalam melakukan renovasi mbak...terutama pada bangunan – bangunan yang mempunyai nilai, contohnya pasar gede,, jadi dalam merenovasi ya kita tetap memperbaiki tanpa mengubah karakteristiktualnya maupun identitas lingkungannya....”

sejak tahun 2006, dengan meningkatkan kelas pasar – pasar tradisional, melalui kegiatan pembangunan pasar. Pasar tradisional yang telah di renovasi antara lain; pasar sidodadi, pasar nusukan, pasar kembang, pasar gading, pasar Triwindu, pasar kadipolo, pasar harjodaksino, dan pasar mojosongo. Sedangkan Pada tahun 2012 Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menetapkan target untuk membangun kembali (Revitalisasi) 4 pasar tradisional, yaitu Pasar klewer, pasar Depok, pasar Kliwon dan pasar Turisari. Namun pada kenyataannya target yang telah di tetapkan, hanya 3 pasar yang dapat terlaksana, yaitu pasar Depok, pasar Turisari dan pasar Kliwon. Untuk pasar Klewer saat ini belum dapat terealisasi karena sampai saat ini masih dalam penyusunan FS (Feasibility Study). Setelah penyusunan FS (feasibility study) DPP kemudian akan mengundang pedagang untuk melakukan sosialisasi. Dalam proses sosialisasi akan diminta pendapat dan masukan dari pedagang pasar, di dalam sosialisasi juga dibahas bersama antara pedagang dengan aparatur DPP mengenai Penempatan dan penataan pedagang. Namun, dalam sosialisasi di pasar klewer belum menemukan titik kesepakatan antara pedagang dan masyarakat lingkungan sekitar pasar, dengan apa yang telah direncanakan oleh DPP Kota Surakarta untuk merenovasi Pasar Klewer.

commit to user

Kepala Seksi bidang Pemeliharaan pasar kota Surakarta :

“untuk tahun 2012 ini, DPP belum dapat membangun Pasar klewer mbak....karena kami dan para pedagang belum menemukan kesepakatan....”

(sumber: Hasil Wawancara 12 April 2012)

Berikut akan dibahas mengenai proses pelaksanaan kebijakan Revitalisasi pasar tradisional yang prosesnya mengalami tahap dan bentuk kegiatan sebagai berikut :

a. Tahap Sosialisasi Kebijakan. b. Tahap Pengadaan pasar darurat. c. Tahap Pelaksanaan.

Hasil penelitian ini akan dijelaskan dan dibahas secara berurutan sebagai berikut:

a. Tahap Sosialisasi kebijakan.

Sosialisasi kebijakan tentang pelestarian pasar tradisional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 tahun 2010 merupakan dasar hukum bagi pemkot Surakarta untuk mengatasi permasalahan persaingan pasar tradisional terhadap pasar modern. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta adalah pembangun pasar perdesaan yang sasarannya adalah menambahnya sarana dan prasarana pasar tradisional yang direvitalisasi yang tercantum dalam Renstra SKPD tahun 2010 – 2015. Untuk memperjelas pemahaman tentang pelaksanaan peraturan tersebut , pemkot Surakarta terlebih dahulu melaksanakan sosialisasi

aturan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah yang mengatur tentang perlindungan pasar tradisional. Dalam peraturan tersebut berisi tentang peningkatan kualitas bangunan, penataan dan pengembangan sumber daya pelaku pasar. Pelaksaaan sosialisasi melibatkan beberapa instansi dan pihak yang terkait, antara lain Dinas Pengelolaan Pasar, satpol PP dan Paguyuban pasar.

Sosialisasi Revitalisasi dilaksanakan dengan cara memberikan pemaparan mengenai perencanaan pembangunan (Revitalisasi) pasar dan aturan–aturan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh pedagang. Sosialisasi merupakan wadah untuk menampung seluruh masukan dari para pedagang, seluruh masukan pedagang akan ditampung dan akan dijadikan bahan pertimbangan oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang kemudian ditindak lanjuti. Sosialisasi dilaksanakan oleh DPP dengan melibatkan Paguyuban pedagang Pasar yang ada. Keuntungan Pemerintah Kota Surakarta dalam bekerjasama dengan paguyubab pasar adalah mendapatkan masukan, saran dan kritik dari pedagang mengenai masalah – masalah yang ada sehingga pedagang juga dilibatkan dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Sehingga kebijakan yang diambil sesuai dengan Aspirasi Pedagang Pasar. Hal ini dijelaskan oleh Ibu Wulan Tendra Dewayani, SH, MH selaku Kepala seksi Bidang

commit to user

Biasanya semua masukan atau permasalahan dalam pasar di tampung pada lurah – lurah pasar yang kemudian kita bahas untuk di tindak lanjuti. jadi kita terbuka dengan para pedagang.” (sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Fungsi dari sosialiasi adalah untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang keadaan pasar setelah selesai direnovasi. Lebih lanjut Ibu Wulan Tendra selaku Kepala seksi Bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang mengungkapkan,

“dalam sosialisasi di berikan penejelasan tentang pasar itu kedepannya, ya mengenai bentuk fisik pasar, harus sesuai dengan advice planning dari Dinas Tata Kota, Penawaran lokasi Pasar darurat,Penempatan pedagang sekaligus penataannya.” (Sumber: Hasil wawancara 12 April 2012)

Agar pelaksanaan Perda berjalan secara maksimal, maka jadwal sosialisasi dilaksanakan setiap hari seiring dengan upaya revitalisasi pasar yang terangkum dalam program kerja tahunan yang dijabarkan dalam program rutin setiap tahunnya.

b. Pengadaan Pasar Darurat

Pengadaan pasar Darurat merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk membuat kondisi para pedagang yang direlokasi karena diadakannya Revitalisasi pasar agar para pedagang tidak mengalami kerugian selama proses Revitalisasi berlangsung.

Pasar darurat merupakan pasar sementara sebagai tempat bagi para pedagang untuk berjualan sampai selesainya proses pembangunan pasar. Sebenarnya para pedagang tidak menuntut

penataan pasar darurat oleh Pemerintah Kota Surakarta harus dengan mempertimbangkan aspek ketertiban, keamanan, ekonomi, social dan budaya yang ada dikota Surakarta. Sedangkan konsep yang dimilik oleh pedagang dalam pengadaan pasar darurat harus memenuhi dua syarat, seperti yang diungkapkan oleh bapak Suhardi, Kepala seksi Bidang Pemeliharaan Pasar Kota Surakarta menjelaskan bahwa Pasar Darurat itu harus memenuhi dua syarat, yaitu :

i) Tempat strategis, sehingga pedagang tidak kehilangan pelanggan. ii) Tempatnya aman dan juga nyaman untuk berjualan.

Setelah terjadi kesepakatan awal antara pedagang dan dinas pasar di dalam sosialisasi maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan.

c. Tahap Pelaksanaan.

Pelaksanaan program Revitalisasi Pasar tradisional dilaksanakan diseluruh pasar tradisional di Surakarta, revitalisasi di tujukan pada bangunan pasar yang dianggap sudah banyak mengalami kerusakan dan dirasa perlu diadakan Revitalisasi. Pada Tahun 2012 Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menetapkan target untuk membangun kembali (Revitalisasi) 4 pasar tradisional, yaitu Pasar klewer, pasar Depok, pasar Kliwon dan pasar Turisari Pada pembangunan pasar Kliwon, Depok, dan Turisari, Pemerintah

commit to user Bangunan Pasar Surakarta:

“dalam merenovasi pasar kliwon,depok, dan dikonsepkan pada satu lantai,, yaitu mengumpulkan pedagang pada area lantai yang sama. soalnya melihat dari renovasi pasar yang sebelumnya mbak, pedagang yang menempati lantai berbeda banyak yang mengeluh,,, katanya merasa terpinggirkan dan kurang strategis. Jadinya mereka memilih berjualan diluar pasar, justru malah merugikan pengguna jalan to..jadi yaaa, pemilihan konsep satu lantai dirasa tepat. Dalam merenovasi ketiga pasar tersebut menganggarkan dana 23,9 Milyar. Dana tersebut berasal dari APBN dan APBD Pemkot Surakarta… ” (Sumber: hasil wawancara 12 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, di ketahui bahwa konsep yang digunakan dalam merenovasi pasar Depok, Turisari dan Pasar Kliwon adalah transaksi satu lantai, yaitu mengumpulkan pedagang dalam satu lantai yang sama. Ketiga Pasar tersebut dibangun melalui Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2012 oleh Pemerintah Pusat dan (APBD) kota Surakarta dengan alokasi Pagu 23,9 Milyar.

1.1 Pasar Depok

Perenovasian bangunan pada pasar depok, sementara ini di prioritaskan pada bangunan utama. Pada Lelang tahap I di dapat Anggaran dalam APBD 2012 sebesar 10, 2 M. Menurut analisis konsultan, pembangunan pasar depok di mungkinkan akan menyedot anggaran hingga 14, 8 M dengan demikian terdapat kekurangan anggaran sebesar 4,4 M. Tetapi demikian pihak DPRD Kota surakarta tetap dapat melaksanakan pembangunan pasar tersebut. Untuk kekurangannya dapat diajukan pada APBD –P 2012. Hal tersebut

commit to user

Pemberdayaan dan pembinaan pedagang Pasar Kota Surakarta.

“Ooo...iya...memang analisis konsultan memperkirakan anggaran dalam perenovasian pasar depok akan mengalami kekurangan anggaran sebesar 4,4 M , tapi kita tetap laksanakan, kan yang terpenting bangunannya dulu.. kalau untuk lainya semisal pintu, pagar, dan ornamen – ornamen bisa menyusul dengan mengajukann dana tambahan...”

(Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dalam pembangunan pasar darurat, pihak DPP melakukan sosialisasi dengan para pedagang pasar depok, akhirnya diputuskan untuk dilakukan pemecahan pasar darurat menjadi dua (2) lokasi. Hal tersebut karena kapasitas lokasi yang digunakan untuk pasar darurat terbatas. Dalam melakukan pemecahan pembangian lokasi pasar darurat ini selain dimaksudkan untuk menampung jumlah pedagang secara keseluruhan, juga pada dampak pendirian pasar darurat terhadap kepadatan arus lalu lintas di lokasi yang akan digunakan.

1.2 Pasar kliwon

Dalam pembangunan pasar darurat, pihak DPP sebelumnya melakukan sosialisasi dengan Pedagang, pada pemilihan lokasi pasar darurat diberikan pilihan di 3 lokasi, yaitu alun – alun kidul kraton surakarta, Perempatan Jl. Untung suropati dan lahan timur benteng Vastenburg. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Ibu Tendra dewayani, SH,MM selaku kepalas seksi pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar kota surakarta.

strategis jadi tidak mengganggu aktifitas lalu lintas...” (Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, dapat di ketahui bahwa setelah dilakukan sosialisasi dengan para pedagang / paguyuban pasar kliwon, maka di sepakati bersama pemilihan lokasi pasar tradisional berada di sebelah timur benteng Vastenburg, alasan pada pemilihan lokasi tersebut karena tidak terlalu jauh dengan pasar yang telah di bangun serta pada lokasi tersebut cukup luas untuk menampung 200 pedagang tanpa memberikan gangguan pada arus lalu lintas.

Menurut analisis konsultan, anggaran yang dibutuhkan untuk perenovasian pasar kliwon sebesar 7,08 M, namun saat ini baru teranggarkan senilai 4 Milyar dari APBD sehingga dipastikan terdapat kekurangan senilai 3,08. Namun kekurangan anggaran tersebut bisa di ajukan di APBD – P 2012 atau dalam APBD 2013.

1.3 Pasar Turisari

Pada perenovasian pasar turisari, pembangunan pasar darurat sudah selesai didirikan pada tanggal 26 April 2012 yang berada di jalan Hasanuddin. Sedangkan untuk perenovasian bangunan baru akan di mulai pada bulan juni.

Penempatan lokasi pasar darurat tersebut telah di setujui oleh paguyuban, Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, dan masyarakat pada sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar. Di

petak oprokan. Berikut gambar pasar darurat pada pasar Turisari : Gambar 4.2

Pasar Darurat pada pasar Turisari

Dalam konsep perenovasian pasar turisari ini, DPP mendasarkan pada pembangunan pasar yang mempunyai fasilitas seperti pasar modern, namun tetap mempertahankan unsur budaya, Hal tersebut sesuai dengan penejelas Bapak Ir. Suhardi selaku ketua seksi bidang pemeliharaan bangunan pasar kota Surakarta.

“kalau konsep renovasinya pasar turisari ini lebih ditekankan pada konsep pasar modern, ya seperti penambahan fasilitas – fasilitas yang lebih lengkap dan memadai dan konsep perencanaan dengan mengimplementasikan kemudahan, keamanan dan kejelasan pola sirkulasi.”

(Sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada perenovasian pasar Turisari lebih diutamakan pada penambahan

commit to user

kejelasan pola sirkulasi bagi pedagang dan pembeli.

Faktor pendukung dalam program pembangunan pasar ini adalah paguyuban pasar dalam melakukan rerembug (negosiasi) dengan Petugas DPP. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala Seksi bidang Pemeliharaan Bangunan Pasar.

“faktor pendukungnya ya adanya paguyuban itu mbak,, jadi semuanya bisa dibicarakan,,paguban dan petugas dinas sering mengadakan rerembug,,,semua permasalahan bisa dibahas dan berusaha menemukan titik temu. Jadi kesuksesan pelakasanaan renovasi sangat tergantung pada kerjasama yang baik dari paguyuban dan petugas dinas serta masyarakat luas”

(sumber: wawancara 18 April 2012)

Dari hasil wawancara diatas, jelas bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pembangunan pasar adalah Paguyuban dalam melakukan rerembug. Serta adanya kerjasama yang baik antara petugas DPP dengan pedagang dan masyarakat.

Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan pasar (Revitalisasi) yang dilakukan oleh DPP Kota surakarta sudah berjalan cukup baik meski belum mencapai yang diharapkan, hal tersebut ditunjukan dengan pembangunan 3 pasar dari 4 target yang ditetapkan pada tahun 2012. Pelaksanaan pembangunan yang diawali dari proses sosialisasi dan penempatan pasar darurat di Pasar Depok, Pasar Turisari dan Pasar kliwon berjalan cukup baik, sedangkan untuk pasar klewer masih terkendala dalam proses sosialisasi antara DPP dengan Pedagang Pasar klewer.

Peningkatan kualiatas dan kuantitas sarana serta praasana pasar dilaksanakan oleh DPP sebagai komitmennya bagi masyarakat kaitanya dengan pemberian pelayanan yang prima bagi publik. Pelaksanaan program pemeliharaan pasar dilaksanakan diseluruh wilayah Surakarta, dari seluruh kecamatan penulis mengambil 1 (satu) sample, yaitu pelaksanaan program pemeliharaan di pasar Triwindu yang terletak dikelurahan Keprabon Kecamatan Banjarsari, Surakarta.

Pasar Triwindu yang telah selesai direnovasi pada tahun 2009, mengharapkan agar dapat terus mampu memelihara dan mempertahankan bentuk bangunan pasar tetap bersih dan rapi, serta meningkatkan sarana dan prasarana pasar. kelengkapan sarana dan prasarana di anggap menjadi komponen paling dalam melayani aktifitas para pedagang dan pembeli di dalam pasar. Oleh karena itu DPP Kota Surakarta harus memfokuskan pemeliharaan pada sarana dan prasana pasar, adapun bentuk dari pemeliharaan yaitu :

a) Pemeliharaan bangunan pasar.

Pemeliharaan sarana dan prasana bangunan gedung pasar merupkan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun berdasarkan pada skala prioritas. Sebagian besar di Kota Surakarta ini pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan pasar lebih pada perbaikan atap, talang, lantai dan

commit to user

bocor, sedangkan untuk pasar baru, biasanya pada masalah keleluasaan tempat, yaitu temapt barunya yang mungkin lebih sempit. Hal ini sesuai dengan penjelas Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala Seksi Bidang Pemeliharan Pasar Kota Surakarta, :

“kalau untuk pasar lama, seringnya dapat laporan mengenai kebocoran atap, itu juga harus segera di tindak lanjuti, karena kalau sudah bocor itu sangat mengganggu, jalanan jadi becek kemudian bau dan berdesak – desakan pula, tentu sangat menggangu kenyamanan kan?? Kalau untuk pasar baru sejauh ini keluhannnya Cuma masalah tempat barunya yang di rasa sempit. ”

(Sumber: Hasil wawancara 18 April 2012)

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu pini, pedagang menjual Timbangan dan barang antic yang berada di pasar triwindu :

“kalau hujan, talang masih sering bocor mbak, kalau yang lainnya saya tidak tahu, kebetulan talang yang bocor itu berada di dekat kios saya mbak...”

(sumber: hasil wawancara 30 Mei 2012)

Selain memperbaiki atap dan talang, masalah lain yang sering di keluhkan oleh para pedagang adalah perbaikan lantai, Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta melakukan pembenahan keramik – keramik yang lepas maupun pecah dengan menggantinya dengan yang baru. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ir. Suhardi, MM selaku Kepala seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar:

copot, ya kami langsung menindaklanjuti dengan menggantinya dengan yang baru…”

(sumber: hasil wawancara 18 April 2012)

Hal yang sama mengenai Kerusakan lantai juga diungkapkan oleh ibu Peni pedagang dalam pasar triwindu sebagai berikut :

“waah saya juga bingung ya mbak, triwindu ini kan baru kemarin selesai direnovasi..tapi kok banyak lantai yang krowak-krowak (rusak)…sudah sering lapor kepetugas, dan udah ada beberapa lantai yang mulai diperbaiki…”

(sumber:hasil wawancara 30 Mei 2012) b) Pemeliharaan saran dan prasarana pasar.

Sarana dan prasana pasar sangat berperan dalam

Dokumen terkait