• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemerintah Kota Surakarta dalam Melestarikan Pasar Tradisional.

Adapun teori utama yang digunakan sebagai acuan dalam strategi pemerintah kota Surakarta dalam melestarikan pasar tradisional adalah konsep Strategi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. J. Salusu, M.A. Di samping pendapat dari tokoh–tokoh lain yang relevan untuk melengkapi kajian tersebut. Dipilihnya teori ini berdasarkan pertimbangan bahwa kajian Strategi J. Salusu diperuntukkan bagi Organisasi publik, Non Profit dan Instansi pemerintahan,

sedangkan kajian dari tokoh–tokoh manajemen lainnya memiliki kecenderungan lebih kepada organisasi yang berorientasi pada profit. Selain itu, kajian J. Salusu juga lebih menekankan bahwa urusan apapun yang berkaitan dengan suatu organisasi, pasti birokrasi terlibat atau dilibatkan didalamnya. Dengan demikian, aktor yang paling dominan dalam suatu implementasi adalah Birokrat – Birokrat.

Pengertian strategi dalam melestarikan pasar tradisional dapat diartikan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam melestarikan Pasar tradisional. Dengan mengembangkan isu isu seputar pasar tradisional khususnya mengenai keberadaan pasar tradisional yang mulai terhimpit oleh keberadaan pasar modern.

Surakarta atau lebih sering disebut Kota Solo merupakan sebuah kota yang berada di provinsi Jawa tengah yang terkenal akan kebudayaan dan perdagangannya. Kota Surakarta menganut asas desentralisasi sehingga daerah diberi kewenangan untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

Dinas daerah menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (1997:127) adalah unsur pelaksana pemerintah dalam rangka melaksanakan asas desentralisasi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.

Dinas Daerah mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.

c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dan cabang dinas dalam lingkup tugasnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dinas daerah adalah suatu organisasi yang bertugas sebagai pelaksana pemerintah yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang bertanggungjawab kepada kepala daerah.

Mengacu pada Perda Kota Madya Daerah Tingkat II Surakarta No. 3 Tahun 1993 tentang pasar, Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta merupakan pihak yang berwenang dalam pengelolaan Pasar Tradisional. Sehingga dalam masalah ini peran Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) sangat penting mengingat tugas pokok dan fungsinya sebagai badan penyelenggara urusan pemerintahan khususnya dalam pengelolaan pasar tradisional di Surakarta.

Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) mempunyai fungsi : a) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

c) Pengelolaan pendapatan pasar

d) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar

e) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki lima f) Pengatur los dan kios pasar.

g) Penyelenggaraan keamanan, ketertiban pasar dan pedagang kaki lima h) Penyelenggaraan sosialisasi

i) Pembinaan jabatan fungsional.

Sebagai pihak yang berwenang dalam masalah pengelolaan pasar, Dinas Pengelolaan pasar kota Surakarta dituntut agar mampu mempertahankan eksistensi pasar tradisional di dalam persaingan dengan pasar modern, salah satunya dengan melaksanakan pelestarian pasar tradisional. Kebijakan yang ditempuh dalam pelestarian pasar tradisional di kota Surakarta adalah pelestarian pasar tradisional yang bertumpu pada perekonomian kota dengan tetap memelihara nilai – nilai budaya bangsa dan kelestarian lingkungan. Dalam pelaksanaan strategi dilakukan secara terpadu antara berbagai pihak yang menentukan dan menunjang keberhasilan, berbagai pihak yang membantu pelestarian ini dapat di kelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu Pemerintah Kota Surakarta, Pedagang (Paguyuban) dan masyarakat.

Dalam International Journal of Bussines and Emerging Market, A strategic shift of automobile manufacturing firms in Turkey Vol.1 No.3, 2009: 214 Fuchs and his collleagues ( Fuchs et al,2000) dalam Guner Gursey menggambarkan efektifitas dalam strategi seperti mengarang musik.

”The key dimensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent product-market focus supported by operating capabilities and resources.

(Dimensi kunci dari efektifitas pengembangan strategi dan implementasi seperti mengarang musik semua unsur-unsur strategi di sekitar kekuatan tema inti dan meluruskan focus pasar produk yang padu didukung dengan operasi kemampuan dan sumber daya.)”

( http://mpra.ub.uni-muenchen.de/20233/ )

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa kunci dari membangun pelaksanaan strategi yang efektif adalah seperti mengarang musik. Semua unsur disekitar strategi harus didukung oleh kemampuan beroperasi dan sumber daya yang dimiliki instansi dan lingkungan yang mempengaruhi. Strategi dapat berhasil dan efektif apabila didukung oleh semua sumber daya yang terlibat di dalamnya. Seperti dalam strategi melestarikan pasar tradisional, Dinas Pengelola Pasar (DPP) juga melibatkan para pedagang (Paguyuban) dan masyarakat luas dalam melaksanakan strategi tersebut. Dengan melihat factor eksternal dan internal dalam lingkungan Dinas Pengelola Pasar kota Surakarta.

Kebijakan yang ditetapkan Dinas Pengelolaaan pasar guna mewujudkan eksistensi pasar tradisional dalam perubahan dan persaingan terhadap pasar modern yang bertumpu pada perekonomian kota dengan tetap memelihara nilai – nilai budaya bangsa dan kelestarian lingkungan adalah dengan melestarikan pasar tradisional. pelestarian pasar tradisional adalah upaya yang dilakukan pemerintah kota Surakarta melalui pemberdayaan, pengembangan dan kegiatan promosi, sehingga pasar tradisional mampu menumbuhkan dan memperkuat dirinya

menjadi pasar tradisional yang mandiri dan mampu untuk terus mempertahankan eksitensinya sehingga keberadaan pasar tradisional tidak tertinggal dan kalah saing oleh pasar modern.

Berdasarkan pemaparan strategi Dinas pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam melestarikan Pasar Tradisional diatas, dapat dikatakan bahwa strategi Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta merupakan suatu rencana besar yang berorientasi jangkauan ke masa depan yang ditetapkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan Dinas Pengelolaan pasar dapat berinterksi secara efektif dilingkungannya khususnya para pedagang (Paguyuban) di dalam pasar yang diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran instansi dalam melestarikan Pasar Tradisional. Untuk menilai dan menganalisis strategi tersebut maka yang penulis akan lakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di Dinas Pengelolaan Pasar kota Surakarta dan di dalam pasar, serta mewancarai beberapa petugas dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dan beberapa pedagang pasar serta melakukan tela’ah dokumen yang berkaitan dengan pelestarian Pasar Tradisional.

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan strategi dalam melestarikan Pasar Tradisional adalah bagaimana Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Surakarta melakukan tindakan - tindakan dan program - program dengan menyesuaikan Sumber Daya dengan tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menjalankan tindakan – tindakan dan program - program tersebut kepada masyarakat terutama

pedagang pasar tradisional. Hal tersebut harus dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) kota Surakarta selaku instansi pemerintahan daerah yang bergerak dibidang pengelolaan pasar tradisional.

Dokumen terkait