• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. FAKTOR PENENTU INVESTASI INDUSTRI

6.4. Implikasi Kebijakan

6.4.2. Implikasi bagi Pemerintah Daerah

Berdasarkan hasil analisis iklim investasi diketahui bahwa Peraturan Daerah memiliki pengaruh yang signifikan bagi pengembangan iklim investasi yang ada. Namun demikian, berdasarkan penilaian dari para investor Peraturan Daerah yang ada dinilai belum mampu mendukung aktivitas usaha investasi, belum konsisten dalam pelaksanaannya, serta kurang responsive terhadap kebutuhan investor. Untuk itu Satuan Kerja perangkat Daerah harus lebih aktif melakukan peninjauan ulang bahkan melakukan perbaikan atas Peraturan Daerah agar mampu dilaksanakan secara konsisten dan transparan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas peraturan daerah yang terkait dengan investasi, Pemerintah Daerah disarankan untuk melakukan konsultasi Publik dan Regulatory Impact Assesment (RIA=analisisi dampak kebijakan atau peraturan). Melalui analisis dampak kebijakan tersebut diharapkan mampu menghitung kerugian masyarakat yang terkena dampak dari usaha investasi. Hendaknya

peraturan Daerah yang dikeluarkan harus probisnis, merujuk kepentingan umum dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan di atasnya.

Peranan sektor pertanian menjadi sektor basis ini haruslah ditindaklanjuti dengan tetap mempertahankan peranan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian masyarakat, akan tetapi perlu dilakukan pembenahan dalam proses produksi. Proses produksi pertanian yang selama ini masih mengutamakan metode pertanian tradisional untuk menghasilkan tanaman pangan harus dirubah menjadi metode pertanian modern yang menitikberatkan pada subsektor perkebunan.

Hal ini terbukti di Kabupaten Seluma, dimana perekonomian masyarakatnya mengalami peningkatan setelah masyarakat setempat berpindah orientasi pertanian mereka dari penghasil tanaman pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan.

Informasi yang diperoleh dari lapangan menyatakan untuk meningkatkan hasil perkebunan khususnya perkebunan rakyat dengan komoditas kelapa sawit maka hendaknya Pemerintah Daerah mampu menyediakan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Untuk mendapatkan bibit kelapa sawit yang berkualitas maka petani terkadang harus mengeluarkan dana yang relatif besar dan waktu pemesanan yang relatif lama. Bibit yang banyak beredar di pasaran aadalah bibit kelapa sawit yang berkualitas rendah, sehingga output yang dihasilkan pun berada di bawah standart pabrik pengolahan buah sawit. Hal inilah penyebab munculnya budaya Pungutan Liar (Pungli) dalam proses pensortiran kelapa sawit sebelum diolah menjadi minyak mentah kelapa sawit. Tidak bisa dipungkiri perekonomian masyarakat petani mulai mengalami peningkatan seiring dengan perubahan aktivitas pertanian dari tanaman pangan menjadi perkebunan.

Sektor pertambangan Batubara menjadi sektor basis di beberapa kabupaten. Pertambangan batubara ini mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas batubara baik pertambangan di permukaan tanah atau bawah tanah. Kenyataan yag ada memperlihatkan beberapa kabupaten yang kaya akan sumber daya tambang ternyata tidak lantas menjadikan masyarakatnya menjadi sejahtera. Kabupaten Bengkulu Utara dan Seluma yang kaya akan sumber daya tambang ternyata memiliki tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang rendah.

Hal ini terjadi karena wilayah tersebut hanya menjadi lokasi pengambilan hasil tambang saja (eksploitasi) sedangkan proses transaksi dan pengolahan lanjutan dilakukan di wilayah lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedua wilayah itu mengalami backwash atas sumber daya tambang yang dimilikinya. Masyarakat yang ada di wilayah kaya hasil tambang itu hanya sebagai pekerja dan tidak menikmati hasil. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan atau peraturan yang jelas dari Pemerintah Daerah mengenai proses pengambilan (eksploitasi), pengolahan dan bagi hasil tambang sehingga masyarakat dapat lebih menikmati hasil kekayaan sumber daya alamnya. Pada gilirannya perekonomian wilayah dapat makin berkembang akibat adanya peningkatan pendapatan masyarakat dari sektor pertambangan tersebut. Informasi dari lapangan menyatakan adanya ketidakjelasan dari perjanjian kerjasama antara Penanaman Modal Asing maupun Peneneman Modal Dalam Negeri dengan Pemerintah Daerah/Kabupaten sehingga kepala daerah dalam hal ini bupati seringkali

bertindak tidak berdasarkan ketentuan yang jelas dan cenderung menikmati hasilnya secara pribadi.

Sektor Konstruksi adalah kegiatan usaha di bidang konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil, baik yang digunakan sebagai tempat tinggal atau pun sebagai sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi ini dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri.

Sektor konstruksi ini adalah satu-satunya sektor perekonomian yang pertumbuhannya maju. Dalam rangka peningkatan pendapatan wilayah, maka dirasa perlu adanya peraturan daerah yang mampu menyelenggarakan proyek-proyek pembangunan pemerintah secara transparan sekaligus perizinan dalam hal konstruksi untuk dipakai sendiri karena informasi yang muncul di lapangan adalah masih rendahnya kepemilikan ijin mendirikan bangunan (IMB) dan sulitnya untuk mendapatkan proyek pemerintah dikarenakan maraknya calo atau makelar proyek sehingga kompetensi dari pelaku konstruksi ini terkadang tidak sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Akibatnya kualitas bangunan yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Iklim investasi yang kondusif adalah harapan dari pemerintah Daerah, pelaku usaha maupun masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor penentu iklim investasi yang kondusif di Provinsi Bengkulu meliputi akses lahan, penyediaan infrastruktur, Peraturan Daerah dan biaya transaksi. Kondisi yang terjadi di Provinsi ini di bidang akses lahan adalah masih banyaknya kepemilikan sertifikat ganda dan proses pemindahan kepemilikan yang sulit. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah harus lebih efektif melakukan koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional sehingga kasus kepemilikan sertifikan ganda dapat diminimalisir dan proses pemindahan kepemilikan lahan menjadi lebih mudah.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ketersedian infrastruktur daerah adalah hal utama dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif. Sementara itu kondisi yan hasil penelitian menyatakan bahwa ketersedian infrastruktur daerah adalah hal utama dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif.g terjadi adalah masih kurang memadainya penyediaan listrik dan jalan yang berkualitas. Sehubungan dengan itu pemerintah Daerah perlu meningkatkan peran dan kemampuannya dalam penyediaan infrastruktur daerah sesuai kewenangannya.

Biaya transaksi adalah faktor penentu iklim investasi. Kondisi yang ada saat ini di Provinsi Bengkulu adalah maraknya praktek Pungutan Liar (PUNGLI) atau biaya siluman. Hal ini mengakibatkan banyaknya investor atau pemodal yang membatalkan rencananya untuk menanamkan modalnya di Bengkulu. Reformasi Birokrasi berupa pemangkasan birokrasi dan kejelasan alur pengurusan maupun informasi adalah cara efektif untuk meminimalkan biaya tak terduga. Ketidakjelasan informasi yang mengakibatkan banyaknya biaya transakti siluman. Investasi industri Pertanian dan non pertanian di Provinsi Bengkulu sangat ditentukan oleh daya beli masyarakat (PDRB perkapita), pendapatan masyarakat (PDRB), infrastruktur jalan dan listrik, pangsa pertanian terhadap PDRB dan pangsa pertambangan terhadap PDRB. Aktivitas perekonomian di Provinsi Bengkulu masih sangat didominasi oleh peranan pemerintah. Sekitar 80 persen

dari Anggaran Belanja Daerah dikeluarkan untuk membiayai gaji PNS, yang jumlahnya setiap tahun terus bertambah. Sejalan dengan peranan PDRB perkapita yang mempengaruhi aktivitas investasi industri di Provinsi Bengkulu maka pemerintah harus mampu menggerakkan sektor lain di luar sektor Pemerintah sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Pemerintah daerah harus mampu berperan aktif dalam meningkatkan peran swasta. Peran pemerintah ini dapat dilakukan meliputi kebijakan atau peraturan daerah yang kondusif, pemberian pelatihan bagi usaha mikro dalam proses pengembangan usaha, Kebijakan pemberian Kredit Usaha kecil yang mudah dan tidak terlalu birokratis. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dapat membantu usaha peningkatan masyarakat desa. Jika peningkatan PDRB perkapita ini dapat terlaksana, maka usaha peningkatan PDRB pun akan tercapai

Investasi industri Pertanian di Provinsi Bengkulu sangat ditentukan oleh daya beli masyarakat (PDRB perkapita), pendapatan masyarakat (PDRB), pangsa pertanian terhadap PDRB dan pangsa pertambangan terhadap PDRB dan Belanja Modal. Sedangkan investasi industri bukan pertanian sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja terdidik. Berperannya pangsa dari sektor pertanian dan Pertambangan terhadap aktivitas investasi industri di Provinsi Bengkulu memerlukan suatu kebijakan yang dapat menunjang keberhasilan usaha di kedua sektor tersebut. Seperti misalnya pertanian, dalam rangka pencapaian ketahanan pangan, maka Pemerintah Daerah wajib mendorong masyarakat petani untuk meningkatkan hasil produksi mereka dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan. Misalnya melalui penyediaan bibit unggul, penyediaan pupuk murah, pestisida yang ramah lingkungan, pasar untuk hasil pertanian. Bidang pertambangan dapat ditempuh dengan mengeluarkan kebijakan di bidang pengaturan proses eksploitasi dan pemanfaatan hasil tambang.

Secara umum, diperlukan suatu Peraturan Daerah yang mengatur tentang pemberian kemudahan dan/atau insentif bagi investor di daerah, yang sesuai dengan kondisi yang ada di wilayahnya, serta berlaku secara konsisten.