• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Teori Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional sebagai usaha yang terencana dalam meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah sehingga dapat tercipta suatu kemampuan yang andal dan professional dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah secara berdaya guna tepat dan berhasil meningkatkan kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan daerah dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumber daya yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik. Pembangunan daerah juga merupakan upaya dalam memberdayakan masyarakat daerah sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, tenteram, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan harkat, martabat dan harga diri, sesuai dengan tujuan inti dari pembangunan (Todaro dan Stephen, 2006).

Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. Pertama, dari segi pembangunan sektoral yaitu pencapaian sasaran pembangunan nasional dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang dilaksanakan di daerah dengan menyesuaikan kondisi dan potensi daerah tersebut. Kedua, dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahannya yaitu keberhasilan pembangunan daerah ditentukan dengan kepemerintahan daerah yang berjalan baik. Oleh karena itu, pembangunan daerah merupakan usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintahan daerah dalam rangka memantapkan otonomi daerah yang dinamis dan serasi serta bertanggung jawab.

Pembangunan daerah merupakan penjabaran dari pembangunan nasional, maka kinerja pembangunan nasional merupakan agregat dari kinerja pembangunan pusat hingga ke satuan pemerintahan daerah terkecil yaitu pada tingkat kabupaten/kota. Tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembangunan nasional menjadi kewajiban bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Perencanaan pembangunan daerah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Keselarasan kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sangat penting dalam mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas (Ambardi dan Socia, 2002).

Terjadinya perubahan baik secara incremental maupun paradigma mengarahkan pembangunan wilayah kepada terjadinya pemerataan (equity) yang mendukung pertumbuhan ekonomi (efficiency), dan keberlanjutan (sustainable) (Anwar (2001). Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah atau negara sangat tergantung dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi di wilayahnya. Nilai strategis setiap sektor untuk menjadi pendorong utama (prime

mover) pertumbuhan ekonomi wilayah berbeda-beda.

Menurut Widodo (2006) ada dua faktor utama yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi potensi kegiatan ekonomi daerah. Pertama, Sektor ekonomi yang unggul atau yang mempunyai daya saing dalam beberapa periode

tahun terakhir dan kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa yang akan datang. Kedua, Sektor ekonomi yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang, walaupun belum mempunyai daya saing yang baik.

Pembangunan ekonomi akan optimal bila didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Secara umum, keunggulan komparatif kebih menekankan pada kepemilikan sumber daya ekonomi, social, politik dan kelembagaan suatu daerah seperti : kepemilikan sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain. Sementara keunggulan kompetitif (competitive advantage) lebih menekankan pada efisiensi pengelolaan sumber daya terkait dengan produksi, konsumsi maupun distribusi. Pada aspek produksi keunggulan atau daya saing wilayah dapat dikaji dengan melihat sejauh mana wilayah itu miliki sektor basis atau keunggulan dalam penciptaan nilai tambah (basic sector) dan keunggulan dalam penyerapan tenaga kerja dengan produktivitas tinggi (basic employment).

Sektor basis suatu wilayah dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sektor basis dimana kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya mekanisme ekspor dan impor antar wilayah. Artinya industri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik untuk pasar domestik daerah maupun pasar luar wilayah/daerah. Sedangkan sektor non basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar di daerahnya sendiri, dan kapasitas ekspor daerah belum berkembang (Rustiadi, 2009;180).

Dalam sektor ekonomi tersebut terdapat sektor-sektor yang menjadi unggulan, yang merupakan sektor yang keberadaannya pada saat ini telah berperan besar pada perkembangan perekonomian suatu wilayah dikarenakan mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu. Selanjutnya keunggulan ini berkembang melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah (Ambardi dan Socia, 2002).

Sektor unggulan merupakan sektor yang bisa menjadi motor penggerak pembangunan suatu daerah, yang didasarkan pada kriteria tertentu yaitu :

1. Sektor unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian. Artinya sektor tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan maupun pengeluaran. 2. Sektor unggulan mempunyai dampak keterkaitan yang kuat baik

keterkaitan ke depan maupun ke belakang, dan dengan sektor unggulan lain atau pun dengan sektor ekonomi lainnya.

3. Sektor unggulan mampu bersaing dengan sektor yang sejenis dari wilayah lain di pasar nasional dan internasional, baik dalam harga produk sektor tersebut, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspek-aspek lainnya. 4. Sektor unggulan daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain, baik

dalam pasar maupun pemasukkan bahan baku.

5. Sektor unggulan memiliki tehnologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi tehnologi.

6. Sektor unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksi yang dimiliki oleh sektor tersebut.

7. Sektor unggulan biasanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Berdasarkan pada basis ekonomi, perekonomian suatu wilayah terbagi atas dua, yaitu sektor basis dan sektor non basis yang apabila dikaitkan dengan sektor unggulan maka sektor basis termasuk dari salah satu kriteria sektor unggulan. Sektor basis itu sendiri adalah kegiatan-kegiatan yang mampu mengekspor barang dan jasa keluar batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor non basis adalah kegiatan-kegiatan ekonomi yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian wilayah tersebut.

Pembangunan ekonomi dengan mengacu pada sektor unggulan selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional.

Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di mana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat.

Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-hasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang sehingga mampu member pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.

Data PDRB merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui

output pada sektor ekonomi dan melihat pertumbuhan di suatu wilayah

tertentu(provinsi/kabupaten/kota). berdasarkan data PDRB, maka dapat ditentukannya sektor unggulan (leading sector) di suatu daerah/wilayah. Sektor unggulan adalah satu grup sektor/subsektor yang mampu mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di suatu daerah terutama melalui produksi, ekspor dan penciptaan lapangan pekerjaan, sehingga identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. Manfaat mengetahui sektor unggulan, yaitu mampu memberikan indikasi bagi perekonomian secara nasional dan regional. Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor pendukung terhadap sektor unggulan tersebut yaitu akumulasi

modal, pertumbuhan tenaga kerja yang terserap, dan kemajuan teknologi (technological progress). Penciptaan peluang investasi juga dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan.

Tingkat pencapaian tujuan pembangunan wilayah menurut Rustiadi (2009) dapat diketahui dari indikator kinerja. Indikator kinerja disini merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Salah satu indikator kinerja pembangunan wilayah yang dipergunakan adalah indikator berdasarkan tujuan pembangunan dengan indikator operasional meliputi (1). Pendapatan wilayah diukur berdasarkan PDRB, PDRB Perkapita dan Pertumbuhan PDRB, (2). Kelayakan finansial/Ekonomi berdasarkan NPV, BC ratio, IRR, dan BEP, (3). Spesialisasi, keunggulan Komperatif atau Kompetitif dengan menggunakan metode LQ, dan Shift and Share analysis, (4). Produksi-produksi utama.

Pembangunan atau pengembangan wilayah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di daerah melalui pembangunan yang serasi dan terpadu baik antar sektor maupun antara pembangunan sektoral dengan perencanaan dari daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan yang merata. Pengembangan wilayah memerlukan strategi untuk mewujudkan keseimbangan antar daerah dalam tingkat pertumbuhan yang akan mendorong perdagangan antardaerah yang semakin efisiensi dan intensif sehingga merangsang timbulnya spesialisasi daerah. Spesialisasi daerah tersebut akan membuka kesempatan untuk berkembang bagi masing-masing daerah untuk memperkokoh perekonomiannya (Hadjirosa, 1982). Salah satu strategi pengembangan wilayah yang erat kaitannya dengan aspek tata ruang adalah konsepsi perwilayahan pembangunan.

Konsep perwilayahan pembangunan merupakan salah satu bentuk kebijaksanaan wilayah yang dilakukan dalam mengurangi kesenjangan antarwilayah melalui pemanfaatan kekuatan yang dimiliki oleh daerah-daerah pemusatan dalam membangkitkan pertumbuhan dan menjalarkan ke daerah belakangnya (Sapoetro 2004).