• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Hukum Pandemi Covid-19 terhadap Perjanjian Penyediaan Jasa Tour Haji dan Umrah Jasa Tour Haji dan Umrah

CALON JEMAAH HAJI DAN UMRAH SEBAGAI KONSUMEN YANG DILINDUNGI OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

D. Implikasi Hukum Pandemi Covid-19 terhadap Perjanjian Penyediaan Jasa Tour Haji dan Umrah Jasa Tour Haji dan Umrah

Pandemi Covid-19 dimulai saat ditemukannya Coronavirus jenis baru dalam tubuh manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019 kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Pandemi Covid-19 tidak hanya melanda Wuhan Cina, tetapi melanda hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Tanggal 13 april 2020 pemerintah telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 berisi tentang Penetapan Bencana Non Alam karena menyebarnya Covid-19. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia, yaitu dampak bagi kesehatan yang sangat serius dan dapat menimbulkan kematian. Dampak lain yang juga dirasakan yaitu pada perekonomian negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia. Antara lain terhambatnya proses produksi, karena makin langkanya bahan baku terutama yang berasal dari import yang sempat dihentikan, berhentiinya Industri pariwisata, hiburan dan perhotelan dan penerbangan akibat adanya kebijakan pembatasan social dan penutupan wilayah.62

62 Aminah, Pengaruh Pandemi Covid-19 Pada Pelaksanaan Perjanjian, Diponegoro Private Law Review. Vol. 7 No. 1, Semarang, 2020, hlm. 653-654

Pandemi Covid-19 juga berdampak besar pada industri pariwisata. Pada Industri pariwisata biasanya dalam hal penggunaan jasanya seringkali melakukan perjanjian berupa kontrak dengan pihak lain, sehingga mereka mempunyai kewajiban untuk melaksanakan prestasinya.

Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyebutkan

Semua perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya.berati perjanjian tersebut mengikat dan harus ditaati oleh para pihak.

Pasal 1338 ayat (2) KUH Perdata menyebutkan

Suatu perjanjian tidak bisa ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.

Kedua pasal diatas saling berkaitan. Seseorang yang terikat penjanjian dapat menarik kembali perjanjian tersebut apabila kedua belah pihak telah menyepakati hal tersebut. Sementara apabila terjadi hal-hal yang diluar batas kemampuan manusia, maka perjanjian tersebut dapat dikategorikan sebagai force majeure (keadaan memaksa). Peraturan mengenai alasan force majeure dalam kontrak dapat diatur dalam Pasal 1444 - 1445 BW. Unsur-unsur suatu keadaan dapat dikatakan force majeure apabila dapat dibuktikan:

a) bahwa hambatan tersebut berada di luar kendalinya;

b) keadaan itu tidak dapat secara wajar diprediksi pada saat penyelesaian kontrak;

c) bahwa akibat dari halangan tidak dapat secara wajar dihindari atau diatasi oleh pihak yang terkena dampak.63

Dari ketiga unsur diatas, pandemi Covid-19 dapat dikategorikan kedalam unsur force majeure. Tetapi, tidak semua kasus penundaan prestasi dalam kontrak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dikategorikan kedalam force mejeure.

Apabila dalam perjanjian secara tegas dinyatakan keadaan outbreak atau lockdown sebagai peristiwa force majeure, maka dapat dijadikan alasan force majeure.

Apabila tidak dinyatakan tegas dalam perjanjian, maka yang harus diperhatikan adalah prestasinya, bukan semata peristiwanya.

Arab Saudi menutup akses masuk ke daerahnya pertanggal 24 Februari 2021. Hal ini dilakukan karena ketakutan Arab Saudi akibat penyebar luasan virus covid-19. Hal ini tentu berimbas kepada seluruh negara yang telah menjadwalkan keberangkatan ke Arab Saudi.

Dalam kasus tersebut, pandemi covid-19 dapat dijadikan sebagai alasan force majeure. Pandemi covid-19 dapat dikategorikan sebagai alasan force majeure sementara. Pelaku usaha juga tidak dapat dinyatakan wanprestasi karena tidak terlaksananya kewajiban kontraktual bukan karena kesengajaan maupun kelalain melainkan karena pandemi Covid-19. Tetapi, konsumen sebagai pengguna jasa Tour and Travel merasa dirugikan atas hal tersebut.

Dalam Pasal 88 huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah menyebutkan bahwa layanan lainnya sesuai dengan perjanjian tertulis yang disepakati antara PPIU dan Jemaah Umrah.

Hal ini membuktikan adanya perjanjian antara konsumen dengan PPIU. Maka

63 Agus Yudha Hernoko, Op. Cit, hlm. 243.

apabila terjadi Covid-19, perjanjian perlu disesuaikan terkait dengan keadaan-keadaan akibat pandemi covid-19. Dengan adanya perjanjian baru antara jemaah dengan PPIU, maka hak jemaah tetap dapat terpenuhi. Perjanjian baru ini akan memberikan layanan lainnya di luar layanan yang memang sudah menjadi kewajiban dari PPIU, seperti layanan penjadwalan ulang perjalanan umrah dan segala fasilitasnya, yang dapat mencakup visa, tranportasi, dan akomodasi.

Sementara itu, jemaah dapat memilih untuk membatalkan perjalanan umrahnya. Dalam pasal 11 ayat (10) Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, yang berbunyi:

Dalam hal Jemaah yang telah terdaftar membatalkan keberangkatan, PPIU wajib mengembalikan BPIU setelah dikurangi biaya yang telah dikeluarkan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Oleh karena itu kewajiban PPIU untuk mengembalikan uang jemaah hanya benar-benar terjadi jika jemaah sendiri yang melakukan pembatalan keberangkatan.

Selama penundaan umrah terjadi akibat kebijakan pemerintah Arab Saudi, dan pemerintah Indonesia mendorong penjadwalan ulang, maka uang jemaah tidak wajib dikembalikan.

Sampai pada saatnya pelaksanaan Ibadah Haji, pandemi belum juga berakhir. Hal ini juga membuat Arab Saudi menutup akses masuk, termasuk tidak membolehkan WNA melaksanakan Ibadah Haji. Hanya Warga Negara yang tinggal di Arab Saudi yang dapat melaksanakan ibadah haji dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 494 tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah

Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2020 M /1441 H. Dalam KMA disebutkan bahwa pemerintah memberikan kebebasan kepada jemaah haji reguler dan khusus untuk mengambil Bipih setoran pelunasan (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Calon jemaah haji reguler dan khusus yang telah menyetorkan pelunasannya, dapat mengambil kembali dengan prosedur yang telah disebutkan dalam KMA Nomor 494 tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2020 M /1441 H. Selanjutnya, Jemaah haji yang tidak mengambil Bipih pelunasaannya disebut sebagai Jemaah Haji pada penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M.

Sementara itu, Calon Jemaah Haji yang mendaftarkan diri dengan visa furada, Pemerintah mengembalikan kebijakan seluruhnya kepada Pelaku Usaha Tour and Travel. Hal tersebut juga tertuang dalam KMA Nomor 494 tahun 2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2020 M /1441 H. Pemerintah menyarankan untuk mengembalikan Bipih kepada Calon Jemaah Haji dengan visa furada.

BAB IV

Mekanisme Pembatalan dan Ganti Kegian Terhadap Pebatalan Keberangkatan Calon Jemaah Haji dan Umrah yang disebabkan Oleh

Pandemi Covid-19

(Studi Terhadap Beberapa Perusahaan di Kota Medan) A. Mekanisme Pembatalan dan Ganti Kegian

1. PT Mekkah Alam Semesta (MAS)

PT Mekkah Alam Semesta (MAS) adalah salah satu perusahaan Biro Perjalanan Wisata untuk pelaksanaan Ibadah haji plus dan umrah di Sumatera Utara. PT MAS telah berdiri sejak 7 Februari 2017. Perusahaan ini bealamat di Jl.

Kenari Tembung, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Perusahaan ini telah memiliki izin secara resmi dari kementrian agama untuk menjadi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sejak tanggal 20 Juni 2020 dengan Nomor U.128 TAHUN 2020. Namun, untuk menjadi PIHK, perusahaan tersebut masih bekerja sama dengan SAPUHI. Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) merupakan Asosiasi yang mewadahi travel umrah dan haji khusus.

Sejak berdiri sampai sekarang, PT Mekkah Alam Semesta telah banyak memberangkatkan Jemaah Haji dan Jemaah Umrah untuk melaksanakan Ibadah ke Tanah Suci. Banyak pelanggan yang merasa puas dengan pelayanannya, karena PT Mekkah Alam Semesta memberikan informasi yang jelas dan akurat terkait pelaksanaan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah.

Memasuki awal tahun 2020, Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan Covid-19 mulai merambah keseluruh dunia. Hal ini menyebabkan beberapa

Negara menutup akses masuknya warga negara lain. Salah satu negara yang mengambil kebijakan untuk menutup akses masuk adalah Arab Saudi. Arab Saudi mulai melakukan penutupan tertanggal sejak 24 Februari. Hal ini menyebabkan Arab Saudi tidak lagi menerima Warga Negara Asing untuk masuk ke daerahnya.

Hal ini tentu berdampak kepada Calon Jemaah Haji dan Umrah yang telah mendaftarkan dirinya untuk melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah.

PT Mekkah Alam Semesta (MAS) sudah menjadwalkan keberangkatan tertanggal 26 Februari 2021. Ada sekitar 85 Jemaah Umrah yang akan diberangkatkan pada tanggal tersebut.64 Akan tetapi, dikarenakan Arab Saudi menutup akses untuk masuk ke negaranya, maka Jemaah Umrah tidak jadi untuk melaksanakan Ibadah Umrah ke Arab Saudi. Hal ini lah yang menyebabkan Jemaah Umrah yang sudah mendaftarkan dirinya untuk diberangkatkan mengalami pembatalan melaksanakan Ibadah Umrah.

Sebelum melakukan keberangkatan Jemaah Umrah, PT Mekkah Alam Semesta mempunyai grup WhatsApp yangmana keseluruhan grup tersebut berisi tentang informasi mengenai keberangkatan Calon Jemaah Umrah.65 Ketika Arab Saudi menutup akses untuk masuk ke daerahnya, menjadi informasi yang diketahui secara umum oleh masyarakat luas. Hal ini menyebabkan PT Mekkah Alam Semesta mengambil kebijakan untuk mengumpulkan seluruh Calon Jemaah Umrah untuk memberikan informasi terkait penundaan keberangkatan Calon Jemaah Umrah.

64 Kak Novi, wawancara dengan penulis, PT Mekkah Alam Semesta, Deli Serdang, 5 Mei 2021.

65 Kak Novi, wawancara dengan penulis, PT Mekkah Alam Semesta, Deli Serdang, 5 Mei 2021.

Pada saat pertemuan, Pimpinan PT Mekkah Alam Semesta menjelaskan bahwa PT MAS memberikan 2 pilihan kepada Calon Jemaah Umrah. Pilihan yang pertama adalah Calon Jemaah Umrah yang ingin membatalkan keberangkatannya, maka sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT MAS akan diberikan sepenuhnya kepada Calon Jemaah Umrah. Sementara untuk Pilihan yang kedua adalah Calon Jemaah Umrah yang ingin melakukan penundaan terhadap keberangkatannya, maka dilakukan program tabungan. Beberapa Calon Jemaah Umrah lebih banyak mengambil keputusan untuk pilihan kedua.66

Program Tabungan yang dimaksud oleh PT MAS adalah PT MAS membantu untuk melakukan pembukaan rekening tabungan di Bank Syariah yangmana uang yang telah disetorkan akan dimasukkan kedalam rekening Calon Jemaah Umrah. Dalam hal ini, PT MAS telah bekerjasama dengan Bank Mega Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah, atau yang sekarang lebih dikenal dengan Bank Syariah Indonesia. Program yang dilakukan oleh PT MAS juga diketahui dan telah disetujui oleh Kementrian Agama. Sampai saat ini, ada 200 Calon Jemaah Umrah yang telah mengikuti program tabungan tersbut.67

Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Agama mengumumkan pembatalan keberangkatan Ibadah Haji pada tanggal 2 Juni 2020. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 494/2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaran Ibadah Haji 2020/1441 H.

Pemerintah RI membatalkan keberangkatan Ibadah Haji dikarenakan masih mewabahnya Corona Virus Disease 2019 di Indonesia. Pembatalan tersebut tidak

66 Kak Novi, wawancara dengan penulis, PT Mekkah Alam Semesta, Deli Serdang, 5 Mei 2021.

67 Kak Novi, wawancara dengan penulis, PT Mekkah Alam Semesta, Deli Serdang, 5 Mei 2021.

hanya berlaku pada Calon Jemaah Haji yang menggunakan kuota pemerintah, tetapi juga pada Calon Jemaah Haji reguler maupun khusus, tapi juga jemaah yang memakai visa haji furoda, undangan.68

PT MAS sudah terdaftarnya 2 Calon Jemaah Haji menggunakan Visa Haji Furoda yang akan berangkat pada tahun 2020. Akan tetapi, keberangkatannya juga dibatalkan karena adanya pembatalan yang di lakukan oleh Pemerintah RI. PT MAS dalam memberangkatkan Calon Jemaah Haji telah bekerjasama dengan SAPUHI. Maka sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 494/2020 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaran Ibadah Haji 2020/1441 H, PT MAS mengambil kebijakan untuk mengembalikan secara keseluruhan Bipih calon jemaah haji.69

2. PT Grand Mecca Holidays

PT Grand Mecca Holidays merupakan perusahaan Biro Perjalanan Wisata dan layanan jasa berupa Jasa Perjalanan Wisata/Tour , Jasa Pelayanan Penerbangan (Pesawat Domestik dan Internasional), Voucher Hotel serta akomodasi wisata lainnya yang sudah berdiri sejak tanggal 05 Maret 2016. Grand Mecca Holidays berkantor pusat di Medan Sumatera Utara tepatnya di Jalan Teuku Amir Hamzah No. 25 C Medan. Perusahaan ini telah memiliki izin secara resmi dari kementrian agama untuk menjadi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sejak tanggal 3 Agustus 2020 dengan Nomor U.227 TAHUN 2020. Sedangkan untuk

68 Muhammad Husain Sanusi, Breaking News : Pemerintah Batalkan Ibadah Haji 2020, tersedia di https://www.tribunnews.com/nasional/2020/06/02/breaking-news-pemerintah-batalkan-

pemberangkatan-haji-tahun-ini#:~:text=TRIBUNNEWS.COM%20%2D%20Pemerintah%20resmi%20membatalkan,1441%20 H%2C%22%20ujar%20Menag. (09 May2021)

69 Kak Novi, wawancara dengan penulis, PT Mekkah Alam Semesta, Deli Serdang, 5 Mei 2021.

keberangkatan Ibadah Haji Plus, PT Grand Mecca Holidays sampai saat ini bekerja sama dengan AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji Umrah Republik Indonesia). AMPHURI merupakan Asosiasi yang mewadahi travel umrah dan haji khusus.

Sejak berdiri sampai sekarang, PT Grand Mecca Holidays telah banyak memberangkatkan Jemaah Umrah untuk melaksanakan Ibadah ke Tanah Suci.

Banyak pelanggan yang merasa puas dengan pelayanannya, karena PT Grand Mecca Holidays memberikan informasi yang jelas dan akurat terkait pelaksanaan Ibadah Umrah.

Sama halnya dengan PT Mekkah Alam Semesta, PT Grand Mecca Holidays juga mengalami pembatalan keberangkatan Calon Jemaah Haji dan Umrah yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19. Calon jemaah Haji belum ada yang mendaftar untuk diberangkatkan pada tahun 2020. Sementara itu, calon jamah Umrah yang mengalami pembatalan pelaksanaan Ibadah Umrah berjumlah 5 orang yangmana telah mendaftarkan dirinya untuk berangkat pada April 2020.70

PT Grand Mecca Holidays dalam hal memberitahukan pembatalan keberangkatannya melalui grup WhatsApp yang telah dibuat. Grup WhatsApp ini tidak hanya dibuat untuk memberikan informasi seputar keberangkatan ibadah haji dan umrah, melainkan juga adanya grup whatsapp untuk promosi yang diberikan oleh perusahaan tersebut.

PT Grand Mecca Holidays mengambil kebijakan untuk mengembalikan biaya perjalanan ibadah umrah dikurangi biaya administrasi dan pengurusan perjalanan umrah yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Pengembalian biaya

70 Sulfiani, wawancara dengan penulis, PT Grand Mecca Holidays, Medan , 6 Mei 2021.

perjalanan ibadah umrah tersebut, telah sepenuhnya diberikan kepada Calon Jemaah Umrah. Sampai Saat ini PT Grand Mecca Holidays tidak menerima Calon Jemaah Umrah hingga waktu yang belum ditentukan. Hal ini dikarenakan, tidak adanya kepastian dari Arab Saudi untuk membuka akses penerbangan Internasional. Hal inilah yang menyebabkan penundaan pelaksanakan Ibadah Umrah maupun Ibadah Haji.

B. Perbandingan Mekanisme Pembatalan dan Ganti Kerugian Antara PT