• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3. Pengolahan Alternatif

4.10. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan menggunakan FGD metode IFE, EFE, Matriks IE dan SWOT, metode Bayes dan AHP diperoleh identifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima dan alternatif strategi pemasaran program KUR dengan bobot yang berbeda-beda. Semua faktor yang teridentifikasi dibuat dalam bentuk matriks SWOT yang dilihat dari perhitungan bobot dan rating pada metode IFE,EFE dan dipadukan

kedalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan berada pada kelompok strategi yang mana.

Kemudian alternatif strategi-strategi yang dihasilkan pada matriks SWOT akan dipilih beberapa alternatif strategi yang terbaik dengan menggunakan perumusan Bayes. Jika strategi-strategi yang didapatkan dari perumusan Bayes memiliki nilai penilaian alternatif yang besar maka dimasukan kedalam struktur AHP yang akan menjadi alternatif strategi/skenario yang akan berpengaruh terhadap strategi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima.

Semua alternatif dapat tetap dijalankan secara bersama-sama namun pengalokasian sumber daya dan intensitas penerapan harus berbeda. Alternatif dengan jumlah bobot 80 persen mendapatkan alokasi dan intensitas penerapan yang lebih dibandingkan alternatif lainnya. Alternatif dengan bobot terbesar adalah Market Development. Strategi pemasaran program KUR ini akan berdampak baik apabila diterapkan intensif oleh bank pelaksana program KUR. Kepala pimpinan cabang dan Penyelia pemasaran bisnis dapat mengupayakan pengelola pemasaran agar pemasarannya menggunakan strategi ini secara lebih gencar.

PT BNI Tbk cabang Bima dapat memberikan kemudahan kepada UMKM yang feasible namun belum bankable untuk memperoleh modal dari program KUR tersebut, sehingga mempermudah PT BNI Tbk cabang Bima dalam memasarkannya dan bisa menguasai pangsa pasar. Langkah yang dapat dilakukan oleh PT BNI Tbk cabang Bima dengan Melanjutkan sosialisasi bersama, dengan koordinasi oleh sekretaris walpres dan menko perekonomian. Supaya calon debitur tetap bisa juga mendapatkan informasi dengan mudah mengenai program KUR yang ditawarkan oleh PT BNI Tbk cabang Bima. Alternatif lain seperti Market penetration strategy, Pengembangan produk KUR, dengan fitur asuransi jiwa, dan kesehatan dapat juga diterapkan secara fleksibel. Fleksibel dalam arti penerapannya sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima.

Pertumbuhan pesaing memiliki peranan yang sangat besar dalam merumuskan dan menjalankan setiap strategi pemasaran program KUR yang dibuat. KUR di sini adalah skim penjamin kredit yang ditentukan oleh pemerintah melalui ketentuan NO. 6 tahun 2007 yang diperuntukan bagi UMKM yang feasible namun belum bankable. Pertumbuhan pesaing yang kompetitif dapat meningkatkan pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima.

Kepala pimpinan cabang sebagai aktor yang paling berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima. Kepala Pimpinan cabang sebaiknya memperhatikan setiap aspek yang berkaitan dengan strategi pemasaran program KUR. Kepala pimpinan cabang dapat memfasilitasi sumberdaya manusia PT BNI Tbk cabang Bima dengan kualitas pemahaman pengelolaan risiko munculnya moral hazard external dengan baik. Pelatihan dan seminar tentang penanganan dan pengelolaan risiko munculnya moral hazard external dalam penerapan pemasaran program KUR harus selalu dilakukan demi untuk menanggulangani terjadinya kredit macet dan gagal bayar dari nasabah program KUR. Koordinasi yang baik antara kepala pimpinan cabang, para pimpinan bagian di PT. Bank Negara Indonesia (BNI), Tbk cabang Bima, brand quality asurance, dan nasabah program KUR akan menciptakan strategi pemasaran program KUR BNI, Tbk cabang Bima efektif dan efisien.

Semua elemen yang dikombinasikan dengan baik akan membantu PT BNI Tbk cabang Bima mencapai tujuannya dalam hal peningkatan pendapatan dan profit perusahaan. Pemasaran program KUR dengan intensitas lebih sering akan lebih berpengaruh terhadap keputusan pengambilan kredit bagi nasabah program KUR. Tujuan meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan sebaiknya diutamakan dengan alternatif Market Development. Kecepatan dalam mengakses modal dan kecepatan persetujuan dalam mendapatkan modal program KUR akan membuat calon nasabah UMKM yang feasible namun belum bankable akan mudah memperoleh modal untuk usahanya.

Di dunia yang selalu terjadi perubahaan ini, PT BNI Tbk cabang Bima sebaiknya selalu memperbaharui strategi pemasaran program KUR yang mereka gunakan, dari segi target pemasaran maupun media pemasaran yang digunakannya. Sebagai BUMN yang menyalurkan program KUR PT BNI Tbk cabang Bima harus totalitas dalam merumuskan strategi pemasaran program KUR. Strategi pemasaran yang bagus dan terus bervariasi akan meyakinkan calon nasabah program KUR tentang kualitas pelayanan PT BNI Tbk cabang Bima.

Kesimpulan

1. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan KUR BNI Tbk cabang Bima adalah Hubungan baik dengan mitra kerja, kecepatan pemberian keputusan kredit, networking luas. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan KUR BNI, Tbk cabang Bima adalah kredit macet menjadi beban bank pelaksana dan modal relatif terbatas.

2. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang KUR BNI, Tbk cabang Bima adalah besarnya jumlah UMKM, sementara masih banyak yang belum mendapatkan modal dan kontribusi UMKM pada PDB di Indonesia. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi KUR BNI, Tbk cabang Bima adalah risiko munculnya moral hazard external dari nasabah UMKM yang feasible namun belum bankable, pertumbuhan pesaing dan pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Berdasarkan analisis IE maka posisi perusahaan berada pada sel kedua yaitu tumbuh dan membangun. Berdasarkan hasil analisis SWOT telah diperoleh berbagai alternatif strategi pemasaran, yaitu Strategi S-O seperti market penetration strategy (mempertahankan pelanggan agar tidak beralih ke pesaing), market development startegy (melakukan pendekatan yang lebih intensif dengan nasabah UMKM dan mitra kerjanya). Strategi S-T (Pengembangan dan pelatihan SDM dan Diferensiasi Nasabah program KUR). Strategi W-O (perluasan jangakuan daerah pelayanan program KUR dengan membukan kantor cabang pembantu BNI cabang Bima di Kecamatan atau di Kabupaten yang belum dijangkau oleh KUR BNI Tbk cabang Bima dan Melakukan evaluasi dan monitoring bersama Komite Kebijakan dan Departemen terkait setiap bulan). Strategi W-T (Pengembangan produk KUR, dengan fitur asuransi jiwa dan kesehatan dan Melanjutkan sosialisasi bersama, dengan koordinasi oleh Sekretaris Wakil Presiden (Setwapres) dan Menko Perekonomian). Startegi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima paling dipengaruhi oleh faktor risiko munculnya moral hazardexternal. Aktor yang dominan dalam penyusunan strategi pemasaran program KUR

pada PT BNI Tbk cabang Bima adalah kepala pimpinan cabang. Tujuan yang paling ingin dicapai dalam penerapan strategi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima adalah meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan . Alternatif strategi pemasaran program KUR pada PT BNI Tbk cabang Bima yang dapat diterapkan, yaitu Market Development, Pengembangan produk KUR dengan fitur asuransi jiwa dan kesehatan, Market penetration strategy, melanjutkan sosialisasi bersama berkoordinasi dengan sekretaris wakil presiden dan menteri koperasi dan perekonomian. Alternatif strategi pemasaran program KUR yang cukup baik untuk diterapkan pada PT BNI Cabang Bima adalah Market Development.

Saran

1. KUR BNI, Tbk Cabang Bima harus selalu mengembangkan dan memperbaharui strategi pemasaran yang digunakan dikarenakan dunia perbankan yang cepat berubah dan banyaknya pesaing.

2. Menjalin kemitraan dengan pihak lembaga linkage dan koperasi-koperasi untuk mempercepat dan memudahkan permohon kredit (UMKM yang feasible namun belum bankable) dalam mendapatkan modal usaha.

3. Memperluas jangkauan daerah pelayanan program KUR dengan membuka kantor cabang pembantu BNI cabang Bima, sehingga kanntor cabang pembantu tersebut didirikan supaya lebih mudah untuk memasarkan program KUR.

4. Mampu melanjutkan sosialisasi tentang KUR kepada calon nasabah program KUR dan kepada masyarakat pada umumnya.

Alma, B. 2005. Manajemen Pemasaran dan pemasaran jasa. Alafabeta, Bandung. Badan Pusat Statistik. 2008. Jumlah Unit UMKM di Indonesia. Badan Pusat

Statistik. Jakarta

Bank Indonesia. 2005. Bank dan Manajemen. Bank Indonesia. Jakarta.

Bank Indonesia. 2007. Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bank Indonesia. Jakarta

Bank Negara Indonesia 2010. Penyaluran BNI KUR. Bank Negara Indoensia. Indonesia

Bisnis manajemen. 2007. Investasi

David. 2006 Manajemen Strategis : Konsep ; Edisi Ketujuh. PT INDEKS, Jakarta. Fewidarto, P.D. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process).

Materi Kursus Singkat Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Jurnal skripsi.com. 2009. Strategi Pemasaran untuk Pengembangan usaha Kecil pada Sentral Industri Pudak di Gresik. Jurnal Skripsi Manajemen pemasaran. [2 Februari 2011]

Jurnal skripsi.com. 2009. Strategi Pemasaran untuk Pengembangan usaha Kecil pada Sentral Industri Pudak di Gresik. Jurnal Skripsi Manajemen pemasaran. [2 Februari 2011]

Kotler, P,. 2005 Manajemen Pemasaran (Terjemahan, Jilid 1). PT Indeks. Jakarta. Kotler, P, dan Armstrong, G. 2005 Manajemen Pemasaran Edisi 11 (Terjemahan,

Jilid 2). Indeks. Jakarta.

Kotler, P, dan Armstrong, G. 2007 Manajemen Pemasaran Edisi 11 (Terjemahan, Jilid 2). Indeks. Jakarta.

Kotler, P, dan Armstrong, G. 2002 Manajemen Pemasaran Edisi 11 (Terjemahan, Jilid 2). Indeks. Jakarta.

Kementerian Koperasi dan UMKM. 2009. Kontribusi UMKM dalam PDB Nasional dalam Angka. Kementerian Koperasi dan UMKM. Jakarta.

Indeks, Jakarta.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Gramedia. Jakarta

Oktaviani. 2008. Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Tekstil pada PT “X”, Bandung, Jawa Barat. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rangkuti, F., 2005. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Research Data/Analysis/BBRI. 2010. Distribusi KUR dalam Angka. BBNI. Jakarta.

Research Expert Wordpres . 2011. Fokus Group discussion.

Saaty, T. L. 1991. Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam

Situasi yang Kompleks (Terjemahan). PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Saaty, T. L., 1993. Decision Making for Leader: The Analytical Hierarchy Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy. Ltd. : Pittsburgh. Umar, H. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara

Dokumen terkait