• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOFT COMPETENCE

10 Saya mampu menyelesaikan masalah secara

4.9. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian, proses SECI Model secara umum memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik pelakasanaan

SECI Model pada perusahaan maka semakin meningkat pula kompetensi Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil analisis dapat dibuat implikasi manajerial untuk HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang nantinya

diharapkan dapat dijadikan rekomendasi. Adapun implikasi manajerial tersebut adalah sebagai berikut:

1. Combination merupakan indikator SECI Model yang memiliki pengaruh terbesar untuk meningkatkan kompetensi karyawan dibanding tiga indikator lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan dapat meningkatkan kompetensinya masing-masing dengan mengupdate pengetahuan melalui pengaksesan web KMKS dari media atau sarana teknlogi informasi yang dimiliki perusahaan yaitu melalui

tools yang ada pada KMKS seperti K-Sharing, Vodcast, K-Library, K- External dan lainnya untuk berbagi pengetahuan yang dimiliki masing- masing individu agar bisa dimanfaatkan sebagai aset pengetahuan perusahaan, sehingga seluruh karyawan dapat mengaksesnya untuk meningkatkan kompetensi. Namun dapat dilihat melalui hasil kuesioner karyawan berpendapat bahwa proses combination ini belum berjalan secara baik, karena terbatasnya sarana seperti komputer untuk mengakses KMKS untuk setiap karyawan. Sehingga perusahaan harus bisa menambah sarana ini terlebih dahulu agar proses combination ini dapat berjalan dengan lebih optimal. Selain itu perusahaan juga bisa memberikan Learning Award bagi karyawan yang berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, sehingga karyawan pun bisa lebih aktif lagi dalam memanfaatkan web KMKS.

2. Indikator externalization juga memiliki pengaruh yang penting. Kesadaran dan kontribusi karyawan dalam menuangkan pengetahuan dan pengalaman pentingnya seputar pekerjaan didalam web KMKS sangat diperlukan guna terdistribusinya knowledge seseorang kepada karyawan lainnya diperusahaan. Perusahaan bisa membuat sebuah program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman para karyawan, dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka, sehingga karyawan lebih termotivasi untuk terus menuangkan pengetahuan dan pengalamannya dalam web KMKS. 3. Indikator internalization juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan

yang telah melakukan learning by doing melalui web KMKS atupun seminar pelatihan yang diadakan perusahaan cukup memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi yang dimiliki agar terus berkembang. Sehingga perusahaan harus lebih sering melakukan pelatihan bagi karyawannya juga membiasakan budaya choacing

dilakukan dengan menempatkan senior manager untuk menjadi coach

suatu departemen atau unit kerja. Sebelumnya para coach itu telah dibekali dengan pelatihan dan teknik coaching terlebih dahulu.

4. Indikator socialization yang meliputi kegiatan rutin diskusi antar satu karyawan dengan karyawan lainnya mempunyai pengaruh terkecil terhadap peningkatan kompetensi karyawan. Berkaitan dengan hal ini diperlukan peran manager selaku atasan untuk melakukan pendekatan atau sosialisasi secara langsung dengan karyawannya mengenai

sharing knowledge melalui agar karyawan senatiasa terbiasa melakukan sharing knowledge menjadi suatu budaya belajar bagi karyawannya untuk bisa terus meningkatkan kompetensi diri. Perusahaan bisa membangun Learning Centre didalam kantor dengan kelas dan e-learning guna memfasilitasi karyawan dalam berdiskusi satu sama lain.

5. Hard competence merupakan indikator kompetensi yang memiliki

loading factor tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hard competence

memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kompetensi karyawan. Artinya kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pekerjaan dalam bidang yang digeluti juga pengetahuan akan budaya perusahaan, value serta etika kerja perusahaan telah sesuai dan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan. Namun terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, karyawan harus lebih bisa diberi pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menunjang lagi oleh perusahaan untuk terus meningkatkan hard competence secara berkesinambungan seperti pelatihan careerpath, team building dan talent management.

6. Soft competence merupakan indikator kompetensi yang memiliki

loading factor terendah, tetapi soft competence memiliki pengaruh yang signifikan. Pengoptimalan lebih lanjut mengenai kompetensi karyawan dapat dilakukan dengan memberikan motivasi dan bimbingan terkait dengan soft competence karyawan, yaitu seperti pemberian Adversity Quotient (AQ). AQ merupakan suatu penilaian yang mengukur bagaimana respon karyawan dalam menghadapai masalah untuk dapat diberdayakan menjadi peluang, sehingga perusahaan bisa mengatasi kelemahan karyawan menjadi suatu keunggulan dalam bekerja.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Manajemen pengetahuan yang diterapkan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui proses SECI Model berbasis teknologi informasi (TI), yaitu dimulai dari proses socialization, externalization, combination dan internalization.

Pada proses externalization dan combination perusahaan lebih baik mengoptimalisasikan pelakasanaannya kembali, karena masih dinilai kurang berjalan dengan baik. Namun secara umum proses SECI Model yang telah dilaksanakan perusahaan sudah berjalan dengan baik.

2. Kompetensi karyawan yang bekerja pada Subdit HCPD dan HCMA

Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk secara umum sudah memenuhi standar perusahaan baik hard skill ataupun soft skill untuk melaksanakan pekerjaan dibidangnya.

3. SECI Model yang diterapkan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berpengaruh signifikan dan positif terhadap peningkatan kompetensi karyawan, artinya semakin baik penerapan SECI Model akan meningkatkan kompetensi karyawan.

4. Faktor dari SECI Model yang mempunyai pengaruh terbesar dalam meningkatkan kompetensi karyawan pada Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk adalah combination, dimana kontribusi karyawan dalam menggunakan web KMKS dan tersedianya sarana teknologi untuk menunjang kegiatan sharing knowledge bagi setiap karyawan menjadi hal yang paling berpengaruh untuk mengoptimalisasi manajemen pengetahuan melalui SECI Model ini.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk Subdit HCPD dan HCMA Direktorat SDM PT Krakatau Steel (Persero) Tbk antara lain:

1. Sebaiknya perusahaan memenuhi kebutuhan fasilitas komputer dan membuat

learning center guna menunjang dalam pelaksanaan knowledge management. 2. Sebaiknya perusahaan memberikan Learning Award bagi karyawan yang

berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman pada web KMKS.

3. Sebaiknya perusahaan bisa membuat sebuah program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman para karyawan dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs departemen mereka.

4. Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan dan juga mentoring lebih rutin lagi kepada karyawan yang masih memiliki keterbatasan pengetahuan untuk mengetahui cara mengakses dan memanfaatkan web KMKS.

5. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan bukan hanya pada Direktorat SDM tetapi pada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk secara keseluruhan agar dapat diketahui penerapan manajemen pengetahuan terkait SECI Model secara holistik.

(PERSERO) TBK

Oleh

DWIANTIN APRILIANTI

Dokumen terkait