Implikasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI)
D. Implikasi CSR Pengembangan Ekonomi
Selanjutnya program pengembangan ekonomi, dalam program
pengembangan ekonomi ini ialah bantuan pembibitan kambing unggul kepada
masyarakat kampung cupas kelurahan gerem. Pertama, bantuan kambing 24 ekor,
20 betina dan 4 jantan ini diberikan pada Rt 01/07 dan 02/07 (cupas wetan dan
cupas kulon), kedua, membuat sistem kelompok peternak muda mandiri (PMM)
dengan bantuan sebanyak 36 ekor dengan sistem penggemukan.
“Perlu diketahui bahwa lingkungan cupas sangat cocok untuk ternak kambing, meski daerahnya kering, tapi banyak rumput dan dedaunan yang baik untuk pakan ternak kambing.”64
Tujuan dari bantuan kambing ini ialah untuk memotivasi generasi pemuda
dalam kegiatan berwirausaha dengan skala mikro kecil. Bantuan berupa
pembibitan kambing unggul ini, hanya untuk diambil anaknya. Bantuan kambing
63 Wawancara dengan YI. Cilegon, 24 maret 2011. 64 Wawancara dengan VI. Cilegon, 11 April 2011.
77
tersebut yang digemukan adalah betina. Kemudian bantuan kambing sebanyak 36
ekor ini akan dijadikan penggemukan, yang digemukan adalah kambing jantan.
Setelah kambing berusia tiga bulan, kambing dapat dijual kemudian dapat
dibelikan kambing kembali. Berikut adalah petikan wawancara dengan informan
warga:
“Sangat berdaya ketika CSR itu berkesinambungan dan gak ada masalah enjoy-enjoy aja, bahkan kedepan kita akan garap program baru budidaya emping, jamur tapi semua itu butuh proses karena harus latihan dulu keluar barangkali, dan itu pun MCCI yang akan membiayai semuanya. Dan juga Insya Allah kang ovar program ternak kambing dari MCCI juga akan dilanjutkan sekupnya ditambah dari Gerem talang sampai pasir salam, dasarnya adalah karena program ini berhasil jadi harus dilanjutkan.”65
Program yang mengarah pada kemandirian ekonomi tersebut diperlukan
upaya kelanjutannya. Hal serupa terungkap dari pernyataan karyawan perusahaan
berikut:
“Untuk pengembangan ekonomi, pembibitan kambing unggul dengan memberikan kambing, penggemukan kambing, dan yang ketiga hal-hal UKM yang akan di coba tahun ini.”66
Melalui program skala mikro tersebut, masyarakat dapat merasakan
manfaatnya dengan program CSR pengembangan ekonomi dari PT. MCCI dengan
terbukti mampu meningkatkan pendapatan peternakan. Sebelumnya mereka
berprofesi sebagai pengembala dan serabutan, kini mereka telah menjadi peternak
kambing. Meskipun usaha mikro ini belum semua kampung mendapatkannya, tapi
PT. MCCI akan mengarahkan program ini kepada sifatnya yang
65 Wawancara Pribadi dengan SBI. Cilegon, 4 Mei 2011. 66 Wawancara Pribadi dengan DDO. Cilegon, 19 Mei 2011.
berkesinambungan. Dengan adanya program tersebut tentunya menjadi nilai
tambah bagi masyarakat dalam manekuni upaya berwirausaha secara mandiri.
Fenomena aktivitas CSR yang dilakukan nampaknya hampir memenuhi,
tinggal masyarakatnya saja yang memanfaatkan dan mengelolanya dengan baik.
Seperti saung aksara dan program CSR lainnya. Hal demikian dapat di ungkapkan
dari petikan wawancara oleh karyawan perusahaan berikut:
“ya saudara ovar bisa lihat, dari berbagai aktivitas yang kita laksanakan tampaknya sudah dirasakan, kaya yang baru-baru ini yang fenomena itu ada pompa air, sarana pendidikan seperti lembaga pendidikan komputer dan saung aksara. Sebenarnya aktivitas CSR itu sudah dipelajri dulu ya, jadi kita mengadakan aktivitas bukan asal-asalan, seperti pompa air, kita survey mengkaji gimana membangunnya. Jadi CSR MCCI bener-bener, walaupun belum 100%, karena namanya masyarakat kan kebutuhannya beda-beda setiap orang, secara umum kita sudah memenuhi kebutuhan masyarakat.”67
Terkait dengan penyelenggaraan program-program sosialnya, PT. MCCI
dapat melanjutkan programnya secara terbuka dengan nuansa filantropis. PT.
MCCI juga diminta partisipasi untuk memenuhi aspirasi masyarakat guna
keperluan mengentaskan persoalan masyarakat dari akar persoalan yang
sesungguhnya. Tentunya hal demikian sesuai dengan prinsip tiga pilar program
pendidikan, kesehatan dan pengembangan ekonomi.
79
Bab V
Penutup
A. KesimpulanPertama, Sebagain besar derma atau bantuan sosial oleh PT. MCCI ke
masyarakat pada tahun 1991 sampai 2005 masih bersifat charity atau satu
aktivitas insidentil dengan konsep pengembangan masyarakat (community
development). Baru kemudian di tahun 2005 perubahan paradigma mengenai CSR
PT. MCCI adalah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
atau konsep jangka panjang.
Kedua, Strategi CSR PT. MCCI meliputi kesadaran (awareness) di lima
tahun pertama, pada tahapan tersebut dengan inisial program untuk memperbesar
kekuatan ekonomis yang sejajar dengan pendidikan dan program kesehatan.
penerapan program-program awal ini juga untuk mengenal dan meningkatkan
potensi ekonomi masyarakat parallel dengan program-program kesehatan dan
pendidikan. Partisipasi (involving) di lima tahun kedua, pada tahapan tersebut dengan target partisipasi tinggi dari masyarakat dalam program terbentuknya
organisasi-organisasi mikro ekonomi di masyarakat. Sedangkan Contoh (model)
di lima tahun ketiga, pada tahapan tersebut dimana organisasi ekonomi di
masyarakat sudah berkembang pesat dan masyarakat telah dapat menjalankan
kemandirian ekonomi yang berkesinambungan.
Ketiga, implikasi dari CSR sustainable development PT. MCCI meliputi bidang pendidikan dengan berupa bantuan implementasi pengadaan saung aksara,
Selanjutnya bidang kesehatan dengan berupa bantuan implementasi penyuluhan
gizi untuk anak, pengadaan air bersih sumur pompa dan khitanan massal.
Sedangkan di bidang pengembangan ekonomi dengan berupa bantuan
implementasi bantuan penggemukan kambing, UKM pembuatan emping dan
jamur.
B. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan beberapa
saran yang diharapkan dapat meningkatkan program CSR PT. MCCI antara lain:
1. Berdasarkan perubahan paradigma konsep CSR dari charity ke sustainable
development, maka CSR yang terkandung dalam kebijakan perusahaan harus benar-benar dilakukan secara komitmen dan konsisten guna
mengarahkan program filantropis yang bertujuan untuk penguatan
kapasitas masyarakat (capacity building) dan berkelanjutan serta
membantu mengentaskan persoalan masyarakat pada akar persoalan
sesungguhnya.
2. Perusahaan perlu melakukan pemetaan sosial secara komprehensif sebagai
jaminan penyusunan dan pelaksanaan programnya di dasarkan pada pada
database kondisi masyarakat yang secara benar dan akurat.
3. Mengingat masyarakat Gerem yang taraf pendidikannya rendah dan sulit
mendapatkan akses untuk mengetahui mengenai CSR perusahaan, maka
sosialisasi terkait CSR sebaiknya dilaksanakan secara intensif bersama
81
4. Melihat masyarakat Gerem yang masih dan merasa perlu dibantu, maka
CSR sebaiknya tidak dilakukan oleh satu perusahaan, melainkan beberapa
perusahaan yang bernaung di wilayah Gerem pun turut andil sebagai mitra.
5. Sebagai penerima dan keterlibatannya langsung dengan CSR, sebaiknya
masyarakat memanfaatkan dan dapat mengelolanya dengan baik. Tidak
melulu merasa malu, malas dan minder, penyakit inilah sebetulnya yang
82