KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.3. Implikasi Terapan
a. PT. PPJ perlu menutup mesin pisau yang terbuka untuk memberikan keamanan bagi pekerja.
87 b. PT. PPJ perlu menegakan peraturan organisasi dalam penggunaan APD untuk mengatasi dampak polusi udara, kemudian dapat memperbaiki kontribusi K3.
88 Daftar Pustaka
Angkat, Sahrial (2008). Analisa Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan Perusahaan X. Tesis.
Argama, Rizky. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai Komponen Jamsostek. Makalah Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta.
Astuti, Mudji, dkk (2014). Analisis Hubungan Produktivitas dengan Technology Content pada Usaha Kecil dan Menengan (UKM). Spektrum Industri, 2014, Vol. 12, No.
1, 1-12. Surabaya
Dermawan, Armaidi. 2013. Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal : 68 – 83.
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Dessler, Gary (1997). Sumber Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 2. PT. Prenhallindo. Jakarta
Ellitan, Lena. 2003. Peran Sumber Daya dalam Meningkatkan Pengaruh Teknologi Terhadap Produktifitas. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2, September 2003 : 155 – 170.
Farahmand, Nasser Fegh-hi. (2011). Organizational Technology Management by Human ware as important technologi faktor. Reasearch on Humanities and Social Sciences Vol.
1, No. 3.
Fauzan, Achmad. 2009. Penilaian Tingkat Teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta. Skripsi.
Generousdi. Dinar, Darman Depersal. 2004. Peranan “Ahli K3”
dalam Mendorong Efektifitas Pengawasan K3 Sangat
89 Penting dan Strategis. Jurnal Teknik Mesin Vol. 1, No. 2, Desember 2004.
Hanggraeni, Dewi, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hasse, Nordlof dkk. (2014). Safety culture and reasons for risk-taking at a large steel-manufacturing company:
Investigating the worker perspective.
http://www.antaranews.com/berita/432945/bpjs-terjadi-8900-kecelakaan-kerja-selama-2014 (diakses tanggal : 14 Februari 2015, pukul : 15.39)
http://www.depkes.go.id/article/view/201411030005/1-orang-
pekerja-di-dunia-meninggal-setiap-15-detik-karena-kecelakaan-kerja.html (diakses tanggal : 14 Februari 2015, pukul : 17.05)
Ibnusantoso, G. 2001. Prospek dan potensi kelapa rakyat dalam meningkatkan ekonomi petani Indonesia. Dirjen Industri Agro dan Hasil Hutan. Dept. Perindag.
International Labour Organization. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Sarana untuk Produktivitas. Modul Lima. Jakarta
Kurniawidjaja, Meily (2007). Filosofi dan Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta Perkembangannya dalam Praktik.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1, No. 6.
Kusuma, Ibrahim Jati (2010). Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja PT. Biratex Industries Semarang. Skripsi. Semarang
Kusuma, Ibrahim Jati. 2012. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja PT. Bitratex Industries Semarang.
90 Kusumastuti, Suryaningrum. 2014. Pengaruh Pembuatan Standar Operasional Prosedur terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi di PT. Wangsa Jatra Lestari. Thesis
Lasalewo, Trifandi. 2012. Kajian Kandungan Teknologi pada Industri Kerajinan Kerawang sebagai Produk Andalan Provinsi Gorontalo. Prosiding Seminar Nasional Industrialisasi Madura, Volume 1.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1993. Indikator Teknologi Industri. LIPI. Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kedua. PT.Remaja Rosdakarya Offset. Bandung
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif klasik, modern, postmodern, dan psotkolonial. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Mathis dan Jackson (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta
Mondy, Wayne (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid Kedua. Edisi Kesepuluh. PT. Gelora Aksara Pratama.
Jakarta
Ngafifi, Muhamad. 2014. Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan Aplikasi
Nurliana. 2010. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Pekerja pada PT. Ramajaya Pramukti PKS Rama-Rama Mill. Skripsi.
OHSAS 18001. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Persyaratan. 2007
91 Pradana, Aditya Hadi. Ciptomulyono, Udisubakti. 2012. Analisis Kandungan Tekonologi Sentra Industri Kerajinan Kuningan dengan Pendekatan Teknometrik untuk Penyusunan Prioritas Pembinaan Teknologi di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Pradana, Ardyarta David. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Industri Rumah Tangga Keripik Tempe di Kabupaten Blora.
Riestiany, Rini, dkk. (2010). Analisis Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Terhadap Produktivitas Kerja Pekerja (Studi Kasus Plant 11 PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup). Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol I, No. 2, Agustus 2010.
Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Indra Novri (2009). Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Pekerja pada Departemen Jaringan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Utara. Skripsi. Surabaya
Siregar, Harrys. 2005. Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan. Jurnal Teknologi Proses Universitas Sumatera Utara 4 (2) Juli 2005 : 1 - 5.
Smith, Sharif. (2007). Understanding and Acquiring Technology Assets for Global Competition. Technovation 27.
Suhartini. 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada PT.
Metro Abdi Bina Sentosa.
Sulandjari, Sri. 2008. Pola Perilaku Perusahaan-Perusahaan Kecil dan Pengaruhnya pada Kinerja Industri Kecil di
92 Klaster Industri dalam Konteks Kebijakan Desentralisasi dan Globalisasi. Disertasi
Sulisworo, Dwi. Budijati, Siti Mahsanah. Hutami, Mandasari Wahyu. 2009. Analisis Pengaruh Komponen Teknologi Terhadap Daya Saing UKM Industri Genteng. Jurnal Manajemen & Teknik Industri – Produksi Vol. VII No. 1.
Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Sagung Seto. Jakarta
Sunarharum, Wenny B. Santoso, Imam. 2005. Analisis Kontribusi Teknologi pada Industri Susu Pasteurisasi di KUD “Dau”
Malang.
Suprihartini, Rohayati, dkk (2003). Analisis Kondisi Komponen-Komponen Teknologi Pengolahan di Industri Teh Curah Indonesia. Jurnal Teknologi Industri Pert. Vol 14(3), 101-106.
Susihono, Wahyu. (2012). Penilaian Teknologi untuk Menentukan Posisi Industri Pesaing. Jurnal J@ti Undip, Vol. VII, No 2, Mei 2012. Cilegon. Banten
Sutjana, I Dewa Putu. (2006). Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. Surabaya
Suyono dan Nawawinetu (2013). Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya Keselamatan Kerja Dengan Safety Behavior Di Pt . DokDan Perkapalan Surabaya Unit Hull Construction. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 2, No. 1 Jan-Jun 2013: 67–74.
Swaputri, Eka. 2009. Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja (Studi Kasus di PT. Jamu Air Mancur). Skripsi
Tyas, Ari Anggarani Winadi Prasetyoning. 2011. Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Meningkatkan
93 Produktifitas Kerja Pekerja. Forum Ilmiah Volume 8, Nomor 3, September 2011.
Ukhisia, Bella Gloria, dkk (2013). Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktifitas Pekerja dengan Metode Partial Least Square. Malang UNESCAP (United Nation – Economic and Social Commision
for Asia and the Pasific). 1989. Technology Atlas Project : A Framework for Technology-Based Development. India Warafakih, Andi Sultan, dkk. 2015. Analsis Kandungan
Teknologi 3G pada Layanan Telkomsel Flash dengan Metode Teknometrik di PT. Telkomsel Jakarta Selatan.
Yassierli, (2010). Ergonomics for OHS Management.
Yenny, Oktorita, dkk (2001). Hubungan antara Sikap Terhadap Penerapan Program K3 dengan Komitmen Pekerja pada Perusahaan. Jurnal Psikologi 2001, No. 2, 116-132.
106 Lampiran 1
Langkah-langkah dalam mengevaluasi dan menentukan nilai TCC (Fauzan, 2009):
1. Estimasi Derajat Sofistikasi
Nilai derajat sofistikasi adalah derajat kecanggihan pada teknologi dan merujuk dari setiap komponen teknologi yang ada pada perusahaan. Estimasi derajat sofitstikasi mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan oleh UNESCAP (1989). Berikut kriteria pemberian skor derajat sofistikasi komponen teknologi:
Tabel Derajat Sofistikasi Komponen Teknologi
Derajat Sofistikasi Komponen Teknologi
Skor Technoware Humanware Infoware Orgaware
Fasilitas
107 Dengan menggunakan tabel di atas, peneliti dapat menentukan batas bawah (lower limit) dan batas atas (upper limit) setiap komponen.
Komponen technoware dan humanware dapat diketahui pada proses produksi, sedangkan kompomponen infoware dan orgaware dapat diketahui pada tingkat perusahaan.
Nilai batas bawah menunjukan tingkat kecanggihan yang paling sederhana pada masing-masing teknologi. Sementara batas atas menunjukan tingkat kecanggihan yang paling tinggi pada masing-masing teknologi. Nilai batas atas dan bawah ini digunakan untuk menghitung nilai kontribusi dari masing-masing komponen teknologi. Nilai batas atas dan batas bawah tersebut kemudian dimasukan dalam sebuah tabel.
Limit Komponen Teknologi Komponen
= batas bawah technoware
= batas atas tecnoware
LI UI
= batas bawah infoware
= batas atas infoware
framework)
108 LH
UH
= batas bawah humanware
= batas atas humanware
LO UO
= batas bawah orgaware
= batas atas orgaware
2. Penilaian State of The Art (SOTA)
State of the art adalah pencapaian paling tinggi dari sebuah proses pengembangan. Dalam hal ini, State of the art merupakan tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum melakukan pengkajian terhadap tingkat state of the art pada setiap komponen, maka perlu dilakukan penilaian terhadap masing-masing kiteria setiap komponen teknologi. Kriteria tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Matriks Penlaian kriteria komponen Technoware
No Kriteria Komponen
Technoware Keterangan Skor
1
Jenis alat yang digunakan
Tingkat kewetan alat
Kemudahan dipindahkan
Tingkat ketepatan dimensi
Tingkat penghematan bahan baku yang terbuang
Rata-rata produk cacat dalam sekali proses
Manual
Alat dengan tenaga penggerak Alat serbaguna
Alat dengan kegunaan khusus Mesin otomatis
Tidak tepat (sering meleset)
Kurang tepat (cukup sering meleset) Cukup tepat (kadang meleset) Tepat (jarang meleset)
Sangat tepat (tidak pernah meleset) Boros
109 7
8
Bentuk benda kerja yang bisa diproses
Perawatan mesin
0%
Sangat sederhana Sederhana Cukup rumit Rumit Sangat rumit Tidak pernah Kalau mesin rusak Kadang-kadang Sering, tidak teratur Rutin, teratur
10 dan keamanan kerja
Butuh keahlian khusus Butuh keahlian umum Butuh tenaga trampil Butuh sedikit terampil Tidak butuh ketrampilan Sangat berbahaya Berbahaya
Matriks Penilaian kriteria komponen Humanware
No Kriteria Komponen
Humanware Keterangan Skor
1
Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah
110
Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
10 untuk membuat sendiri alat/mesin.
Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat rendah Rendah
111 Sangat tinggi Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
5
Matriks Penlaian kriteria komponen Infoware
No Kriteria Komponen
Infoware Keterangan Skor
1 Apakah tersedia informasi yang tertulis, tersimpan dengan rapi, mudah dicari, dan mudah digunakan.
Tidak ada
Ada tapi tidak tersimpan rapi Ada, tersimpan tapi sulit dicari Ada, tersimpan rapi, mudah dicari, tapi sulit digunakan
Ada, tersimpan rapi, mudah dicari, dan mudah digunakan
0 2,5
5 7,5
10
No Kriteria Komponen
Infoware Keterangan Skor
2 cepat kepada semua pihak di perusahaan.
Jaringan informasi dalam perusahaan.
Apakan kondisi perusahaan dipantau terus menerus, hasil
Sangat lambat Lambat Cukup cepat Cepat Sangat cepat
Lisan
Papan pengumuman On line (computerize) Tidak dipantai
Dipantau tapi tidak dicatat Dipantau, tidak dicatat, tapi
0
112 pantauan dicatat, dan
catatan
didistribusikan.
informasinya disebarluaskan Dipantau, dicatat, dan catatan
disebarkan terbatas pada pihak tertentu Dipantau, dicatat dan catatanya disebarluaskan
7,5 10
Matriks Penlaian Kriteria Komponen Orgaware
No Kriteria Komponen
Orgaware Keterangan Skor
1
2
3
Terjadi hubungan informal yang erat antara pengusaha
Tidak ada hubungan yang erat
ada hubungan informal yang erat antara pengusaha dan pekerja
ada hubungan erat pengusaha-pekerja, dan pekerja boleh mengevaluasi ada hubungan erat pengusaha-pekerja, pekerja boleh mengevaluasi dan mengembangkan sendiri kewirausahaanya
ada hubungan erat pengusaha-pekerja, pekerja boleh mengevaluasi dan didukung untuk mengembangkan kewirausahaanya
Tidak termotivasi memotivasi lemah
termotivasi tapi tak mau berjuang termotivasi dengan sedikit berjuang termotivasi dan berjuang/berlomba Tidak
ya, kalau ada tuntutan pelanggan ya, kadang-kadang
ya dan sering
ya, kalau ada tuntutan pelanggan ya, kadang-kadang
ya dan sering ya dan selalu Tidak
ya, kalau ada tuntutan pelanggan ya, kadang-kadang
ya dan sering
113 6 Perusahaan patuh pada
peraturan pemerintah.
Tidak
ya, kalau ada tuntutan pelanggan ya, kadang-kadang
ya dan sering ya dan selalu
0 2,5
5 7,5
10
Penentuan skor pada perhitungan state of the art di atas dihasilkan berdasarkan identifikasi di lapangan dan wawancara. Setelah itu maka dilakukan pengkajian state of the art dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut:
Technoware = 1
10
k = 1, 2, …., kt
kt = Jumlah kriteria komponen technoware
Dimana tik adalah nilai kriteria ke-k dari technoware kategori i.
Humanware = 1
10
ℎ
ℎ l = 1, 2, …., lt
lh = Jumlah kriteria komponen humanware
Dimana hij adalah nilai kriteria ke-i dari humanware kategori j.
Infoware = 1
10
m = 1, 2, 3, …., mf
mf = Jumlah kriteria komponen infoware
Dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware pada tingkat perusahaan.
Orgaware = 1
10
n = 1, 2, 3, …., no
no = Jumlah kriteria komponen orgaware
Dimana on adalah nilai kriteria ke-n dari orgaware pada tingkat perusahaan.
3. Penentuan Kontribusi Masing-Masing Komponen
114 Penilaian dilakukan dengan menggunakan nilai batas derajat kecanggihan dan rating state of the art yang diformulasikan dalam persamaan berikut:
= [ ] menunjukan kontribusi dari komponen tehcnoware (T), humanware (H), infoware (I), dan orgaware (O). Pembagian dengan angka Sembilan dilakukan agar kontribusi oleh setiap komponen pada state of the art bernilai satu.
4. Penentuan Intensitas Kontribusi Tiap Komponen Teknologi (β)
Data intensitas kontribusi tiap komponen teknologi didapatkan dengan cara mewawancarai manajer mengenai tingkat kepentingan dari masing-masing komponen (technoware, humanware, infoware, orgaware). Perhitungan nilai intensitas kontribusi masing-masing komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan AHP
115 (Analisis Hirarki Proses). Skala kepentingan relative yang digunakan untuk menghitung intensitas kontribusi komponen adalah sebagai berikut:
Intensitas Kontribusi Tiap Komponen Teknologi
Inten-sitas
Kepen-tingan
Definisi Keterangan T yang bagus dan kriteria logis yang menyatakan bahwa salah satu aktivitas memang
116 paling tinggi.
2,4,6,8
Nilai tengan diantara dua pendapat yang berdampingan
Dibutuhkan kesepakatan untuk menentukan tingkat
kepentingannya
5. Perhitungan Nilai Koefisien Kontribusi Teknologi (TCC)
Dalam suatu fasilitas transformasi, kefisien kontribusi (TCC) didefinisikan sebagai berikut :
=
ℎ
Ket :
- T, H, I, O merupakan kontribusi dari komponen teknologi
- β menunjukan intensitas kontribusi dari masing-masing komponen teknologi terhadap koefisien kontribusi teknologi (TCC)
117