LANDASAN TEORI
C. Impression Management
1. Pengertian impression management
Impression management (manajemen kesan) adalah keinginan untuk membangun citra diri atau kesan yang positif kepada orang lain (Baron dan Byrne, 2004). Individu yang menunjukkan manajemen kesan yang baik sering memperoleh keuntungan di berbagai situasi, misalnya seseorang yang menggunakan kacamata akan terkesan sebagai orang yang pintar. Orang lain akan memperlakukannya secara lebih positif karena dianggap sebagai orang yang pintar, misalnya menunjukkan sikap lebih menghormati. Sedangkan Baron dan Tang (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa impression management adalah kemampuan seseorang untuk menyajikan kesan pertama yang bagus kepada orang lain. Kemampuan impression management yang bagus mampu menghasilkan sesuatu yang positif untuk interaksi sosial seseorang, misalnya lebih mudah mencari teman baru.
Fiske (2004) berpendapat bahwa impression management merupakan perilaku sehari-hari untuk menyampaikan identitas atau gambaran diri tertentu kepada orang lain. Penyampaian identitas dilakukan dengan tujuan dan strategi tertentu untuk menekankan suatu kesan. Kesan yang ditampilkan biasanya merupakan kesan yang akan membawa keuntungan bagi orang tersebut.
Taylor, Letitia, dan Sears (2009) menyebutkan impression management sebagai usaha seseorang untuk mengatur kesan yang ingin disampaikan. Tujuan impression management adalah mengatur interaksi agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Impression management membantu individu dalam mendeskripsikan dirinya kepada orang lain dan merupakan aktivitas yang disengaja.
Pittman dan Jones (dalam Jones, 1990) mendefinisikan impression management sebagai perilaku yang dipengaruhi oleh motif kekuasaan untuk memperoleh atau membentuk atribusi orang lain mengenai watak seseorang. Perilaku yang ditunjukkan termasuk gestur tubuh dan perilaku nonverbal yang lain, ekspresi, serta pernyataan verbal yang dikomunikasikan oleh aktor (orang yang melakukan impression management) kepada target impression management-nya. Perilaku yang ditampilkan pada impression management merupakan perilaku yang yang dipilih untuk ditunjukkan kepada orang lain dan perilaku yang disembunyikan. Seseorang akan menunjukkan perilaku yang menurutnya akan membawa perasaan positif terhadapnya dan menyembunyikan perilaku yang menurutnya tidak membawa keuntungan untuknya.
Individu berusaha mengontrol bagaimana orang lain berpikir mengenainya, sehingga individu tersebut perlu melakukan impression management, yaitu usaha untuk mengatur kesan yang akan ditangkap oleh orang lain mengenai individu tersebut secara sadar maupun tidak (Schlenker, dalam Sarwono dan Meinarno, 2009).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa impression management adalah usaha seseorang yang merupakan perbuatan disengaja untuk menampilkan suatu kesan tertentu mengenai dirinya kepada orang lain. Kesan tersebut biasanya ditampilkan untuk mendapatkan suatu hasil yang positif dalam interaksi dengan orang lain, misalnya mendapatkan kesan bahwa dirinya mempunyai kepribadian yang menarik, mendapatkan perlakuan yang menyenangkan dari orang lain, dan mendapatkan kekuasaan.
2. Tujuan impression management
Setiap perilaku selalu didorong oleh motif untuk memenuhi tujuan tertentu. Jones (1990) menyatakan bahwa perilaku impression management mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut: a. Agar disukai oleh orang lain.
Seseorang akan berusaha membicarakan hal-hal yang kemungkinan disukai oleh orang lain.
b. Agar dianggap sebagai orang yang kompeten.
Seseorang akan berusaha membicarkan sesuatu mengenai keahlian mereka di bidang-bidang tertentu.
Tujuan lain impression management juga disampaikan oleh Taylor, Letitia, dan Sears (2009). Tujuan impression management tersebut adalah sebagai berikut:
a. Agar interaksi yang dilakukan mendapatkan hasil yang diinginkan. Misal: agar seseorang dianggap pintar, kaya, dan pandai bermain musik. b. Agar orang lain memandang seseorang dengan positif.
Misal: agar seseorang dianggap sebagai orang yang sabar dan pengertian. c. Berusaha memberikan kesan yang lain.
Misal: seorang kakak tingkat membentuk kesan agar dihormati oleh adik tingkatnya.
d. Meminimalkan kesan buruk.
Misal: mencari-cari alasan saat berbuat salah agar dimaafkan. e. Membantu mendeskripsikan diri seseorang.
Misal: membantu seseorang mendeskripsikan diri bahwa dia adalah seorang penggemar film dengan memakai kaos bergambar suatu film terkenal.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa seseorang mempunyai harapan untuk mendapatkan kesan yang bagus di hadapan orang orang lain agar interaksi sosial yang mungkin terjadi bersifat positif. Kesan yang bagus juga dilakukan agar orang lain menganggap seseorang merupakan orang yang berkompeten di dalam suatu bidang.
3. Faktor-faktor impression management
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi impression management seseorang menurut Fiske (2004), yaitu:
a. Personal goals (tujuan pribadi)
Konsep diri menentukan pandangan seseorang mengenai hal yang pantas untuk mengerti diri sendiri dan menigkatkan martabat diri. Diri yang diinginkan dan tidak diinginkan menentukan bagaimana seseorang menggambarkan dirinya.
b. Audience (penonton atau orang yang dituju)
Seseorang melakukan impression management tergantung dari siapa orang yang menjadi sasarannya. Orang lain akan menilai seseorang tergantung dari peran sosialnya di masyarakat. Seseorang akan memilah-milah bagian dari diri mereka yang akan mereka tunjukkan pada orang lain dan yang akan mereka sembunyikan. Orang sadar akan adanya orang lain yang berperan sebagai penonton saat mereka melakukan impression management.
c. Immediate situation
Di setiap situasi, seseorang yang melakukan impression management dibatasi oleh gambaran sosial mengenai diri mereka yang sekarang dan yang datang. Untuk mengatur kepercayaan dan perasaan ingin diterima, seseorang akan terbatasi, terpaksa, atau diberi julukan oleh orang lain yang telah mengenalnya atau yang ingin mengenalnya di masa yang akan datang.
d. Society
Lingkungan yang lebih luas juga berperan dalam impression management seseorang. Orang dari kelompok minoritas akan lebih sering menyebutkan kesukuannya. Alasan perilaku tersebut adalah karena orang akan
mendeskripsikan diri mereka bahwa mereka dipengaruhi oleh keberagaman suku bangsa.
Individu akan memperhatikan beberapa hal saat mereka berinteraksi dengan orang lain (Argyle, 1972). Hal yang diperhatikan saat melakukan interaksi adalah:
a. Keadaan orang lain
Kehadiran orang lain merupakan salah satu faktor yang menentukan cara seorang individu untuk berinteraksi. Hal yang berkaitan dengan kehadiran orang lain yang mampu mempengaruhi interaksi antara lain adalah kelas sosial, pekerjaan, dan kebangsaan. Jika seseorang tidak mengetahui bagaimana keadaan orang yang sedang berinteraksi dengannya, dia akan mengalami kebinngungan dalam mempresentasikan dirinya.
b. Professional competence (kompetensi professional)
Setiap orang perlu menunjukkan kompetensi mengenai pekerjaan mereka. Misalnya seorang pasien akan lebih mudah mengungkapkan keluhannya jika dia percaya bahwa dokternya mampu menyembuhkan dia.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang diketahui mempengaruhi impression management adalah personal goals, audience, dan professional competence. Personal goals merupakan tujuan pribadi untuk menggambarkan diri yang diinginkan. Audience merupakan target yang dituju seseorang untuk menampilkan
impression management-nya. Professional competence merupakan faktor untuk menunjukkan kompeten seseorang dalam bidang yang ditekuninya.
4. Strategi impression management
Dibutuhkan strategi-strategi penting agar impression management yang dilakukan oleh seseorang sukses dan menunjukkan hasil yang diharapkan. Jones (1990) mendefinisikan strategi impression management sebagai aksi yang dilakukan untuk mengatur atau menambah kekuatan seseorang dengan pengaturan kesan. Strategi yang digunakan oleh seseorang dalam melakukan impression management adalah sebagai berikut:
a. Ingratiation (menjilat)
Strategi ini dilakukan agar seseorang disukai oleh orang lain. Cara ini dilakukan dengan menampilkan diri sebagai orang yang dapat membuat orang lain senang. Jika seseorang mampu membuat orang lain menyenanginya, kekuasaan orang lain terhadapnya akan hilang.
b. Self-promotion (promosi-diri)
Strategi ini digunakan apabila seseorang ingin membuat dirinya tampak kompeten di hadapan orang lain. Self-promotion dilakukan dengan cara meyakinkan orang lain bahwa dirinya memiliki kelebihan atau kemampuan dalam bidang tertentu.
c. Intimidation (intimidasi)
Intimidasi dilakukan dengan cara memperlihatkan kapasitas dan kecenderungan yang negatif. Pelaku intimidasi menunjukkan kekuasaan atau kekuatannya agar ditakuti orang lain.
d. Supplication (permohonan)
Strategi ini biasanya dilakukan oleh individu yang mempunyai sedikit hal yang mampu mereka tunjukkan. Supplication memperlihatkan kelemahan dan rasa kasihan agar dianggap sebagai orang yang membutuhkan bantuan.
e. Exemplification (pemberian contoh)
Seseorang yang menggunakan strategi ini akan memperlihatkan kebaikannya, bermoral tinggi, dan kontribusinya terhadap orang lain.
Sarwono dan Meinarno (2009) menambahkan beberapa strategi impression management lain, yaitu self-handicaping dan bask in reflected glory (BIRging). Self-handicaping dilakukan dengan menjelaskan situasi yang mempengaruhi performa yang ditunjukkan. Tujuan dari strategi ini adalah untuk melindungi harga diri sebagai antisipasi terhadap hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Misalnya saat prestasi akademik seseorang menurun, dia akan mengatakan itu karena semalam tetangganya memutar musik terlalu kencang sehingga dia tidak bias belajar. Sedangkan bask in reflected glory adalah saat seseorang mengasosiasikan dirinya dengan keberhasilan orang lain. Tujuan dari strategi ini adalah meningkatkan harga diri. Misalnya saat seseorang bangga
memakai kaos tim sepakbola Barcelona setelah tim tersebut memenangkan Liga Champion.
Baron dan Byrne (2004) menyebutkan strategi impression management secara lebih singkat. Terdapat dua strategi utama dalam impression management, yaitu:
a. Self-enhancement
Self-enhancement adalah usaha untuk menambah daya tarik dirinya kepada orang lain. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan penampilan fisiknya melalui gaya berpakaian dan menggunakan berbagai atribut yang mendukung penampilannya. Selain penampilan fisik, strategi lain yang digunakan adalah membuat deskripsi diri yang positif.
b. Other-enhancement
Other-enhancement adalah usaha untuk membuat orang yang dituju merasa nyaman. Seseorang menggunakan berbagai strategi utnuk menimbulkan reaksi yang positif dari orang yang dituju. Salah satu cara yang sering digunakan adalah melalui pujian, baik memuji pernyataannya, sifat, maupun kesuksesannya. Cara lain yang digunakan dalam other-enhancement adalah menyatakan persetujuan terhadap pernyataan-pernyataan orang lain, memberi bantuan, dan meminta nasihat kepada mereka.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa strategi impression management yang digunakan oleh seseorang adalah promotion, intimidation, supplication, exemplification, dan
self-enhancement. Self-promotion merupakan usaha seseorang untuk menunjukkan kelebihan dan kemampuannya dalam bidang tertentu. Intimidation adalah strategi seseorang untuk menunjukkan kekuasaan agar ditakuti oleh orang lain. Supplication adalah usaha untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang membutuhkan bantuan. Exemplification merupakan strategi yang digunakan untuk menunjukkan kontribusinya terhadap orang lain atau suatu hal. Self-enhancement merupakan usaha untuk menampilkan daya tarik fisik dan deskripsi diri yang menarik.
5. Aspek-aspek impression management
Impression management telah dikenal dengan dua komponennya yang penting, yaitu ingratiation (menjilat) dan self-promotion (promosi-diri) (Baron dan Tang, 2009). Ingratiation (menjilat) adalah usaha untuk meningkatkan rasa suka agar diterima oleh orang lain. Usaha untuk meningkatkan rasa suka dapat dilakukan dengan memuji atau menyetujui pendapat orang lain. Sedangkan self-promotion (promosi-diri) merupakan perilaku menunjukkan kemampuan seseorang dan prestasi yang telah dicapai di masa lalu dalam hal yang positif. Self-promotion dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan orang lain kepada seseorang atau untuk meningkatkan derajat seseorang.
Vaast (dalam Lucid, 2009) menyatakan bahwa salah satu aspek impression management adalah meningkatkan pesona diri kepada orang lain. Seseorang mampu membuat orang lain terpesona mengenai dirinya karena orang
lain tidak mempunyai akses ke dunia offline-nya atau dirinya yang sebenarnya. Pengguna dunia online dapat dengan mudah meninggalkan diri offline-nya yang tidak ingin ditunjukkan kepada teman online-nya dan menekankan hal yang ingin ditunjukkan kepada orang lain.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan, dapat dipahami bahwa aspek-aspek impression management dapat disebutkan sebagai berikut, yaitu ingratiation (menjilat), self-promotion (promosi-diri), dan meningkatkan pesona dirinya kepada orang lain. Ingratiation merupakan usaha seseorang supaya disukai oleh orang lain dengan cara memuji atau menyetujui pendapat orang lain. Self-promotion dilakukan supaya seseorang dipercaya oleh orang lain dan dianggap mempunyai kompeten dalam bidang tertentu. Meningkatkan pesona diri dilakukan karena orang lain tidak mengetahui diri offline-nya, sehingga memungkinkan seseorang untuk menunjukkan diri online yang berbeda dari diri offline-nya.