• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Pembangunan Manusia

Dalam dokumen DAFTAR ISI KATA PENGANTAR (Halaman 23-28)

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2.1. Capaian Kinerja Makro

2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia

Sumber : BPS Prov. Kaltim

2.1.1 Indeks Pembangunan Manusia

a. Perkembangan IPM Kalimantan Timur

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). Perluasan pilihan ini dilakukan dengan meningkatkan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan yang dimilikinya itu untuk bekerja, menikmati kehidupan serta aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti kebudayaan, sosial dan politik.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan, antara lain pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

IPM diperkenalkan pertama kali oleh UNDP pada tahun 1990, dengan metode penghitungannya direvisi pada tahun 2010 (IPM Metode Baru). BPS mengadopsi metodologi baru penghitungan IPM ini sejak tahun 2014 dan telah dilakukan backcasting sampai ke angka IPM tahun 2010.

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH), yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat

dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.

Pengetahuan diukur melalui indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Harapan Lama Sekolah didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak umur 7 tahun di masa mendatang. Adapun Rata-rata Lama Sekolah adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.

Sementara itu standar hidup layak digambarkan oleh Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, yang nilainya ditentukan dari pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity). Dengan paritas daya beli dihitung menurut harga-harga yang berlaku di Jakarta Selatan, sehingga nilai Pengeluaran per kapita disesuaikan ini memiliki keterbandingan dengan daerah lainnya.

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan manusia di suatu wilayah. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.

Gambar 2.1

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur Tahun 2010-2020

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov.Kaltim No. 63/12/64/Th.XXIII

Secara umum, selama periode 2010-2019 pembangunan manusia provinsi Kalimantan Timur terus mengalami kemajuan dengan peningkatan rata-rata setiap tahun sebesar 0,80 persen. Pada tahun 2010, IPM Kalimantan Timur sebesar 71,31 dan terus meningkat setiap tahunnya sehingga menjadi sebesar

76,61 di tahun 2019. Namun, pada tahun 2020 IPM Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 0,48 persen, menjadi sebesar 76,24. Hingga tahun 2020, pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Timur masih berstatus “tinggi”, sama dengan 21 provinsi lain di Indonesia.

b. Pencapaian Kapabilitas Manusia

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, capaian IPM tidak terlepas dari capaian kinerja setiap komponennya (Tabel 2.2)

Tabel 2.2.

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur Menurut Komponen Tahun 2016-2020

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov.Kaltim No. 63/12/64/Th.XXIII

c. Pencapaian Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota

Pada tahun 2020, pencapaian pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level kabupaten/kota yang berkisar antara 67,09 (Kabupaten Mahakam Ulu) hingga 80,11 (Kota Samarinda).

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Usia Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 71,41 tahun (Kabupaten Penajam Paser Utara) hingga 74,49 tahun (Kota Balikpapan). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 12,51 tahun (Kabupaten Mahakam Ulu) hingga 14,89 tahun (Kota Samarinda), serta Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 7,97 tahun (Kabupaten Mahakam Ulu) hingga 10,79 tahun (Kota Bontang).

Sedangkan, Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 7,52 juta rupiah per tahun (Kabupaten Mahakam Ulu) hingga 16,28 juta rupiah per tahun (Kota Bontang).

Pada tahun 2020, pembangunan manusia di Kalimantan Timur terkendala oleh adanya penurunan kinerja ekonomi masyarakat. Namun, secara umum, capaian pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Timur cukup tinggi bahkan merupakan yang tertinggi untuk kawasan timur Indonesia. Hingga saat

ini, ketiga kota di Kalimantan Timur berstatus pembangunan manusia “sangat tinggi” dan berstatus “tinggi” untuk wilayah kabupaten, kecuali Kabupaten Mahakam Ulu yang masih berstatus sedang”.

Tabel 2.3.

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur Menurut Kabupaten Kota Tahun 2010-2020

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov.Kaltim No. 63/12/64/Th.XXIII

Gambar 2.2

Status Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2020

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov.Kaltim No. 63/12/64/Th.XXIII

Penurunan angka IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada tingkat kabupaten/kota. Pada tahun 2020, angka IPM seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur terkoreksi turun. Kabupaten/kota yang mengalami kecepatan penurunan terbesar adalah Kabupaten Mahakam Ulu, sebesar 0,73 persen atau

turun 0,49 poin, dari 67,58 di tahun 2019 menjadi 67,09 di tahun 2020. Jika dilihat dari besaran penurunan poin angka IPM, maka selain Mahakam Ulu, Kabupaten Kutai Timur juga mengalami penurunan angka IPM yang signifikan yaitu sebesar 0,49 poin, dari 73,49 di tahun 2019 menjadi 73,00 di tahun 2020.

Penurunan angka IPM terjadi di seluruh kabupaten/kota. Hal ini disebabkan oleh menurunnya dimensi standar hidup layak yang diwakili oleh angka pengeluaran per kapita di seluruh kabupaten/kota pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019. Meskipun terdapat peningkatan untuk dimensi umur panjang dan hidup yang sehat (UHH) serta dimensi pengetahuan (HLS dan RLS), namun setelah diagregasikan angka IPM di seluruh Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur pada tahun 2020 lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Menurunnya angka pengeluaran per kapita tidak terlepas dari efek pandemi Covid-19 yang mengakibatkan lesunya perekonomian secara global.

Perekonomian Indonesia, bahkan Kalimantan Timur juga terdampak oleh pandemi Covid-19 ini. Kebijakan karantina wilayah dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dilakukan beberapa waktu lalu di Kalimantan Timur, serta menurunnya permintaan batubara dari negara ekspor tujuan utama (India dan Tiongkok) mengakibatkan banyaknya perusahaan yang harus melakukan efisiensi produksi, termasuk melakukan pemutusan hubungan kerja (sementara maupun permanen) bahkan sampai ada yang berhenti beroperasi/tutup.

Bahkan untuk pegawai negeri sipil, terdapat perubahan pada komponen gaji ke-13 dan THR, dimana pada periode sebelumnya turut mencantumkan tunjangan kinerja, namun untuk tahun 2020 ini komponen tersebut tidak termasuk. Pandemi ini secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi pendapatan masyarakat, yang juga mengakibatkan turunnya pengeluaran masyarakat.

d. Perbandingan Regional

Dibandingkan dengan empat provinsi lainnya di Pulau Kalimantan, capaian pembangunan manusia Kalimantan Timur masih merupakan yang tertinggi meskipun pada tahun 2020 ini harus mengalami penurunan. Namun demikian, status dan peringkat IPM Kalimantan Timur masih sama seperti pada tahun sebelumnya, yaitu berstatus “tinggi” dan berada pada posisi ketiga di Nasional, setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Tabel 2.4.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Regional se-Kalimantan Timur Menurut Komponen Tahun 2020

Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Prov.Kaltim No. 63/12/64/Th.XXIII

Dalam dokumen DAFTAR ISI KATA PENGANTAR (Halaman 23-28)